PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pe

(1)

Yulisa Wulandari

ii

ABSTRAK

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI

POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

YULISA WULANDARI

Kemampuan berpikir rasional dalam belajar harus dimiliki oleh siswa untuk memperoleh keberhasilan belajar siswa yang optimal. Namun, berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi yang mengajar di kelas X SMA Arjuna diketahui bahwa kemampuan berpikir rasional oleh siswa masih kurang dikembangkan dan didominasi oleh guru. Satu alternatif yang dapat digunakan untuk membuat siswa aktif dalam berpikir rasional yaitu dengan model Problem Based Learning (PBL).

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian pretes-postes tak ekuivalen.Sampel penelitian adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan X2 sebagai kelas kontrol yang dipilih dari populasi secara cluster random sampling. Data penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang


(2)

Yulisa Wulandari

iii

dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 95% dan data kualitatif berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil dengan menggunakan lembar observasi aktivitas belajar siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir rasional oleh siswa yang diukur dengan N-gain pada kelas eksperimen dengan rata-rata 64,48 lebih tinggi daripada rata-rata pada kelas kontrol yaitu 49,14. Indikator kemampuan berpikir rasional dengan kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa melalui model PBL yakni indikator mengambil

keputusan dan menggali informasi. Aktivitas belajar siswa yang menggunakan model PBL juga mengalami peningkatan dari pertemuan I dengan rata-rata 68,74 meningkat pada pertemuan II dengan rata-rata 76,66. Aspek mengemukakan ide/ gagasan, mengajukan pertanyaan, dan mempresentasikan hasil diskusi kelompok merupakan aktivitas dengan kriteria baik yang dicapai siswa pada kelas

eksperimen yang menggunakan model PBL.

Kata kunci: Model Problem Based Learning (PBL), kemampuan berpikir rasional, aktivitas belajar, pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.


(3)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI

KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)

Oleh

YULISA WULANDARI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

v

Judul Skripsi : PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARING (PBL) TERHADAP

KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISIWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN

LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

Nama Mahasiswa : Yulisa Wulandari Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024060

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI,

1.Komisi Pembimbing

Dr. Tri Jalmo, M. Si Berti Yolida, S.Pd. M.Pd

NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19831015200604 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(5)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si

Sekretaris : Berti Yolida, S.Pd., M.Pd Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Arwin Achmad, M.Si

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si.

NIP 19600315 1985031 003


(6)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yulisa Wulandari

Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024060 Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, September 2012 Yang menyatakan

Yulisa Wulandari NPM. 0743024060


(7)

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 12 Juli 1988, anak pertama dari€ empat bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak Ansyori Musa dan Ibu Norma Azhari.

Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-kanak Muslimin Kotabumi tahun 1993. Tahun 2000 menyelesaikan sekolah di SD Negeri 3 Sindang sari Kotabumi. Tahun 2003 menyelesaikan sekolah di SMP Negeri 1 Kotabumi . Tahun 2006 menyelesaikan sekolah di SMA Negeri 3 Kotabumi. Pada tahun 2007 penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Biologi.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Wijaya Bandar Lampung, dan pada tahun 2012 penulis melakukan

penelitian di SMA Arjuna Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana pendidikan (S.Pd.).


(8)

Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb serta Junjungan

Besar Nabi Muhammad SAW atas segala kemudahan, kelancaran, limpahan

rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini sehingga selesainya skripsi

ini.

Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini

untuk orang-orang yang akan selalu berarti dalam hidupku:

Ayahanda Ansyori Musa dan ibunda Norma Azhari

Sosok sederhana dan mulia yang telah membesarkanku, menyayangaiku, menasehatiku, serta tak henti-hentinya mendoakanku dalam setiap sujudnya agar aku

memperoleh keberhasilan

dan kebahagiaan dimata Allah SWT dan dunia

Else Novita Sari, Annisa Cahya Putri, dan Rima Meika Andini

Terimakasih atas doa, motivasi dan support kalian yang membuatku untuk

tetap kuat, sabar, dan semangat untuk meraih keberhasilan

Keluarga besarku

Terimakasih telah mendoakan keberhasilanku

Para pendidikku

Terimakasih atas ilmu, kesabaran, dan nasehatnya untuk aku berjalan terus maju menuju keberhasilan

Sahabatku

Terima kasih atas kebersamaa kita selama ini


(9)

MOTTO

“Kebenaran Itu Adalah Dari Tuhanmu, Sebab Itu Jangan

Sekali-Kali Kamu Termasuk Orang Yang Ragu”

(Qs : Al Baqarah : 147)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat”

(Winston Chuchill)

“Pengetahuan Adalah Cahaya, Memperkaya Hangatnya

Kehidupan, Dan Semua Dapat Mengambil Bagian Mereka

Yang Mencarinya”

(Kahlil Gibran)

“Jangan Pernah Berhenti Untuk Belajar Ikhlas Dan Sabar

Dalam Menghadapi Semua Cobaan Yang Ada Karena

Dibalik Cobaan Terdapat Hikmah Yang Luar Biasa”

(Penulis)


(10)

MOTTO

“Kebenaran Itu Adalah Dari Tuhanmu, Sebab Itu Jangan

Sekali-Kali Kamu Termasuk Orang Yang Ragu”

(Qs : Al Baqarah : 147)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan

mengatasi dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya

tanpa kehilangan semangat”

(Winston Chuchill)

“Pengetahuan Adalah Cahaya, Memperkaya Hangatnya

Kehidupan, Dan Semua Dapat Mengambil Bagian Mereka

Yang Mencarinya”

(Kahlil Gibran)

“Jangan Pernah Berhenti Untuk Belajar Ikhlas Dan Sabar

Dalam Menghadapi Semua Cobaan Yang Ada Karena

Dibalik Cobaan Terdapat Hikmah Yang Luar Biasa”

(Penulis)


(11)

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI

POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)

(skripsi)

Oleh

YULISA WULANDARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(12)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 9 2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 23 3. Contoh jawaban siswa pada indikator menggali informasi kelas

eksperimen ... 43

4. Contoh jawaban siswa pada indikator mengolah informasi kelas

eksperimen ... 45

5. Contoh jawaban siswa pada indikator mengambil keputusan

kelas eksperimen ... 45

6. Contoh jawaban siswa pada indikator memecahkan masalah kelas

eksperimen ... 46 7. Foto-Foto penelitian ... 201


(13)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xviii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis Penelitian ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL) ... 10

