HASIL PENELITIAN Pseudomonas Aeruginosa Pada Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Eksaserbasi Akut Dan Hubungannya Dengan Derajat Keparahan PPOK

38

BAB IV HASIL PENELITIAN

KARAKTERISTIK SUBJEK Karakteristik subjek PPOK eksaserbasi akut dapat dilihat pada Tabel 5. Rerata usia pasien adalah 61,48 SD ±10,03 tahun, dengan usia termuda 40 tahun dan tertua 87 tahun. Jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki sebanyak 49 orang 98, sedangkan perempuansebanyak 1 orang 2. Rerata tinggi badan sebesar 162 SD ±4,73 cm dan rerata berat badan 57,06 SD±8,77 kg. Status riwayat merokok pasien terdiri atas; perokok sebanyak 14 orang 28, bekas perokok sebanyak 35 orang 70, dan bukan perokok sebanyak1 orang 2. Rerata indeks Brinkman sebesar 717± 412, dengan indeks Brinkman terendah 0 dan tertinggi 1800. Indeks Brinkman dibagi menjadi ; indeks Brinkman ringan sebanyak 48 , indeks Brinkman sedang 25 50 sebanyak dan indeks Brinkman berat sebanyak 20 40 . Indeks Brinkman terbanyak yang ditemukan adalah derajat sedang. Distribusi pasien berdasarkan tipe eksaserbasi PPOK terbagi atas : eksaserbasi tipe1 sebanyak 17 34 orang, eksaserbasi tipe 2 sebanyak 25 50 orang, dan eksaserbasi tipe 3 sebanyak 816 orang, sehingga jenis eksaserbasi PPOK terbanyak yang ditemukan adalah tipe 2. Distribusi pasien berdasarkan derajat PPOK terbagi atas: derajat 1 sebanyak 0, derajat II sebanyak 26 52 orang, derajat III sebanyak 2040 orang, dan derajat IV sebanyak 48 orang, sehingga derajat PPOK terbanyak yang ditemukan pada penelitian ini adalah derjat II. Pada pemeriksaan faal paru didapatkan rerata VEP1 sebesar 1102 SD ± 462 mL dengan rerata VEP1 pred sebesar 2200 SD ± 417 mL sehingga rerata VEP1VEP pred 49,66 SD ± 17,42, dan rerata KVP sebesar 1682 SD ± 619 mL dan rerata VEP1KVP sebesar 63,73 SD ± 6,9. Pada pemeriksaan darah lengkap diperoleh rerata hemoglobin 12,85gr, dengan nilai terendah 10 gr dan tertinggi 17,2 gr. Rerata lekosit 10768mm 3 , nilai terendah 3800mm 3 dan tertinggi 23100mm 3 . Riwayat pendidikan didominasi Sekolah Dasar SD sebanyak 21 orang 42, diikuti SLTA, SLTP, dan sarjana 1 orang 2. Riwayat pekerjaan paling banyak adalah petani sebanyak 16 orang 32,diikuti wiraswasta, pensiunan 10 orang 20, PNS sebanyak 6 orang 12 sisanya tidak bekerja 8 orang 16. Universitas Sumatera Utara 39 Tabel 6. Karakteristik subjek penelitian Karateristik Nilai Usia, tahun rerata±SD 61,48±10,03 Jenis