Profil Keluarga Laporan Individu Pendampingan Keluarga KKN PPM UNUD Periode XIII Tahun 2016 Desa Sukawati - Kecamatan Sukawati - Kabupaten Gukawati.
Tak kenal maka tak sayang, begitu pepatah mengatakan. Pada program KKN Tematik PKP Pengembangan Kawasan Pemukiman di Desa Sukawati, penulis mendapat KK dampingan
atas nama Ibu Ni Made Nyangkih yang lahir di Gianyar tepatnya pada tanggal 2 Mei 1958 atau pada tahun ini sudah menginjak usia 58 tahun. Ibu Made memiliki 3 orang anak putri pertama
dan dan keduanya sudah menikah dan memiliki keluarga kecilnya. Kehidupan memang tidak ada yang bisa tertebak, terkadang lika-liku kehidupan yang sangat sulit membuat Ibu Made merasa
putus asa. Sang suami yaitu I Made Budi tutup usia pada bulan maret 2016 karena penyakit struk yang di deritanya. Sebelum sang ayah meninggal keadaan ekonomi keluarga tidak sesulit
sekarang karena sang ayah yang sebelumnya bekerja sebagai tukkang bangunan mendapatkan penghasilan yang cukup untuk memberi nafkah keluarga. Namun, sejak sakit kurang lebih
selama 2 tahun belakangan, keadaan ekonomi seakan terhimpit karena harus menopang beban kebutuhan keluarga seorang diri. Hal itulah yang menyebabkan kini Ibu Made hanya tinggal
berdua ditemani sang anak bungsu yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga. Ibu Ni Made Nyangkih beserta anaknya I Komang Warta tinggal di Banjar Tameng, Desa
Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Keluarga ini menempati rumah yang dapat dikatakan permanen. Rumah keluarga ini memiliki luas 8 x 9 m yang terdiri dari 2 kamar tidur.
Kamar mandi terletak diluar bangunan utama tepatnya di sebelah pintu masuk rumah. Begitu juga dengan bangunan dapur yang letaknya terpisah dengan bangunan tempat tinggalnya.
Mekanisme memasak keluarga ini masih sangat sederhana sering kali masih menggunakan tunggu kayu sehingga asap yang keluar dari tungku kayu bakar mengepul setiap aktivitas
memasak dilakukan. Beban moril sangat terasa sepeninggal sang suami, namun hal tersebut tidak mematahkan
semangat Ibu Made untuk melanjutkan kehidupannya. Ibu Made yang dulunya hanya ibu rumah tangga kini juga turut serta menambah penghasilan keluarga dengan menjadi tenanga pembantu
membuat banten disalah satu kerabat yang tidak jauh dari rumahnya. Dari pukul 07.00 pagi Ibu Made sudah memasak untuk anaknya, dan berangkat bekerja pukul 08.00 s.d 17.00. Penghasilan
yang diperoleh Ibu Made tidaklah seberapa hanya 30.000hari, terlebih pekerjaan yang dilakoni tidaklah setiap hari karena tergantung pesanan banten sarana upacara.
Anak satu-satunya yang kini menemani sisa hidup Ibu Made adalah I Komang Warta yang kini berusia 24 tahun. Komang begitu sapaan akrabnya bekerja sebagai karyawan swasta di
sebuah villa yang letaknya di daerah Desa Ketewel Sukawati. Bersyukur penghasilan Komang
dapat menjadi penghasilan pokok keluarga kecil ini. Setiap bulannya Komang mendapat gaji sebesar 1.800.000 yang harus dimanfaatkan dengan baik, karena sepeninggal sang ayah keluagra
ini harus melunasi hutang-hutang pinjaman di koperasi yang jika dinominalkan 700.000bulan. Memang tidak ada jalan lain, ketika sang ayah meninggal mau tidak mau upacara harus digelar
dan uang untuk Ngaben upacara pembakaran mayat sementara meminjam di kooperasi dan harus dilunasi hingga saat ini.