PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR ILMU GIZI DASAR SISWA KELAS XI SMK SANDHY PUTRA 2 MEDAN.

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN MIND

MAPPING TERHADAP HASIL BELAJAR

ILMU GIZI DASAR SISWA KELAS XI

SMK SANDHY PUTRA 2 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Tata Boga

OLEH

METHO POLTAK SIHOMBING

NIM. 5113142026

PENDIDIKAN TATA BOGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2016


(2)

(3)

(4)

(5)

x

ABSTRAK

Metho Poltak Sihombing. 5113142026: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan. 2015.

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui hasil belajar ilmu gizi dasar sebelum diberi penerapan pada siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan (2) Untuk mengetahui hasil belajar ilmu gizi dasar yang diberi penerapan model pembelajaran Mind Mapping pada siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan; (3) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar ilmu gizi dasar siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI semester genap SMK Sandhy Putra 2 Medan yang mendapatkan materi ilmu gizi dasar sebanyak 2 kelas yang berjumlah 50 siswa. Sampel penelitan diambil dengan teknik total sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes hasil belajar ilmu gizi dasar sebelum diberi penerapan model Mind Mapping (X1) dan tes hasil belajar ilmu gizi dasar setelah diberi penerapan model pembelajaran Mind Mapping (X2). Teknik analisis yang digunakan adalah uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada materi ilmu gizi dasar pada kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping diperoleh rata-rata sebesar 74,76 dan standar deviasi 7,45 dengan tingkat kecenderungan nilai yang cukup sebesar 48% dan kategori tinggi sebesar 52%, sedangkan dikelas kontrol dengan menerapkan model pembelajaran konvensional diperoleh nilai rata-rata 65,24 dengan standar deviasi 13,24 dengan tingkat kecenderungan nilai yang kurang 12%, kategori cukup 56% dan kategori tinggi sebesar 32%. Dari hasil perhitungan uji hipotesis untuk post tes diperoleh t hitung > t tabel (3,14 > 1,678), maka Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang positif dan signifikan pada penerapan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar ilmu gizi dasar pada siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan.


(6)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di

Universitas Negeri Medan dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model

Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Puta 2 Medan”. Meskipun penyusunan ini telah diupayakan seoptimal mungkin, namun penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan serta penyempurnaan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih sedalam– dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa arahan, motivasi serta dorongan kepada :

1. Ibu Dra. Nuwairi Hilda, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan waktu, nasehat, arahan kepada penulis dari awal hingga proposal ini terselesaikan dengan baik.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul M.Pd selaku Dekan Fakultas Teknik.

3. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd selaku Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Teknik.

4. Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.


(7)

ii

5. Ibu Dr.Erli Mutiara,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan bimbingan serta arahan selama perkuliahan.

6. Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga.

7. Ibu Dr. Erli Mutiara, M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Tata Boga 8. Bapak / Ibu Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

9. Teristimewa kepada Ayahanda M. Sihombing dan Ibunda L. br. Manullang yang telah memberikan dukungan baik moral dan materil selama proses pekuliahan. 10. Terimakasih kepada kakak saya D.R.Br.Sihombing beserta keluarga, kepada adik

saya tercinta Patar Struggle Sihombing, C.S.Pak yang telah memberikan dukungan baik moral dan materil selama proses pekuliahan.

11. Terimakasih kepada Lidya Fitri Silalahi S.Pd yang telah memberikan banyak bantuan doa dan dukungan selama peneliti menyusun skripsi ini.

12. Terimakasih kepada teman- teman terbaik saya Arnold B.L.G. S.Pd, Erna Sihombing, S.Pd, Idha Dhani Simbolon S.Pd, Dahlia Hutasoit S.Pd, Monalisa Silitonga S. Pd, Novelita Pane, Lethares Panjaitan, Paulus Sembiring, Andre Sembiring, Darminto Kemit, Samuel Pratama Samosir, Wahyuni Syafitri Dly, Roymansyah Pasaribu, Heru Pradigna S. Pd, Ranty Meliani Siregar, Wasadea, Kumala Pontas, Rasyid, Rahmad Hidayat,dan seluruh teman- teman tata boga angkatan 2011, 2012, dan 2010 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, teman – teman PPLT SMK N 1 Pantai Cermin, teman- teman


(8)

iii

INCULTURA, teman- teman satu kost serta teman- teman yang lain yang telah ikut serta membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi saya ini.

Dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf atas segala keterbatasan yang ada. Untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran, serta masukan yang bersifat membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan proposal ini. Atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.

Medan, September 2016

Metho Poltak Sihombing NIM. 5113142026


(9)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ...viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I. PENDAHULUAN ... .1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ... 9

A. Kajian Teori ... 9

1. Hasil Belajar ilmu gizi ... 9

a. Pengertian belajar ... 10

b. Pengertian hasil belajar ... 10

c. Hasil belajar ilmu gizi ... 12

2. Model pembelajaran ... 22

a. Pengertian model pembelajaran ... 22

b. Model pembelajaran mind mapping ... 23

c. Jenis- jenis mind mapping ... 24

d. Konsep Spider Concept Map ... 24

e. Model Pembelajaran Konvensional ... 25

B. Penelitian Yang Relevan ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 26

D. Hipotesis Penelitian ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 37

A. Desain Penelitian ... 37


(10)

v

C. Populasi Dan Sampel penelitian ... 40

1. Populasi ... 40

2. Sampel ... 40

D. Prosedur Penelitian ... 41

E. Instrument dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

1. Instrumen Penelitian ... 42

2. Uji Coba Instrumen ... 43

3. Indeks Kesukaran ... 46

4. Daya Pembeda ... 46

F. Teknik Analisis Data ... 47

1. Deksriptif Data ... 47

2. Uji Kecenderungan ... 48

3. Uji Persyaratan Analisis Data ... 48

a. Uji Normalitas Liliefors ... 48

b. Uji Homogenitas ... 49

c. Uji Hipotesis ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A.Deskripsi data penelitian...50

1. Analisis Data Hasil Belajar Siswa Saat Pretest dan Postest ... 51

2. Data Postest Hasil Belajar Pada Kelas Eksperimen...52

3. Data Post test Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol ... 53

B.Uji Persyaratan Analisis ... 54

1. Uji Normalitas...54

2. Uji Homogenitas ... 55

3. Pengujian Hipotesis ...57

C.Pembahasan Hasil Penelitian...59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