B. Kemampuan Berpikir Rasional ... 18

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Desain Penelitian ... 22

D. Prosedur Penelitian ... 23

E. Jenis Data dan Tekhnik Pengambilan Data ... 27

F. Teknik Analisis Data ... 29

G. Mendeskripsikan Kemamapuan Berpikir Rasional ... ... 31

H. Pengolahan Data Aktivitas ... 33

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 41 V. SIMPULAN DAN SARAN


(14)

xiv

A. Simpulan ... 48

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN 1. Silabus ... 52

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 64

3. Lembar Kerja Siswa………. 115

4. Soal Pretes dan Postes ... 164

5. Rubrik Penilaian Soal pretes dan Postes... 167

6. Data Hasil Penelitian ... 168

7. Analisis Uji Statistik Data Hasil Penelitian... 186

8. Foto-Foto Penelitian... 201 9. Surat-Surat Izin Penelitian...


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel

1. Langkah-langkah pembelajaran PBL ... 12

2. Variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data ... 29

3. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa... ... 29

4. Kriteria Kemampuan Berpikir Rasional Siswa ... ... 32

5. Kriteria Kecakapan Berpikir Rasional... ... 33

6. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa... .. 33

7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... ... 34

8. Hasil KBR Siswa kelas eksperimen dan kontrol ... .... 37

9. Hasil rata-rata N-gain setiap indikator KBR siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol ... ... 39

10. Peningkatan setiap Indikator KBR kelas eksperimen dan kontrol . .. 40

11. Aktivitas siswa pada kelas eksperimen... 40

12. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen ... 168

13. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol ... 169

14. Data KBR siswa per indikator (pretes) kelas eksperimen ... 170

15. Data KBR siswa per indikator (postes) kelas eksperimen ... 172

16. Data KBR siswa per indikator (pretes) kelas kontrol ... 175


(16)

xvi

18. Data N-gain Per indikator kelas eksperimen... 179

19. Data N-gain Per indikator kelas kontrol... 180

20. Data aktivitas siswa kelas ekperimen pada pertemuan 1 ... 181

21. Data aktivitas siswa kelas ekperimen pada pertemuan 2 ... 182

22. Data aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 1 ... 183

23. Data aktivitas siswa kelas kontrol pada pertemuan 2 ... 184

24. Data nilai LKS kelas eksperimen dan Kontrol ... 185

25. Hasil uji normalitas pretes kelompok eksperimen dan kontrol... 186

26. Data statistik pretes kelas eksperimen dan kontrol... 187

27. Hasil uji t pretes kelas eksperimen dan kontrol... 187

28. Uji satu pihak pretes... 188

29. Hasil uji normalitas postes kelas eksperimen dan kontrol ... 189

30. Data statistik postes kelas eksperimen dan kontrol... 190

31. Hasil uji t postes kelas eksperimen dan kontrol... 190

32. Uji satu pihak postes... 191

33. Data uji normalitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 191

34. Data statistik N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 193

35. Hasil uji t N-gain kelas eksperimen dan kontrol... 193

36. Uji satu pihak N-gain... . 194

37. Data statistik uji homogenitas pretes kelas eksperimen dan kontrol.. ... 194

38. Data statistik uji homogenitas postes kelas eksperimen dan kontrol.. ... 195

39. Data statistik uji homogenitas N-gain kelas eksperimen dan kontrol ... 195


(17)

xvii

40. Data statistik uji normalitas N-gain indikator menggali i informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 196 41. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Menggali informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 196 42. Data statistik uji normalitas N-gain indikator mengolah informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 197 43. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Mengolah informasi

kelas eksperimen dan kontrol... 197 44. Data statistik uji normalitas N-gain indikator Mengambil

keputusan kelas eksperimen dan kontrol... 198 45. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Mengambil keputusan

kelas eksperimen dan kontrol... 198 46. Data statistik uji normalitas N-gain indikator Memecahkan

masalah kelas eksperimen dan kontrol... 199 47. Hasil uji Mann-Withney UN-gain indikator Memecahkan

masalah kelas eksperimen dan kontrol... 199


(18)

xi

SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Berpikir Rasional Siswa Pada Sub Materi Pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestariannya (Studi Eksperimen Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu

Dekan yang telah memberi izin penelitian.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

3. Pramudiyanti, S.Si., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi.

4. Berti Yolida, S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing

II atas kesabaran, arahan, dan telah memberikan saran-saran berharga.

5. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing,

memberikan arahan, ilmu yang sangat bermanfaat serta memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

6. Drs. Arwin achmad, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan kritik dan saran-saran berharga.


(19)

xii

7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf tata usaha PMIPA.

8. Drs. Damili AB, selaku kepala sekolah SMA Arjuna Bandar Lampung , yang

telah memberi izin atas kepentingan penelitian.

9. Dwi Sulistyaningsih S.Pd, selaku guru mitra yang telah memberi masukan dan arahan selama penelitian.

10. Siswa-siswi kelas X.1 dan X.2 serta dewan guru dan staf SMA Arjuna Bandar lampung atas kerjasama, dan perhatiannya selama penelitian. 11. Kedua orangtua dan ketiga adik-adik ku yang tidak henti-hentinya selalu

mendoakan dan memberikanku semangat.

12. Sahabat-sahabatku Padilah F.S, Melda Ariyanti, S.Pd, Martha Eka Putri, S.Pd, Adit, Fitriadi, Achmad Fauzi, I Gusti, Dwi, Laras, Septi, Ana, Risna Novalia, dan Mayang Kristi, terimakasih atas arti persahabatan dan kebersamaan yang telah terjalin, dan semoga persahabatan

13. Teman-teman seperjuanganku Herlina, Wening Sudrajat, Weni Arisma,dan

Eva Febriana terimakasih atas semangat dan motivasinya kita selama ini.

14. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, khususnya bio 2007 NR

terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.

15. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di tuliskan satu persatu.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin

Bandar Lampung, September 2012 Penulis


(20)

1

I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai

antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Upaya pengembangan pada sektor pendidikan sangat

penting dalam pembangunan seperti yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional (Hamalik, 2008:1). Menurut Trianto (2009:4) sistem pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat kompleks dalam menyiapkan kualitas SDM yang mampu bersaing di era global. Upaya yang tepat untuk menyiapkan SDM yang berkualitas dan satu–satunya wadah yang dapat dipandang dan seyogia nya berfungsi sebagai alat untuk membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan nasional dalam mengembangkan sumber daya manusia, maka pemerintah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan


(21)

2 di Indonesia secara terus menerus. Hal tersebut dilaksanakan melalui

penyempurnaan kurikulum yang telah ada. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah hasil penyempurnaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi (KBK). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan), yakni guru diberi kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi sekolah dan siswa (Trianto, 2007:3). Menurut Kunandar (2009:133) KTSP adalah sebuah konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan (kompetensi) melakukan tugas-tugas dengan standar

performansi tertentu sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh siswa, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diterapkan oleh sekolah saat ini menghendaki pembelajaran yang berpusat pada siswa atau student center, sehingga diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran (Sagala, 2010:9). Pencapaian tujuan pembelajaran setiap mata pelajaran perlu

mengintegrasikan kecakapan hidup (life skills), termasuk pembelajaran biologi sehingga siswa menjadi lebih produktif. Program pendidikan life skills adalah pendidikan yang dapat memberikan bekal keterampilan yang praktis, terpakai, terkait dengan kebutuhan pasar kerja, peluang usaha, dan potensi ekonomi atau industri yang ada di masyarakat (Anwar 2006:20). Salah satu kecakapan hidup ( life skills) yang perlu dikembangkan melalui proses pendidikan adalah keterampilan berpikir (Depdiknas, 2003).


(22)

3 Berpikir rasional merupakan perwujudan perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan pemecahan masalah. Berpikir rasional diperlukan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari, dengan berpikir rasional siswa terlatih untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan nalar atau logika, siswa mengidentifikasi permasalahan yang ada berdasarkan data-data dan fakta-fakta, sehingga siswa akan membuktikan atau menemukan konsep baru (Anwar, 2006:29). Adanya kemampuan berpikir rasional, diharapkan siswa tidak akan gamang dalam menghadapi kehidupan, memiliki

kemampuan untuk memecahkan masalah dengan menggunakan pertimbangan strategi akal sehat, logis, dan sistematis sehingga siswa dapat menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa rasa tertekan (Hutabarat dalam Saprudin, 2010:415).

Hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran biologi di SMA Arjuna Bandar Lampung didapatkan bahwa di dalam pembelajarannya guru masih kurang dalam mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa, karena kenyataannya proses pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru bertindak sebagai satu-satunya sumber belajar dan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak merangsang timbulnya keterampilan berpikir rasional pada diri siswa, sehingga siswa menjadi pasif. Guru jarang mengajak siswa berlatih untuk menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi suatu informasi data atau argumen sehingga kemampuan berpikir rasional mereka masih rendah.


(23)

4 Rendahnya keterampilan berpikir rasional siswa memberi dampak terhadap penguasaan materi siswa. Ini ditunjukkan dari nilai rata-rata kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan masih rendah yakni baru mencapai 59 dengan ketuntasan 40%, hal ini belum memenuhi standar KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang ditentukan oleh sekolah untuk mata pelajaran biologi yaitu 65. Ketuntasan belajar siswa yang terjadi tersebut terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan guru belum tepat dengan materi yang diajarkan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas, semangat belajar dan kemampuan berpikir rasional siswa adalah dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (Problem Based Learning/ PBL). Model PBL merupakan salah satu bentuk pembelajaran berlandaskan pada paradigma konstruktivisme yang berfokus pada penyajian suatu permasalahan (nyata atau simulasi) kepada siswa, lalu siswa diminta mencari pemecahannya melalui serangkaian penelitian dan investigasi berdasarkan teori, konsep, dan prinsip yang dipelajarinya dari berbagai ilmu (Pannen dan Sekarwinahayu dalam Muhfaroyin 2009:9).Ratumanan (dalam Trianto, 2009:92) menjelaskan pula bahwa PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk melatih proses berpikir tingkat tinggi.

Hasil penelitian Belina (2008:53) menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran PBLdapat meningkatkan kemampuan berpikir rasional


(24)

5 penelitian Rahayu (2007:49) menunjukkan terjadinya peningkatan

kemampuan berpikir rasional siswa melalui pembelajaran kontekstual yang diperoleh dari perhitungan Z-score.

Oleh karena itu, peneliti menganggap perlunya diadakan penelitian dengan menerapkan model PBL dalam menggali kemampuan berpikir rasional siswa, pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

A. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan model PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian

lingkungan?

2. Bagaimanakah pengaruh penggunaann model PBL dalam meningkatkan aktivitas siswa pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan?

B. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh model PBL dalam meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok kerusakan/


(25)

6 2. Mengetahui pengaruh model PBL dalam meningkatkan aktivitas siswa

pada sub materi pokok kerusakan / pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi peneliti, memperluas pengetahuan dan pengalaman dalam

pembelajaran biologi dengan menggunakan model PBL dalam melatih kemampuan berpikir rasional siswa dalam proses pembelajaran. 2. Bagi guru/ calon guru biologi, menjadikan model PBL sebagai tipe

pembelajaran alternatif yang sesuai untuk mengeksplorasi kemampuan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda dengan melatih kemampuan berpikir rasional mereka.

4. Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran biologi.

D. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari kekeliruan penafsiran terhadap penelitian ini, maka ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Model PBLadalah suatu model pembelajaran yang berfokus pada penyajian masalah pada siswa. Langkah-langkah model PBL yang


(26)

7 digunakan dalam pembelajaran ini adalah orientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa untuk belajar, membimbing penyelidikan,

mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis, dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Berpikir rasional merupakan suatu proses berpikir secara nalar dan logis dalam memecahkan masalah, menganalisis, dan menyimpulkan. Indikator kemampuan berpikir rasional yang diteliti mengacu pada indikator Tim BBE (2002:7) yaitu: (1) menggali informasi; (2) mengolah informasi; (3) mengambil keputusan; dan (4) memecahkan masalah.

3. Subyek penelitian adalah siswa kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan

kelas X2 sebagai kelas kontrol SMA Arjuna Bandar Lampung.

4. Sub Materi pokok pada penelitian ini adalah kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. KD 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah kerusakan/ pencemaran

lingkungan dan pelestarian lingkungan.

E. Kerangka Pikir

Kemajuan zaman yang mudah mengalami perubahan menuntut setiap siswa untuk lebih mengantisipasi keadaan yang tidak menguntungkan. Seiring dengan kemajuan IPTEK, guru dituntut untuk mengembangkan suatu kreatifitas dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan

keterampilan berpikir guna mengantisipasi masalah yang merupakan efek pengaruh kemajuan global.


(27)

8 Biologi merupakan pelajaran yang memiliki banyak materi yang

mengharuskan siswa untuk memiliki daya nalar yang cukup tinggi dalam memecahkan masalah, sehingga salah satu keterampilan berpikir yang dapat dikembangkan oleh guru di kelas adalah berpikir rasional.

Tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan suatu modifikasi dalam sistem belajar di dalam kelas, misalnya dengan memodifikasi model

pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang dapat membangkitkan aktivitas, semangat belajar dan kemampuan berpikir rasional siswa adalah dengan model pembelajaran berdasarkan masalah (PBL). Penerapan model PBL dalam kegiatan pembelajaran memungkinkan siswa belajar lebih aktif, dengan menganalisis masalah untuk melatih kemampuan berpikirnya salah satunya dengan berpikir rasional. Siswa mendapatkan pengalaman baru dalam pembelajaran dengan menemukan konsep, sehingga konsep tersebut dapat tersimpan lebih lama dalam ingatan siswa.

Penerapan model PBL akan membantu siswa memahami sub materi pokok pencemaran lingkungan dan pelestariannya. Materi ini dapat membantu siswa untuk mengenal dan membedakan pencemaran yang sering terjadi di lingkungan sekitar, penyebab pencemaran dan memahami solusi yang harus dilakukan agar pencemaran tersebut dapat dikurangi. Siswa berdiskusi dalam kelompok kecil untuk membuat hipotesis dari rumusan masalah yang telah diajukan oleh guru, selanjutnya siswa melakukan pengamatan dan mengumpulkan data yang relevan untuk


(28)

9 membuktikan hipotesis yang telah dibuat. Pemecahan masalah yang

diperoleh dari hasil diskusi kelompok dipresentasikan di depan kelas. Evaluasi pembelajaran akan dilakukan untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebasnya adalah pengaruh model PBL dan variabel terikatnya adalah kemampuan berpikir rasional siswa.

Keterangan: X = Variabel bebas : pembelajaran menggunakanmodel PBL Y = Variabel terikat: kemampuan berpikir rasional

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

F. Hipotesis

Hipotesis umum dalam penelitian ini adalah: Hipotesis statistik adalah sebagai berikut:

1. HO = Tidak ada pengaruh yang signifikan penerapan model PBL

terhadap peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.

H1 = Ada pengaruh yang signifikan Penerapan model PBL terhadap

peningkatan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok kerusakan/ pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.


(29)

10

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL)

Model Problem Based Learning atau PBL merupakan suatu model

pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yaitu penyelesaian nyata dari

permasalahan yang nyata (Trianto, 2009:90). Bruner (dalam Trianto, 2009: 91) menyatakan bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, memberikan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Suatu konsekuensi logis, karena untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi siswa. Dasna dan Sutrisno (2007:77) berpendapat bahwa PBL merupakan

pembelajaran yang berorientasi pada kerangka kerja teoritik konstruktivisme. Fokus model pembelajaran PBL ada pada masalah yang dipilih sehingga pembelajaran tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir.


(30)

11 Pembelajaran berdasarkan masalah menurut Suyatno (2009:59) adalah

pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka miliki sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru. Berdiskusi menggunakan kelompok kecil merupakan poin utama dalam penerapan PBL.

Trianto (2009:91) menjelaskan bahwa pengajaran berdasarkan masalah akan memberikan pengalaman bagi siswa yang diperoleh dari lingkungan akan dijadikan bahan dan materi untuk memperoleh pengertian serta dijadikan pedoman dan tujuan dalam belajar. Ratumanan (dalam Trianto 2009:92) berpendapat bahwa:

“pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa dalam memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar maupun kompleks.” Arends (dalam Dasna dan Sutrisna, 2010:5-8) merinci langkah-langkah pelaksanaan PBL. Arends mengemukakan ada lima fase yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL. Fase-fase tersebut merujuk pada tahapan-tahapan praktis yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dengan PBL sebagaimana disajikan pada Tabel 1.


(31)

12 Tabel 1. Sintaks model PBL

Fase Aktivitas Guru

1. Mengorientasikan siswa

pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilih.

2. Mengorganisasi siswa

untuk belajar Membantu siswa membatasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.

3. Membimbing penyelidikan

individu maupun kelompok Mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan dan pemecahan.

4. Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya Membantu siswa merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5. Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah

Membantu siswa melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama berlangusungnya pemecahan masalah.

Fase 1: Mengorientasikan Siswa pada Masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. Di samping proses yang akan berlangsung, sangat penting juga dijelaskan bagaimana guru akan mengevaluasi proses

pembelajaran. Hal ini sangat penting untuk memberikan motivasi agar siswa dapat engage dalam pembelajaran yang akan dilakukan.


(32)

13 Empat hal penting pada proses ini, yaitu:

(1) tujuan utama pembelajaran ini tidak untuk mempelajari sejumlah besar informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri, (2) permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai jawaban

mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan,

(3) selama tahap penyelidikan (dalam pengajaran ini), siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan dan mencari informasi, guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap membantu, tetapi siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya, dan

(4) selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk

menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan, tidak ada ide yang akan ditertawakan oleh guru atau teman sekelas, semua siswa diberi peluang untuk menyumbang kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

Fase 2: Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Selain mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, PBL juga mendorong siswa/ siswa belajar berkolaborasi. Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing kelompok-kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip pengelompokan siswa


(33)

14 dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Guru sangat penting memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan dinamika kelompok selama pembelajaran. Setelah siswa

diorientasikan pada suatu masalah dan telah membentuk kelompok belajar selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal. Tantangan utama bagi guru pada tahap ini adalah mengupayakan agar semua siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

Fase 3: Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, tetapi pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri. Pada fase ini seharusnya lebih dari sekedar membaca tentang masalah-masalah dalam buku-buku. Guru membantu siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, dan ia seharusnya mengajukan


(34)

15 pertanyaan pada siswa untuk beripikir tentang masalah dan ragam informasi yang dibutuhkan untuk sampai pada pemecahan masalah yang dapat

dipertahankan. Setelah siswa mengumpulkan cukup data dan memberikan permasalahan tentang fenomena yang mereka selidiki, selanjutnya mereka mulai menawarkan penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan, dan pemecahan. Selama pengajaran pada fase ini, guru mendorong siswa untuk menyampaikan semua ide-idenya dan menerima secara penuh ide tersebut. Guru juga harus mengajukan pertanyaan yang membuat siswa berpikir tentang kelayakan hipotesis dan solusi yang mereka buat serta tentang kualitas

informasi yang dikumpulkan. Pertanyaan-pertanyaan berikut kiranya cukup memadai untuk membangkitkan semangat penyelidikan bagi siswa. ”Apa yang Anda butuhkan agar Anda yakin bahwa pemecahan dengan cara Anda adalah yang terbaik?” atau ”apa yang dapat Anda lakukan untuk menguji kelayakan pemecahanmu?” atau ”apakah ada solusi lain yang dapat Anda usulkan?”. Oleh karena itu, selama fase ini, guru harus menyediakan bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu aktivitas siswa dalam kegiatan

penyelidikan.

Fase 4: Mengembangkan dan Menyajikan Artifak (Hasil Karya) dan Memamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artifak (hasil karya) dan pameran. Artifak lebih dari sekedar laporan tertulis, tetapi bisa suatu

videotape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang diusulkan),

model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya kecanggihan artifak


(35)

16 sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa. Langkah selanjutnya adalah

memamerkan hasil karyanya dan guru berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam pemeran ini melibatkan siswa-siswa lainnya, guru-guru, orangtua, dan lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

Fase 5: Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini merupakan tahap akhir dalam PBL. Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Kapan mereka pertama kali memperoleh pemahaman yang jelas tentang situasi masalah?, Kapan mereka yakin dalam pemecahan tertentu?, Mengapa mereka dapat menerima penjelasan lebih siap dibanding yang lain?, Mengapa mereka menolak beberapa penjelasan?, Mengapa mereka mengadopsi pemecahan akhir dari mereka?, Apakah mereka berubah pikiran tentang situasi masalah ketika penyelidikan berlangsung?, Apa penyebab perubahan itu dan apakah mereka akan melakukan secara berbeda di waktu yang akan datang?, Tentunya masih banyak lagi pertanyaan yang dapat diajukan untuk memberikan umpan balik dan menginvestigasi kelemahan dan kekuatan PBL untuk pengajaran. Pembelajaran biologi sangat erat dengan model pembelajaran berbasis masalah (PBL). Hal ini disebabkan karena pemecahan masalah merupakan salah satu pusat pembelajaran biologi dan model pembelajaran berbasis


(36)

17 masalah merupakan model pembelajaran yang lebih menekankan pada

pemecahan masalah atau masalah sebagai titik tolak. Dalam model ini

diharapkan siswa dapat menumbuhkan keterampilan menyelesaikan masalah, bertindak sebagai pemecah masalah dan dalam pembelajaran dibangun melalui berpikir, kerja kelompok, berkomunikasi, dan saling memberi informasi (Akinoglu dalam Sahara, 2008:279).

Menurut Sanjaya (2008:219-220) model PBL memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut:

- Keunggulan model PBL yaitu:

a) Menantang kemampuan peserta didik serta memberi kepuasan untuk

menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik. b) Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik.

c) Membantu peserta didik mentransfer pengetahuan merekan untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata.

d) Merangsang perkembangan kemajuan berpikir peserta didik untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi secara tepat. - Kelemahan model PBL yaitu:

a) Memakan waktu yang panjang dibandingkan dengan model pembelajaran yang lain.

b) Manakala peserta didik tidak memiliki minat atau tidak memiliki

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka akan merasa enggan untuk mencoba


(37)

18 B. Kemampuan Berpikir Rasional

Menurut Reason (dalam Sanjaya, 2008:228) berpikir (thinking) adalah proses mental seseorang yang lebih dari sekedar mengingat (remembering)

dan memahami (comprehending). Mengingat dan memahami lebih bersifat

pasif dari pada kegiatan berpikir. Berpikir yang merupakan suatu proses mental memerlukan kemampuan mengingat dan memahami.

