Identifikasi Masalah Perhitungan Debit Eksisting Saluran

4.5.1. Identifikasi Masalah

Pada beberapa titik saluran di sekitar Kawasan Pasar terjadi beberapa permasalahan seperti, saluran B yang sama sekali tidak berfungsi karena tertutup oleh tanah, masalah sedimentasi, sampah, dan bak kontrol saluran yang juga tidak berfungsi. Sehingga menyebabkan terjadinya genanganbanjir, akibat kapasitas saluran tidak mampu menampung debit banjir . . Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, ditemukan beberapa titik genangan yang tersebar di beberapa daerah kawasan sekitar pasar Gelugur. Gambar 4.1 Genangan Di Kawasan Pasar Gelugur Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2 Genangan Disekitar Pasar Gelugur Gambar 4.3 Saluran B yang tidak berfungsi Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Sampah yang menumpuk pada saluran A 4.5.2 Penampang Saluran Drainase Yang Ada 4.5.2.1 Saluran A Saluran A merupakan saluran drainase utama yang ada di kawasan pasar gelugur. Bentuk penampang saluran A yaitu berbentuk trapesium trapesium dengan panjang saluran 664 m. Gambar 4.5 Penampang Saluran Trapesium Universitas Sumatera Utara di mana: B = lebar tampang atas saluran m, b = lebar dasar saluran m, h= ketinggian air m f = tinggi jagaan m. A = Luas saluran m 2 , R = Jari-jari hidrolis m, S =Slope kemiringan saluran.

4.5.2.2 Saluran B

Saluran B pada daerah lokasi studi terletak dibawah permukaan tanah, merupakan saluran sekunder yang ada di pasar gelugur rantauprapat. Bentuk penampang saluran b yaitu berbentuk lingkaran. Total panjang saluran B yaitu 358,4 meter. Gambar 4.6 Penampang Saluran Lingkaran No. Penam H B B f A R S Foto pang m m m m m 2 m m Lapangan 1. Sal A 0.5 0.35 0.75 0.32 0.425 0.223 0.00112 Universitas Sumatera Utara

4.5.2.3 Saluran Pembuang Akhir

Saluran pembuang akhir pada kawasan pasar penampangnya berbentuk persegi panjang. Gambar 4.7 Penampang Saluran Persegi Panjang No. Penampang T d h A P R Foto m m m m m m Lapangan 2. Sal B 0.12 0.20 0.14 0.0314 0.628 0.05 No. Penampang B m T m h m f m A m 2 P m R m Foto lapangan 3 Sal pembuang akhir 0.84 0.84 0.52 0.32 0.4704 1.88 0.25 Universitas Sumatera Utara

4.5.2.4 Saluran Pada Jalan Gelugur

Saluran pada Jalan Gelugur pada kawasan pasar penampangnya berbentuk persegi panjang. Dengan total panjang saluran 296 m. Gambar 4.7 Penampang Saluran Persegi Panjang No. Penampang B m T m H m f m A m 2 P m R m Foto lapangan 4 Sal pada jalan gelugur 0.90 0.90 0.53 0.23 0.477 1.96 0.243 Universitas Sumatera Utara

4.5.3 Perhitungan Debit Eksisting Saluran

Perhitungan ini dimaksud untuk mengetahui besarnya debit eksisting yang mampu dialirkan oleh saluran –saluran yang ada, sehingga debit yang mampu dialirkan oleh saluran tersebut nantinya berdasarkan analisa hidrologi dapat dikontrol apakah saluran tersebut masih dapat digunakan atau perlu dilakukan penambahan dimensi saluran. Saluran-saluran yang ada di Kawasan pasar gelugur adalah saluran dengan lining beton dan saluran tertutup yang berbentuk lingkaran berada dibawah permukaan tanah. Perhitungan kontrol untuk tampang trapesium: V = . . . . . . di mana: A = luas tampang basah saluran, R = jari-jari hidrolis = AP, P = keliling basah, S = kemiringan dasar saluran, n = koefisien kekasaran Manning. Contoh Perhitungan desain dan kapasitas saluran: 1. Penampang saluran A Luas Penampang Saluran: A = 0.425 meter 2 Keliling basah: P = 1.91 Jari-jari hidrolis: R = AP = 0.223 Kemiringan dasar saluran: S = 0,00112 Koefisien kekasaran Manning untuk beton: n = 0.015 Universitas Sumatera Utara V = . . = 10.015. . . . = 0.816 m 2 det . Q , . , . m 3 det 2. Penampang Saluran B Diameter D = 0.2 meter Jari-jari lingkaran: r = 0,5 x D = 0,5 x 0.2 = 0.1 m Jari-jari Hidrolis R= D4 = 0.05 m Keliling Basah P = π . D = 3.14 x 0.2 = 0.628 Luas Penampang Saluran A = P . R = 0.628 x 0.05 = 0.0314 m Kemiringan dasar saluran = 0.001 V = . . = 10.011. . . . = 0.386 m 2 det . Q , . , . m 3 det 3. Saluran pembuang akhir Luas Penampang Saluran = 0.4704 meter 2 Keliling basah: P = 1.88 m Jari-jari hidrolis: R = AP = 0.25 Universitas Sumatera Utara Kemiringan dasar saluran: S = 0,001 Koefisien kekasaran Manning untuk beton: n = 0.015 V = . . = 10.015. . . . = 0.836 m 2 det . Q , . , . m 3 det 4. Saluran pada jalan gelugur Luas Penampang Saluran = 0.477 meter 2 Keliling basah: P = 1.96 Jari-jari hidrolis: R = AP = 0.243 Kemiringan dasar saluran: S = 0,001 Koefisien kekasaran Manning untuk beton: n = 0.015 V = . . = 10.015. . . . = 0.821 m 2 det . Q , . , . m 3 det Universitas Sumatera Utara

4.6 Analisa Debit Banjir Rancangan

Untuk menghitung debit rencana pada kajian ini dipakai perhitungan dengan metode rasional USSCS 1973. Metode rasional adalah salah satu metode untuk menentukan debit aliran permukaan yang diakibatkan oleh curah hujan, yang umumnya merupakan suatu dasar untuk merencanakan debit saluran drainase. Bentuk umum persamaan ini adalah sebagai berikut Suripin, 2004 : Q ah = 0,2778 C I A m 3 det. Dimana Q = debit banjir rencana m 3 det, C = koefisien run off, I = intensitas hujan untuk waktu konstan mmjam A = luas catchment area km 2 . Pada lokasi studi catchment area dibagi atas 3 daerah. Luas catchment area I yaitu A 1 = 0.738486 Ha, A 2 = 0.433714 Ha, A 3 = 1.5340 Ha. A1 dan A2 adalah luas bangunan pasar yaitu 1,172 Ha sedangkan A3 yaitu luas lahan diluar bangunan pasar, atau luas total lahan kawasan pasar gelugur dikurang luas bangunan pasar, jadi total luas seluruh catchment area yaitu 2,7062 Ha sesuai dengan luas lahan pasar gelugur.

4.7 Koefisien Pengaliran

Koefisien pengaliran adalah suatu variabel yang didasarkan pada kondisi daerah pengaliran dan karakteristik hujan yang jatuh di daerah tersebut. Adapun kondisi dan karakteristik yang dimaksud adalah: • Kondisi hujan • Luas dan bentuk daerah pengaliran • Kemiringan daerah aliran dan kemiringan dasar sungai Universitas Sumatera Utara