A. Kesimpulan...60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping ... 22

2. Desain Penelitian ... 43

3. Data Jumlah Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 ... 45

4. Kisi-Kisi Instrumen ... 47

5. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian ... 54

6. Distribusi Frekuensi Skor Pretest ... 55

7. Distribusi Frekuensi Skor Pretest ... 56

8. Distribusi Frekuensi Data Post tes Kelas Mind Mapping ... 57

9. Distribusi Frekuensi Data Post tes Pada Kelas Konvensional ... 59

10. Tingkat Kecenderungan Data Pre tes Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen ... 60

11. Tingkat Kecenderungan Data Pre tes Hasil Belajar antara Kelas Kontrol ... 61

12. Tingkat Kecenderungan Data Post tes Hasil Belajar Antara Kelas Eksperimen .... 62

13. Tingkat Kecenderungan Data Post tes Hasil Belajar antara Kelas Kontrol ... 63

14. Uji Normalitas Data ... 64

15. Uji Homogenitas ... 65.

16. Uji Hipotesis Data Pretes ... 66


(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP convensional 2. RPP Mind Mapping 3. Silabus

4. Skenario pembelajaran Mind Mapping 5. Tabel validasi tes

6. Soal tes penelitian 7. Surat izin uji instrumen 8. Surat balasan uji instrumen 9. Surat izin observasi

10.Surat balasan observasi 11.Surat izin penelitian 12.Persetujuan judul 13.Permohonan meja hijau

14.Rekapitulasi nilai pre tes dan post tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

15.Perhitungan rata- rata (X1), simpangan baku (S1), dan varians (s2) nilai hasil belajar siswa

16.Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian 17.Uji Normalitas Data

18. Uji Homogenitas

19.Uji Hipotesis Nilai Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 20.Pengujian Hipotesis


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu alat untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas. Dunia pendidikan sekarang dituntut untuk senantiasa melakukan inovasi dalam pembelajaran pada berbagai aspeknya, mulai dari visi, misi, tujuan, program, layanan, metode, model, strategi, teknologi, proses, sampai evaluasi. Seperti yang kita lihat di Negara kita Indonesia, lembaga pendidikan di Indonesia senantiasa selalu berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari segi kurikulum, fasilitas, sarana dan prasarana serta kualitas guru (pendidik).

Adanya berbagai pembaharuan dalam pengembangan kurikulum, sarana dan prasarana merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan demikian, pendidikan mempunyai pengaruh inovatif terhadap kondisi-kondisi kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, menuju sistem sosial yang dinamis serta modernisasi masyarakat.

Salah satu cerminan kualitas pendidikan di sekolah adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah tersebut. Hal itu sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mujdiono (2000:20) bahwa “hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses belajar”. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat adanya evaluasi yang guru lakukan setelah selesai menjelaskan materi pelajaran. Menurut Sudjana (2009:3) bahwa “hasil belajar siswa padahakikatnya adalah perubahan tingkah laku dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan


(14)

2

psikomotorik. Sehingga hasil belajar merupakan ukuran atau standar kepada peserta didik guna melihat perubahan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan),dengan demikian hasil belajar siswa pada suatu mata pelajaran tertentu merupakan salah satu indikator kualitas pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Peningkatan kualitas ilmu pendidikan pada jenjang pendidikan dilakukan pada semua kelompok mata pelajaran yang tertuang dalam standar isi.

SMK Sandhy Putra 2 Medan adalah salah satu sekolah bidang kejuruan. Ilmu gizi dasar merupakan mata pelajaran dasar kompetensi kejuruan yang wajib diambil dan dipahami oleh setiap siswa kelas XI bidang keahlian tata boga. Dalam hal ini, peran seorang pendidik sangat diperlukan dimana pendidik harus mampu mengajarkan pelajaran tersebut semenarik mungkin, sehingga membuat siswa cepat mengerti dan paham akan materi yang diajarkan.

Dari survey yang dilakukan dilapangan dengan mendengar pendapat guru mata pelajaran ilmu gizi dasar bahwasanya hasil belajar siswa kelas XI tata boga untuk mata pelajaran ilmu gizi dianggap rendah yaitu nilai rata-rata 7,0 masih lebih rendah dari nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh Depdiknas yaitu 7,5.Untuk hasil belajar siswa yang dibawah rata-rata nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) maka siswa akan diberi ujian dan remedial.Dengan skala kriteria 0-100% dan kriteria ideal ketuntasan belajar adalah 75% untuk kurikulum tingkat satuan pendidikan (Depdiknas, 2013). Berdasarkan daftar nilai ulangan harian siswa kelas XI boga-1 dengan jumlah siswa 25 orang terdapat 37% jumlah siswa yang dikategorikan tuntas sedangkan dari kelas XI boga-2 dengan


(15)

3

jumlah siswa 25 orang terdapat 40% jumlah siswa yang dikategorikan tuntas pada bidang studi ilmu gizi dasar. Oleh sebab itu, pendidik harus mampu mengimplementasikan model pembelajaran yang inovatif seperti salah satunya model pembelajaran Mind Mapping. Dalam proses belajar mengajar, penggunaan model pembelajaran yang tepat akan sangat berpengaruh terhadap ketercapaian pemahaman murid. Model pembelajaran Mind Mapping merupakan suatu teknik pembuatan catatan catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu, seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ring ka an,membuat struktur, pengumpulan ide ide, untuk membuat catatan, kuliah, rapat, debat, dan wawancara (http:// cuapfhiieear. blogspot. Com /2012 /2013 /mo

del pembelajaran mind mipping.hmtl).

Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1 970. Menurutnya Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran kita (Buzan, 2013 :4). Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Model pembelajaran Mind Mapping berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa serta kreativitas siswa. Dimana dalam membuat mind mapping siswa akan dikatakan kreatif karena dalam mencatat mind mapping, siswa harus membuatnya semenarik mungkin, karena dalam penyerapan informasi, otak kita lebih mudah menyerap hal yang berwarna, bergambar, berbentuk, daripada sesuatu yang lurus dan tidak berwarna. Sedangkan kaitannya dengan prestasi, dengan membuat catatan seperti mind


(16)

1 mapping, akan membuat siswa menjadi kritis dalam berpikir, cepat menghafal dan cepat menyerap informasi yang disajikan.

Menurut pendapat Istarani, (2011:2) mengatakan bahwa “pembelajaran memusatkan perhatian pada “bagaimana membelajarkan siswa” dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Pembelajaran melalui model bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) didalam lingkungan sosial dan memecahkan dilema dengan bantuan kelompok.Oleh karena itu belajar melalui model berarti pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya membelajarkan siswa.Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya beinteraksi dengan guru sebagai sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan, yaitu menjadikan siswa mengerti dengan yang kita ajarkan dan memperoleh hasil belajar yang baik.

