PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

Oleh SRI SURYATI

Upaya mata pelajaran IPS untuk membimbing siswa agar menjadi warga negara Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan yang berat karena dinamika masyarakat terus berkembang dan era globalisasi selalu mengalami perubahan di setiap saat. Maka mata pelajaran Pengetahuan Sosial perlu dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berkembang secara terus menerus.

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan serta hasil evaluasi dalam pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD Negeri 3 Margodadi pada semester genap dalam pembelajaran 2011/2012 diperoleh data sebagai berikut : 1) kegiatan belajar masih banyak didominasi guru sehingga siswa masih kurang aktif dalam belajar, 2) metode ceramah tidak dapat digunakan, kerena siswa menjadi pendengar dan tidak dapat mengkaji seperangkat peristiwa, konsep-konsep dan tidak dapat menggeneralisasikan yang berkaitan dengan ilmu sosial, 3) dalam proses pembelajaran guru kurang dapat menciptakan rasa menyenangkan dan mudah membosankan, 3) Proses pembelajaran hanya menitikberatkan pengajaran kepada lembar kerja siswa (LKS).

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah peningkatan aktivitas dan prestasi belajar melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Margodadi Ambarawa Kabupaten Pringsewu?” Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di kelas IV SD Negeri 3 Margodadi Ambarawa Kabupaten Pringsewu dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Data penelitian yang diperoleh melalui observasi dan tes hasil belajar dengan menggunakan panduan observasi dan soal-soal tes yang dilaksanakan dalam du siklus, yaitu hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan siklus I sebesar 56% dan pada siklus II menjadi 66%, dan rata-rata prestasi belajar siswa mengalami peningkatan siklus I sebesar 76% dan pada siklus II menjadi 92%.


(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi dinyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generaalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta didik diharapkan untuka dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Perubahan masyarakat yang sedemikian cepat sebagai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut lembaga pendidikan untuk bisa mengimbangi percepatan perubahan yang ada di dalam masyarakat. Demikian juga lembaga pendidikan di tingkat dasar (Sekolah Dasar), dalam upaya membekali siswa untuk dapat bermasyarakat dengan baik, perlu meng-up date bahan pembelajarannya sesuai dengan perkembangan dalam masyarakat. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah salah satu mata pelajaran yang berusaha membekali wawasan dan keterampilan siswa Sekolah Dasar untuk mampu beradaptasi dan bermasyarakat serta menyesuaikan dengan perkembangan dalam era globalisasi. Melalui mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, siswa diarahkan, dibimbing dan dibantu untuk menjadi


(3)

warga negara Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif (KTSP, 2006). Upaya mata pelajaran IPS untuk membimbing siswa agar menjadi warga negara Indonesia yang baik dan warga dunia yang efektif merupakan tantangan yang berat karena dinamika masyarakat terus berkembang dan era globalisasi selalu mengalami perubahan di setiap saat. Maka mata pelajaran Pengetahuan Sosial perlu dirancang untuk membangun dan merefleksikan kemampuan siswa dalam kehidupan bermasyarakat yang selalu berkembang secara terus menerus.

Di masa mendatang peserta didik dihadapkan dengan tantangan yang lebih berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu, maka IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Maka pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

Aktivitas belajar merupakan kunci pokok dalam melakukan proses pembelajaran, karena tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan serangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, membaca, berpikir, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar (Sardiman 2007 : 45).


(4)

Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, seban kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik (Djamarah, 2007 : 67).

Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan serta hasil evaluasi pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD Negeri 1 Sukamernah pada semester genap dalam pembelajaran 2007/2008 diperoleh data sebagai berikut : (1) Kegiatan belajar masih banyak didominasi guru sehingga masih kurang aktif dalam belajar. (2) Metode yang digunakan metode ceramah, sehingga siswa jadi pendengar dan siswa tidak dapat mengkaji seperangkat peristiwa, konsep-konsep dan tidak dapat menggeneralisasikan yang berkaitan isu sosial. (3) Dalam proses pembelajaran guru kurang dapat menciptakan rasa menyenangkan dan mudah membosankan. (4) Proses pembelajaran hanya menitik beratkan pengajaran lembar kerja siswa (LKS).

Sehubungan hal tersebut di atas, perlu dicari jalan keluarnya (solusi) yaitu dengan melakukan perbaikan-perbaikan tindakan kelas sebagai upaya meningkatkan kreativitas belajar siswa dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).


(5)

B. Identifikasi Masalah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Kegiatan belajar masih banyak didominasi guru sehingga masih kurang aktif dalam belajar.

