2. Masalah Kesehatan
Banyak orang beranggapan bahwa kesehatan itu sangatlah mahal. Hal tersebut sepertinya kurang disadari oleh keluarga Ibu Made dan juga Komang Warta karena
Ibu Made sering kali membeli makanan sudah jadi sebagai lauk makanan di keluarganya. Alasannya memang dapat diterima, mengingat mereka hanya hidup
berdua. Namun, sebenarnya justru karena hidup hanya berdualah kesehatan harus menjadi prioritas. Setelah lebih dari 5 kali kunjungan, Ibu Made akhirnya rutin
memasak di pagi hari sekaligus membungkuskan nasi dan lauk seadanya untuk dibawa Komang ke tempatnya bekerja. Kebiasaan makan pagi sebelum berangkat ke
tempat bekerja juga rutin dilakukan Ibu Made meski hanya dengan lauk telur goreng, dan tak jarang juga membawa bekal ke tempatnya bekerja. Hal tersebut
sangat tepat untuk menghindari penyakit maag yang diderita Ibu Made semakin parah. Terkait dengan penyakit rematik yang juga diderita, setelah diberikan
pengertian tentang upaya-upaya yang dilakukan, kini Ibu Made sudah menggunakan air hangat ketika merasa aktifitasnya terlalu melelahkan. Meracik obat herbal
boreh juga kerap kali dilakukan sebagai upaya pencegahan penyakit timbul. Orang-orang zaman dahulu percaya kemampuan obat herbal yang diracik sendiri
tidak kalah fungsinya, maka dari itu Ibu Made sudah secara rutin melumuri kakinya dengan racikan beras kencur setiap malam hari.
3. Masalah Pendidikan dan Sosial
Setiap orang tentu memiliki harapan untuk dapat memiliki pendidikan yang tinggi. Hal tersebut juga menjadi salah satu harapan Komang Warta. Namun,
apa daya kendala ekonomi yang menghimpit mau tidak mau menenggelamkan mimpinya untuk dapat meraih gelar sarjana. Namun, setelah sempat berbicang-
bincang selama kunjungan semangatnya mulai pulih. Komang yang saat ini bekerja sebagai satpam penjaga villa mengutarakan niatnya untuk melanjutkan
pendidikan meskipun hanya D1 Diploma 1 agar nantinya kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang lebih baik di bidang pariwisata lebih terbuka lebar. Di
era globalisasi seperti sekarang ini bukan hanya pendidikan formal yang penting namun juga softskill, maka dari itu ketika keinginan untuk melanjutkan sekolah
ataupun menempuh khursus kepariwisataan sudah ada dan direalisasikan maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan dan upah yang lebih tinggi akan
menanti.
4.3 Kendala Pendampingan Keluarga
Selama pendampingan yang dilakukan di keluarga Ibu Made tidak ada kendala khusus yang dialami. Meskipun pada awal kunjungan suasana masih terlihat kaku,
namun perlahan suasana mencair bahkan sampai saat ini sudah seperti keluarga sendiri. Terkait dengan waktu kunjungan hanya perlu disepakati ketika Ibu Made
ataupun Bli Komang sudah pulang kerja yaitu rata-rata pukul 4 sore.
`
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan pendampingan yang telah dilakukan di Keluarga Ni Made Nyangkih selama 20 kali kunjungan berkala, sangat terlihat perbedaan terutama
dari kondisi psikologis dan meningkatnya semangat Ibu Made. Kondisi awal yang terlihat masih diselimuti kesedihan karena terbayang-bayang mediang sang
suami, peralahan mulai berkurang. Permasalahan ekonomi yang selama ini menjadi prioritas perlahan dapat diberikan solusi berupa upaya menyisihkan
penghasilan sejumlah 5000harinya, menambah penghasilan dengan membuat ceper sarana upacara saat waktu senggang, dan juga konsisten dalam
menyisihkan gaji sang anak untuk membayar hutang di kooperasi. Terkait dengan permasalahan kesehatan solusi sederhana perilaku hidup bersih dan sehat
juga sudah mulai direalisasikan, mulai dari sarana mck yaitu toilet yang rutin dibersihkan, pola makan yang sudah teratur karena membawa bekal ke tempat
bekerja, dan mengefektifkan pembuatan ramuan tradisional boreh sebagai upaya pencegahan sakit kepala dan rematik. Jika dilihat dari sudut pandang
permasalahan pendidikan juga terlihat meningkatnya semangat sang anak untuk menambah kemampuan atau skill di bidang kepariwisataan dengan mengikuti
kursus atau sekoah lanjutan agar nantinya dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik.
5.2 Rekomendasi
1. Memelihara hewan ternak seperti ayam ataupun bebek dapat segera
direalisasikan agar pendapatan atau penghasilan keluarga dapat bertamabah. Hal tersebut dapat diawali dengan menyisihkan sedikit gaji untuk membeli
bibit unggul ayam ataupun bebek.