39
memperoleh keuntungan dibidang teknologi, mendapatkan jalur bagi sumber keuangan baik secara langsung maupun melalui modal ventura, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dibidang usaha dan untuk mendapatkan dukungan dalam usaha menyisihkan pesaing Hendrajogi,2000:92
3. Kerjasama antar koperasi bukan dibidang usaha.
Jika dalam berfederasi pada tingkatan nasional itu, masing-masing jenis koperasi pada umumnya memiliki induk, dimana masing-masing jenis koperasi
tersebut dapat menggalang persatuan dan kerjasama diantara sesama mereka dibidang usaha dan bahwa keberadaan induk-induk tersebut dpat mewakili
kepentingan masing-masing jenis koperasi pada tingkat nasional, maka pada tingkat nasional, maka pada tingkat nasional telah pula terdapat suatu organisasi
koperasi bersifat non usaha yang didirikan oleh gerakan koperasi dengan tujuan mempersatukan seluruh gerakan koperasi di Indonesia . Hendrajogi, 2000: 87
2.3. Penilaian Koperasi Kep. Menteri No. 129 KEPMKUKMXI 2002, menurut Pedoman Klasifikasi Koperasi
Klasifikasi koperasi adalah kegiatan untuk menilai kondisi atau kinerja suatu koperasi dalam suatu periode tertentu, dengan menggunakan kriteria atau
standar penilaian yang ditetapkan oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Tujuan klasifikasi koperasi adalah mengetahui kinerja koperasi dalam suatu periode
tertentu, menetapkan peringkat kualifikasi koperasi, dan mendorong koperasi agar menetapkan prinsip-prinsip koperasi serta kaidah bisnis yang sehat. Pelaksanaan
klasifikasi koperasi didasarkan kepada penilaian terhadap penjabaran pelaksanaan prinsip-prinsip koperasi, yaitu terdiri dari :
40
2.3.1. Keanggotaan Sukarela dan Terbuka Keanggotaan koperasi diperbolehkan bagi semua orang sejauh memiliki
kepentingan dan tujuan ekonomi yang sama dan dapat dilayani koperasi tanpa diskriminasi jender, sosial, rasial, politik atau agama. Dengan substansi penilaian
yaitu : a.
Rasio Pertumbuhan Anggota, dengan kriteria aspek rasio peningkatan jumlah anggota.
b. Rasio pencatatan keanggotaan dalam Buku Daftar Anggota
2.3.2. Pengendalian oleh Anggota Secara Demokratis, Pengelolaan dilakukan secara demokratis oleh anggota dan anggota secara
aktif berpartisipasi dalam menetapkan kebijakan dan keputusan koperasi, dengan substansi penilaian sebagai berikut :
a. Pelaksanaan RAT, dengan kriteria aspek penyelenggaraan RAT tepat waktu,
b. Rasio kehadiran anggota dalam RAT, dengan kriteria aspek quorum RAT
sesuai dengan ADARTnya, c.
Pengesahan RK dan RAPB, dengan kriteria aspek RK dan RAPB disahkan dan dilaksanakan pada RAT,
d. Realisasi Anggraran Pendapatan Koperasi, dengan kriteria aspek rasio
realisasi anggaran pendapatan terhadap rencana anggaran 50-100, e.
Realisasi Anggaran Belanja Koperasi, dengan kriteria aspek rasio realisasi anggaran Biaya terhadap rencana anggaran 50-100,
f. Realisasi Surplus Hasil Usaha Koperasi, dengan kriteria aspek rasio realisasi
anggaran SHU terhadap rencana anggaran 50-100,
41
g. Audit Keuangan, dengan kriteria aspek : adanya pengawasan intern oleh
pengawas, dan pengawasan ekstern oleh KAP Kantor Akuntan Publik. 2.3.3. Partisipasi Ekonomi Anggota
Anggota menyumbang secara adil terhadap bagi modal koperasi dan mengendalikan secara demokratis. Substansi penilaian :
a. Rasio Pelunasan Simpanan Pokok Anggota, dengan kriteria aspek rasio
simpanan pokok yang dibayar terhadap yang seharusnya dibayar lunas 50-100.
b. Rasio Pelunasan Simpanan Wajib Anggota, dengan kriteria aspek rasio
simpanan wajib yang dibayar terhadap yang seharusnya dibayar lunas 50- 100.