Kelamin Perempuan 12 Laki-laki 4998 Tinggi Badan,m rerata±SD 1,62±4,73 Berat Badan,kg rerata±SD 57,06±8,77 Riwayat merokok Perokok, 14 28 Bekas perokok, 35 70 Tidak merokok, 1 2 Indeks Brinkman 717 ± 412 200 4 8 200-599 25 50 600 20 40 Tipe Tipe 1 17 34 Tipe 2 25 50 Tipe 3 8 16 Derajat PPOK I: VEP1 ≥ 8o, II: 50 VEP1 80, 26 52 III 30 VEP1 50, 20 40 IV: VEP1 30, 4 8 VEP1 mL rerata±SD 1102 ± 462 VEP1 pred, mL rerata ± SD 2200 ± 417 KVP, mL rerata ± SD 1709,19 ± 483 VEP1VEP pred, rerata± SD 49,66 ± 17,42 VEP1 KVP, rerata ± SD 63,73 ± 6,9 Hemoglobin, mg rerata ± SD 12,85 ± 1,60 Lekosit, mm3rerata ± SD 10768 ± 4305 Pendidikan SD, n 21 42,0 SLTP, n 9 18 SLTA, n 19 38 Sarjana, n 1 2 Pekerjaan Tidak bekerja, n 8 16 PNS, n 6 12 Wiraswasta, n 10 20 Petani, n 16 32 Pensiunan, n 10 20 Universitas Sumatera Utara 40 Pada penelitian ini, diperoleh 55 sampel sputum, dimana 5 sampel dikeluarkan karena tidak memenuhi kriteria Bartlett, 47 sampel ditemukan 1 jenis kuman dan pada 3 sampel ditemukan 2 jenis kuman , sehingga umlah keseluruhan kuman yang ditemukan adalah 53 kumanTabel 7. Tabel 7. Pola kuman PPOK eksaserbasi No. Pola Kuman Jumlah Persentase 1 Klebsiella pneumonia 11 20.37 2 Staphylococcus aureus 10 18.52 3 Klebsiella ozaenae 6 11.11 4 Pseudomonas aeruginosa 5 9.26 5 Klebsiella oxytoca 2 3.70 6 Eschericia coli 2 3.70 7 Streptococcus pneumonia 1 1.85 8 Citrobacter diversus 1 1.85 9 Streptococcus viridians 11 22.22 10 Streptococcus α-hemolyticus 2 3.70 11 Streptococcus epidermidis 2 3.70 Total 53 100.00 Dari total 53 kuman pada tabel 7, 38 diantaranya adalah BPP no.1-8 dan 15 kuman lainnya adalah BNP no.9-11. Selanjutnya, yang dinilai sebagai penyebab eksaserbasi hanya hasil kultur yang memiliki 1 BPP 38 kuman, sementara kuman BNP tidak diikutsertakan dalam pengolahan data. Pola kuman diambil berdasarkan kuman yang paling sering muncul kuman yang terbanyak pada penelitian ini, sehingga didapatlah 32 kuman yang terdiri dari 4 jenis kuman terbanyak pada PPOK eksaserbasi akut Tabel 8. Tabel 8. Pola kuman Terbanyak pada PPOK eksaserbasi No. Empat Kuman Terbanyak Jumlah Persentase 1 Klebsiella pneumonia 11 20,37 2 Staphylococcus aureus 10 18,52 3 Klebsiella ozaenae 6 11,11 4 Pseudomonas aeruginosa 5 9,26 Total 32 59,26 Universitas Sumatera Utara 41 HUBUNGAN JENIS KUMAN DENGAN FAAL PARU Tabel 9. Karakteristik perbandingan faal paru berdasarkan jenis kuman yang diisolasi. Karateristik K.pneumonia n=11 x ± SD

