Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Medan Maimun dengan subjek penelitian sebanyak 36 orang yang terdiri dari 18 perempuan menopause dan 18 perempuan belum menopause. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2015. Karakteristik umum subjek penelitian ditunjukan pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Karakteristik umum subjek penelitian Variabel Belum menopause Menopause N N Umur  45-49  50-54  54 16 2 88,9 11,1 9 9 50,0 50,0 Status perkawinan  Ya  Tidak 17 1 94.4 5.6 16 2 88.9 11.1 Siklus menstruasi  Teratur  Tidak teratur 15 3 83,3 16,7 Lama menstruasi  3 hari  3-5 hari  5 hari 2 4 12 11,1 22,2 66,7 Jumlah gigi  5-10  11-15  16-20  21 3 15 16,7 83,3 5 2 4 7 27,8 11,1 22,2 38,9 Tabel 4.1 menunjukkan jumlah subjek belum menopause terbesar adalah pada kelompok umur 45-49 tahun 88,9 dan jumlah subjek terkecil adalah kelompok Universitas Sumatera Utara umur 50-54 tahun 11,1. Data pada tabel tersebut juga menunjukkan jumlah subjek menopause adalah sama besar pada kelompok umur 50-54 tahun dan 54 tahun yaitu sebanyak 50. Rerata seluruh subjek belum menopause dan menopause adalah kawin 94,4 dan 88,9 dan hanya satu orang 5,6 subjek belum menopause serta dua orang subjek menopause 11,1 yang tidak kawin. Jika dilihat dari kondisi siklus menstruasi yang terjadi pada perempuan belum menopause, siklus yang teratur paling banyak dijumpai yaitu 83,3 dan siklus tidak teratur hanya 16,7. Lama siklus menstruasi yang dialami subjek menunjukkan paling banyak pada 5 hari yaitu 66,7 dan yang terendah 3 hari sebanyak 11,1. Jumlah gigi yang tinggal pada subjek belum menopause adalah 83,3 masih memilki 21 gigi dan 16,7 memiliki 16-20 gigi, sedangkan jumlah gigi yang tinggal pada subjek menopause 21 gigi menunjukkan persentase terbanyak yaitu 38,9 dan yang terendah adalah pada jumlah gigi 11-15 yaitu 11,1. Data perawatan gigi subjek penelitian ditunjukkan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data perawatan gigi subjek penelitian Variabel Belum menopause Menopause N N Perawatan gigi terakhir  Pencabutan  Scalling  Penambalan  Pembuatan protesa  Pemberian medikasi  Belum pernah 9 3 6 50,0 16,7 33,3 7 1 4 6 38,9 5,6 22,2 33,3 Penyikatan gigi  1x sehari  2x sehari  2x sehari 13 5 72,2 27,8 1 12 5 5,6 66,7 27,8 Permukaan yang disikat  1 permukaan  Seluruh permukaan 1 17 5,6 94,4 2 16 11,1 88,9 Universitas Sumatera Utara Data pada Tabel 4.2 menunjukkan perawatan gigi terakhir yang paling banyak dilakukan baik pada perempuan belum menopause maupun menopause adalah pencabutan yaitu sebanyak 50 dan 38,9. Khusus untuk perawatan periodontal, rerata subjek tidak pernah melakukan skeling dan hanya satu subjek menopause yang pernah melakukan skeling sebagai perawatan gigi terakhir. Rerata seluruh subjek baik belum menopause maupun menopause menyikat gigi dua kali sehari 72,2 dan 66,7 dan hanya satu dari subjek menopause menyikat gigi satu kali sehari. Hal yang sama juga dapat dilihat bahwa hampir semua subjek belum menopause dan menopause menyikat seluruh permukaan gigi 94,4 dan 88,9 dan hanya satu orang subjek belum menopause dan dua orang subjek menopause menyikat satu permukaan gigi saja. Hal ini menunjukkan bahwasannya kesadaran subjek untuk melakukan penyikatan gigi sudah baik, namun berdasarkan kuesioner yang diberikan menunjukkan waktu dan teknik penyikatan gigi subjek belum tepat sehingga penyakit periodontal dapat terjadi. Tabel 4.3 Data deskriptif subjek penelitian Subjek Variabel Minimum Maximum Mean + SD Belum menopause Indeks periodontal 0,91 6,35 2,58 + 1,40 Kehilangan tulang 2,08 6,42 3,74 + 0,99 Menopause Indeks periodontal 2,48 6,00 4,04 + 1,24 Kehilangan tulang 3,05 9,90 6,35+ 1,91 Tabel 4.3 menunjukkan indeks periodontal kelompok responden yang belum menopause berada pada gingivitis sederhana sampai stadium lanjut penyakit periodontal 0,91 - 6,35. Kondisi yang berbeda terlihat pada perempuan menopause dimana indeks periodontal berada pada penyakit periodontal destruktif tahap berat sampai stadium lanjut penyakit periodontal 2,58 - 6,00. Hal ini menunjukkan kondisi periodontal perempuan menopause sudah mengalami periodontitis dan dibuktikan dengan nilai rerata indeks periodontal pada kelompok perempuan Universitas Sumatera Utara menopause lebih tinggi dibandingkan kelompok belum menopause 4,04 + 1,24 dan 2,58 + 1,40. Tabel 4.3 juga menunjukkan kondisi kehilangan tulang minimum maupun maksimum pada kelompok perempuan menopause lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan belum menopause. Hal ini juga dibuktikan dengan nilai rerata kehilangan tulang pada kelompok perempuan menopause lebih tinggi dibandingkan kelompok belum menopause 6,35+ 1,91dan 3,74 + 0,99. Perbandingan indeks periodontal pada perempuan belum menopause dan perempuan menopause ditunjukkan pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Perbandingan indeks periodontal pada perempuan belum menopause dan perempuan menopause Subjek Indeks periodontal Mean + SD P Belum menopause 2,58 + 1,40 0,002 Menopause 4,04 + 1,24 Nilai p signifikan apabila p0,05 Data pada Tabel 4.4 menunjukkkan nilai rerata indeks periodontal pada kelompok perempuan belum menopause yaitu 2,58 + 1,40, sedangkan pada kelompok perempuan menopause adalah 4,04 + 1,24. Jika dihubungkan dengan kondisi periodontal berdasarkan Indeks Periodontal Russel maka pada kelompok perempuan belum menopause kondisi periodontalnya termasuk kategori gingivitis ringan sampai adanya resorbsi awal krista tulang alveolar, sedangkan pada kelompok perempuan menopause kondisi periodontalnya termasuk kategori gingivitis sampai gingivitis dengan pembentukan poket dan terdapat kehilangan tulang horizontal pada krista tulang alveolar sampai setengah panjang akar gigi. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p adalah 0,002 p0,05, artinya terdapat perbedaan rerata indeks periodontal yang signifikan antara perempuan belum menopause dengan perempuan menopause Universitas Sumatera Utara dimana indeks periodontal pada kelompok perempuan menopause lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan belum menopause. Perbandingan kehilangan tulang pada perempuan belum menopause dan perempuan menopause ditunjukkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Perbandingan kehilangan tulang alveolar pada perempuan belum menopause dan perempuan menopause Subjek Kehilangan tulang alveolar Mean + SD P Belum menopause 3,74 + 0,99 0,000 Menopause 6,35 + 1,92 Nilai p signifikan apabila p0,05 Tabel 4.5 menunjukkan hasil analisis statistik terhadap rerata kehilangan tulang alveolar kelompok perempuan menopause dan belum menopause. Rerata kehilangan tulang alveolar pada kelompok perempuan menopause lebih tinggi dibandingkan kelompok perempuan belum menopause dan perbedaannya signifikan secara statistik p=0,000. Gambaran perbandingan radiografis kehilangan tulang alveolar pada perempuan belum menopause dan perempuan menopause ditunjukkan pada Gambar 4.1a dan 4.1b Gambar 4.1a. Kehilangan tulang pada kelompok perempuan belum menopause Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1b. Kehilangan tulang pada kelompok perempuan menopause Gambar 4.1a dan 4.1b menunjukkan kehilangan tulang pada kelompok perempuan menopause didapati hampir pada seluruh gigi yang diperiksa. Kehilangan tulang yang besar juga menyebabkan kehilangan gigi pada kelompok perempuan menopause. Hubungan keparahan penyakit periodontal dengan kehilangan tulang pada perempuan belum menopause dan perempuan menopause ditunjukkan pada Tabel 4.6 Tabel 4.6 Hubungan keparahan penyakit periodontal dengan kehilangan tulang pada subjek penelitian Subjek Hubungan indeks periodontal dengan kehilangan tulang Koefisien korelasi Nilai p Belum menopause 0,45 0,063 Menopause 0,20 0,43 Data pada Tabel 4.6 menunjukkan terdapat korelasi positif antara indeks periodontal dengan kehilangan tulang alveolar pada kelompok perempuan belum menopause dengan tipe kekuatan korelasi yang cukup erat 0,45 berdasarkan kriteria Guilford. Namun korelasi tersebut tidak signifikan secara statistik p=0,063. Korelasi positif juga ditemukan antara indeks periodontal dengan kehilangan tulang alveolar pada kelompok perempuan menopause dengan tipe kekuatan korelasi Universitas Sumatera Utara yang kecil 0,20 dan korelasi tersebut tidak signifikan secara statistik p=0,43, maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara keparahan penyakit periodontal dengan kehilangan tulang.

