6
BAB 2 PERSIAPAN REKONSTRUKSI MANDIBULA
Rekonstruksi mandibula masih merupakan tantangan yang kompleks. Tulang mandibula berguna dalam proses pembicaraan, mastikasi, penelanan dan juga
dukungan jalan pernafasan.
1
Dalam usaha rekonstruksi mandibula, restorasi kontinuitas jaringan tulang saja bukanlah ukuran kesuksesan. Fungsi mastikasi,
penelanan, artikulasi, dan fungsi bicara harus dikembalikan. Tujuan utama dalam rekonstruksi mandibula adalah untuk mengembalikan rahang pasien pada keadaan
fungsi yang sebelumnya. Untuk mencapai tujuan ini dokter bedah perlu berusaha untuk merestorasikan kembali kontinuitas tulang dan kontur wajah, mengekalkan
mobilitas lidah, dan merawat syaraf yang rusak. Rehabilitasi oral pasca operasi sangat penting dalam memperbaiki kemampuan pasien mengunyah, menelan dan
berbicaraan. Rehabilitasi dental juga termasuk dalam proses pemulihan.
2,3
2.1 Persiapan rekonstruksi mandibula
Pasien dengan defek pada rahang dirawat secara pembedahan untuk menggantikan bagian yang telah hilang. Tetapi setiap pasien haruslah lebih dahulu
dievaluasi secara menyeluruh. Analisa masalah pasien mencakup defek jaringan lunak, defek jaringan keras dan apa saja halangan yang boleh mempengaruhi
perawatan.
4
7 Pada pasien dengan trauma maksilofasial yang parah diperiksa, dilakukan satu
evaluasi umum yang segera untuk menentukan apakah perawatan emerjensi diperlukan atau tidak. Jika terdapat perdarahan intrakranial harus dikaitkan dan
dicurigai dengan kemungkinan terjadinya fraktur pada tengkorak, bila terdapat fraktur pada iga dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya pneumothorax atau hemothorax.
Perawatan dasar mencakup : 1.
Pemeriksaan pasien dengan cepat dan menyeluruh. 2.
Keadaan yang mengancam jiwa harus diidentifikasi dengan cepat dan diberi perawatan.
3. Trauma yang terjadi sering melibatkan banyak bidang spesialis, oleh itu
kerjasama tim sangat dibutuhkan.
5
2.2 Evaluasi defek
Evaluasi yang teliti pada pasien dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang luas tentang defek yang ada atau yang dicurigai. Kedua-dua komponen yaitu jaringan
keras dan jaringan lunak, harus diperiksa agar dokter bedah dapat menggambarkan jaringan yang mana yang harus direkonstruksi. Analisa defek memberikan dokter
bedah satu kerangka untuk memilih metode yang terbaik dalam perawatan rekonstruksi.
Defek pada lateral dan hanya terbatas pada korpus mandibula sering menyebabkan deformitas estetik dan fungsional yang minimal.
8 Dalam mengevaluasi defek yang meliputi ramus mandibula, hal-hal penting
yang harus diperhatikan adalah : 1.
Apakah pasien mempunyai segmen tulang proksimal yang masih sehat. 2.
TMJ yang masih berfungsi. 3.
Apakah masih terdapat bagian kondilus yang masih dapat digunakan sebagai perlekatan atau penempatan graft.
Analisa radiografi pada mandibula sangat membantu dalam perencanaan suatu rekonstruksi mandibula, yang terdiri dari :
1. Computed tomography with bone windows
2. Foto tiga dimensi CT.
3. Foto panoramic
4. Magnetic Resonance Imaging MRI
Ketiga-tiga metode radiografi diatas menambahkan informasi tentang banyaknya kehilangan jaringan keras dan jaringan lunak dan juga hubungan antara
segmen mandibula yang masih tinggal dengan defek yang telah ada. Ketika operator mengevaluasi pasien yang mengalami defek mandibula,
penentuan kualitas dan kuantitas jaringan lunak yang tinggal sangat penting. Apabila operator mempertimbangkan untuk penggunaan nonvascularized bone grafts, dasar
jaringan lunak yang ideal harus cukup besar dan vaskularisasi yang cukup baik untuk menggabungkan flep dengan bone graft.
Kehilangan jaringan, bekas luka yang kontraksi dan pasca penyinaran radiasi sering menyebabkan rekonstruksi sekunder agak sulit dilakukan dan sering
mengurangkan peluang keberhasilan perawatan.
3
9 Gambar 1. Computed Tomography
W-L. Chen,
S-H. Chang, J-T. Ye, Z-Q. Huang Q. Chai. A pedicled mandibular osteomuscular flap for reconstructing composite
mandibular defects Oral surgery 2010, 16-21
2.3 Klasifikasi defek mandibula.