Melalui pembelajaran, siswa diharapkan mudah mengerti, paham serta mendapatkan hasil belajar yang tinggi. Dari uraian diatas, timbullah keinginan penulis untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan.


(17)

5

B.Identifikasi Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat teridentifikasi, adapun identifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa hasil belajar mata pelajaran ilmu gizi dasar masih rendah?

2. Apakah proses belajar mengajar pada mata pelajaran ilmu gizi dasar di SMK Sandhy Putra 2 Medan masih menggunakan model konvensional?

3. Apakah siswa kesulitan dalam mengingat dan memahami materi mata pelajaran ilmu gizi dasar dengan menggunakan model konvensional?

4. Bagaimana interaksi antar siswa dan guru saat proses pembelajaran?

5. Apakah model pembelajaran Mind Mapping sudah atau belum pernah digunakan sebagai model pembelajaran di SMK Sandhy Putra 2 Medan untuk mata pelajaran ilmu gizi dasar?

C.Pembatasan Masalah

Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan sarana serta mengingat luasnya permasalahan yang terdapat di dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi permasalahan dalam pembahasan penelitian agar penelitian ini terarah, ruang lingkup yang diteliti dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Model pembelajaran yang diteliti adalah model pembelajaran mind mapping 2. Hasil belajar siswa yang diteliti adalah hasil belajar kognitif gizi seimbang.

a. Pengertian gizi seimbang

b. Manfaat perencanaan menu seimbang c. Persyaratan menu yang baik


(18)

6

d. Cara memilih bahan makanan sesuai gizi seimbang

e. Pedoman umum gizi seimbang

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 MedanTahun Pelajaran 2015/2016.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah yang dipilih, yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran ilmu gizi dasar?

2. Bagaimana hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping pada mata pelajaran ilmu gizi dasar?

3. Apakah penggunaan model pembelajaran mind mapping dapat mempengaruhi hasil belajar ilmu dasar gizi siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan? E.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai hal:

1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada mata pelajaran ilmu gizi dasarkompetensi gizi seimbang.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping pada mata pelajaran ilmu gizi dasarkompetensi gizi seimbang.


(19)

7

3. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran mind mapping dapat

mempengaruhi hasil belajar pada mata pelajaran ilmu gizi dasarkompetensi gizi seimbang.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Bagi Siswa

Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ilmu gizi dasar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping.

2. Bagi Guru

Sebagai masukan bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping dalammata pelajaran ilmu gizi dasar.

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan untuk menginformasikan kepada guru-guru tentang model pembelajaran Mind Mapping.Meningkatkan kualitas dan mutu sekolah khususnya hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada saat proses belajar mengajar dikemudian hari.

4. Bagi Peneliti

Sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan berpikir serta untuk meningkatkan pemahaman dalam hal mencapai hasil belajar siswa yang tinggi dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping pada saat proses belajar mengajar dikemudian hari.


(20)

8

5. Bagi Lembaga Pendidikan Tata Boga, sebagai referensi mahasiswa untuk

melaksanakan penelitian tentang pengaruh model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar mata pelajaran ilmu gizi dasardi SMK bidang keahlian Tata Boga.


(21)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A.Kajian Teori

1. Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses mengembangkan daya pikir, dan merupakan suatu informasi bagi siswa. Prosesnya melalui presepsi, penyimpanan informasi, dan pemanfaatan kembali informasi tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Belajar merupakan kegiatan aktif siswa dalam membangun makna atau pemahaman. Belajar juga merupakan peristiwa yang terjadi secara sadar dan disengaja, artinya seseorang yang terlibat dalam peristiwa belajar pada akhirnya menyadari bahwa ia mempelajari sesuatu sehingga terjadi perubahan pada dirinya sebagai akibat dari kegiatan yang disadari dan disengaja dilakukannya tersebut. Perubahan tersebut harus bersifat relatif, permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat saja.

Menurut Sudirman (2008:20) “belajar adalah perubahan tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya”.Yang artinya dengan

belajar, tingkah laku, penampilan dan pengetahuan seseorang akan berubah, karena dengan belajar seseorang akan mengetahui mana yang baik dan tidak untuk dirinya, yang mana hal itu dapat diperoleh dari serangkaian kegiatan


(22)

10

10

yang dilakukan seperti membaca buku, mengamati sesuatu hal,mendengarkan info rmasi maupun materi serta meniru hal-hal yang memberikan pengaruh positif

untuk dirinya. Belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang terjadi di dalam

diri seseorang setelah melakukan aktifitas tertentu. Walaupun pada hakikatnya tidak semua perubahan termasuk kategori belajar.

Sedangkan Arsyad (2007:1) menyatakan bahwa: Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseoang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), atau keterampilannya (psikomotor).

Berdasarkan defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai pengalaman individu itu sendiri. Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan belajar dapat berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai. Ciri khas bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah dengan adanya perubahan pada diri orang tersebut, yaitu dari belum mampu menjadi mampu.


(23)

11

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Dalam hal ini Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu :

a) Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua bagian, yakni: 1). faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh dan 2) faktor psikologis meliputi kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.

b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa dikelompokkan menjadi 3 (tiga) faktor yakni: lingkungan keluarga, faktor lingkungan sekolah dan faktor lingkungan masyarakat.

Dengan demikian disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa diatas akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut. Dimana faktor internal dan faktor eksternal saling mempengaruhi tingkat belajar, yaitu hasilnya yang tinggi yang disebut berprestasi tinggi dan hasil belajar siswa yang rendah disebut berprestasi rendah.

b. Pengertian Hasil Belajar

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat atau diukur dari pencapaian hasil belajarnya. Hal itu sejalan dengan pendapat Dimyati dan

Mudjiono (2006:20) bahwa “hasil belajar merupakan suatu puncak dari proses

belajar “. Dimana hasil belajar merupakan suatu tolak ukur yang akan digunakan

guru untuk melihat kemampuan peserta didik dalam memahami dan mengerti akan materi yang diajarkan oleh pendidik. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru.


(24)

12

Hasil belajar dapat diperoleh oleh guru dari perbuatan, nilai-nilai, dan pengertian-pengertian, sikap-sikap, apersepsi, dan keterampian yang diperoleh dari siswa dalam pembelajaran yang dilakukan di kelas.Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut diatas tidak dapat dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan komprehensif (Suprijono, 2010:7). Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar dapat diketahui dari hasil belajar siswa.

