Penelitian terdahulu LANDASAN TEORI

51 Dari berbagai prinsip-prinsip koperasi yang telah diuraikan di atas, prinsip koperasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah prinsip koperasi yang digunakan di Indonesia yaitu prinsip koperasi yang tertera dalam Undang-Undang No 25 tahun 1992 pasal 5 yang kemudian dikaji bersama dengan KepMen129M.KUKMXI2002 mengenai klasifikasi kinerja koperasi

2.4. Penelitian terdahulu

Penelitian Rusdarti yang berjudul “ Faktor-faktor yang mempengaruhi Biaya transaksi dan pengaruhnya terhadap keunggulan kompetitif koperasi Survey pada KUD mina di provinsi Jawa Tengah ” mengemukakan hasil penelitiannya mengenai pelaksanaan prinsip koperasi adalah sebagai berikut Keanggotaan adalah terbuka 53,27 dan sangat terbuka 42,52. Pembagian SHU sebagian besar 73,36. Bunga tabungan relative kecil yaitu sebagian besar 69,15 kurang dari 0,3 perbulan, bunga pinjaman terendah 1,5 perbulan sebesar 31,78 dan pinjaman bunga tertinggi 2,5 perbulan sebesar 35,51. Kemandirian sebesar 51,56 Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan untuk anggota sebesar 50,93 dan untuk pengurus 59,38. Kerjasama sebesar 52,34 sedangkan Pengaruh refresi secara parsial di peroleh X5= 29,595 – 0,271X3 Penelitian yang dilakukan oleh Kementrian Koperasi dan UKM yang berjudul “Analisis Komparatif Pemurnian Jatidiri Koperasi Simpan Pinjam KSP dan Koperasi Kredit Kopdit ” menghasilkan penelitian sebagai sebagai berikut 52 1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka sudah diterapkan di KSP, sedangkan keanggotaan pada Kopdit masih dibatasi untuk kalangan masyarakat tertentu. 2. Secara umum pengelolaan koperasi belum dilakukan secara demokratis baik pada KSP maupun Kopdit, peranan pengurus lebih besar daripada anggota, karena pemahaman anggota dalam berkoperasi masih sangat rendah. 3. Pembagian SHU bagi anggota pada Kopdit 50 lebih besar daripada KSP 34,67. Pemberian SHU yang besar bagi anggota ditujukan supaya masyarakat tertarik untuk masuk menjadi anggota koperasi 4. KSP dan Kopdit memberikan balas jasa yang terbatas terhadap modal dengan tingkat jasa yang sedikit jauh lebih dari lembaga keuangan lainnya baik untuk penyimpan maupun peminjam. 5. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan koperasi pada KSP belum bisa mandiri karena masih ada campur tangan pihak ketiga sebagai pemilik modal, sedangkan pada Kopdit karena sebagian modal berasal dari anggota dan penyertaan dari Kopdit lainnya, maka keputusan sepenuhnya merupakan hak otonom Kopdit bersangkutan; 6. Frekuensi pendidikan perkoperasian pada Kopdit lebih tinggi daripada KSP, Kopdit menempatkan pendidikan perkoperasian sebagai prioritas utama dan dijalankan sesuai dengan ART yang telah ditetapkan. Pada KSP pendidikan belum merupakan prioritas meskipun anggaran sudah dialokasikan dari SHU; 7. Kerjasama antarkoperasi yang dilakukan Kopdit dalam penyertaan modal juga kerjasama usaha dalam rangka meningkatkan pendapatan Kopdit. Pada KSP kerjasama hanya merupakan penyertaan modal dalam jumlah yang terbatas, sehingga kurang berpengaruh terhadap pendapatan KSP 53 Penelitian Riana Pangabean yang berjudul “Analisa komparatif antara Koperasi Simpan Pinjam ksp dan Koperasi kredit kopdit ”mengemukakan Hasil kajian implementasi prinsip-prinsip koperasi pada KSP dan Kopdit di Propinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Bali dan Kalimantan Barat menjelaskan bahwa nilai skor penerapan prinsip-prinsip koperasi pada KSP dan Kopdit adalah nilai skor KSP sebesar 73,356 dan Kopdit 89,94

2.5. Kerangka Berpikir