PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS PORTOFOLIO DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IVC SD NEGERI I METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS PORTOFOLIO DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

PADA SISWA KELAS IVC SD NEGERI I METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh KISNO

Selama ini pengajaran IPS di kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara masih bersifat konseptual dan teoretik. Proses pembelajaran hanya terfokus pada LKS yang menyebabkan kurang terbangunnya ide atau gagasan pada diri siswa untuk berpendapat dan mengasah kemampuannya. Siswa selalu ribut, risau dan gelisah dalam pembelajaran, sehingga suasana belajar menjadi tidak kondusif. Kondisi seperti itu menyebabkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS rendah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas model siklus berdaur ulang yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi di setiap siklusnya. Pemerolehan data dalam penelitian ini melalui observasi kegiatan siswa dan guru dalam pembelajaran, kegiatan portofolio, dan tes formatif. Analisis data yang digunakan adalah data kualitatif melalui lembar panduan observasi siswa dan guru dalam pembelajaran, dan data kuantitatif melalui tugas portofolio dan tes formatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata peningkatan tiap siklus melalui penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dari kegiatan portofolio tayangan, portofolio dokumentasi dan portofolio presentasi sebesar 55,58% pada siklus I menjadi 66,23% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat menjadi 84,02%.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri Metro Utara.

Kata kunci: Model Pembelajaran Kooperatif, Pembelajaran Portofolio, Prestasi Belajar


(2)

(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010.

Hal tersebut dapat diketahui bahwa selama tahapan-tahapan dalam siklus mengalamai peningkatan, yaitu: pada siklus I sebesar 67,39%, siswa yang tuntas belajar (Nilai ≥ 65) sebanyak 14 orang (61%), dan yang belum tuntas belajar (Nilai ≤ 64) sebanyak 9 orang (39%). Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 1,31% menjadi 68,70%, seluruh siswa mengalami ketuntasan belajar, yaitu sebanyak 23 orang (100%). Pada siklus III mengalami peningkatan sebesar 6,08% menjadi 74,78%, dari 23 siswa secara keseluruhan mengalami ketuntasan belajar (100%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata peningkatan tiap siklus melalui penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dari kegiatan portofolio tayangan, portofolio dokumentasi dan portofolio presentasi sebesar 55,58% pada siklus I menjadi 66,23% pada siklus II, dan pada siklus III meningkat menjadi 84,02%. Dengan demikian, penerapan model


(4)

pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti menyarankan:

3.1. Bagi siswa harus selalu menjaga kekompakan di dalam kelas dan kelompoknya serta mampu menjalin kerja sama yang baik dalam belajar-mengajar, senantiasa aktif dan kritis agar proses belajar dan pembelajaran menjadi kondusif dan bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran yang diinginkan.

3.2. Bagi guru yang mengampu mata pelajaran lain seperti Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Inggris, dan Seni Budaya dan Keterampilan dapat mencoba menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dalam peningkatan prestasi belajar siswa melalui berbagai kegiatan atau proses yang dilaksanakannya.

3.3. Bagi pihak sekolah, orang tua, instansi pemerintah dan masyarakat untuk dapat memberikan dukungan secara material dan spiritual kepada siswa dalam kegiatan belajar-mengajar terutama jika pembelajaran dilakukan di luar sekolah.


(5)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hal tersebut tentunya harus direncanakan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan siswa (UU Sisdiknas dalam Dakir, 2004: 3).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan


(6)

dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa; belajar untuk memahami dan menghayati; belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain; dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Karsidi, 2007: 1-2).

Dalam KTSP sekolah dasar ditekankan pada 5 bidang studi pokok, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan mendidik dan membimbing siswa menjadi warga negara yang baik, yang bertanggung jawab, baik secara individu, sosial, bangsa dan negara bahkan sebagai warga dunia. Sebagaimana yang diungkapkan Munib (2004: 29) bahwa pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dalam hubungan sosial.

Salah satu tantangan mendasar dalam pelajaran IPS dewasa ini adalah mencari strategi pembelajaran inovatif yang memungkinkan bagi peningkatan mutu pelajaran IPS. Hal ini dirasakan mendesak seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Pengajaran IPS yang diterapkan di sekolah dasar sering kali terkesan kurang menarik. Tidak mengherankan di pihak guru sering timbul kesan bahwa mengajar IPS itu mudah, akibatnya nilai-nilai yang terkandung dalam IPS sulit dipahami siswa.

