9 Gambar 1. Computed Tomography
W-L. Chen,
S-H. Chang, J-T. Ye, Z-Q. Huang Q. Chai. A pedicled mandibular osteomuscular flap for reconstructing composite
mandibular defects Oral surgery 2010, 16-21
2.3 Klasifikasi defek mandibula.
Hilangnya kontinuitas mandibula menyebabkan kehilangan keseimbangan dan simetri tulang mandibula, menyebabkan perubahan pergerakan mandibula dan deviasi
sisa fragmen kearah daerah bekas lokasi bedah. Secara umum, pada pasien yang kehilangan jaringan lunak yang luas akibat proses penyembuhan luka, terapi radiasi
serta pasien yang memerlukan operasi pada daerah leher, menunjukkan deviasi mandibula dan disfungsi yang luas. Sebaliknya pasien dengan kehilangan jaringan
lunak yang lebih kecil mempunyai deviasi mandibula yang lebih kecil.
10 Gambar 2. Bagian mandibula
Mehta RP, Deschler DG. Mandibular reconstruction in 2004 : analysis of different techniques. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg 2004 ; 12 : 288-293
Suatu klasifikasi defek mandibula dijelaskan oleh Cantor and Curtis. Sistem ini adalah didasarkan pada struktur yang tinggal pada mandibula, yaitu:
1. Klas I : Reseksi mandibula yang melibatkan defek pada tulang alveolar
tetapi tetap mempertahankan kontinuitas mandibula. 2.
Klas II : Reseksi defek yang mengakibatkan kehilangan kontinuitas mandibula pada bagian distal kaninus.
3. Klas III : Reseksi defek yang menyebabkan kehilangan mandibula sampai
pada daerah midline pada mandibula. 4.
Klas IV : Reseksi defek yang melibatkan aspek lateral mandibula, tapi dilakukan graft, pada jaringan lunak dan tulang pada daerah ramus
asendens untuk mempertahankan pseudoarticulation. 5.
Klas V : Reseksi defek yang melibatkan hanya daerah simfisis dan parasimfisis, dan dilakukan graft untuk mempertahankan artikulasi
temporomandibula yang bilateral.
11 6.
Klas VI : Sama dengan Klas V, kecuali kontinuitas mandibula tidak direstorasikan.
7
Defek hemimandibular yang memerlukan rekonstruksi diklasifikasikan oleh Jewer et al, 1989 berdasarkan satu sistem yang membagi mandibula pada segmen
sentral C yang mencakup kaninus rahang bawah, segmen lateral L yang tidak mencakup kondilus dan segmen lateral H yang mencakup kondilus.
6
Klasifikasi HCL pada defek mandibula berguna tetapi ia tidak membantu dalam perencanaan osteotomi yang diperlukan untuk menyesuaikan donor tulang
dengan lengkungan asli tulang mandibula. Kemudian pada tahun 1994, Soutar memodifikasikan klasifikasi HCL,
menghasilkan klasifikasi seperti berikut: 1.
C ialah segmen sentral yang mencakup foramen mentalis kiri ke foramen mentalis kanan dan kemudian terbagi pada bagian midline menjadi bagian
kiri Cl dan kanan Cr. 2.
L ialah segmen lateral mandibula dari foramen mentalis meluas ke lingual dan mempertahankan kondilus dan ramus asendens posterior. A adalah
ramus asendens mandibula. Sebagai contoh, hemimandibulektomi pada regio ALCr memerlukan 2 perubahan arah apabila rekonstruksi tulang
dilaksanakan.
12 3.
Defek lateral murni, L direkonstruksikan dengan menggunakan tulang lurus sedangkan pada LCl rekonstruksi pada mandibula bagian kiri
membutuhkan osteotomi untuk mempertahankan kedudukan dagu. 4.
Defek hemimandibula yang kecil L dan LC memerlukan osteotomi, dapat diperbaiki dengan menggunakan vascularized radius untuk reparasi
jaringan lunak atau tidak. Sifat kortikal tulang dipertahankan dengan small cortical screw fixation tapi akibat ketebalannya, kurang dukungan untuk
osseointegration. 5.
Untuk defek hemimandibula yang besar L dan LA tulang pada flep krista iliaka yang berbasis pada deep circumflex iliac artery DCIA cocok
dengan rekonstruksi hemimandibular karena lengkungan krista iliaca yang asli. Bagian atas krista biasanya membentuk bagian batasan bawah
mandibula dan ia boleh dibentuk agar pedikel vaskular dapat masuk dari sudut ipsilateral anastomosis atau di sudut simfisis untuk contralateral
anastomosis.
14
Dengan diketahui cara evaluasi defek dan klasifikasi defek pada mandibula, maka suatu prosedur rekonstruksi dapat dijalankan. Evaluasi yang teliti dilakukan
pada pasien bagi mendapatkan gambaran yang luas tentang defek yang ada atau yang diusulkan.
Kedua-dua komponen yaitu jaringan keras dan jaringan lunak, harus diobservasi agar dokter bedah dapat menentukan jaringan yang mana harus
direkonstruksi. Analisa defek memberikan dokter bedah satu kerangka untuk memilih
13 metode mana yang terbaik dalam perawatan rekonstruksi.
4
Sasaran utama rekonstruksi mandibula ialah mengembalikan semula keadaan pasien ke status yang
sebelumnya. Untuk mencapai sasaran ini, ahli bedah rekonstruktif harus mencoba untuk
merestorasi kontinuitas tulang dan kontur wajah, mempertahankan pergerakan lidah dan mencoba mengembalikan sensasi pada kawasan yang telah kehilangan sensasi,
dan ini semua dapat dicapai dengan analisa defek yang menyeluruh.
14
BAB 3 JENIS-JENIS FLEP