c. Keterkaitan usaha dengan kegiatan anggota, dengan kriteria aspek rasio
usaha yang dikelola koperasi terkait dengan usaha anggota terhadap usaha koperasi 50-90.
d. Transaksi Usaha Koperasi dengan Usaha Anggota, dengan kriteria aspek
yaitu rasio transaksi kepada anggota terhadap total transaksi seluruh koperasi 50-90.
e. Rasio Pelunasan Piutang, dengan kriteria aspek kemampuan koperasi dalam
menagih piutang 12-24 hari. 2.3.4. Otonomi dan Kemandirian
Koperasi secara mandiri membangun dan dikendalikan oleh anggota- anggotanya. Dengan substansi penilaian :
a. Rentabilitas Modal Sendiri, dengan aspek penilaian rasio SHU terhadap
modal sendiri 1-7,
42
b. Return on Asset ROA, dengan kriteria aspek penilaian rasio SHU terhadap
asset 0-7, c.
Asset Turn Over ATO, dengan kriteria aspek penilaian rasio volume usaha terhadap asset 1x sd 3,5x
d. Profitabilitas, dengan kriteria aspek penilaian yaitu : rasio SHU terhadap
pendapatan bruto 1-15, e.
Likuiditas, dengan kriteria aspek penilaian yaitu rasio aktiva lancar 125- 200,
f. Solvabilitas, dengan kriteria aspek penilaian yaitu rasio aktiva terhadap total
hutang 90-130, g.
Modal SendiriEquity MS terhadap utang, dengan kriteria aspek penilaian yaitu rasio modal sendiri terhadap total hutang 10-15.
2.3.5. Pendidikan, Pelatihan, dan Informasi Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan latihan bagi anggota pengurus,
manajer dan karyawan, sehingga mereka dapat memberikan sumbangan yang efektif bagi perkembangan koperasi. Dengan substansi penilaian :
a. PendidikanPelatihan Anggota, dengan kriteria aspek penilaian kesempatan
pendidikan atau pelatihan bagi anggota terencana dan terealisasikan, b.
PendidikanPelatihan Pengurus, dengan kriteria aspek penilaian kesempatan pendidikan atau pelatihan bagi pengurus, pengelola, dan pengawas secara
terencana dan terealisasi, c.
Penerangan dan Penyuluhan, dengan kriteria aspek penilaian melaksanakan kegiatan penerangan dan penyuluhan,
d. Ketersediaan Media Informasi
43
e. Alokasi Dana Pendidikan.
2.3.6. Kerjasama Diantara Koperasi-koperasi, Koperasi mampu memberikan pelayanan secara efektif kepada anggotanya
dan memperkuat koperasi dengan bekerja sama melalui struktur-struktur lokal, regional, nasional, dan internasional. Dengan substansi penilaian :
a. Kerjasama usaha secara horizontal, dengan kriteria aspek penilaian
kerjasama antar koperasi, b.
Kerjasama usaha secara vertikal, dengan kriteria aspek penilaian kerjasama antar koperasi primer dengan sekunder,
c. Manfaat kerjasama, dengan kriteria aspek penilaian meningkatkan efisiensi
volume usaha. 2.3.7. Kepedulian Terhadap Komunitas,
Koperasi bekerja bagi pembangunan yang berkesinambungan dari komunitas-komunitas mereka melalui kebijakan yang disetujui anggotanya.
Dengan substansi penilaian : a.
Penyerapan tenaga kerja, b.
Penerimaan Negara pajak, retribusi, c.
Alokasi dana pembangunan daerah kerja, dengan kriteria aspek penilaian tersedianya dana untuk pembangunan daerah kerja dari SHU.
Adapun klasifikasi penilaian koperasi berdasar Kep.Men Koperasi dan UKM No. 129KepMKUKMXI2002 adalah sebagai berikut
1. Kelas A koperasi dengan peringkat sangat baik nilai 85-100
2. Kelas B koperasi dengan peringkat baik nilai 70-84
3. Kelas C koperasi dengan peringkat cukup nilai 55-69
44
4. Kelas D kopersi dengan peringkat kurang baik nilai kurang dari 55
Kep. Men. Koperasi dan UKM No. 129KepMKUKMXI2002.
2.4. Pengelolaan koperasi