Permasalahan Keluarga Jadwal Kegiatan

juga sangat mempengaruhi pola hidup dan kesehatan keluarga ini, bagaimana tidak kondisi WC atau kamar mandi yang dimiliki atapnya sudah bolong, tanpa pintu dan kondisi ruangan yang sangat tidak sehat. Selain itu, penyakit rematik yang dimiliki oleh Ibu Made yang kerap kali muncul dimalam hari juga sering kali mengganggu aktivitas, bahkan sering kali menyebabkan Ibu Made tidak dapat bekerja.

2.2.3 Permasalahan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci yang paling penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang maka akan lebih besar peluang mendapat pekerjaan yang lebih layak. Begitupula dengan Keluarga ini, meskipun sebagian besar anggota keluarga adalah tamatan Sekolah Dasar SD namun sangat beruntung ketika anak laki-laki satu-satunya I Komang Warta berhasil menamatkan pendidikan hingga di bangku SMA. Namun, hal tersebut bukan berati harus berpuas diri mengingat standarisasi pendidikan saat ini terus meningkat bahkan tak jarang mayoritas perusahaan memiliki stndarisasi minimal karyawan lulusan DIII dan S1 Strata satu. Ketika menginginkan posisi ataupun upah yang meningkat tentu harus diiringi oleh standarisasi pendidikan yang harus ditingkatkan begitu juga dengan skill yang dimiliki harus selalu ditingkatkan. BAB III USULAN PENSOLUSIAN MASALAH

3.1 Program

Berdasarkan beberapa masalah yang dipaparkan diatas, maka penulis mencoba mencarikan solusi bagi keluarga Ibu Ni Made Nyangkih yang diharapkan dapat memberikan sedikit kemajuan pada keluarga ini. Pada awal kunjungan kerumah Ibu Made tentu suasana asing sangat terasa, beliau pun masih sedikit canggung karena didatangi mahasiswa. Berdasarkan itulah pada awal-awal pertemuan saya dengan keluarga ini lebih kepada mengajak mengobrol santai dan ringan sehingga Ibu Made yang notabena sebelumnya merasa kesepian menjadi mempunyai teman untuk sekedar berbagi cerita. Ketika rasa nyaman sudah terbina dengan baik, Ibu Madepun tak segan untuk menceritakan kehidupannya. Sesekali Ibu Made mengenang mendiang suaminya yang masih melekat begitu hebatnya di kehidupannya. Belaiu bercerita kesulitan-kesulitan apa yang sangat dirasakan setelah ditinggal sang suami. Hal yang sangat wajar rasa sedih masih sangat terasa dibenak Ibu Made mengingat suaminya merupakan tulang punggung keluarga yang kini digantikan oleh sang anak bungsu Komang Warta. Berawal dari obrolan ringan, seluruh permasalahan yang dimiliki oleh keluarga ini mulai terungkap satu persatu, mulai dari permasalahan ekonomi, permasalahan sosial, pendidikan, hingga harapan sederhana sang Ibu untuk dapat melihat putranya menikah.

