Rencana Kerja SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Batang Tahun 2016
34
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian
Tanaman Pangan dan Peternakan
Potret kondisi atau gambaran umum pelayanan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Batang yang telah diuraikan sebelumnya, dijadikan
dasar dalam mengidentifikasi isu-isu strategis pembangunan Kabupaten Batang. Sehingga isu-isu pembangunan yang faktual tersebut akan menentukan agenda aktual
kebijakan, sasaran serta program dan kegiatan pembangunan yang akan digulirkan. Berdasarkan hal-hal diatas, beberapa isu strategis Dinas Pertanian Tanaman
Pangan dan Peternakan Kabupaten Batang antara lain adalah : 1.
Perlunya pengembangan agribisnis berbasis kluster Pembangunan sistem agribisnis berarti dapat meningkatkan percepatan
pembangunan ekonomi daerah sekaligus mengentaskan kemiskinan karena 70 persen penduduk miskin hidup di perdesaan dan mengandalkan sumber
penghidupannya dari sektor pertanian. Tanpa membangun keseluruhan sistem agribisnis mustahil pertanian dan nasib petani dapat terangkat. Aktivitas produksi
mempunyai kaitan sebab akibat dengan permintaan di sektor hilir terhadap produk yang dihasilkan dan penawaran supply bahan baku yang disediakan oleh pelaku
ekonomi di sektor hulu. Aktivitas ekonomi hanya terjadi akibat adanya insentif berupa keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing pelaku.
Pengembangan sistem agribisnis berbasis kluster di sentra-sentra produksi masing-masing komoditas yang telah berkembang akan memudahkan
pengelolaannya, terjadi spesialisasi produksi pada masing-masing usaha tani dan kegiatan ekonominya saling terkait dan saling mendukung . Penumbuhan kluster
bagi pelaku usaha perlu didukung oleh pelatihan, penelitian dan identifikasi pasar, penyediaan logistik dan inovasi teknologi. Hal lain yang perlu dilakukan
adalah kerjasama antar pelaku usaha yang dapat memberikan kesempatan tumbuhnya ruang belajar secara kolektif untuk meningkatkan kualitas produk yang
dapat menjangkau segmen pasar yang lebih menguntungkan. 2.
Pengembangan teknologi budidaya pertanianpeternakan Globalisasi perdagangan merupakan masalahancaman sekaligus peluang
dalam pembangunan pertanian. Implikasinya setiap Negara harus meningkatkan daya saing produknya agar tidak tersisih oleh produk-produk impor, di sisi lain kita
Rencana Kerja SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Batang Tahun 2016
35 dapat memanfaatkan pasar global yang semakin terbuka. Adanya persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi produk pertanian ramah lingkungan, bebas cemaran, SPS-WTO memerlukan percepatan diseminasi teknologi budidaya
pertanianpeternakan. Perlu dilakukan bimbingan, pembinaan dan pelatihan penerapan pertanian organik, Good Agricultural Practices, Good Handling
Practices , Good Manucfacturing Practices melalui Sekolah Lapang seperti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu SLPHT, SL Pengelolaan
Tanaman Terpadu SLPTT, maupun SL-GAPGHPGMP. Dibutuhkan adanya kerjasama intensif dinas dengan penyuluh pertanian lapangan PPL karena tidak
berada pada satu Satmikal Satuan Administrasi Pangkal untuk mewujudkannya. 3.
Pengembangan industri hasil pertanian dan pemasarannya. Pengolahan hasil pertanian selain memberikan nilai tambah bagi produk
primer pertanian juga membantu petani terhindar dari kerugian akibat kerusakan produknya. Untuk itu perlu dikembangkan industri pengolahan hasil pertanian di
perdesaan sentra-sentra produksi. Hal tersulit dari suatu industri adalah subsistem pemasaran. Menjalin kemitraan dengan pihak ketiga baik pelaku usaha
maupun perbankan dapat membantu segi pemasaran dan pendanaan. Perlu kemampuan lebih untuk menangkap peluang yang ada di pasar, membaca
kebutuhan pasar, bukan menjual apa yang dihasilkan. Selain itu, bimbingan dan pendampingan penerapan teknologi tepat guna mutlak dibutuhkan.