2. Metode ceramah tidak dapat digunakan, karena siswa jadi pendengar dan siswa tidak dapat mengkaji seperangkat peristiwa, konsep-konsep dan tidak dapat menggeneralisasikan yang berkaitan isu sosial.

3. Dalam proses pembelajaran guru kurang dapat menciptakan rasa menyenangkan dan mudah membosankan.

4. Proses pembelajaran hanya menitik beratkan pengajaran lembar kerja siswa (LKS).

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

“Apakah model peningkatan aktivitas dan prestasi berbasis melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Margodadi Ambarawa Kabupaten Pringsewu?”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Margodadi semester genap tahun pelajaran 2011/2012.


(6)

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi : 1. Siswa

a. Terciptanya interaksi yang bersifat terbuka dan langsung di antara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar.

b. Memiliki rasa saling percaya, terbuka rileks di antara anggota kelompok memberi kesempatan bagi siwa untuk memperoleh dan memberi masukan diantara mereka untuk mengembangkan pengetahuan, sikap nilai, dan moral serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.

2. Guru

Bermanfaat untuk perbaikan dan mengembangkan kemampuan merencanakan dan menggunakan model pembelajarana kooperatif tipe STAD guna meningkatkan kreatifitas belajar Ilmu Pengetahuan Sosial. 3. Sekolah

Bermanfaat sebagai pemacu dalam rangka mengefektifkan kemampuan, pembinaan dan pengembangan bagi guru agar dapat lebih profesional dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga mutu pendidikan di sekolah dapat ditingkatkan.


(7)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat geografi, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS peserta anak didik (siswa) diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggungjawab, serta warga dunia yang cinta damai. Di masa yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupana bermasyarakat yang dinamis.

B. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa ketrampilan-ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis berupa ketrampilan-ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Sedangkan ketrampilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi variabel, membuat tabulasi data, menyajikan data dalam bentuk grafik, menggambarkan hubungan antar


(8)

variabel, mengumpulkan dan mengolah data, menganalisis penelitian, menyusun hipotesis, mendefinisikan variabel secara operasional, merancang penelitian dan melaksanakan eksperimen.

“Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak ada aktivitas. Itulah mengapa aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar”(Sardiman, 2007:93). Dalam aktivitas belajar ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yaitu pandangan ilmu jiwa lama dan modern. Menurut pandangan ilmu jiwa lama, aktivitas didominasi oleh guru sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern, aktivitas didominasi oleh siswa.

“Kegiatan belajar / aktivitas belajar sebagi proses terdiri atas enam unsur yaitu tujuan belajar, peserta didik yang termotivasi, tingkat kesulitan belajar, stimulus dari lingkungan, pesrta didik yang memahami situasi, dan pola respons peserta didik ”(Djamarah, 2007:105)

Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2007 : 9) menyatakan jenis-jenis kegiatan siswa digolongkan ke dalam 6 kelompok, diantaranya : a. Visual activities, membaca dan memperhatikan

b. Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran mengeluarkan pendapat dan memperhatikan, diskusi.

c. Listening activities, seperti mendengarkan uraian dan diskusi d. Writing activities, seperti menulis laporan dan menyalin e. Motor activities, seperti melakukan percobaan

f. Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalis, melihat hubungan, dan mengambil kesimpulan. C. Pendekatan Cooperatif Learning

Agus Suyatno (2007 : 3) mengemukakan bahwa cooperatif mengandung pengertian kerja sama dalam mencapai tujuan bersama. Dalam kegiatana kooperatiaf ini siswa secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi kelompok.


(9)

Agus Suyatno (2007 : 5) mengemukakan bahwa model pembelajaran cooperatif learning mengetengahkan realita kehidupan di masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh siswa dalam kesehariannya dengan bentuk yang disederhanakan di dalam kehidupan di kelas. Model belajasr cooperatif learning merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan kehidupan nyata di masyarakat. Sehingga dengan berkerja sama di antara sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas dan perolehan belajar.

Agus Suyatno (2007 : 6) mengemukakan bahwa suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, dan rileks diantara anggota kelompok memberikan kesempatan bagi siswa yang memperoleh dan memberi masukan di antara mereka untuk mengembangkan pengetahuan sikap, nilai, moral serta keterampilan yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.

D. Model Pembelajaran STAD

Edi Prayitno ( dalam Djamarah, 2007 : 5 – 7) tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slave di Universitas John Hopkin. STAD merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam pelaksanaan siswa dikelompokkan ke dalam 4 – 5 orang tiap kelompok. Setiap kelompok harus heterogen laki-laki dan perempuan, berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Setiap anggota kelompok saling membantu satu sama lain untuk memahami materi pelajaran. Selanjutnya secara individual setiap minggu atau dua minggu siswa diberi kuis. Hasil kuis diberi skor dan dibandingkan dengan skor dasar untuk menentukan skor peningkatan individu dan skor kelompok.