3.1.1 Penyelesaian Masalah Ekonomi atau Pendapatan

Permasalahan ekonomi menjadi permasalahan yang sangat krusial diselesaikan dikeluarga ini selain permasalahan lain yang dialami. Pemecahan masalah ekonomi dalam pekerjaan merupakan hal yang penting karena pekerjaan diperlukan agar dapat memenuhi kebutuhan finasial. Pekerjaan dengan penghasilan kecil sampai yang terbesar merupakan wujud nyata penghargaan terhadap hidup dan kemauan untuk berusaha memenuhi kebutuhan keluarga. Dari kunjungan yang telah dilakukan dan juga hasil berbincang dengan Ibu Made, keluarga ini sangat potensial untuk meningkatkan pendapatan yang dimiliki. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah menyisihkan penghasilan setiap harinya untuk ditabung. Jika Ibu Made dapat menyisihkan 5.000hari maka selama satu bulan Ibu Made sudah memiliki tabungan 150.000 untuk keperluan tak terduga. Mungkin hal tersebut terlihat sepele namun jika dilakukan secara rutin, cara ini dapat membantu untuk meringankan dalam mengurangi permaslahan ekonomi yang dimiliki. Terlepas dari itu, pekarangan rumah juga bisa diberdayakan untuk bercocok tanam seperti menanam cabai, sayuran yang mudah tumbuh seperti bayam, dan kayu manis. Jika hal tersebut dapat dilakukan bukan hanya dapat memimalisasi pengeluaran, tapi juga dapat menjadikan makanan yang masak lebih sehat dan segar karena dipetik secara langsung dan secara otomatis tentu akan berpengaruh positif terhadap kesehatan. Hal ini dirasa sangat tepat karena tanaman tersebut bukanlah tanaman yang harus diperhatikan setiap saat, jadi tidak megganggu aktivitas utama Ibu Made. Terkait dengan aktivitas tambahan lainya, Ibu Made juga bisa membuat kerajinan berupa jejaitan seperti canang ceper yang bisa dijual dan dijadikan penghasilan tambahan sewaktu- waktu, aktivitas ini juga dapat dibantu oleh sang anak ketika pulang bekerja. Solusi lain yang diberikan antara lain dengan memelihara hewan ternak seperti ayam atau bebek yang tergolong mudah dipelihara. Beberapa solusi tersebut dirasa efektif untuk membantu menambah penghasilan keluarga ini, yang paling penting adalah semangat dari keluarga ini harus selalu dipertahankan karena sejatinya hidup akan terus berlanjut jadi berlarut-larut bersedih tidak akan menyelesaikan apa-apa.

3.1.2 Penyelesaian Masalah Kesehatan

Permasalahan kesehatan dalam keluarga ini cukup terlihat karena usia sang ibu yang sudah tidak muda lagi, maka akan sangat mudah terserang penyakit, terlebih ketika sudah ada riwayat sakit maag, dan rematik sejak dulu. Berdasarkan hal itu disarankan untuk Ibu Made agar mengatur pola makan agar tepat waktu, jadi pada pagi hari setelah selesai memasak dapat membungkus sedikit makanan untuk dibawa ketempat bekerja sehingga tidak ada alasan lagi untuk tidak makan siang atau telat makan. Selain itu, air putih yang sudah direbus dan didinginkan juga dapat dibawa secara rutin untuk tetap mempertahankan kadar air dalam tubuh, sehingga tidak dehidrasi dan terhindar dari minuman-minuman yang kurang sehat. Terkait dengan penyakit rematik yang dimiliki, Ibu Made harus mempehatikan makanan yang dikonsumsi agar tidak terlalu banyak yang mengandung kacang-kacangan, selain itu jika pulang dari bekerja sore hari idealnya mandi menggunakan air hangat agar kondisi tubuh dan otot yang lelah tidak kaget jika dipaksakan mandi dengan air dingin. Terkait dengan upaya medis dari pemerintah, keluarga ini sudah memiliki Jamkesmas, hal ini tentu dapat lebih memudahkan keluarga ini untuk mendapat pelayanan kesehatan yang layak. Solusi sederhana yang cukup penting bagi keluarga ini salah satunya adalah menanam tanaman obat di sekitar halaman rumah. Selain dapat menambah asri dan sehat pada lingkungan juga sangat bermanfaat untuk mengatasi penyakit yang ringan seperti batuk, pilek, dan penyakit lain tanpa harus membeli obat dan tentu sedikitnya dapat menekan pengeluaran. Hal tersebut didukung oleh kegemaran Ibu Made yang masih memanfaatkan cara-cara tradisional meboreh membuat ramuan obat tradisional ketika demam ataupun sakit kepala.