4. Pengembangan pertanian terpadu dan berkelanjutan
Pembangunan pertanian berkelanjutan dapat diartikan sebagai upaya pengelolaan sumberdaya dan usaha pertanian melalui penerapan teknologi
pertanian dan kelembagaan secara berkesinambungan bagi generasi kini dan masa depan dengan mengindahkan aspek kelestarian lingkungan sehingga
pemilihan teknologi dan pengelolaannya tidak hanya didasarkan pada keuntungan sesaat jangka pendek. Teknologi ramah lingkungan yang
sudah dikembangkan antara lain Pengendalian Hama Terpadu PHT dan Pengelolaan Tanaman
Terpadu PTT, penerapan sistem integrasi ternak-tanaman crop-livestock system, CLS untuk mengurangi resiko dan optimalisasi penggunaan sumberdaya
lahan dengan pemanfaatan kotoranurine ternak dan limbah pertanian untuk bio energi dan pupuk organik, penyiapan lahan tanpa bakar, pengembangan dan
Rencana Kerja SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Batang Tahun 2016
36 pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida. Dengan penerapan pembangunan
pertanian berkelanjutanramah lingkungan berarti telah ikut mendukung tercapainya target ketujuh MDGs. Selain itu, pembangunan pertanian
berkelanjutan membutuhkan penerapan Good Agricultural Practices GAP yang menekankan penggunaan input eksternal yang rendah. Ke depan perlu ditempuh
melalui penyuluhan dan sosialisasi GAP dan khusus pada daerah lahan kering kritis dan DAS upaya-upaya konservasi baik melalui dana pemerintah maupun
swadaya masyarakat perlu dilakukan. 5.
Pengembalian kesuburan tanah Lahan merupakan faktor produksi utama pertanian. Revolusi hijau melalui
penggunaan benih unggul produktivitas tinggi yang mensyaratkan penggunaan pupuk kimia dosis tinggi dan diabaikannya penggunaan pupuk organik telah
mengakibatkan degradasi lahan yang menurunkan kapasitas produksi lahan pertanian. Kondisi ini semakin diperparah dengan menipisnya kearifan lokal
dalam pengaturan pola tanam dan penggunaan pupuk organik. Struktur fisik dan kimia tanah di lahan pertanian, terutama sawah menjadi massif dan kurang
responsif terhadap penggunaan input produksi, sehingga peningkatan produktivitas menjadi stagnan bahkan cenderung menurun. Ke depan perlu
dilakukan rehabilitasi dan konservasi lahan secara teknis, dan biologis vegetatif melalui penerapan teknologi budidaya pertanian yang ramah lingkungan serta
pengaturan dan pengendalian tata ruang kawasan. Perlu pula dilakukan pemasyarakatan penggunaan pupuk majemuk secara berimbang, menurunkan
proporsi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik untuk memperbaiki kesuburan fisik tanah.
6. Optimalisasi pengendalian hama terpadu
Dalam rangka peningkatan produksi, produktivitas, mutu serta nilai tambah produk pertanian dilakukan pengendalian hama penyakit tanaman OPT,
organism pengganggu tanaman. Perlu revitalisasi sistem perlindungan tanaman melalui pengamatan dan pelaporan OPT Organisme Pengganggu Tanaman
serta dampak iklim, penerapan cara pengendalian OPT ramah lingkungan dengan pestisida maupun agensia hayati, penguatan kelembagaan perlindungan
pengamat OPT, Sinergisme Sistem Perlindungan dengan Persyaratan SPS- WTO Sanitary and Phytosanitary Measures - World Trade Organization.
Rencana Kerja SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Batang Tahun 2016
37 7.
Pengendalian penyakit ternak Pengendalian penyakit ternak merupakan salah satu cara menjamin produk
pangan asal hewan yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal ASUH untuk dikonsumsi. Hewan ternak yang sehat, selain menghasilkan produk asal hewan daging, susu,
telur yang aman dikonsumsi juga berpengaruh terhadap produktivitas dan reproduktivitasnya. Hewan ternak yang sakit akan menghasilkan sedikit produk
hasil ternak, dan bahkan tidak mampu bereproduksi sehingga populasi maupun produk hasil ternak akan mengalami penurunan. Beberapa penyakit ternak
misalnya flu burung maupun PMK penyakit mulut dan kuku juga dapat menular kepada manusia. Oleh karena itu pengendalian dan penanggulangan penyakit
hewan menular, pencegahan dan pengamanan bahaya pencemaran produk hewan perlu dilakukan. Selain itu perlu pula peningkatan penerapan kesehatan
hewan di Rumah Potong Hewan Ruminansia RPH-R maupun unggas RPH-U melalui peningkatan penerapan fungsi otoritas veteriner.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD