Penelitian lain menunjukkan hubungan yang lemah antara perubahan ketinggian tulang alveolar pada penyakit periodontal, turunnya tinggi tulang dengan
level perlekatan. Meskipun adanya hubungan bisa terjadi, tetapi hubungan itu masih kompleks dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. Para penulis tidak menemukan
hubungan yang jelas antara level perlekatan klinis dengan kepadatan mineral tulang pada tulang belakang lumbar, tetapi mereka mengakui adanya kaitan kehilangan
perlekatan yang mendahului hilangnya tulang alveolar dalam waktu yang signifikan.
20
Beberapa penelitian menemukan adanya kemungkinan hubungan antara kepadatan tulang di rahang dengan kepadatan di seluruh tulang. Hilangnya kepadatan
mineral tulang di pinggul, pergelangan tangan, dan daerah lumbal berkaitan dengan rendahnya kepadatan tulang di rahang bawah. Selain itu, kepadatan tulang belakang
lumbar berhubungan dengan kepadatan korteks mandibula pada menopause dan kepadatan kedua korteks dengan tulang cancellous pada menopause.
20
Namun, apa pun hasil pengukuran statistik tersebut, kerentanan terjadinya periodontitis meningkat secara progresif saat perempuan sudah memasuki menopause
dan penyebab utamanya adalah plak bakteri. Perlindungan terbaik terhadap rentannya terjadi peningkatan yaitu melakukan perawatan gigi untuk menghilangkan plak
bakteri.
20
2.3 Mekanisme Keparahan Penyakit Periodontal pada Menopause
Tingkat estrogen mulai menurun terutama selama akhir fase folikuler dan luteal pada saat wanita mulai mendekati masa menopause.
14
Beberapa penelitian menunjukkan menurunnya estrogen setelah menopause dikaitkan dengan
meningkatnya produksi interleukin 1 IL-1, IL-6, IL-8, IL-10, tumor necrosis factor alpha, granulocyte colony-stimulating factor, dan granulocyte macrophage colony-
stimulating factor, yang merangsang osteoklas menjadi matang, memodulasi proliferasi sel tulang, serta menyebabkan resorpsi tulang skeletal dan tulang
alveolar.
20
Skema bagaimana defisiensi estrogen berpengaruh terhadap keparahan penyakit periodontal ditunjukkan pada gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Skema bagaimana defisiensi estrogen menyebabkan penyakit periodontal yang parah.
20
Defisiensi estrogen merupakan faktor risiko terjadinya penyakit periodontal. Defisiensi estrogen menghasilkan sitokin yang mengakibatkan resorpsi tulang yang
diproduksi oleh sel imun monosit dan makrofag serta osteoblas. Ketika kondisi ini dimodulasi oleh adanya lapisan biofilm, faktor resorpsi tulang seperti lipopolisakarida
dan toksin bakteri akan menyebabkan sistem imun memproduksi sitokin inflamatori yang menghasilkan osteoklas lebih banyak sehingga menyebabkan resorpsi tulang.
Penumpukan bakteri plak pada lapisan biofilm terdiri dari bakteri patogen terlihat lebih berperan pada perempuan dengan defisiensi estrogen dalam menyebabkan
kehilangan perlekatan dan tulang alveolar. Respon host terhadap inflamasi akibat adanya biofilm dimulai dengan adanya inflamasi dapat menyebabkan aktivasi
jaringan protease dan enzim degradatif yang konstan, menyebabkan kerusakan jaringan ikat, resorpsi tulang alveolar dan akhirnya kehilangan gigi, sehingga hal ini
lah yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit periodontal serta terjadinya osteoporosis pada perempuan pascamenopause.
20
Defisiensi estrogen Regulasi makrofag meningkat
Regulasi osteoblas meningkat Lipopolisakarida
Interleukin 1B Tumor necrosis factor alpha
Interleukin 6 Granulocyte-macrophage colony-stimulating factor
Macrophage colony-stimulating factor
Kerusakan kolagen Resorpsi tulang
Periodontitis parah Osteoporosis
Universitas Sumatera Utara
Fluktuasi hormon selama menopause terlibat sebagai faktor dalam perubahan inflamasi gingiva, hipertrofi, atau atrofi. Estrogen mempengaruhi proliferasi sel,
diferensiasi dan keratinisasi epitel gingiva. Reseptor hormon ditemukan dalam lapisan basal dan epitel spinosul dan jaringan ikat, gingiva dan jaringan mulut lainnya
yang menimbulkan manifestasi akibat kekurangan hormon. Hormon steroid yang dikenal memiliki efek langsung pada jaringan ikat yaitu meningkatkan estrogen
intraseluler yang mengandung fluida. Defisiensi estrogen dapat menyebabkan pengurangan pembentukan kolagen dalam jaringan ikat, sehingga kulit menurun
ketebalannya. Selain itu, juga tercatat secara signifikan pada pasien pascamenopause mengalami resesi dengan kepadatan tulang yang rendah.
32
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kerangka Teori