Berpikir merupakan kapabilitas unik yang dimiliki manusia secara alami dan menjadi ciri pembeda manusia dari makhluk hidup lainnya. Costa (dalam Belina, 2008:17) berpendapat bahwa berpikir umumnya diartikan sebagai suatu proses kognitif, suatu kegiatan mental untuk memperoleh pengetahuan. Sedangkan Turner (dalam Belina, 2008:17) berpendapat bahwa proses kognitif ini dilandasi oleh unsur-unsur apersepsi, memori, intuisi, dan penalaran serta melibatkan intelegensi dan bahasa. Selain itu Smit dan Jones (dalam Belina 2008:18) berpendapat bahwa berpikir merupakan proses mental yang terjadi dalam diri individu sebagai respon dari datangnya stimulus dari luar. Dan proses berpikir bertujuan untuk memahami realitas dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan masalah, dan menghasilkan solusi yang baru.

Salah satu jenis dari keterampilan berpikir adalah keterampilan berpikir rasional. Menurut Syafaruddin dan Anzizhan (dalam Fitriyanti, 2009:41) berpikir rasional adalah seperangkat kemampuan yang digunakan untuk melihat apa yang kita peroleh untuk menemukan permasalahan dan tindakan yang akan mengarahkan kita pada pencapaian tujuan. Berpikir rasional


(38)

19 adalah perwujudan perilaku belajar terutama yang berkaitan dengan

pemecahan masalah. Umumnya siswa yang berpikir rasional akan

menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab pertanyaan “apa”, “mengapa”, dan “bagaimana”. Berpikir rasional

menuntut siswa untuk menggunakan logika dalam menentukan sebab-akibat, menganalisa, menarik kesimpulan, menciptakan hukum (kaidah teoritis), dan bahkan menciptakan ramalan-ramalan (Syah dalam Rahayu, 2007:8).

Terdapat indikator-indikator yang dapat dikenali untuk menentukan apakah seseorang telah memiliki kecakapan rasional atau belum. Menurut

Hutabarat (dalam Belina, 2008:18) berpikir rasional merupakan jenis berpikir yang mampu memahami dan membentuk pendapat, mengambil keputusan sesuai dengan fakta dan premis serta memecahkan masalah secara logis.

Indikator Kemampuan berpikir rasional (thinking skills) menurut Tim BBE (2002:7) yaitu:

a. Kemampuan menggali informasi

Kemampuan ini membutuhkan beberapa kemampuan dasar yakni kemampuan membaca, menghitung dan kemampuan observasi. Observasi dapat dilakukan dengan bermacam cara, diantaranya dengan pengamatan fenomena alam/ lingkungan, melalui kejadian yang terjadi sehari-hari, dan lewat peristiwa yang teramati secara langsung maupun dari berbagai media cetak maupun elektronik. Tujuan dari kemampuan


(39)

20 ini adalah untuk memperoleh data-data yang penting dan berperan dalam menentukan keputusan.

b. Kemampuan Mengolah Informasi

Agar informasi yang telah tergali lebih bermakna maka informasi harus diolah. Hasil olahan itulah yang sebenarnya dibutuhkan oleh manusia. Oleh karena itu, kecakapan berpikir tahap berikutnya adalah kecakapan mengolah informasi. Mengolah informasi artinya memproses informasi tersebut menjadi simpulan. Untuk dapat mengolah suatu informasi diperlukan kemampuan membandingkan, membuat perhitungan tertentu, membuat analogi, sampai membuat analisis sesuai dengan informasi yang diolah maupun tingkatan simpulan yang diharapkan. Tujuan dari pengolahan informasi adalah untuk membuat kesimpulan mengenai alternatif pemecahan masalah. Oleh karena itu kemampuan-kemampuan tersebut penting untuk dikembangkan melalui mata pelajaran yang sesuai.

c. Kemampuan Mengambil Keputusan

Keputusan (decision) berarti pilihan, yakni pilihan dari dua atau lebih kemungkinan. Siagian (dalam Belina, 2008:20), berpendapat bahwa ‘keputusan pada dasarnya merupakan pilihan yang secara sadar dijatuhkan atas satu alternatif dari berbagai alternatif yang tersedia, Sedangkan Suryadi dan Ramdhani (dalam Belina, 2008:20), berpendapat bahwa ‘pengambilan keputusan pada dasarnya adalah bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya


(40)

21 melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik’.

Dalam penelitian ini, keputusan diartikan sebagai pilihan terhadap segala alternatif yang tersedia setelah dilakukan pertimbangan, sedangkan pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan atau pemilihan salah satu alternatif yang ada, tujuannya untuk memperoleh alternatif dalam solusi pemecahan yang lebih baik.

d. Kemampuan Memecahkan Masalah secara Kreatif

Tim BBE ( dalam Belina, 2008:21), menyatakan bahwa pemecahan masalah yang baik tentu berdasarkan informasi yang cukup dan telah diolah dan dipadukan dengan hal-hal lain yang terkait. Pemecahan masalah memerlukan kreativitas dan kearifan. Kreativitas untuk menemukan pemecahan yang efektif dan efisien, sedangkan kearifan diperlukan karena pemecahan harus selalu memperhatikan kepentingan berbagai pihak dan lingkungan sekitarnya. Jadi, yang dimaksud dengan pemecahan masalah secara kreatif dalam penelitian ini adalah

kemampuan siswa dalam mencari berbagai alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan dan kecakapan siswa dalam menghasilkan solusi yang efektif dan efisien.


(41)

22

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Arjuna Bandar Lampung pada bulan Mei 2012.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Arjuna Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas X2 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X1 sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Menurut Sugiyono ( 2009:83-84) bahwa teknik cluster random sampling dilakukan dengan cara

memilih secara acak kelompok individu yang terpilih mewakili populasi dan melibatkan seluruh individu dalam kelompok tersebut sebagai

subyek.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pretes-postes non ekuivalen. Kelompok eksperimen maupun kontrol menggunakan kelas yang ada dengan kondisi yang homogen. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan model PBL sedangkan kelas kontrol menggunakan motode diskusi. Hasil pretes dan postes pada kedua kelompok subyek lalu dibandingkan.


(42)

23

Struktur desainnya adalah sebagai berikut:

Keterangan : I = kelompok eksperimen; II = kelompok kontrol; O1 = pretes;

O2 = postes;

X = perlakuan model PBL;

C = metode diskusi (dimodifikasi dari Riyanto, 2001:43) Gambar. 2 Desain pretes -postes tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah sebagai berikut

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut: a. Membuat izin untuk melakukan penelitian di sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.

d. Mengambil data yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.

Kelompok pretes perlakuan postes

I O1 X O2


(43)

24 e. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, 2 siswa dengan nilai tinggi, 1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang siswa. Nilai diperoleh dari dokumentasi guru kelas.

f. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.

g. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan model PBLuntuk kelas

eksperimen dan menggunakan model pembelajaran langsung melalui diskusi informasi yang biasa digunakan oleh guru biologi di SMA Arjuna Bandar Lampung untuk kelas kontrol. Penelitian ini dirancang sebanyak dua kali pertemuan. Pretes diberikan sebelum pembelajaran dan postes diberikan setelah pembelajaran.

