Dampak krisis moneter terhadap kegiatan perekomoian pasar

53

C. Perkembangan Pasar Tradisional Bandungan Tahun 1998-

2007

1. Dampak krisis moneter terhadap kegiatan perekomoian pasar

tradisional Bandungan Para pelaku perekonomian di Pasar Tradisional Bandungan sempat mengalami masa-masa sulit pada saat krisis ekonomi ini. Pada Pasar Tradisional Bandungan, dampak krisis ekonomi sangat terasa seiring dengan semakin tingginya harga kebutuhan masyarakat, yang secara otomatis akan diiringi dengan kenaikan harga beberapa kebutuhan penting lain. Harga merupakan komponen terpenting dari berlangsungnya suatu transaksi di dalam pasar tradisional itu sendiri. Krisis ekonomi menyebabkan omset penjualan Wisatawan yang berkunjung ke Objek wisata Bandungan mengalami penurunan, secara tidak langsung hal ini mengakibatkan sedikitnya para wisatawan yang akan berbelanja atau mencari oleh-oleh di Pasar Tradisional ini. Para penjual di Pasar Tradasional ini mengalami penurunan daya beli hampir mencapai 40. “Pada saat krisis moneter itu saya mengalami penurunan penghasilan yang cukup lumayan, para pembeli saja juga mengalami penurunan, para wisatawan yang datang kesini saja tidak seramai biasanya seperti sebelum krisis moneter, gimana tidak turun pendapatan saya” Sumiyati, Wawancara. 3-12-2010. Krisis moneter ini juga berdampak pada roda perekonomian dan aktivitas perdagangan yang terjadi di Pasar Tradisional Bandungan. Harga- harga melonjak tinggi, hal ini mengakibatkan para pembeli untuk berfikir 54 ulang pada saat mereka berbelanja, para wisatawan juga tidak seperti biasanya apabila membeli oleh-oleh. Sebelum terjadi krisis perekonomian ini para wisatawan sering membeli oleh-oleh dalam jumlah yang besar, tetapi dengan adanya krisis moneter ini agaknya sedikit menurunkan niat para wisatawan untuk membeli oleh-oleh seperti pada saat sebelum krisis moneter 1998. “Para wisatawan yang berbelanja juga tidak seperti biasanya, biasanya mereka kalau berbelanja biasanya dalam jumlah banyak, pada saat itu berbelanja tapi dengan jumlah yang lumayan sedikit” Sumiyati, Wawancara. 3-12-2010. Adanya krisis ekonomi yang menyebabkan penurunan omset pendapatan para pedagang di Pasar Tradisional Bandunagan, maka para pedagang tidak dapat tinggal diam. Apabila keadaan ini dibiarkan berlarut- larut tanpa ada tindakan dari para pelaku ekonomi Pasar Tradisional Bandungan maka akan semakin mempersulit ekonomi mereka. Para pedagang di Pasar tradisonal Bandungan ini kemudian melakukan hal-hal ataupun inovasi-inovasi yang bertujuan untuk menghidupkan kembali roda perekonomian mereka yang sempat lesu. Pedagang di Pasar Tradisional Bandungan terpaksa mengurangi volume barang yang akan mereka jual dan mengurangi besarnya jumlah keuntungan yang mereka peroleh. Seperti yang diungkapkan oleh Sri Rohartati, salah satu pedagang di Pasar Tradisional Bandungan. “para pedagang disini termasuk saya terpaksa mengurangi besarnya keuntungan, tujuan kami melakukan tindakan ini adalah untuk menarik minat para pembeli untuk membeli barang kebutuhan seperti biasanya seperti sebelum krisis. Harapannya para wisatawan 55 yang datang akhirnya dapat memborong oleh-oleh seperti biasanya” wawancara, Sri Rohartati. 3-12-2010. Dengan mengurangi keuntungan dari setiap barang yang mereka jual di Pasar Tradisional Bandungan ini para pedagang berharap para pembeli dapat membeli barang dagangan mereka seperti hari-hari biasanya sebelum terjadi krisis moneter pada tahun 1998 itu, baik pembeli yang ingin membeli barang kebutuhan sehari-hari maupun para wisatawan yang ingin membeli buah tangan. Dengan begitu para pedagang dapat membangkitkan kembali geliat perekonomian di pasar tradisional Bandungan dan dapat berjalan lancar lagi seperti dulu, dengan demikian Pasar Tradisional Bandungan dapat tetap menjadi pusat perekonomian warga dan mampu menjadi pasar pusat oleh-oleh khas wisata Bandungan bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bandungan.

2. Perkembangan Pasar Tradisional Bandungan Setelah Krisis Moneter