Sejalan dengan pendapat Purwanto (2011:46) “ hasil belajar adalah

perubahan perilkau siswa akibat belajar”. Dimana perubahan perilaku disebabkan

karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah materi yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Menurut Sudjana (2009 : 3) “hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik”. Sehingga hasil belajar merupakan ukuran atau standar kepada peserta didik guna melihat perubahan kemampuan peserta didik dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).


(25)

13

c. Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar

Menurut Hariyani Sulistyioningsih (2012), gizi berasal dari bahasa arab

“Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaatnya untuk kesehatan. Al Gizzai

juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal. Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi lain seperti sakit, hamil, menyusui.

Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat , protein, lemak, vitamin dan mineral) dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi.

Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya vitamin C tetapi miskin vitamin A.

Apabila konsumsi makanan sehari-hari kurang beranekaragam, maka akan timbul ketidakseimbangan antara masukan dan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk hidup sehat dan produktif. Dengan mengonsumsi makanan sehari-hari yang beranekaragam, kekurangan zat gizi pada jenis makanan yang


(26)

14

satu akan dilengkapi oleh keunggulan susunan zat gizi jenis makanan lain, sehingga diperoleh masukan zat gizi yang seimbang. Jadi, untuk mencapai masukan zat gizi yang seimbang tidak mungkin dipenuhi hanya oleh satu jenis bahan makanan, melainkan harus terdiri dari aneka ragam bahan makanan.

Keterangan di atas juga berarti ada saling ketergantungan antar zat gizi. Misalnya penyerapan yang optimun dari masukan vitamin A memerlukan kehadiran lemak sebagai zat pelarut dan mengangkut vitamin A ke seluruh bagian tubuh. Selain itu, apabila cadangan mangan (Mn) di dalam tubuh kurang, maka vitamin A juga tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh secara optimal. Contoh lain, diperlukan vitamin C yang cukup dalam makanan untuk meningkatkan penyerapan zat besi (Fe).

Gizi Seimbang

a). Pengertian Gizi Seimbang

Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Hariyani, 2012). Peranan berbagai kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut,


(27)

15

Tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi internasional di Roma yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang sebagai untuk menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu rekomendasi penting dari kongres tersebut adalah anjuran kepada setiap negara agar menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS). Departemen Kesehatan RI (2005) mengeluarkan pedoman praktis untuk mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan tertuang dalam 13 pesan dasar sebagai berikut:

1. Konsumsi makanan yang beranekaragaman.

Tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis zat gizi,yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat ,tumbuh kembang dan produktif. Hal ini menyebabkan setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan; kecali bayi umur 0-6 bulan yang cukup mengkonsumsi Air Susu Ibu (ASI).

Makanan yang beranekaragaman yaitu makanan mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Mengonsumsi makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.

2. Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

Konsumsi energi yang melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan berat badan. Energi yang berlebih disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain. Apabila keadaan ini berlanjut akan


(28)

16

menyebabkan kegemukan,yang biasanya disertai berbagai gangguan kesehatan, seperti tekanan tinggi, penyakit jantung, penyakit kencing manis, dan yang lainnya.

Sebaliknya, apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi kurang,maka cadangan energi dalam tubuh yang berada dalam jaringan otot/lemak akan digunakan untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini berlanjut maka dapat menurunkan produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas.

Konsumsi gula sebaiknya dibatasi sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau sekitar 3-4 sendok makan setiap hari. Konsumsi gula yang berlebihan akan menyebabkan konsumsi energi yang berlebih dan disimpan dalam jaringan tubuh/lemak. Apabila hal ini berlangsung lama dapat mengakibatkan kegemukan . 3. Komsumsi makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.

Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi bagi tubuh. Oleh karena itu konsumsilah karbohidrat setengah dari kebutuhan energi kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh dan sisanya dipenuhi oleh protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dariutuhan kebutuhan energi.

Konsumsi lemak dan minyak dalam makanan sehari-hari sebaiknya 15-25% dari kebutuhan energi. Selain berpotensi tinggi kalori, lemak juga relatif lama berada dalam sistem pencernaan dibandingkan dengan protein dan karbohidrat,sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang yang lebih lama. Jika seseorang mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan mengurangi


(29)

17

konsumsi makanan lain sehingga menyebabkan kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi.

Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat menyebabkam penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Resiko penyakit jantung koroner akan menurun dengan membiasakan mengonsumsi ikan karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh darah.

5. Gunakan garam beryodium

Peraturan yang tertuang dalam Keppres No.69 tahun 1994 mengharuskan semua garam yang beredr di Indonesia mengandung yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di Indonesia. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium) merupakan masalh gizi yang serius karena dapat menyebabkan penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang . 6. Makan makanan sumber zat besi (Fe)

Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel darah merah . Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Sumber utama zat besi adaalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan zat besi adalah rendahnya tingkat penyerapan zat besi di dalam tubuh,terutama sumber zat besi dari nabati yang hanya diserap 1-2%. Tingkatan penyerapan zat besi yang berasal dari hewani


(30)

18

lebih tinggi dibandingkan zat besi yang berasal dari pangan nabati (non heme),yaitu mencapai 10-20%.

7. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan .

Pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain pada awalnya diberikan sampai usia 4 bulan, namun kemudian menjadi sampai 6 bulan seiring dengan berbagai penelitian yang membuktikan bahwa kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan dapat tercukupi hanya dengan ASI. Pemberian ASI harus dilakukan segera setelah bayi dilahirkan (dalam waktu 30 menit setelah lahir). Setelah enam bulan kepada bayi diberikan makanan pendamping dsan pemberian ASI tetap diteruskan sampai bayi berumur 2 tahun.

8. Biasakan makan pagi

Makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, mempertahankan data tahan saat bekerja, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan konsentrasi dan memudahkan menyerap informasi. Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari.Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Seseorang yang tidak makan pagi memiliki resiko menderita gangguan kesehatan berupa menurunnya kadar gula darah ndengan tanda-tanda antara lain: lemah, keluar keringat dingin, kesadaran menurun bahkan pingsan. 9. Minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.

Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum, hendaknya tidak kurang dari dua liter atau setara dengan delapan gelas setiap hari. Mengonsumsi


(31)

19

cukup cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, dan dapat menurunkan resiko penyakit batu ginjal. Mengonsumsi cairan yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan gangguan kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang terdapat pada air.

10. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.

Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot, serta memperlambat proses penuaan .

11. Hindari minum minuman beralkohol.

Kebiasaan meminum minuman beralkohol dapat mengakibatkan terhambatnya proses penyerapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang penting, penyakit gangguan hati, serta kerusakan saraf otak dan jaringan .

12. Makan makanan yang aman bagi kesehatan bertentangan

Selain harus sehat, makanan yang dikonsumsi juga harus aman bagi kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Agar makanan atau masakan dapat memenuhi syarat-syarat halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak bahan makanan tersebut ditanam/diternakkan sampai siap disantap, makanan harus diperlakukan secara baik dan benar. Perlakuan ini pada tahap budidaya disebut cara budidaya yang baik, pada tahap pengolahan di pabrik disebut cara produksi yang baik, dan tahap pengolahan di rumah tangga disebut cara penanganan yang baik.


(32)

20

13. Baca label pada makanan yang dikemas.

Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan. Label pada makanan yang dikemas berisi keterangan tentang isi, jenis dan ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kedaluwarsa dan keterangan penting lain, beberapa singkatan dalam label antara lain:

MD: makanan yang dibuat di dalam negeri, ML: makanan luar negeri (import), Exp: tanggal kedaluwarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi. Singkatan lain adalah SNI: Standar Nasional Indonesia, yakni keterangan bahwa mutu makanan telah sesuai dengan persyaratan, SP: Sertifikat Penyuluhan.

Gambar 1. Piramida Makanan Sumber : http//www.gizi.net b). Manfaat Perencanaan Menu Seimbang

Menurut (Hariyani, 2012) kegiatan menyusun menu dengan perencanaan yang baik memberikan manfaat sebagai berikut:


(33)

21

2. Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur sehingga dapat menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis bahan makanan dan cara pengolahan.

3. Susunan hidangan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan atau biaya yang tersedia.

4. Menghemat waktu dan tenaga.

5. Menu yang terencena dengan baik dapat menjadi alat pendidikan gizi yang baik, karena menu yang baik mengajarkan pola makan yang baik.

c). Syarat Menu Yang Baik

Menurut (Hariyani, 2012). Menu dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut:

1. Pola menu seimbang

2. Aspek warna dan kombinasi 3. Tekstur dan konsistensi 4. Rasa dan aroma

5. Ukuran dan bentuk potongan 6. Suhu

7. Popularitas

8. Penyajian menarik 9. Tenaga dan waktu


(34)

22

d). Cara Memilih Bahan Makanan

Dalam menyusun menu seimbang diperlukan pengetahuan bahan makanan karena nilai gizi setiao bahan makanan tiap golongan tidak sama ( Almaitser, 2003).

1. Golongan makanan pokok

Jenis padi-padian merupakan bahan makanan pokok yang memiliki kadar protein yang lebih tinggi dari umbi –umbian. Jika bahan makanan pokok yang digunakan bearasal dari umbi-umbian,maka harus disertai dengan lauk dalam jumlah yang lebih besar. Porsi makanan pokok yang dianjurkan dalam sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 300-500 gram beras atau sebanyak 3-5 piring nasi dalam sehari.

2. Golongan lauk

Lauk sebaiknya terdiri dari campuran hewani dan nabati. Lauk hewani memiliki nilai bilologik yang tinggi dibandingkan nabati. Porsi lauk hewani yang dianjurkan untuk orang dewasa dalam satu hari adalah 100 gram setara dengan 2 ptong ikan/daging/ayam, sedangkan porsi nabati dalam sehari sebanyak 100-150 gram atau 4-6 potong tempe.

3. Golongan sayuran

Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral. Sayuran daun berwarna hijau dan oranye mengandung lebih banyak provitamin A,selain itu sayuran berwarna hijau juga kaya kalsium, zat besi, asam solfat, dan vitamin C. Porsi sayuran yang dianjurkan dalam sehari untuk orang dewasa adalah 150-200 gram atau sebanyak 1 ½ - 2 mangkok dalam keadaan matang.


(35)

23

4. Golongan buah

Buah berwarna kuning banyak mengandung provitamin A, sedangkan bnyak mengandung vitamin C buah asam. Porsi buah yang dianjurkna untuk prang dewasa dalam sehari adalah 2-3 potong atau 200-300 gram.

5. Susu dan olahannya

Susu merupakan sumber kalsium yang baik, tetapi sedikit sekali mengandung zat besi dan vitamin C. Porsi susu yang dianjurkan dalam sehari sebanyak satu gelas.

6. Menu yang disusun biasanya juga mengandung gula dan minyak, penggunaan gula biasanya sebanyak 25-35 gram/hari ( 2 ½ - 3 ½ sdt), sedangkan minyak sebanyak 25-50 gram/hari (2 ½ - 5 sdt).

2. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan model pembelajaran merupakan hal yang penting untuk diterapkan karena model merupakan suatu penunjang pembelajaran yang bak dilakukan untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materinya.

Model merupakan interprestasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis tehadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas.

Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, mengatur materi, dan member petunjuk kepada


(36)

24

guru di kelas. Dan disisi lain model pembelajaran juga diartikan sebagai pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas maupun tutorial. Sejalan dengan itu model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan.

Hal itu diperkuat dengan pendapat Arends (dalam Suprijono

2010:45-46), menurutnya “model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas”. Model pembelajaran dapat didefinisi dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar, seperti yang dijelaskan diatas model pembelajaran berhubungan pada tujuan pembelajaran dan pengelolaan kelas, karena beda model pembelajaran yang diimplementasikan oleh seorang guru maka tujuan dan pengelolaan kelasnya akan berbeda pula.

Merujuk pemikiran Joyce (dalam Suprijono 2010:45-46), fungsi model adalah “each ,model guides us as we design instruction to help students achine

various objectives”. Yang berarti bahwa model pembelajaran berfungsi pula sebagi pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide. Model pembelajaran berfungsi pula sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.

Melalui model pembelajaran, guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide


(37)

25

sejalan dengan pengertian menurut Istarani (2011:1)”model pembelajaran adalah

seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak langsung dalam poses belajar mengajar.

b. Model Pembelajaran Mind Mapping

Pembelajaran yang diawali dengan penyuguhan konsep atau permasalahan yang harus dibahas dengan berbagai alternatif-alternatif pemecahannya disebut dengan Mind Mapping. Jadi, model pembelajaran Mind Mapping ialah penyampaian ide atau konsep serta masalah dalam pembelajaran yang kemudian dibahas dalam kelompok kecil sehingga melahirkan berbagai alternatif-alternatif pemecahannya. Sebagai dasar dari penggunaan model pembelajaran mind mapping adalah konsep sebagai dasar utama berpijak dan masalah sebagai bahan dasar pijakan yang akan dibicarakan dalam pembelajaran.

Menurut Wycoff (dalam http://chanatha.wordpress.com/2010/12/26/mind -mapping) berpendapat bahwa “pemetaan-pikiran atau peta pikiran adalah alat

pembuka pikiran yang ajaib”. Yang artinya jika kita mampu memetakan pikiran

kita, maka kita akan mudah mengorganisasikan pemikiran kita secara menyeluruh. Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970. Menurutnya Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif,

efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”pikiran-pikiran kita. (Buzan,

2013:4). Mind Map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar otak.


(38)

26

DePorter dan Hernacki (2008:dalamhttp://chanatha.wordpress.com/2010/ 12/26/mind mapping/) mengungkapkan bahwa “peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide yang berkaitan, seperti peta jalan digunakan untuk belajar, mengorganisasikan, dan

merencanakan”. Dengan peta pikiran kita dapat memfungsikan kemampuan visual

dan sensorik otak kita untuk belajar, mengelompokkan dan merencanakan sseuatu hal.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan dengan memfungsikan kemampuan visual dan sensorik otak kita.

c. Jenis – Jenis Mind Mapping

Dalam mengembangkan pembelajaran Mind Mapping (peta konsep) menurut Trianto (2009), peta konsep terdapat empat macam yaitu pohon jaringan, rantai kejadian, peta konsep siklus, peta konsep laba-laba.

1. Pohon Jaringan (Network Tree)

Peta konsep ini berupa ini gagasan pokok dibuat dalam bentuk segi empat, sedangkan pada garis penghubung menjelaskan kaitan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Peta konsep pohon jaringan cocok digunakan menvisualisasikan hal-hal berikut : (a) Menunjukkan sebab-akibat, (b) Suatu hirarki, (c) Prosedur yang bercabang, (d) Istilah-istilah yang berkaitan dan dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.


(39)

27

2. Rantai Kejadian (Event Chain)

Trianto (2009), mengemukakan bahwa peta konsep rantai kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian hal pertama yang dilakukan adalah menemukan satu kejadian yang mengawali rantai itu, kemudian temukan kejadian berikutnya dalam rantai itu dan lanjutan sampai mencapai suatu hasil. Peta konsep Jenis ini cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal berikut : a). Memberikan tahap-tahap dari suatu proses. b). Langkah-langkah dalam suatu prosedur linier. c). Suatu urutan kejadian.

3. Peta konsep Siklus (Cycle Concept Map)

Dalam peta konsep siklus rangkaian tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai itu menghubungkan kembali kejadian awal. Karena tidak ada hasil dan siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaiman suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang.

4. Peta Konsep laba-laba (Spider Concept Map)

Peta konsep "laba-laba", merupakan peta konsep yang dibuat dengan menempatkan ide sentral dari sebuah topik di tengah peta. Gagasan utama ditandai dengan kaki yang memancar keluar. Setiap jumlah rincian atau ide bawahan dapat melekat pada ide utama yang terkait. Cabang dari setiap kaki dapat mencakup rincian pendukung, fakta, dan contoh. Peta konsep laba – laba dapat menggambarkan topik dalam hal, proses dan konsep. Peta ini dapat digunakan


(40)

28

untuk mengatur ide-ide atau brainstorming ide-ide untuk proyek penulisan. Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Melakukan curah pendapat, ide berangkat dari suatu ide-ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar ide bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah-istilah itu menjadi lebih berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama. Salah satu keuntungan dari laba-laba peta adalah dapat membantu siswa membuat asosiasi (hubungan sebab-akibat) dan melihat hubungan antara konsep sentral, ide utama, dan rincian pendukung. Informasi yang berkaitan dengan berbagai topik dapat diatur menggunakan peta konsep laba-laba. Peta konsep laba-laba cocok digunakan untuk menvisualiasikan hal-hal berikut :

a. Tidak menurut hirarki b. Kategori yang tidak paralel c. Hasil curah pendapat.

Dari ke empat macam peta konsep diatas, Peta Konsep laba-laba (Spider concept Map) yang akan diterapkan dalam penelitian ini seperti gambar berikut.

Gambar 2. Display Mind Mapping Sumber : http://bing.com/images/search


(41)

29

manfaat

Cara memilih bahan pengertian

syarat

Menurut Buzan (2013:4) “


(42)

30

2. Pastikan Peralatan Sudah Lengkap

Jangan biarkan peralatan yang tidak lengkap di meja kerja Anda membuat Anda menunda. Sebelum memulai membuat mind map, pastikan semua perlatan sudah tersedia di meja Anda. Peralatan yang dibutuhkan dalam membuat mindmap adalah kertas gambar persegi panjang, spidol berwarna atau pensil warna, dan tentunya buku yang akan dibuat mind mapnya.

3. Tuliskan Kalimat Utama (Tema Besar) di Tengah Kertas

Tuliskan satu tema besar pada bagian tengah kertas. Ini akan menjadi tema besar mind map. Anda bisa menuliskannya dengan huruf besar dan warna mencolok, atau bisa juga memberikan bentuk atau gambar khusus agar lebih menarik perhatian. Jika bukan tipe orang yang bisa menggambar, cukuplah hanya dengan menuliskannya dan buat lingkaran atau bentuk lain untuk melingkarinya. 4. Buat Cabang Untuk Tiap Judul

Kebanyakan eror dalam membuat mindmap adalah tidak cukupnya ruang menuliskan semua poin penting dalam satu kertas. Untuk menyiasatinya, kita bisa membuat cabang untuk tiap judul terlebih dahulu. Hal ini untuk memastikan ada ruang yang cukup untuk menuangkan gagasan dalam bentuk mind map Jika tidak dibuat demikian, kebanyakan orang akan menyelesaikan satu judul terlebih dahulu, baru pindah ke judul yang lain. Terkadang judul-judul yang terakhir tidak akan mendapat ruang yang cukup.


(43)

31

5. Buat Cabang Sub Judul pada Setiap Judul

Setelah membuat cabang pada untuk setiap judul, buatlah cabang pada setiap judul untuk menuliskan sub judul. Lakukan ini pada setiap judul sampai selesai.