A. Kelas Eksperimen

Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru (Pertemuan I) b. Siswa mendengarkan informasi mengenai indikator/ tujuan


(44)

25 c. Siswa menjawab apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru

tentang kerusakan/ pencemaran lingkungan (Pertemuan I) dan

Pelestarian lingkungan (Pertemuan II).

2. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan penjelasan langkah-langkah pembelajaran

menggunakan model PBL yang disampaikan oleh guru.

b. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara singkat oleh guru.

c. Siswa mengkondisikan dirinya untuk duduk bersama kelompoknya

masing-masing.

d. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru.

e. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan dibimbing oleh guru dalam

mencari informasi dengan kajian literatur dan artikel yang sudah tersedia.

f. Siswa dibimbing oleh guru untuk merencanakan dan menyiapkan

hasil karya dalam bentuk laporan atau presentasi.

g. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. h. Siswa mendengarkan penjelasan oleh guru agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pembelajaran.

3. Penutup

a. Siswa di bimbing oleh guru untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.

b. Siswa mengerjakan soal postes yang diberikan oleh guru (Pertemuan II).


(45)

26 c. Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru tentang

materi untuk pertemuan yang akan datang.

d. Siswa menjawab salam.

B. Kelas Kontrol

Langkah-langkah pembelajaran kelas eksperimen sebagai berikut:

1. Pendahuluan

a. Siswa mengerjakan pretes yang diberikan oleh guru (Pertemuan I). b. Siswa mendengarkan informasi mengenai indikator/ tujuan

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

c. Siswa menjawab apersepsi dan motivasi yang diberikan oleh guru tentang kerusakan/ pencemaran lingkungan (Pertemuan I) dan Pelestarian lingkungan (Pertemuan II).

2. Kegiatan Inti

a. Siswa mendengarkan informasi mengenai pembelajaran akan

dilakukan dengan metode diskusi kemudian persentasi yang disampaikan oleh guru.

b. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang disampaikan secara singkat oleh guru.

c. Siswa mengkondisikan dirinya untuk duduk dalam kelompoknya

masing-masing.

d. Siswa menerima LKS yang diberikan oleh guru.

e. Siswa berdiskusi mengerjakan LKS dan dibimbing oleh guru untuk mencari informasi dengan menggunakan literatur yang ada.


(46)

27 f. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas

dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan.

g. Siswa mendengarkan penjelasan materi yang belum dipahami.

h. Siswa mengumpulkan LKS.

3. Penutup

a. Siswa di bimbing oleh guru untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran hari ini.

b. Siswa mengerjakan soal postes yang diberikan oleh guru (Pertemuan II).

c. Siswa mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru tentang materi untuk pertemuan yang akan datang.

d. Siswa menjawab salam dari guru.

E.Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah:

1. Jenis Data

Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini adalah: a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu berupa data keterampilan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya yang diperoleh dari nilai pretesdan postes. b. Data Kualitatif

Data kualitatif berupa data aktivitas siswa selama proses pembelajaran.


(47)

28

2. Teknik Pengambilan Data

a) Pretes dan postes

Data berupa nilai pretesyang diambil pada pertemuan awal dan nilai postespada pertemuan terakhir. Nilai pretes diambil sebelum

pembelajaran, sedangkan nilai postes diambil setelah pembelajaran baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Bentuk soal yang diberikan adalah berupa soal esei dengan jumlah soal sebanyak sepuluh soal. Bobot masing-masing jawaban disesuaikan dengan point kriteria penilaian yang telah ditentukan. Soal disusun sedemikian rupa sehingga tiap poin soalnya dapat melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir rasional siswa. Teknik penskoran nilai pretes dan postes yaitu:

S = R x 100

N

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan (dicari)

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008:112)

b) Lembar observasi aktivitas siswa

Berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Aspek aktivitas yang akan diamati antara lain sebagai berikut : bekerjasama dengan teman,


(48)

29 melakukan kegiatan diskusi, mengungkapkan ide atau gagasan, dan mempersentasikan hasil diskusi kelompok.

Rubrik variabel, sub variabel, indikator, jenis data, dan alat ukur data secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 2. Hubungan antara variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data

F. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang berupa nilai pretes-postes dan skor gain pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisis menggunakan uji-t dengan program SPSS 17. Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan formula Hake (Loranz, 2008:2) sebagai berikut:

N - gain =

× 100

Keterangan:

= nilai rata-rata postes

= nilai rata-rata pretes Z = skor maksimal

Tabel 3. Kriteria N-gain yang diperoleh dari siswa Nilai rata-rata

N-gain (g) Kriteria

g>70 Tinggi

30<g≤70 Sedang

g<30 Rendah

Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3)

No Variabel Instrumen Jenis data Analisis

Data

1 Kemampuan

berpikir rasional Teskemampuan berpikir rasional siswa

Nominal Uji t

2 Aktivitas siswa selama proses pembelajaran

Lembar observasi


(49)

Sebelum dianalisis terlebih dahulu

1) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji program SPSS versi 17.

a. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal b. Kriteria Pengujian

Terima H harga yang 2002:

2) Kesamaan Dua Varian

Apabila masing dengan uji versi 17. a. Hipotesis

Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda b. Kriteria Uji

Jika Jika (Pratisto,

3) Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata uji perbedaan dua rata

Sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat berupa:

Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors

program SPSS versi 17. Hipotesis

: Sampel berdistribusi normal : Sampel tidak berdistribusi normal Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak H harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan, dan Marzuki 2002:118).

Kesamaan Dua Varian

Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varian yang menggunakan program SPSS versi 17.

Hipotesis

: Kedua sampel mempunyai varians sama : Kedua sampel mempunyai varians berbeda Kriteria Uji

hit < tab sehingga Ho diterima

hit > tab sehingga Ho ditolak

(Pratisto, 2004:71)

Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata

uji perbedaan dua rata-rata dengan menggunakan program SPSS 17. 30 dilakukan uji prasyarat berupa:

liefors dengan

value > 0,05, tolak Ho untuk dan Marzuki

masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan kesamaan dua varian yang menggunakan program SPSS

Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan dua rata-rata dan rata dengan menggunakan program SPSS 17.


(50)

31

a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

Ho = Rata-rata N-gain kedua sampel sama H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama 2. Kriteria Uji

Jika –ttabel < thitung< ttabel, maka Ho diterima jika thitung< -ttabel atau thitung>ttabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:13)

b. Uji Perbedan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

Ho = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji

Jika –ttabel < thitung < ttabel, maka Ho diterima

Jika thitung< -t tabel atau thitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004:10).

c) Uji hipotesis dengan uji Mann-Whitney U

1. Hipotesis

Ho : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II sama

H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II tidak sama

2. Kriteria Uji :

Ho ditolak jika sig< 0,05 Dalam hal lainnya Ho diterima (Pidekso, 2009:166).