Hal serupa juga dikatakan Suharya (2007: 1) dalam www.duniaguru.com, yang menyebutkan bahwa pelajaran IPS, sering disebut sebagai pelajaran hafalan yang membosankan. Pembelajaran ini tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal ujian, akibatnya pelajaran IPS kurang diminati


(7)

oleh siswa. Karena pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti penuturan guru hanya diterima sesaat untuk diingat setelah itu terlupakan. Oleh karena itu, dalam konteks kurikulum yang berlaku saat ini di SD, yakni KTSP, membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan, akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai kegiatan yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi dalam peningkatan prestasi.

Berdasarkan studi empiris melalui data dokumentasi yang terdapat di dalam buku lager siswa berbentuk angka diperoleh bahwa prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara baru mencapai 5,5 yang tergolong rendah. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS kelas IVc di SD tersebut adalah 6,5. Dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung, teramati banyak sekali siswa yang ribut, risau, dan gelisah dalam pembelajaran. Kondisi seperti itu menyebabkan suasana belajar tidak kondusif.

Penyebab rendahnya prestasi belajar IPS pada siswa tersebut adalah karena pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih bersifat konseptual dan teoretik, serta hanya terfokus pada pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menyebabkan kurang terbangunnya ide atau gagasan siswa untuk berpendapat dan mengasah kemampuannya menjadi siswa yang terampil dan percaya diri dalam berprestasi.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio. Pembelajaran kooperatif membelajarkan siswa untuk belajar berkelompok, bekerja sama, dan saling membantu antarsesama anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan-permasalahan secara bersama-sama. Sedangkan Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan (Fajar, 2005: 47).


(8)

Dalam model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio ini, portofolio yang dimaksudkan adalah portofolio yang berisi kumpulan tugas dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisis dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji. Model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio merupakan suatu bentuk dari praktik belajar. Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi siswa, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antarsiswa, antarsekolah, dan antaranggota masyarakat (Boediono dalam Budimansyah, 2010: 3).

Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Portofolio dalam Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010” melalui siklus berdaur ulang yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang baru mencapai 5,5 dan masih

di bawah KKM (< 6,5).

2. Pembelajaran IPS di kelas IVc masih bersifat konseptual dan teoretik.

3. Pembelajaran IPS di kelas IVc belum menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio.


(9)

4. Siswa selalu ribut, risau dan gelisah dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan suasana belajar tidak kondusif.

5. Pembelajaran hanya terfokus pada pemanfaatan LKS, siswa jarang mempraktekkan langsung pelajaran yang telah diberikan.

C.Perumusan dan Pemecahan Masalah

Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dirumuskan masalah yang muncul serta pemecahannya adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan proses pembelajaran IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri I Metro Utara Tahun Pelajaran 2009 / 2010 ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010.

E.Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis

Apabila penelitian ini diterima kebenarannya oleh guru, kepala sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat menambah khasanah pustaka


(10)

kependidikan dan memberikan sumbangan informasi, yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah sejenis

Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio diharapkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS meningkat.

b. Manfaat bagi guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran IPS, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi belajar IPS dan mata pelajaran lain.

c. Manfaat bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna dalam peningkatan pembelajaran IPS di sekolah dasar yang bersangkutan.

d. Manfaat bagi peneliti

Mampu meningkatkan pengetahuan dan penguasaan serta dapat mengembangkan model yang sama untuk pembelajaran yang lain.


(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hal tersebut tentunya harus direncanakan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan, dan siswa (UU Sisdiknas dalam Dakir, 2004: 3).

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sekolah dasar yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Dua dari delapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan


(2)

dalam mengembangkan kurikulum. Pengembangan kurikulum disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa; belajar untuk memahami dan menghayati; belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain; dan belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Karsidi, 2007: 1-2).

Dalam KTSP sekolah dasar ditekankan pada 5 bidang studi pokok, salah satunya adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Mata pelajaran IPS bertujuan mendidik dan membimbing siswa menjadi warga negara yang baik, yang bertanggung jawab, baik secara individu, sosial, bangsa dan negara bahkan sebagai warga dunia. Sebagaimana yang diungkapkan Munib (2004: 29) bahwa pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang memiliki kepribadian yang lebih baik untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dalam hubungan sosial.

Salah satu tantangan mendasar dalam pelajaran IPS dewasa ini adalah mencari strategi pembelajaran inovatif yang memungkinkan bagi peningkatan mutu pelajaran IPS. Hal ini dirasakan mendesak seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat. Pengajaran IPS yang diterapkan di sekolah dasar sering kali terkesan kurang menarik. Tidak mengherankan di pihak guru sering timbul kesan bahwa mengajar IPS itu mudah, akibatnya nilai-nilai yang terkandung dalam IPS sulit dipahami siswa.