6. Gunakan Warna Berbeda untuk Tiap Judul

Agar memudahkan otak kita memahami mindmap dengan cepat, berilah warna yang sama pada masing-masing judul dan sub judul, sehingga satu judul hanya menggunakan satu warna.

7. Gunakan Satu Kata/Frase

Setiap judul dan sub judul pada mindmap haruslah dituliskan dalam satu kata atau frase saja.

Dari uraian tersebut, mind mapping adalah teknik mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Mind mapping memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak, maka akan memudahkan seseorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya memudahkan otak dapat menyerap informasi yang diterima. Mind mapping yang dibuat oleh siswa dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena bebedanya emosi dan perasaan yang terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika berada diruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas guru dalam


(44)

32

proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa terutama dalam pembuatan mind mapping.

Terdapat 6 langkah utama atau tahapan didalam pelajaran yang menggunakan model pembelajaran peta konsep. Langkah-langkah itu ditunjukkan pada tabel dibawah ini :

Tabel 1. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Mind Mapping

Fase Tingkah Laku Guru

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Memberikan penghargaan Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. e. Model Pembelajaran Konvensional

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang biasa diterapkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (http:// mediadunia.blogspot.com/2013/01/model pembelajarankonvension.

Pemerintah telah berusaha menciptakan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dituangkan dalam peraturan Menteri nomor 41 tahun 2007, namun hal ini belum dijalankan sepenuhnya oleh guru.


(45)

33

Tahapan-tahapan dalam model pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan pendahuluan, guru mengonsentrasikan siswa pada materi yang akan dipelajari dengan memberikan apersepsi. Peran siswa pada tahap ini adalah mendengarkan penjelasan guru.

2. Kegiatan inti, terdapat proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Proses tersebut diterapkan guru dengan memberikan informasi kepada siswa. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimak informasi yang diberikan guru. Terkadang siswa membentuk kelompok untuk melaksanakan praktikum dan mendiskusikan hasil praktikum.

3. Kegiatan penutup, guru mengajak siswa untuk menyimpulkan hasil pembelajaran dan memberikan tes. Peran siswa pada tahap ini adalah menyimpulkan hasil pembelajaran dan menjawab tes yang diberikan guru.

Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat dikatakan bahwa model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas, namun masih terdapat kekeliruan dalam pengimplementasiannya. Guru masih dominan dalam proses pembelajaran dan cenderung memberikan pelayanan yang sama untuk semua siswa. Hal inilah yang menjadi landasan dasar penghambat prestasi belajar yang dicapai oleh masing-masing siswa.

B. Penelitian Yang Relevan.

Hasil penelitian Andiga Bagus Nur Rahma Putra dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Menggunakan Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan


(46)

34

Pada Siswa Kelas XI SMK N 6 Malang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari hasil perhitungan menggunakan spss 16.0 bahwa terhitung bernilai 7,634 dengan signifikan bernilai 0,000. Nilai signifikan yang bernilai lebih kecil daripada = 0,05 yang berarti keputusan yang diperoleh adalah disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil tes kemampuan akhir kelas eksperimen dan kontrol.

Hasil penelitian Sondang Admaja Samosir dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Kemampuan Menulis Kerangka Deskripsi Oleh Siswa Kelas XI SMK N 1 Sidikalang Kab. Dairi Pada Tahun Pembelajaran 2013/2014 memperoleh hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa t0 > ttable , yaitu 14,99 > 2,02 pada taraf signifikansi 5% dengan df=N-1 yaitu 40-1=39. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan model peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi memeiliki mpengaruh yang positif yaitu berupa perubahan yang signifikansi dengan presentase pengaruh yang diberikan yaitu 98%.

Beberapa penelitian yang telah dilakukan diatas menunjukkan keberhasilan penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut yang menjadi acuan penulis untuk mencoba penelitian dengan menggunakan model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran kejuruan tata boga mata pelajaran ilmu gizi dasar subbab gizi seimbang.


(47)

35

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk itulah dalam pembelajaran dikelas diharapkan guru mampu menggunakan model pembelajaran yang dapat mendorong dan memotivasi peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi peningkatan hasil belajar siswa dan dapat menunjang pencapaian tujuan.

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada guru, dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Dengan model ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya pada siswa dalam bentuk pokok bahasan dan metode yang banyak dipakai adalah metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Pada model pembelajaran konvensional suasana pembelajaran juga cenderung vakum, guru berceramah memberikan informasi, sedangkan siswa hanya diam mendengarkan dan mencatat informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa.

Model Pembelajaran Mind Mapping merupakan salah satu model yang memberikan kepada pelajar sejumlah konsep untuk lebih mudah mengingat materi pelajaran ilmu gizi dasar karena memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif dan lebih mengutamakan pengajaran yang interaktif dan dinamis sehingga dapat dijadikan solusi dalam memilih model pembelajaran. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan


(48)

36

menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Dengan model pembelajaran Mind Mapping, ilmu gizi dasar dapat diikuti dan dipelajari siswa dengan tenang karena pikiran siswa akan lebih aktif dalam memahami materi ilmu gizi dasar yang rumit dan banyak teori. Model pembelajaran Mind Mapping akan membuat siswa lebih tertarik mempelajari materi ilmu gizi dasar dan siswa dapat memahami konsep gizi seimbang secara baik dan mendalam. Model pembelajaran Mind Mapping sangat cocok digunakan dalam mengajar ilmu gizi dasarm. Hal ini diharapkan dapat membuat hasil belajar dalam mempelajari ilmu gizi dasar meningkat. Karena itu model pembelajaran ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2006) Hipotesis penelitian merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai teruji melalui data yang terkumpul. Dengan demikian hipotesis merupakan kesimpulan sementara dari suatu penelitian yang perlu diuji kebenarannya.

Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis penelitian diajukan sebagai berikut:

Ho : Tidak ada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind

Mapping Terhadap Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan.

Ha : Ada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan.


(49)

60 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Hasil belajar ilmu gizi dasar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung cukup dengan rata-rata 65,24.

2. Hasil belajar ilmu gizi dasar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping cenderung tinggi dengan rata-rata 74,76.

3.Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar ilmu gizi dasar pada siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan. Dengan demikian, bahwa hasil belajar ilmu gizi dasar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan model konvensional.

B.Saran

1. Hasil belajar ilmu gizi dasar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping cenderung tinggi sebanyak 52 persen. Maka diharapkan model Mind Mapping ini bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat


(50)

61

59 membuat variasi mengajar yang menarik perhatian dan dapat memotivasi siswa sehingga proses belajar mengajar akan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas dengan model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.