(51)

32

G. Mendeskripsikan Kemampuan Berpikir Rasional Siswa

Untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir rasional siswa dalam pembelajaran biologi adalah sebagai berikut:

1) Menjumlahkan skor seluruh siswa

2) Menentukan skor tiap indikator keterampilan berpikir rasional dengan menggunakan rumus:

P =

N f 100

Ket : P = Skor

f = Jumlah point keterampilan berpikir rasional yang diperoleh

N = Jumlah total poin keterampilan berpikir rasional (Sudijono, 2007:318)

3) Rubrik keterampilan berpikir rasional siswa sebagai berikut: Tabel 4. Kriteria keterampilan berpikir rasional siswa

Catatan : Berilah tanda checklist (√) pada setiap item yang sesuai. Skor pada tiap soal keterampilan berpikir rasional tertera pada rubrik

penilaian soal di lampiran (dimodifikasi dari Arief, 2009:9).

4) Setelah data diolah dan diperoleh, maka kecakapan berpikir rasional siswa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :

No Nama

Aspek Keterampilan Berpikir Rasional Siswa

F P Kriteria Kemampuan Menggali Informasi Kemampuan Mengolah Informasi Kemampuan Mengambil Keputusan Kemampuan Memecahkan Masalah

skor skor skor skor

0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 0 1 2 3 1 2 3 4 5 dst Jumlah (F) Poin (P) Kriteria


(52)

33 Tabel 5. Kriteria keterampilan berpikir rasional

Interval Kriteria

81 – 100 tinggi sekali

61 – 80 Tinggi

41 – 60 Sedang

21 – 40 Rendah

0 – 20 rendah sekali

(Arikunto, 2007:214)

H. Pengolahan Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan untuk yaitu:

1) Menghitung rata–rata skor aktivitas dengan menggunakan rumus:

% 100 x n xi

 

Keterangan  = Rata-rata skor aktivitas siswa

xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum

(dimodifikasi dari Sudjana, 2002:67)

Kriteria hasil aktivitas siswa menggunakan skala persentase yang dimodifikasi dari Hidayati (2011:17) sebagai berikut:

Tabel 6. Kriteria Persentase Aktivitas Siswa

Persentase Kriteria

87,50-100 75,00-87,49 50,00-74,99 0-49,99 Sangat baik Baik Cukup Kurang


(53)

34 Tabel 7. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(dimodifikasi dari Belina, 2008:133) Keterangan Kriteria penilaian aktivitas siswa:

A. Mengemukakan ide/gagasan

1. Tidak mengemukakan ide/gagasan (diam saja).

2. Mengemukakan ide/gagasan namun tidak sesuai dengan

permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

3. Mengemukakan ide/gagasan sesuai dengan permasalahan pada

LKS pada m sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

B. Mengajukan pertanyaan

1. Tidak mengajukan pertanyaan.

2. Mengajukan pertanyaan, tetapi tidak mengarah pada permasalahan

pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

3. Mengajukan pertanyaan yang mengarah dan sesuai dengan

permasalahan pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya.

C. Bertukar informasi

1. Tidak berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat dengan anggota kelompok (diam saja).

2. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dengan anggota kelompok

tetapi tidak sesuai dengan permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan

pelestariannya.

No Nama Aspek yang diamati

Xi

A B C D

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 4 5 6 7 Jumlah


(54)

35 3. Berkomunikasi secara lisan/tulisan dalam bertukar pendapat untuk

memecahkan permasalahan pada LKS pada sub materi pokok pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya

D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil

diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan.

3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi


(55)

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh secara

signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan pada siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012.

2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh dalam

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan pada siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Model PBL memiliki sintaks yang setiap tahapnya memerlukan waktu

cukup lama, sehingga sebaiknya guru dapat memanfaatkan waktu secara efektif antara lain membatasi presentasi kelompok di depan kelas dengan cara memilih beberapa kelompok saja yang mewakili presentasi, sehingga


(56)

49 sintaks PBL dapat dilaksanakan secara keseluruhan sesuai waktu pelajaran yang ditentukan.

2. Pada saat proses pembelajaran menggunakan model PBL siswa diberikan

kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan masalah antara lain dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa - siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif. 3. Indikator keterampilan berpikir rasional mengolah informasi yang paling

rendah pada penelitian ini sebaiknya dapat dicari solusi dan tindak lanjut oleh peneliti berikutnya.


(57)

49

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Sungai Citarum. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.00 WIB.

http://mobile.seruu.com/indonesiana/konservasi/artikel/greenpeace-dan-masyarakat-citarum-bekerjasama-dalam-melaporkan-pencemaran-air.

_______. 2010. a) Pencemaran Tanah. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.20 WIB.

http://gambang.wordpress.com/2010/06/21/sampah-sisi-lain-jakarta/.

_______. 2010. b) Pencemaran Udara. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 17.15 WIB.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php%3Fpil%3D4%26jd%3DPolusi% 2BUdara%2Bdi%2BJakarta%26d.

_______. 2012. a) Illegal Fishing. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB.

http://www.antarababel.com/ berita-babel/berita-babel/pukat-harimau-merajalela-di-pangkal-pinang/.

_______. 2012. b) Illegal Logging. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 20.00 WIB.

http://www.antaranews.com/berita/299304/15800-hektar-hutan-riau-jadi-korban-pembalakan.

_______. 2012. c) Hutan Kota. Diakses 10 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB.

http://www.seruu.com/indonesiana/taman-kota/artikel/miskin-ruang-hijau-jakarta-siap-bangun-hutan-kota-tahun-ini.

_______. 2012. d) Membuang Sampah Pada Tempatnya. Diakses 10 Maret 2012

Pukul: 20.30 WIB. http://www.antaranews.com/berita/300292/buang-sampah-pada-tempatnya-itu-menyenangkan.

_______. 2012. e) Menanam Bibit Pohon Bakau. Diakses 13 Maret 2012 Pukul:

20.30 WIB. http:// antarasumut.com/berita-sumut/tag/zulkifli-hasan/.

Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Alfabeta. Bandung.

Arief, A. 2002. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendekatan Berbasis Lus.

SIC.Surabaya.

Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta. Jakarta.

Belina,W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas


(58)

50

VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Dasna, I. W. dan Sutrisno. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Lembaga

Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Malang.

__________. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Universitas Negeri Malang. Malang.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian

Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta.

Fitriyanti. 2009. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap

Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Palembang: Jurnal Pendidikan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2009, 38-47, FKIP Universitas Sriwijaya, Fitriyanti_fkipunsri@yahoo.com.

Hamalik, O.2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayati, A. N, Rustaman. S. Redjeki. dan Munandar. 2011. Training of Trainer

Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPI Bandar Lampung.

Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas.

Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAP HYSDisciplineRep0708.pdf.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pannen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahayu. 2005. Konstruktivisme Dalam

Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.

Pidekso,A. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer.

Semarang.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan


(59)

51

Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT.

Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, R. 2007. Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMP Melalui Pembelajaran

Kontekstual pada Topik Karbohidrat, Protein, dan Lemak. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group.

Jakarta.

Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pengajaran. Alfabeta. Bandung.

Sahara, L. 2008. Using Problem Based Learning to Increase Critical Thinking

Skill at Heat Concept (Proceedings The 2nd International Seminar on Science Education). Indonesian University of Education (IUE). Bandung.

Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Saprudin. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk Mengembangkan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika Siswa Di SMP. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. Tidak diterbitkan.

Sudjana. 2002. Metode Penelitian. Tarsito 508 halaman. Bandung.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada.

Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kuakitatif dan R&D. Alfabeta.

Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka.

Jawa Timur.

Tim BBE. 2002. Pendidikan Berorientasi Pada Kecakapan Hidup (Life Skill)

Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas Broad Best Education (BBE). SIC. Surabaya.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group.

Jakarta.

_______. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Penerbit


(1)

pencemaran/ kerusakan lingkungan dan pelestariannya D. Mempresentasikan hasil diskusi kelompok

1. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara sistematis dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

2. Siswa dalam kelompok kurang dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan secara sistematis dan menjawab pertanyaan dengan benar atau dapat mempresentasikan hasil diskusi secara sistematis tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan. 3. Siswa dalam kelompok dapat mempresentasikan hasil diskusi


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh secara

signifikan dalam meningkatkan kemampuan berpikir rasional siswa pada sub materi pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan pada siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012.

2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran PBL berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok Kerusakan/ Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan pada siswa kelas X SMA Arjuna Bandar Lampung T.P 2011/2012.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Model PBL memiliki sintaks yang setiap tahapnya memerlukan waktu cukup lama, sehingga sebaiknya guru dapat memanfaatkan waktu secara efektif antara lain membatasi presentasi kelompok di depan kelas dengan cara memilih beberapa kelompok saja yang mewakili presentasi, sehingga


(3)

yang ditentukan.

2. Pada saat proses pembelajaran menggunakan model PBL siswa diberikan kesempatan untuk aktif dan mandiri dalam pemecahan masalah antara lain dengan berdiskusi, sehingga guru harus pandai mengendalikan kondisi kelas dengan cara bersikap tegas terhadap siswa - siswa yang tidak fokus terhadap pembelajaran, sehingga tercipta suasana kelas yang kondusif. 3. Indikator keterampilan berpikir rasional mengolah informasi yang paling

rendah pada penelitian ini sebaiknya dapat dicari solusi dan tindak lanjut oleh peneliti berikutnya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2000. Sungai Citarum. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.00 WIB. http://mobile.seruu.com/indonesiana/konservasi/artikel/greenpeace-dan-masyarakat-citarum-bekerjasama-dalam-melaporkan-pencemaran-air. _______. 2010. a) Pencemaran Tanah. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 16.20 WIB.

http://gambang.wordpress.com/2010/06/21/sampah-sisi-lain-jakarta/. _______. 2010. b) Pencemaran Udara. Diakses 3 Maret 2012 Pukul: 17.15 WIB.

http://www.kabarindonesia.com/berita.php%3Fpil%3D4%26jd%3DPolusi% 2BUdara%2Bdi%2BJakarta%26d.

_______. 2012. a) Illegal Fishing. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB. http://www.antarababel.com/ berita-babel/berita-babel/pukat-harimau-merajalela-di-pangkal-pinang/.

_______. 2012. b) Illegal Logging. Diakses 4 Maret 2012 Pukul: 20.00 WIB. http://www.antaranews.com/berita/299304/15800-hektar-hutan-riau-jadi-korban-pembalakan.

_______. 2012. c) Hutan Kota. Diakses 10 Maret 2012 Pukul: 19.00 WIB. http://www.seruu.com/indonesiana/taman-kota/artikel/miskin-ruang-hijau-jakarta-siap-bangun-hutan-kota-tahun-ini.

_______. 2012. d) Membuang Sampah Pada Tempatnya. Diakses 10 Maret 2012

Pukul: 20.30 WIB. http://www.antaranews.com/berita/300292/buang-sampah-pada-tempatnya-itu-menyenangkan.

_______. 2012. e) Menanam Bibit Pohon Bakau. Diakses 13 Maret 2012 Pukul: 20.30 WIB. http:// antarasumut.com/berita-sumut/tag/zulkifli-hasan/. Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup. Alfabeta. Bandung.

Arief, A. 2002. Kecakapan Hidup Life Skill Melalui Pendekatan Berbasis Lus. SIC.Surabaya.

Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta. Jakarta.

Belina,W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas


(5)

Pendidikan Fisika UPI Bandung. Tidak diterbitkan.

Dasna, I. W. dan Sutrisno. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Malang.

__________. 2010. Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)

Universitas Negeri Malang. Malang.

Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Depdiknas-Dikdasmen. Jakarta.

Fitriyanti. 2009. Pengaruh Penggunaan Metode Pemecahan Masalah Terhadap

Kemampuan Berpikir Rasional Siswa. Palembang: Jurnal Pendidikan, Volume 10, Nomor 1, Maret 2009, 38-47, FKIP Universitas Sriwijaya, Fitriyanti_fkipunsri@yahoo.com.

Hamalik, O.2008. Kurikulum dan Pembelajaran.Bumi Aksara. Jakarta.

Hidayati, A. N, Rustaman. S. Redjeki. dan Munandar. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila HEPI Bandar Lampung.

Kunandar. 2009. Guru Professional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Rajawali Pers. Jakarta.

Lie, A. 2004. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.

Loranz, D. 2008. Gain Score. Google. http://www.tmcc.edu/vp/acstu/

assessment/downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAP HYSDisciplineRep0708.pdf.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pannen, P., D. Mustafa, dan M. Sekarwinahayu. 2005. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Depdiknas. Jakarta.

Pidekso,A. 2009. SPSS 17 untuk Pengolahan Data Statistik. Wahana Komputer. Semarang.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. PT Gramedia. Jakarta.


(6)

Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, R. 2007. Keterampilan Berpikir Rasional Siswa SMP Melalui Pembelajaran Kontekstual pada Topik Karbohidrat, Protein, dan Lemak. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Riyanto. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Riyanto. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group.

Jakarta.

Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pengajaran. Alfabeta. Bandung.

Sahara, L. 2008. Using Problem Based Learning to Increase Critical Thinking Skill at Heat Concept (Proceedings The 2nd International Seminar on

Science Education). Indonesian University of Education (IUE). Bandung. Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Saprudin. 2010. Pengembangan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah

Untuk Mengembangkan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika Siswa Di SMP. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. Tidak diterbitkan.

Sudjana. 2002. Metode Penelitian. Tarsito 508 halaman. Bandung.

Sudijono, A. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kuakitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka. Jawa Timur.

Tim BBE. 2002. Pendidikan Berorientasi Pada Kecakapan Hidup (Life Skill) Melalui Pendekatan Pendidikan Berbasis Luas Broad Best Education (BBE). SIC. Surabaya.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

_______. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Penerbit Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

0 3 53

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA SUB MATERI POKOK KERUSAKAN/ PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Pe

10 38 59

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung T.P 2012/2013)

1 5 55

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas XI Semester Ganjil SMA Negeri 7 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP AFEKTIF RECEIVING DAN RESPONDING SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH (Studi Eksperimen Siswa Kelas X SMA PERSADA Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 10 98

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Kuasi Eksperimental pada Siswa Kelas VII SMP Perintis 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2 26 71

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 14 Bandar Lampung T.P 2014/2015)

0 7 59

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF PADA MATERI POKOK PENGARUH KEPADATAN POPULASI MANUSIA TERHADAP LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Jati Agung Semester Genap TP. 2014/2015)

3 20 65

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Padjajaran Bandar Lampun

12 104 63

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK LINGKUNGAN (Studi Eksperimental terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Yadika Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 6 58