S. aureus n=10

x ± SD

K. ozaenae n=6

x ± SD

P. aeruginosa n=5

x ± SD p VEP1 mL 1170 ± 482 1174± 402 1088 ± 515 610 ± 233 0,105 VEP1 pred 2185 ± 412 2265 ± 138 2027 ± 226 2082 ± 412 0,484 KVP, mL 1714 ± 646 1865 ± 545 1697 ± 663 984 ± 375 0,068 VEP1VEPpred 53,58 ± 18,92 52,34 ± 18,62 53,61 ± 23,20 28,98 ± 10,870 0,095 VEP1KVP, 64,78 ± 6,3 62,19 ± 5,85 61,17 ± 10,75 61,88 ± 1,45 0,696 Keterangan: analisa dengan uji Anova p ≤ 0,05. Pseudomonas aeruginosa memiliki rerata VEP1VEPpred paling rendah dibanding kuman-kuman lainnya meski tidak bermakna secara statistik p=0,095 Tabel 10.Distribusi kuman dan hubungannya dengan derajat keparahan PPOK VEP1VEP1 pred Jenis kuman VEP1VEP pred 50 VEP1VEP pred ≥ 50 p n n K.pneumonia n=11 a 5 45,5 6 54,5 0,733 S. aureusn=10 b 4 40 6 60 0,48 K. ozaenae n=6 a 2 33,3 4 66,7 0,667 P. Aeruginosa n=5 b 5 100 0 0 0,05 Keterangan: a Uji Pearson Chi-square. b Uji Exact Fisher signifikan p ≤ 0,05. Nilai faal paru dipisahkan dan dikelompokkan dengan kategori VEP1 pred 50 dan VEP1 ≥ 50. Isolasi Pseudomonas aeruginosa lebih banyak ditemukan pada pasien dengan VEP1VEP1 pred 50 daripada VEP1VEP1 pred 50. Hubungan ini ditemukan perbedaan bermakna p ≤ 0,05. Universitas Sumatera Utara 42 DISTRIBUSI JENIS KUMAN TERHADAP TIPE EKSASERBASI Untuk melihat gambaran kuman terhadap keparahan eksaserbasi, 32 kuman BPP pada tabel 8 dikelompokkan berdasarkan tipe eksaserbasinya. Klebsiella pneumonia merupakan kuman terbanyak pada penelitian ini, dan ditemukan pada ketiga tipe eksaserbasi, namun paling banyak ditemukan pada eksaserbasi tipe 1 dan tipe 3.Tabel 11. Pseudomonas aeruginosa lebih dominan ditemukan di tipe 1. Tabel 11. Distribusi jenis kuman terhadap tipe eksaserbasi Kuman Tipe I Tipe II Tipe III Klebsiella ozaenae 1 5 Klebsiella pneumonia 6 3 2 Pseudomonas aeruginosa 4 1 Staphylococcus aureus 2 7 1 SENSITIVITAS 4 KUMAN TERBANYAK TERHADAP BERBAGAI ANTIBIOTIK Tabel 12 menunjukkan hasil uji sensitivitas 4 kuman terbanyak pada penelitian ini, yang menampilkan beberapa antibiotik yang masih sensitif minimal 70 terhadap 4 kuman terbanyak. Tabel ini menunjukkan Klebsiella pneumonia masih sangat sensitif terhadap meropenem dengan sensitivitas 100, diikuti amikasin, gentamisin, kanamisin dan levofloksasin. Sementara Staphylococcus aureus, Klebsiella ozaenae , dan Pseudomonas aeruginosa memiliki sensitivitas yang sangat baik terhadap 3 antibiotik yaitu amikasin, gentamisin,dan meropenem masing- masing dengan sensitivitas 100. Universitas Sumatera Utara 43 Tabel 12. Antibiotik yang sensitif Antibiotik Klebsiella pneumonia n Staphylococcus aureus n Klebsiella ozaenae n Pseudomonas aeruginosa n Amikasin Sefotaksim SefoperazonSulbaktam Kloramfenikol Kotrimoksazol Gentamisin Kanamisin Levofloksasin Meropenem Piperasilin 1090,9 872,7 763,6 545,5 763,6 981,8 981,8 872,7 11100 654,5 10100 990 770 990 770 10100 990 770 10100 990 6100 466,7 - - - 6100 583,3 583,3 6100 350 5100 480 360 360 240 5100 360 480 5100 480 Di sisi lain, amoksisilin, ampisilin, dan tetrasiklin ditemukan sebagai antibiotik yang paling banyak resisten pada penelitian ini.Tabel 13 Tabel 13. Antibiotik yang resisten Antibiotik Klebsiella pneumonia n Staphylococcus aureus n Klebsiella ozaenae n Pseudomonas aeruginosa n Amoksisilin Ampisilin Karbenisilin Seftazidim Sefuroksim Sefepim Kloramfenikol Kotrimoksazol Tetrasiklin 1090,9 872,7 763,6 763,6 545,5 545,5 - - 1090,9 880 990 550 550 440 770 - - 990 466,7 583,3 350 116,7 233,3 233,3 583,3 466,7 466,7 5100 480 240 - 360 - - - 480 Universitas Sumatera Utara 44 Hasil uji sensitivitas ini, secara lengkap dicantumkan pada Tabel 14-17, pada lampiran 7-10. Untuk melihat gambaran hasil uji sensitivitas ini secara keseluruhan, data-data tersebut kemudian ditabulasikan, sehingga diperoleh hasil sebagai berikut: antibiotik paling sensitif terhadap 4 kuman terbanyak pada penelitian ini adalah meropenem, 100 diikuti amikasin 96,88, gentamisin 93,75, kanamisin 84,38, sefotaksim 78,12 dan levofloksasin 75. Antibiotik amoksisilin klavulanat, seftazidim, seftriakson, sefuroksim, dan sefepim, sensitivitasnya 50. Sedangkan yang paling banyak resisten adalah tetrasiklin dan amoksisilin 84,38 diikuti ampisilin 81,25.Tabel 18, pada lampiran 11. Universitas Sumatera Utara 45

BAB V PEMBAHASAN