Ekonomi Keluarga Dampingan Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sukawati - Kecamatan Sukawati - Kabupaten Gukawati.

Makan sehari-hari : Rp 30.000 x 30 hari = Rp 900.000 Kebutuhan Mck = Rp 20.000 Kopi = Rp 20.000 Gula = Rp 20.000 + Rp 960.000 b. Sosial Pengeluaran di bidang sosial, mencakup keperluan – keperluan adat istiadat di banjar dan lain-lain jumlahnya tidak tetap dan bersifat kondisional. Dalam kegiatan sosial ini, keluaraga ini mempunyai pengeluaran dalam sebulan yang dapat diperkirakan sebagai berikut: Biaya suka duka banjar = Rp 10.000 Pengeluaran tidak terduga = Rp 40.000 + Rp 50.000per bulan c. Kesehatan Mengarah pada aspek kesehatan, keluarga Ibu Made memang sedikit kurang paham terkait dengan pentingnya menjaga pola makan dan pola hidup bersih. Terlihat sarana MCK yang dimiliki kurang bersih sehingga terlihat kurang layak pakai. Tanggungan kesehatan yang dimiliki sang anak dari perusahaan dimana ia bekerja juga sangat membantu jaminan kesehatan keluarga ini, terlebih ketika beberapa hari lalu Komang mengalami musibah kecelakaan ketika akan berangkat bekerja. Ibu Made memiliki sakit kepala yang dapat tiba-tiba muncul ketika sangat kelelahan selama melakukan aktivitasnya. Disamping itu pola makan yang kurang teratur juga membuat penyakit maag sering menyerang. Hal tersebut tidak dapat dianggap remeh karena ketika sudah sakit maka seluruh aktivitas pasti akan terganggu. d. Pendidikan Terkait dengan aspek pendidikan, keluarga ini memang sebagian besar tamatan SD namun sang anak laki-laki Komang Warta sudah menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA. Secara umum pendidikan ini cukup untuk mendapatkan pekerjaan seperti pekerjaan yang dilakoni sekarang yaitu sebagai satpam di sebuah villa. Hanya saja, kedepannya harus di pikirkan kembali jika perusahaan mengharuskan standarisasi sarjana maka akan sangat sulit bertahan di dunia kerja professional. e. Lain-lain Dalam keluarga ini sudah terdapat aliran listrik dan air yang cukup sehingga biaya lain-lain yang rutin harus di keluarkan adalah biaya listrik sebesar Rp 30.000bulan dan biaya pembayaran air swadaya sebesar Rp 10.000bulan. Selain itu, biaya yang juga harus dikeluarkan adalah biaya untuk keperluan upacara keagamaan yang dinlai cukup besar mengingat seluruh kegiatan adat dan upacara ditanggung sendiri oleh keluarga ini. Walaupun biaya ini tidak rutin setiap bulannya tapi biaya ini cukup besar terutama saat hari-hari besar keagamaan seperti upacara galungan dan kuningan serta piodalan. Untuk hari besar keagamaan seperti hari raya galungan dan kuningan biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 400.000, sedangkan biaya untuk upacara piodalan sekitar Rp 50.000. Biaya tersebut digunakan untuk membeli janur, buah-buahan, canang dan perlengkapan lainnya. BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Berdasarkan kunjungan yang telah dilakukan, dari aspek prioritas permasalahan keluarga Ibu Made lebih mengarah pada aspek ekonomi yang mana sang anak dengan upah setiap bulannya yang harus mengutamakan untuk membayar hutang-piutang di kooperasi sedangkan keperluan rumah tangga dan adat sangatlah besar sehingga meskipun Ibu Made turut serta bekerja sebagai buruh harian lepas, hal tersebut tidak secara gambling menyelesaikan permasalahan ekonomi keluarga ini. Permasalahan sosial internal keluarga juga terlihat jelas di keluarga ini sehingga komunikasi yang terjalinpun terlihat kurang baik satu sama lain antara 1 bangunan rumah dan bangunan rumah lainnya.

2.2 Masalah Prioritas

2.2.1 Permasalahan Ekonomi

Keluarga ini merupakan salah satu keluarga yang kurang mampu di Banjar Tameng Sukawati. Bangunan rumah yang terlihat sudah puluhan tahun dengan beberapa bagian atap yang dalam kondisi rusak parah sejatinya sudah tidak layak huni, namun penghasilan keluarga ini tidaklah sampai untuk mengalokasikan dana pada perbaikan bangunan karena untuk kebutuhan sehari-hari saja keluarga ini harus sangat berhemat. Dengan pekerjaannya sebagai buruh dan penghasilan yang tidak banyak, Ibu Made cukup kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga, mengingat sang anak difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pribadi, pembayaran hutang, dan kebutuhan adat yang tak terduga.

2.2.2 Permasalahan Kesehatan Keluarga

Pada keluarga Ibu Made jika dilihat dari aspek permasalahan kesehatan yang dialami lebih mengarah pada faktor usianya mengingat di usia yang sudah tidak muda lagi beberapa penyakit terkadang hadir aktivitas Ibu Made terlalu melelahkan. Penyakit migren yang sering kali dirasakan juga cukup mengganggu aktivitas Ibu Made. Selain itu penyakit maag akibat pola makan yang kurang teratur juga menjadi kendala. Kondisi kamar mandi yang sangat tidak layak juga sangat mempengaruhi pola hidup dan kesehatan keluarga ini, bagaimana tidak kondisi WC atau kamar mandi yang dimiliki atapnya sudah bolong, tanpa pintu dan kondisi ruangan yang sangat tidak sehat. Selain itu, penyakit rematik yang dimiliki oleh Ibu Made yang kerap kali muncul dimalam hari juga sering kali mengganggu aktivitas, bahkan sering kali menyebabkan Ibu Made tidak dapat bekerja.

2.2.3 Permasalahan Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu kunci yang paling penting dalam upaya pengentasan kemiskinan. Dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang maka akan lebih besar peluang mendapat pekerjaan yang lebih layak. Begitupula dengan Keluarga ini, meskipun sebagian besar anggota keluarga adalah tamatan Sekolah Dasar SD namun sangat beruntung ketika anak laki-laki satu-satunya I Komang Warta berhasil menamatkan pendidikan hingga di bangku SMA. Namun, hal tersebut bukan berati harus berpuas diri mengingat standarisasi pendidikan saat ini terus meningkat bahkan tak jarang mayoritas perusahaan memiliki stndarisasi minimal karyawan lulusan DIII dan S1 Strata satu. Ketika menginginkan posisi ataupun upah yang meningkat tentu harus diiringi oleh standarisasi pendidikan yang harus ditingkatkan begitu juga dengan skill yang dimiliki harus selalu ditingkatkan.