(51)

62

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Buzan.(2013).How To Make the Most of Your Creative Mind : Learning Technologies.

B.uno (2011). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Bagus, Andika. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI SMK N 6 Malang”.

Dimyanti dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran (Rev. ed). Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, (2011), Psikologi Pedidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta. Irianto dan Waluyo. (2010 ). Gizi Dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama

Widya.

Istarani.(2011). Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sagala, (2008) Macam-macam pendekatan pembelajaran:Bandung :CV. Alfabeta. Samosir, Admaja .(2014). “Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind

Mapping) Terhadap Menulis Kerangka Deskripsi Oleh Siswa Kelas XI SMK N 1 Sidikalang Kab. Dairi Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Buchori .

Sudjana. (2010). Metoda Statistika (Rev. ed). Bandung: PT. Tarsito Bandung. Sulistyoningsih, Hariani (2012). Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu

(2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Rev.ed). Bandung: Rosdakarya.

Sugiyono, 2010 . Statistika untuk penelitian. Bandung : CV. Alfabeta Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.


(52)

63

(http://cuapfhiieear.blogspot.com/2012/2013/model pembelajaran mind mipping.h mtl).

http://www.bing.com/images/search


(1)

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Untuk itulah dalam pembelajaran dikelas diharapkan guru mampu menggunakan model pembelajaran yang dapat mendorong dan memotivasi peningkatan hasil belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi peningkatan hasil belajar siswa dan dapat menunjang pencapaian tujuan.

Model pembelajaran konvensional merupakan model pembelajaran yang berorientasi pada guru, dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran didominasi oleh guru. Dengan model ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya pada siswa dalam bentuk pokok bahasan dan metode yang banyak dipakai adalah metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Pada model pembelajaran konvensional suasana pembelajaran juga cenderung vakum, guru berceramah memberikan informasi, sedangkan siswa hanya diam mendengarkan dan mencatat informasi yang diberikan oleh guru. Hal ini dapat menimbulkan kejenuhan dan kebosanan pada siswa.

Model Pembelajaran Mind Mapping merupakan salah satu model yang memberikan kepada pelajar sejumlah konsep untuk lebih mudah mengingat materi pelajaran ilmu gizi dasar karena memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif dan lebih mengutamakan pengajaran yang interaktif dan dinamis sehingga dapat dijadikan solusi dalam memilih model pembelajaran. Mind Map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”pikiran-pikiran siswa. Mind Map adalah cara termudah untuk


(2)

36

menempatkan informasi kedalam otak dan mengambil informasi keluar otak. Dengan model pembelajaran Mind Mapping, ilmu gizi dasar dapat diikuti dan dipelajari siswa dengan tenang karena pikiran siswa akan lebih aktif dalam memahami materi ilmu gizi dasar yang rumit dan banyak teori. Model pembelajaran Mind Mapping akan membuat siswa lebih tertarik mempelajari materi ilmu gizi dasar dan siswa dapat memahami konsep gizi seimbang secara baik dan mendalam. Model pembelajaran Mind Mapping sangat cocok digunakan dalam mengajar ilmu gizi dasarm. Hal ini diharapkan dapat membuat hasil belajar dalam mempelajari ilmu gizi dasar meningkat. Karena itu model pembelajaran ini potensial untuk digunakan dalam mencapai tujuan yang berdimensi personal dan sosial disamping yang berdimensi intelektual.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2006) Hipotesis penelitian merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan peneliti, sampai teruji melalui data yang terkumpul. Dengan demikian hipotesis merupakan kesimpulan sementara dari suatu penelitian yang perlu diuji kebenarannya.

Berdasarkan kajian dan kerangka berpikir yang telah dipaparkan diatas, maka hipotesis penelitian diajukan sebagai berikut:

Ho : Tidak ada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind

Mapping Terhadap Hasil Belajar Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan.

Ha : Ada Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Ilmu Gizi Dasar Siswa Kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Hasil belajar ilmu gizi dasar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvensional cenderung cukup dengan rata-rata 65,24.

2. Hasil belajar ilmu gizi dasar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping cenderung tinggi dengan rata-rata 74,76.

3.Ada pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar ilmu gizi dasar pada siswa kelas XI SMK Sandhy Putra 2 Medan. Dengan demikian, bahwa hasil belajar ilmu gizi dasar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping lebih tinggi dibandingkan hasil belajar siswa menggunakan model konvensional.

B.Saran

1. Hasil belajar ilmu gizi dasar dengan menggunakan model pembelajaran Mind Mapping cenderung tinggi sebanyak 52 persen. Maka diharapkan model Mind Mapping ini bisa menjadi salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan hasil belajar siswa. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat


(4)

61

59 membuat variasi mengajar yang menarik perhatian dan dapat memotivasi siswa sehingga proses belajar mengajar akan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran Mind Mapping terhadap hasil belajar siswa sehingga diharapkan guru dapat menggunakan model pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang akan dibahas dengan model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Buzan.(2013).How To Make the Most of Your Creative Mind : Learning Technologies.

B.uno (2011). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Bagus, Andika. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Kewirausahaan Pada Siswa Kelas XI SMK N 6 Malang”.

Dimyanti dan Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran (Rev. ed). Jakarta: Rineka Cipta.

Djaali, (2011), Psikologi Pedidikan, Jakarta: Bumi Aksara.

Hamid. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta. Irianto dan Waluyo. (2010 ). Gizi Dan Pola Hidup Sehat. Bandung : Yrama

Widya.

Istarani.(2011). Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sagala, (2008) Macam-macam pendekatan pembelajaran:Bandung :CV. Alfabeta. Samosir, Admaja .(2014). “Pengaruh Penggunaan Model Peta Pikiran (Mind

Mapping) Terhadap Menulis Kerangka Deskripsi Oleh Siswa Kelas XI SMK N 1 Sidikalang Kab. Dairi Tahun Ajaran 2013/2014”. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Sanjaya. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka Cipta. Buchori .

Sudjana. (2010). Metoda Statistika (Rev. ed). Bandung: PT. Tarsito Bandung. Sulistyoningsih, Hariani (2012). Gizi Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.

Yogyakarta: Graha Ilmu

(2012). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Rev.ed). Bandung: Rosdakarya.


(6)

63

(http://cuapfhiieear.blogspot.com/2012/2013/model pembelajaran mind mipping.h mtl).

http://www.bing.com/images/search