B B
Bu u
u k
k ku
u u
u u
S S
S ii
s s
s s
wa w
K K
K Ke
el a
s s
X X
I
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 6
6 6
6 6
6 6
6
b. Terjemah Ayat
Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menzalimi diri sendiri, ada yang
pertengahan dan ada pula yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah.
Yang demikian itu adalah karunia yang besar QS. F
āṭir [35] : 32.
c.  Penjelasan Ayat
Secara  global  ayat  ini  menerangkan  bahwa  Allah  subḥānahū wa taʻālā    telah menurunkan al-Qur an kepada Ras”lullāh  untuk digunakan sebagai pedoman hid-
up bagi umatnya. Namun, dalam realita kehidupan di antara umat slam ada berb- agai macam sikap dalam mengambil al-Qur an sebagai pedoman hidup. Sikap-sikap
mereka ini di antaranya disebutkan dalam al-Qur an Surah Fāṭir ayat   berikut ini.
.  Kelompok pertama adalah
ق قسْ ق قل ٌ قڍ قظ
mereka yang menzalimi dirinya sendiri , yaitu  orang  yang  meninggalkan  perintah-perintah  Allah  dan  mengerjakan
berbagai perkara yang diharamkan. .  Kelompok kedua
ٌ ق ق ْ ُم
mereka  bersikap  pertengahan ,  yaitu  mereka  di samping melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjahui larangan-larangan.
Namun, terkadang mereka ini meninggalkan perkara-perkara yang disunahkan dan melakukan perkara-perkara yang dimakruhkan.
.  Kelompok  ketiga قتاق ْيق
ْ قب  ٌ قب قس   yaitu  mereka  yang  bersikap  segera  melakukan
kebaikan-kebaikan  dengan  izin  Allah.  Golongan  ini  senantiasa  mengerjakan perbuatan  yang  diwajibkan  dan  disunahkan  serta  menjahui  perkara  yang
diharamkan dan dimakruhkan.
Ar-Razı̄  menafsirkan  bahwa  ẓālimun linafsih  adalah  orang  yang  lebih  banyak kesalahannya,  sedangkan  muqtaṣid  tengah   adalah  orang  yang  seimbang  antara
kesalahan dan kebaikannya. Adapun sābiqun bil-khairāt adalah orang yang lebih ba- nyak kebaikannya.
3. QS. an-Na ḥl   [16]: 97
ْ ُ هق ْج
ق ث ْ ُ َ قيق ْ ق
قلقغ ً ق كقيقط ًح قيقح ُ َ قيقيْحُ ق قف ٌ قمْ ُڎ ق ُهقغ  ق ْنُأ ْغقث ف قكقم ْ قم  ًقل قص ق ق قع ْ قم ٧ قن ُ ق ْ قي ا ُن قك  قم  ق قسْح
ق قب
97 7
7 7
7 7
97 97
97 97
97 97
97 97
97 97
97 97
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
A A
A Al
l -
-Q Q
Q u
u r
rrr a
a n
n H
H H
H H
a a
a d
d d
di i
d i
s s
s Ku
u u
K K
K K
r rr
r i
k k
k ku
u u
ll lu
u m
m 2
2 1
13 3
3
a. Terjemah Kosa KataKalimat Mufradat Terjemah
Lafal Terjemah
Lafal
maka kami berikan kepadanya
kehidupan
ُ َ قيقيْحُ ق قف
laki-laki
ف قكقم
dan akan Kami beri balasan
ْ ُ َ ق يق ْ ق
قلقغ
perempuan
ق ْنُأ
b. Terjemah Ayat
Barang siapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam ke- adaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan
akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan
QS. an-Naḥl [ ]: .
c.  Penjelasan Ayat
Pada ayat di atas Allah menjelaskan akan memberikan kehidupan yang sejahtera kepada siapapun, baik laki-laki maupun perempuan, apabila mereka mau beriman
dan beramal saleh. Dan balasan Allah bernilai lebih tinggi daripada yang dikerjakan. Ada beberapa  pendapat ahli tafsir  dalam memahami  ungkapan
ً ق قكيقط ًح قيقح
di antaranya adalah :
.  Menurut  bnu  Kaṡı̄r  bahwa  yang  disebut  dengan  ḥayātan toyyiban  adalah ketentraman jiwa.
.  bnu Abbas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan ḥayātan toyyiban adalah
hidup  sejahtera  dan  bahagia  dengan  rezeki  yang  halal  dan  baik  bermutu gizinya .
.  Adapun  menurut    Alı̄  bin  Abı̄  Ṭālib  yang  dinamakan  ḥayātan toyyiban  adalah kehidupan  yang  disertai  qanā ah  menerima  dengan  suka  hati   terhadap
pemberian Allah. Dalam ayat lain Allah ber irman:
٢ ٌ يق قع ق قب ق ٰ ا َنق قف فءْ ق
ْ قم ا ُ ق ْ ُ٭  قمقغ قن ُ ق
ُ ت  َ قڎ ا ُ ق ْ ُ٭  َ قح َ قب
ْ ڍا ا ُڍ ق ق٭ ْ قل
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna, sebelum kamu mena kahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu na kah-
kan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya” QS. Αli  mrān [ ]:
.
B B
Bu u
u k
k ku
u u
u u
S S
S ii
s s
s s
wa w
K K
K Ke
el a
s s
X X
I
9 9
9 9
9 9
9 9
9 9
9 8
8 8
8 8
8 8
8
Ayat di atas secara ringkas dapat dijelaskan bahwa perbuatan seseorang dapat dikatakan baik dengan diukur bagaimana tatkala ia mena kahkan hartanya terse-
but. Apabila ia telah mampu mendermakan sebagian harta yang dicintainya atau ba- rang yang ia sendiri masih menyukainya berarti ia akan memperoleh kebaikan yang
sempurna dihadapan Allah. al ini tentunya disertai niat semata-mata karena Allah.
4. Hadis