QS. al-Qa ṣāṣ [28] ayat 77 Buku Kurikulum 2013 Pegangan Guru Dan Siswa Madrasah Aliyah (MA) Kelas XI - SEDIKIT BERBAGI bw al Qur

B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 kuasa alam dalam situasi dan kondisi apapun. Ayat isinya diawali dengan pernyataan Allah tentang sikap sebagian orang- orang mukmin yang masih silau dengan perniagaan, dengan duniawi padahal mer- eka sedang mendengarkan khutbah Nabi Muhammad ṣallāllāhu ʻalaihi wasallam. Diceritakan pada waktu Nabi sedang khutbah Jum at datang rombangan unta. Yaitu ka ilah dagang dan diadakan penyambutan secara beramai-ramai, termasuk orang- orang mukmin yang sedang mendengarkan khutbah Nabi. Mereka keluar dari mas- jid, asbābun-nuzūl dari ayat ini berkenaan peristiwa tersebut, yaitu waktu rombon- gan Dihyah al-Kalby tiba di Syām Suriah dengan membawa dagangannya seperti tepung, gandum, minyak dan lain-lain. Sebagai kebiasaan apabila rombongan unta dagangan tiba, wanita-wanita juga ikut menyambutnya dengan menabuh gendang- gendang, sebagai pemberitahuan atas kedatangan rombongan itu, supaya orang- orang datang belanja membeli dagangan yang dibawanya. Di awal ayat ini Allah memaparkan suatu peristiwa, yaitu sikap manusia yang sering silau oleh duniawi, oleh gemerlapnya harta benda, sehingga dalam keadaan mendengar khutbah pun keluar dari masjid untuk menyambut ka ilah yang datang. Kecenderungan manusia lebih mementingkan hal-hal yang bersifat duniawi dari pada ukhrawi telah ada sejak zaman Nabi Muhammad, sebagaimana penjelasan di atas. Kemudian Allah mengingatkan bahwa apa yang ada di sisi Allah adalah lebih baik daripada permainan dan perdagangan. Keridhaan dari pahala Allah jauh lebih baik dari pada yang diusahakan manusia. Manusia silau oleh gemerlapnya duniawi, yang terkadang laksana fatamorgana. 2. QS. al-Qa ṣāṣ [28] ayat 77 ق ق سْح ق ث ق قك ْ قسْح ق ثقغ قيْنُلا ق قم ق ق ي ق قن ق ْنقت قغ قحق قخلا قراَلا ُ ٰ ا قك قتت ق يقٳ ق ق ْباقغ ٧ ق يق قسْ ُ ْ ڍا ُ ق ُي ق ٰ ا َنقث قضْرلا قف قل قسق ْ لا ق ْ ق٭ قغ ق ْ قلقث ُ ٰ ا

a. Terjemah Kosa kataKalimat Mufradat Terjemah

Lafal Terjemah Lafal Bagianmu ق ق ي ق قن dan carilah ق ق ْباقغ janganlah kamu berbuat ق ْ ق٭ قغ yang telah dianugerahkan Allah kepadamu قك قتت 1 1 1 1 1 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 A A A Al l - -Q Q Q u u r rrr a a n n H H H H H a a a d d d di i d i s s s Ku u u K K K K r rr r i k k k ku u u ll lu u m m 2 2 1 13 3 3 Kerusakan قل قسق ْلا janganlah kamu lupakan ق ْنقت قغ

b. Terjemah Ayat

Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan QS. al-Qaṣāṣ [ ]:

c. Penjelasan Ayat

Di awal ayat ini, Allah subḥānahū wa taʻālā memerintahkan agar orang-orang yang beriman dapat menciptakan keseimbangan antara usaha untuk memperoleh keper- luan duniawi dan keperluan ukhrawi. Tidak mengejar salah satunya dengan cara me- ninggalkan yang lain. Nabi Muhammad ṣallāllāhu ʻalaihi wasallam sangat mencela orang yang yang hanya mengejar akhirat dengan meninggalkan duniawi. Apalagi menjadi beban orang lain dalam na kah. Pernah Ras”lullāh mendapati seorang anak muda yang selalu berada di masjid, kemudian beliau bertanya kepada para sahabat, siapakah yang memberi na kahnya? Para sahabat menjawab, ayahnya Beliau melan- jutkan perkataannya bahwa ayahnya lebih baik daripada anaknya. Dia semestinya mencari na kah, sehingga tidak menjadi beban orang lain. Pada saat kita mengerjakan ibadah, kita harus sungguh-sungguh dan penuh peng- hayatan. Misalnya sedang salat, harus berusaha melupakan semua urusan duniawi dan hanya mengingat Allah, seolah tidak ada kesempatan lagi untuk beribadah kepa- da-Nya. Begitu juga dalam menghadapi urusan duniawi, harus dengan penuh perha- tian dan kesungguhan, sehingga menimbulkan kesadaran bahwa semua perbuatan- nya itu akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah subḥānahū wa taʻālā. Manusia terdiri dari jasmani dan rohani. Oleh karenanya penting bagi manusia un- tuk menyeimbangkan antara kepentingan jasmani material dan rohani spiritual dalam diri manusia. Selanjutnya ayat ini juga memerintahkan kepada manusia untuk berbuat baik ke- pada Allah subḥānahū wa taʻālā dan sesamanya. Kewajiban berbuat baik ini sebagai perwujudan sifat-sifat Allah yang Maha Raḥmān dan Raḥīm kepada seluruh makhluk- Nya. Bentuk perbuatan baik itu apat dikategorikan menjadi empat hal, yaitu: . Berbuat baik pada nikmat Allah subḥānahū wa taʻālā berupa harta. Kemewahan dan harta yang berlimpah tidak boleh menjadikan dirinya lupa diri dan lupa terhadap kehidupan akhirat. Bentuk perbuatannya menggunakan harta untuk B B Bu u u k k ku u u u u S S S ii s s s s wa w K K K Ke el a s s X X I 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 memberi na kah keluarga, menyantuni anak yatim, maupun untuk biaya pendidikan keluarga. . Berbuat baik kepada diri dengan memelihara kehidupan dirinya di dunia, namun tidak boleh bertentangan dengan ajaran slam. Bentuk perbuatan ini seperti makan, minum, berpakaian, beragama, berkeluarga, bekerja dan bermasyarakat. . Berbuat baik sebagaimana diajarkan Allah subḥānahū wa taʻālā sebagai wujud pelaksanaan kewajiban muslim, yaitu selalu menaati perintah Allah melalui ibadah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. . Berbuat baik dengan tidak berbuat kerusakan di bumi. Manusia sebagai khalifah dimuka bumi ternyata telah banyak menyia-nyiakan amanah Allah. Dalam QS. ar-R”m: dijelaskan bahwa kerusakan di darat dan di laut adalah akibat ulah manusia. Allah telah banyak mengingatkan manusia dalam al-Qur an agar tiak melakukan kerusakan dimuka bumi.

3. Hadis Nabi: