Rancangan Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Besar Sampel Definisi Operasional Alur Penelitian Prosedur Penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan cross sectional study, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol hanya diobservasi satu kali tanpa diberi perlakuan dan seluruh variabel diukur menurut keadaan dan status sewaktu diobservasi.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Maimun dan Fakultas Kedokteran Gigi USU Medan.

3.3 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan bulan Februari sampai Maret 2015.

3.4 Populasi dan Subjek

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perempuan di Kecamatan Medan Maimun.

3.4.2 Subjek

Subjek yang diambil adalah perempuan menopause dan perempuan belum menopause di kelompok Bina Lansia Kecamatan Medan Maimun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dan diambil dengan metode purposive sampling. Kriteria inklusi:  Perempuan menopause 1 Berusia 45-58 tahun. Universitas Sumatera Utara 2 Sudah tidak mendapatkan menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dan lebih. 3 Pendidikan SD-SMA. 4 Oral Hygiene buruk. 5 Periodontitis sedang sampai parah.  Perempuan belum menopause 1 Berusia 45-58 tahun. 2 Belum berhenti menstruasi. 3 Pendidikan SD-SMA. 4 Oral Hygiene buruk. 5 Periodontitis sedang sampai parah. Kriteria eksklusi:  Perempuan menopause dan belum menopause 1 Menggunakan hormon pengganti estrogen. 2 Subjek sedang hamil atau menyusui. 3 Menderita penyakit sistemik seperti: diabetes mellitus, paratiroid, cancer, penyakit metabolisme tulang dan penyakit sistemik lainnya. 4 Subjek sedang menggunakan obat antibiotik, antiinflamasi steroid dan non steroid minimal sudah tiga bulan. 5 Menolak pengambilan foto ronsen.

3.5 Besar Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: n = 2σ 2 Zα + Zβ 2 µ 1 – µ 2 2 Universitas Sumatera Utara Keterangan: n = jumlah subjek minimal pada penelitian ini σ = harga varians populasi dari penelitian terdahulu, σ = 2,7 Zα = deviat baku alpa, untuk α sebesar 5, maka Zα = 1,96 Zβ = deviat baku beta, untuk β sebesar 10, maka Zβ = 1,282 µ 1 – µ 2 = difference perbedaan 0,021 yaitu 2,1 n = 2 2,7 2 1,96 + 1,282 2 2,1 2 n = 14,58 10,51 4,41 n = 153,23 4,41 n = 34,75 karena untuk mencegah terjadinya bias, maka jumlah sampel digenapkan menjadi 36. n = 36 Oleh karena pada penelitian ini dilakukan pada dua populasi, maka sampel yang diambil adalah sebanyak 36 subjek, yaitu 18 subjek perempuan menopause dan 18 subjek perempuan belum menopause.

3.6 Variabel Penelitian

1. Variabel bebas independen

Menopause. 2. Variabel terikat dependen Keparahan penyakit periodontal dan kehilangan tulang alveolar. 3. Variabel terkendali Umur, oral hygiene, periodontitis, tingkat pendidikan. 4. Variabel tidak terkendali Pekerjaan, pemeliharaan kesehatan gigi mulut. Universitas Sumatera Utara

3.7 Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi Operasional Skala Ukur 1 Keparahan penyakit periodontal secara klinis Kondisi periodontal subjek yang dinilai berdasarkan indeks periodontal Russel. Numerik 2 Kehilangan tulang alveolar Kondisi kehilangan tulang alveolar yang dinilai berdasarkan gambaran radiografi panoramik pada gigi posterior yang ada, diukur berdasarkan jarak dari batas sementum enamel BSE ke krista tulang alveolar KTA dikurangi 1mm sebagai jarak normal. Numerik 3 Menopause Perempuan yang sudah berhenti menstruasi 12 bulan berturut-turut atau lebih. Numerik