3.1.3 Penyelesaian Masalah Pendidikan

Terkait dengan permasalan pendidikan yang dialami keluarga ini memang tidak terlalu krusial karena sang anak I Komang Warta sudah menyelesaikan pendidikan hingga Sekolah Menengah Atas SMA dan sudah bekerja sebagai satpam di salah satu villa yang bealamat di Desa Ketewel Sukawati. Namun, terlepas dari itu perlu kita ingat bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin besar kesempatan untuk mendapatkan peluang pekerjaan yang lebih baik. Komang Warta sudah pernah melamar pekerjaan sebagai staf internal namun belum diterima karena pendidikan terakhir hanya SMA.

3.2 Jadwal Kegiatan

Kegiatan dampingan keluarga dilakukan dalam bentuk kunjungan ke rumah kelurga Ibu Made Nyangkih sebanyak 20 kali dalam sebulan pelaksanaan KKN PPM. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kunjungan tersebut adalah sebagai berikut. No Haritanggal Waktu Durasi Jenis Kegiatan 1 Selasa, 26 Juli 2016 14.00 – 16.00 WITA 2 Kunjungan ke Kelian Dinas Banjar Tameng, Survei untuk mencari Keluarga Dampingan dan konfirmasi mengenai KK Dampingan 2 Rabu, 27 Juli 2016 09.00- 13.00 WITA 4 Kunjungan perdana dengan berbincang- bincang dengan pemilik rumah 3 Kamis, 28 Juli 2016 16.00- 21.00 WITA 5 Berkunjung ke KK Dampingan sekaligus melakukan pendekatan personal dengan pihak keluarga dampingan mencari informasi secara umum 4 Sabtu, 30 Juli 2016 16.00- 21.30 WITA 5.5 Survei tentang keadaan keluarga Ibu Made Nyangkih sekaligus mengambil foto beberapa aktivitas 5 Minggu, 31 Juli 2016 10.00- 14.00 WITA 4 Berkunjung dan berbincang dengan anaknya Komang Warta terkait silsilah keluarganya 6 Senin, 1 Agustus 2016 16.00- 22.00 WITA 6 Berbincang dan membantu Ibu Made membuat banten sarana upacara 7 Rabu, 3 Agustus 2016 16.00- 21.00 WITA 5 Berbagi cerita dan pengalaman terkait latar belakang keluarga sambil menonton tv 8 Sabtu, 6 Agustus 2016 17.00- 21.00 WITA 4 Konsultasi dengan KK Dampingan mengenai masalah ekonomi dan kendalanya 9 Minggu, 7 Agustus 2016 10.00- 14.00 WITA 4 Diskusi masalah pekerjaan dengan Komang Warta 10 Selasa, 8 Agustus 2016 17.00- 22.00 WITA 5 Memberi saran-saran tentang permasalahan ekonomi 11 Sabtu, 12 Agustus 2016 17.00- 21.00 WITA 4 Memberikan dukungan moril kepada Ibu Made sambil membantu mejejaitan 12 Minggu, 13 Agustus 2016 10.00- 13.00 WITA 3 Berkunjung ke KK Dampingan untuk bercocok tanam 13 Kamis, 17 Agustus 2016 17.00- 22.00 WITA 5 Berkunjung ke KK Dampingan untuk membawa janur dan membantu majejaitan 14 Jumat, 18 Agustus 2016 17.00- 22.00 WITA 5 Berkunjung ke KK Dampingan untuk majejaitan sambil berbincang tentang permasalahan pendidikan 15 Minggu, 20 Agustus 2016 10.00- 14.30 WITA 4.5 Membantu menyapu bersih-bersih rumah dan pekarangan 16 Senin, 21 Agustus 2016 17.00- 22.00 WITA 5 Berkunjung dan mengambil beberapa foto kegiatan Ibu Made di sore-malam hari 17 Selasa, 22 Agustus 2016 08.00- 13.00 WITA 5 Turut serta ke rumah dimana Ibu Made bekerja sebagai buruh banten 18 Rabu, 23 Agustus 2016 16.00- 22.00 WITA 6 Majejaitan sambil berbincang tentang pentingnya menjaga pola hidup bersih dan sehat 19 Jumat, 25 Agustus 2016 16.00- 22.00 WITA 6 Bertemu dengan KK Dampingan sambil membantu memasak untuk makan malam 20 Sabtu, 26 Agustus 2015 17.00- 22.00 WITA 5 Berkunjung ke KK dampingan serta menyerahkan kenang-kenangan sekaligus perpisahan BAB IV PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELUARGA

4.1. Pelaksanaan

4.1.1. Waktu

Adapun waktu dari pelaksanaan pendampingan keluarga Ibu Made Nyangkih ini termasuk ke dalam Jam Kerja Efektif Mahasiswa JKEM yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa yaitu minimal 15 kali dalam sebulan, maka dari itu selama pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata di Desa Sukawati kunjungan yang dilakukan ke rumah KK dampingan adalah sebanyak 20 kali. Kunjungan yang dilakukan bersifat kondisional atau menyesuaikan dengan jadwal pemilik rumahatau KK dampingan yaitu sesudah pemilik rumah pulang kerja ataupun ketika libur kerja.

4.1.2. Lokasi

Lokasi pelaksanaan program KK Dampingan ini adalah di Banjar Tameng, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar.

4.1.3. Kegiatan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pendampingan keluarga ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh kelompok mahasiswa KKN PPM Universitas Udayana di Desa Sukawati. Kegiatan yang dilakukan melakukan survei terhadapan KK Dampingan dan berkunjung ke rumah keluarga Ni Made Nyangkih secara berkala. Selama Kunjungan berlangsung, kedekatan personal dengan KK Dampingan sangat diperlukan, guna menciptakan hubungan yang harmonis dan rasa nyaman. Ketika kedekatan personal sudah terjalin maka, secara tidak langsung permasalahan-permasalahan yang dialami keluarga Ibu Made Nyangkih dapat diketahui satu persatu dan dapat diberikan solusi alternatif yang kiranya dapat membantu. Kunjungan ke rumah KK dampingan dilakukan sejumlah 20 kali dengan waktu yang disesuaikan dan kondisional.

4.2. Hasil Pendampingan Keluarga

1. Masalah Ekonomi atau Pendapatan

Terkait dengan hasil pendampingan dalam penyelesaian permasalahan ekonomi dan pendapatan keluarga Ibu Made Nyangkih selama kurun waktu pendampingan, tentu sangat diharapkan menuai hasil yang positif. Selama pendampingan atau 20 kali kunjungan yang dilakukan, dirasakan ada perubahan yang cukup baik. Hal tersebut dilihat dari semangat Ibu Made meningkat untuk mengisi waktu senggang dengan membuat ceper sebagai pekerjaan tambahan, dan juga mulai menanam sayur bayam di pekarangan rumahnya untuk keperluan memasak. Ibu Made juga mulai bisa menyisihkan penghasilannya dengan menabung di celengan yang saya berikan. Meski terlihat kecil bahkan remeh, namun upaya menyisihkan uang 5000harinya itu sangat bermanfaat sebagai cakangan keperluan tak terduga, terlebih ketika Hari Raya Galungan sudah sangat dekat tentu akan banyak keperluan lain yang mendesak. Sang anak yaitu Komang Warta juga kerap kali membantu ibunya untuk membuat ceper ketika waktu senggang setelah pulang kerja. Hal itu juga membuat Ibu Made sangat senang karena dapat berkumpul dengan anak satu-satunya sembari melakukan aktifitas membuat ceper, secara otomatis waktu untuk bermain ataupun sekedar nongkrong di warung yang kerap kali dilakukan sang anak juga sedikit berkurang. Ceper yang dibuat oleh Ibu Made awalnya saya beli dengan harga 6.000ikat,sebagai bentuk motivasi bahwa sebenarnya pekerjaan sampingan ini juga bisa menjadi penghasilan tambahan keluarga. Kedepan ceper yang dihasilkan bisa dipasarkan diwarung dekat rumah ataupun pasar tradisional sukawati yang jaraknya tidak jauh dari lokasi rumah.