Hal serupa juga dikatakan Suharya (2007: 1) dalam www.duniaguru.com, yang menyebutkan bahwa pelajaran IPS, sering disebut sebagai pelajaran hafalan yang membosankan. Pembelajaran ini tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat kemudian diungkap kembali saat menjawab soal ujian, akibatnya pelajaran IPS kurang diminati


(3)

oleh siswa. Karena pengalaman yang diperoleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain seperti penuturan guru hanya diterima sesaat untuk diingat setelah itu terlupakan. Oleh karena itu, dalam konteks kurikulum yang berlaku saat ini di SD, yakni KTSP, membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan, akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai kegiatan yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi dalam peningkatan prestasi.

Berdasarkan studi empiris melalui data dokumentasi yang terdapat di dalam buku lager siswa berbentuk angka diperoleh bahwa prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara baru mencapai 5,5 yang tergolong rendah. Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPS kelas IVc di SD tersebut adalah 6,5. Dari hasil observasi saat pembelajaran berlangsung, teramati banyak sekali siswa yang ribut, risau, dan gelisah dalam pembelajaran. Kondisi seperti itu menyebabkan suasana belajar tidak kondusif.

Penyebab rendahnya prestasi belajar IPS pada siswa tersebut adalah karena pembelajaran yang dilaksanakan selama ini masih bersifat konseptual dan teoretik, serta hanya terfokus pada pemanfaatan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang menyebabkan kurang terbangunnya ide atau gagasan siswa untuk berpendapat dan mengasah kemampuannya menjadi siswa yang terampil dan percaya diri dalam berprestasi.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam peningkatan prestasi belajar IPS pada siswa adalah model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio. Pembelajaran kooperatif membelajarkan siswa untuk belajar berkelompok, bekerja sama, dan saling membantu antarsesama anggota kelompok untuk memecahkan permasalahan-permasalahan secara bersama-sama. Sedangkan Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan (Fajar, 2005: 47).


(4)

Dalam model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio ini, portofolio yang dimaksudkan adalah portofolio yang berisi kumpulan tugas dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisis dan mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji. Model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio merupakan suatu bentuk dari praktik belajar. Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi siswa, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan antarsiswa, antarsekolah, dan antaranggota masyarakat (Boediono dalam Budimansyah, 2010: 3).

Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Portofolio dalam Peningkatan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010” melalui siklus berdaur ulang yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut.

1. Rendahnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang baru mencapai 5,5 dan masih di bawah KKM (< 6,5).

2. Pembelajaran IPS di kelas IVc masih bersifat konseptual dan teoretik.

3. Pembelajaran IPS di kelas IVc belum menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio.


(5)

4. Siswa selalu ribut, risau dan gelisah dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan suasana belajar tidak kondusif.

5. Pembelajaran hanya terfokus pada pemanfaatan LKS, siswa jarang mempraktekkan langsung pelajaran yang telah diberikan.

C.Perumusan dan Pemecahan Masalah

Atas dasar latar belakang dan identifikasi masalah di atas, dirumuskan masalah yang muncul serta pemecahannya adalah sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan proses pembelajaran IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010?

2. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio dapat meningkatkan prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SD Negeri I Metro Utara Tahun Pelajaran 2009 / 2010 ?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa melalui proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas IVc SDN 1 Metro Utara Tahun Pelajaran 2009/2010.

E.Manfaat Penelitian Manfaat Teoretis

Apabila penelitian ini diterima kebenarannya oleh guru, kepala sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat menambah khasanah pustaka


(6)

kependidikan dan memberikan sumbangan informasi, yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah sejenis

Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis portofolio diharapkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS meningkat.

b. Manfaat bagi guru

Dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran IPS, serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi belajar IPS dan mata pelajaran lain.

c. Manfaat bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna dalam peningkatan pembelajaran IPS di sekolah dasar yang bersangkutan.

d. Manfaat bagi peneliti

Mampu meningkatkan pengetahuan dan penguasaan serta dapat mengembangkan model yang sama untuk pembelajaran yang lain.


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IVA SD NEGERI 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 11 48

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 6 47

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 2 19

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 30

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 8 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS PORTOFOLIO DALAM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS IVC SD NEGERI I METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010

0 4 10

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL HYPNOTEACHING PADA KELAS IVC SD NEGERI 8 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 26 134

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 2 KEDONDONG

0 5 44

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 4 METRO UTARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 5 66

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVC SD NEGERI 11 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 3 65