Validitas Instrumen Uji Coba Instrumen

1.6 Uji Coba Instrumen

1.6.1 Validitas Instrumen

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dapat mengungkapkan data dari variabel yang meneliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud Suharsimi,2013: 211. Uji coba instrumen yang digunakan terdiri dari dua langkah utama, yaitu validasi atau uji ahli expert judgement dan uji coba. Validasi dilakukan oleh tenaga ahli yang kemudian disebut validator. Validator ditetapkan dengan mempertimbangkan kriteria pendidikan, keahlian, dan juga ketersediaan waktu dan tenaga untuk memberikan data yang diperlukan untuk kuesioner atau angket sebelum diujicobakan kepada pengguna di lapangan. Validator pada penelitian ini terdiri dari dua orang ahli materi. Kuesioner atau angket diberikan kepada expert untuk dicermati. Beberapa hari kemudian peneliti bersama expert melakukan diskusi tentang kuesioner tersebut. Masukan, saran, dan komentar ahli tersebut dicatat oleh peneliti. Setelah selesai diskusi, expert dimohon untuk mengisi kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti. Kuesioner juga telah disediakan kolom komentar dan lembaran kosong agar dapat diisi dengan hal-hal yang perlu direvisi. Peneliti kemudian merevisi instument kuesioner dan menunjukkan hasilnya kepada expert tersebut, hingga expert menyatakan bahwa kuesioner atau angket layak digunakan untuk uji coba lebih lanjut. Kuesioner atau angket yang telah diperbaiki pada revisi I diberikan kepada pengguna dalam uji coba lapangan. Uji coba lapangan dilakukan untuk mengetahui apakah masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dari kuesioner atau angket yang dikembangkan setelah revisi II. Jika masih terdapat kekurangannya maka berdasarkan masukan yang diperoleh akan dilakukan revisi III. Jika tidak ada kekurangan, maka produk dapat dinyatakan layak sebagai kuesioner atau angket yang sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Untuk mengetahui tingkat validitas dalam uji coba lapangan suatu instrument yang digunakan dalam penelitian ini, ditempuh dengan uji validitas butir. Setelah dilakukan uji coba akan diperoleh skor, maka skor tiap item dikorelasikan dengan total. Skor butir dianggap sebagai X dan skor total dipandang sebagai Y. Berdasarkan hasil uji coba pada responden N = 15 diperoleh nilai r11 sebesar 0,985. Koefisien tersebut lebih besar dari r tabel = 0,514 untuk α = 5, maka dapat dinyatakan relieabel sehingga instrumen ini dapat digunakan untuk penelitian. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah korelasi product moment. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung korelasi product moment dari Karl Pearson adalah sebagai berikut: r xy = ∑ ∑ ∑ √{ ∑ ∑ ∑ ∑ } r xy = √ r xy = Pada α = 5 dengan N = 15 diperoleh r tabel = 0,514 Karena r xy r tabel , maka angket No.1 tersebut Valid Keterangan: r xy = koefisien korelasi product moment N = Jumlah responden ∑ = Jumlah skor butir X ∑ = Jumlah skor total Y ∑x 2 = Jumlah kuadrat skor butir ∑y 2 = Jumlah kuadrat skor total Suharsimi, 2013: 213 Hasil uji coba pada responden N= 15 diperoleh hasil bahwa dari butir pernyataan sejumlah 65 pernyataan tetap diambil 65 butir pernyataan karena butir pernyataan di revisi pernyataannya bernilai 0,279 untuk butir pernyataan no.4, bernilai 0,236 untuk butir pernyataan no.8, bernilai 0,222 untuk butir pernyataan no.12, bernilai 0,119 untuk butir penyataan no.20, bernilai 0,473 untuk butir soal no.21, bernilai 0,176 untuk butir soal no.32, bernilai 0,088 untuk butir soal no.37, kemudian bernilai 0,260 untuk butir soal no.64.

1.6.2 Reliabilitas Instrumen