4.2 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Kehilangan tulang alveolar maksila regio kanan secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

1 49 164

Kehilangan tulang alveolar mandibula regio kiri secara radiografi panoramik dihubungkan dengan penyakit periodontal pada masyarakat Kecamatan Medan Selayang

4 69 74

Kehilangan Tulang Alveolar Maksila Regio Kiri Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

2 85 86

Kehilangan Tulang Alveolar Dikaitkan Dengan Penyakit Periodontal Ditinjau Secara Radiografi Panoramik Pada Masyarakat Kecamatan Binjai Selatan Di Kelurahan Tanah Seribu, Rambung Barat dan Rambung Dalam

2 75 90

Resorpsi Tulang Alveolar Pada Penyakit Periodontal.

0 2 28

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 12

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 1

Kehilangan Tulang Alveolar Mandibula Regio Kanan Secara Radiografi Panoramik Dihubungkan Dengan Penyakit Periodontal Pada Masyarakat Kecamatan Medan Selayang

0 0 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Menopause - Hubungan Antara Keparahan Penyakit Periodontal Secara Klinis dengan Kehilangan Tulang Alveolar Pada Perempuan Menopause

0 1 11

HUBUNGAN ANTARA KEPARAHAN PENYAKIT PERIODONTAL SECARA KLINIS DENGAN KEHILANGAN TULANG ALVEOLAR PADA PEREMPUAN MENOPAUSE

0 0 15