3.8 Alat dan Bahan

3.8.1 Alat Penelitian

1. Kaca mulut 2. Pinset 3. Sonde 4. Prob periodontal 5. Neirbekken

6. Lampu kepala 7. Mesin radiografi panoramik

Universitas Sumatera Utara

3.8.2 Bahan Penenitian

1. Handscoon disposable 2. Masker 3. Bahan antiseptik 4. Film radiografi panoramik

3.9 Alur Penelitian

3.10 Prosedur Penelitian

1. Subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta diminta persetujuannya dengan menandatangani lembar informed consent lampiran 2 dan 3. Pemilihan subjek yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi Permintaan kesediaan subjek untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar informed consent Pemeriksaan kondisi keparahan periodontal secara klinis dengan kehilangan tulang alveolar yang dilihat menggunakan radiografi panoramik Pencatatan hasil pemeriksaan Pengolahan data Hasil Universitas Sumatera Utara 2. Pemeriksaan klinis untuk menentukan keparahan penyakit periodontal pasien dinilai dengan cara memeriksa indeks periodontal Russel. Berikut kriteria dalam penilaian indeks periodontal:  Indeks periodontal Indeks periodontal yang digunakan adalah indeks periodontal menurut Russel. Skor indeks periodontal dihitung dengan menjumlahkan skor dari setiap gigi yang diperiksa, lalu dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Skor indeks periodontal: Skor Kriteria Kriteria radiografis Negatif. Tidak terlihat inflamasi pada gingiva maupun kehilangan fungsi akibat destruksi struktur periodontal pendukung. Gambaran radiografis normal. 1 Gingivitis ringan. Terlihat daerah inflamasi ringan pada daerah gingiva bebas, tetapi perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi. Gambaran radiografis normal. 2 Gingivitis. Inflamasi telah meluas menge lilingi gigi, tetapi perlekatan epitel belum mengalami kerusakan. Gambaran radiografis normal. 4 Digunakan apabila ada fasilitas radiografi Adanya resorpsi awal pada krista tulang alveolar. 6 Gingivitis dengan pembentukan poket. Perlekatan epitel telah mengalami destruksi dan terjadi pembentukan poket periodontal. Tidak ada hambatan pada fungsi pegunyahan, gigi masih ketat dan tidak bergeser posisinya. Kehilangan tulang horizontal pada krista tulang alveolar sampai setengah panjang akar gigi. 8 Destruksi lanjut disertai kehilangan fungsi pengunyahan. Gigi bisa goyah, bisa drifting, pada perkusi tidak berbunyi nyaring atau dapat di depresikan ke dalam poket. Kehilangan tulang yang lanjut melibatkan lebih dari setengah panjang akar gigi, atau adanya poket infraboni dengan pelebaran ligament periodontal. Dapat juga dijumpai resorpsi akar gigi atau rarefying pada apeks akar gigi. Universitas Sumatera Utara 3. Radiografi dilakukan dengan menggunakan radiografi panoramik yang bertujuan untuk melihat kondisi kehilangan tulang alveolar rata-rata pada subjek. Alasan memilih radiografi panoramik disebabkan pada penelitian ini radiografi panoramik memiliki keunggulan daripada radiografi intraoral yaitu memberikan kenyamanan pada subjek saat melakukan pengambilan foto karena film diletakkan di luar mulut subjek serta pengambilan foto hanya sekali dilakukan sehingga menghemat waktu dalam pengambilan foto. 33,34 Gambar 3.1. Radiografi panoramik dan pengukuran kehilangan tulang alveolar pada subjek peneltian. Kehilangan tulang ditentukan dengan mengukur jarak dari batas sementum-enamel ke krista tulang alveolar pada daerah interproksimal di daerah mesial dan distal untuk seluruh gigi, kemudian dikurangi 1 mm sebagai jarak normal dari krista tulang alveolar ke batas sementum- enamel. Pengukuran dilakukan hanya pada gigi posterior subjek kecuali pada molar tiga dan hasil yang diperoleh dibagi dengan jumlah gigi yang dimiliki subjek sehingga didapat nilai rerata kehilangan tulang untuk tiap subjek. Universitas Sumatera Utara 4. Data yang diperoleh dari pemeriksaan klinis dan radiografis selanjutnya dianalisis secara statistik.

3.11 Pengolahan dan Analisis Data

Dokumen yang terkait

Kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

1 49 164

Kehilangan tulang alveolar mandibula regio kiri secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

4 69 74

Kehilangan Tulang Alveolar Maksila Regio Kiri Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

2 85 86

Kehilangan Tulang Alveolar Dikaitkan Dengan Penyakit Periodontal Ditinjau Secara Radiografi Panoramik Pada Masyarakat Kecamatan Binjai Selatan Di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung Dalam

2 75 90

Resorpsi Tulang Alveolar Pada Penyakit Periodontal.

0 2 28

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 12

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 1

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause - Hubungan Antara Keparahan Penyakit Periodontal Secara Klinis dengan Kehilangan Tulang Alveolar Pada Perempuan Menopause

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA KEPARAHAN PENYAKIT PERIODONTAL SECARA KLINIS DENGAN KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR PADA PEREMPUAN MENOPAUSE

0 0 15