Ada lima komponen dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu : persentase kelas, kerja kelompok, kuis, peningkatan nilai individu, dan penghargaan kelompok.

Agus Suyatna (2007 : 55) mengatakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku)


(10)

c. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok

d. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa, pada saat menjawab kuis tidak boleh saling membantu

e. Memberi evaluasi f. Kesimpulan.

Dari beberapa pendapat di atas dikemukakan instrumen kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut :

1. Pra Pembelajaran

a. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen b. Menjelaskan pada siswa tentang arti kerja sama dalam kelompok c. Menjelaskan aturan kelompok yang harus diterapkan.

2. Inti Pembelajaran

a. Menyajikan/mempresentasikan materi pelajaran dengan bahasa yang mudah dimengerti siswa

b. Memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok

c. Membimbing setiap anggota kelompok dalam mempelajari dan mendiskusikan LKS

d. Mengarahkan siswa dalam saling membantu antar anggota jika ada yang mengalami kesulitan

e. Megarahkan siswa yang mengalami kesulitan untuk bertanya pada teman sekelompok sebelum bertanya kepada guru


(11)

f. Mengingatkan dan menekankan pada setiap kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompoknya

g. Memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. 3. Penutup Pembelejaran

a. Memberikan penghargaan pada kelompok yang skor rata-ratanya melebihi kreteria tertentu

b. Memberi evaluasi kepada semua siswa. F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa “Model pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar Ilmu Pengetahuan Sosial kelas IV SD Negeri 3 Margodadi tahun pelajaran 2011/2012”.


(12)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama 2 bulan yaitu dari bulan April – Mei 2012.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Margodadi, desa Sumberdadi Kecamatan Ambarawa Kabupaten Pringsewu Propinsi Lampung.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 3 Margodadi sebanyak 25 orang siswa terdiri dari 14 laki-laki 11 perempuan.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian tindakan kelas ini adalah:

1. Aktivitas belajar siswa adalah merupakan upaya yang akan ditingkatkan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang terdiri atas : a. memperhatikan penjelasan guru. b. bertanya kepada guru. c. mencatat hasil. d. berdiskusi mengerjakan LKS. e. menyimpulkan kembali hasil diskusi. f. mengerjakan soal latihan.


(13)

Alat untuk mengetahui/mengukur kreatifitas belajar siswa dengan menggunakan pengamatan (lembar pengamatan 2) saat berlangsungnya pembelajaran pada setiap siklus.

2. Model pembelajaran STAD adalah merupakan salah satu pendekatan pembelarajan kooperatif yang paling sederhana. Menciptakan interaksi yang bersifat terbuka dan langsung di antara anggota kelompok sangat penting bagi siswa untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar. Dengan model pembelajaran ini mengetengahkan realita kehidupan di masyarakat yang dirasakan dan dialami oleh siswa kesehariannya, dengan bentuk yang disederhanakan dalam kehidupan di kelas. Maka siswa dibiasakan dalam interaksi yang saling percaya, terbuka, dan rileks untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap nilai dan moral yang ingin dikembangkan dalam pembelajaran.

D. Sumber Data Penelitian

1. Data Kinerja Guru

Data kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran STAD pada setiap siklus pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) akan menggunakan lembar pengamatan 1 dengan format sebagai berikut : 2. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada setiap siklus pembelajaran akan menggunakan lembar pengamatan 2 dengan format terlampir.


(14)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Melalui Lembar Pengamatan 1

Teknik pengumpulan data pada lembar pengamatan 1 dilakukan dengan cara lembar pengamatan 1 diisi atau dilakukan oleh pengamat lain selain peneliti (kepala sekolah) pada saat proses pembelajaran pada setiap siklus.

2. Melalui Lembar Pengamatan 2

Teknik pengumpulan data pada lembar pengamatan 2 diisi atau dilakukan oleh peneliti dan dibantu pengamat lain (observer kolabolator) pada saat proses pembelajaran pada setiap siklus.

F. Validasi Data

Validasi data proses belajar dan pembelajaran kegiatan guru dan siswa dalam menggunakan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan cara triangulasi data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan cara menggunakan teknik analisis kualitatif, karen data yang diperoleh berbentuk kategori atau kualitatif. Teknik analisis data kinerja guru pada setiap siklus dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan 1 untuk kegiatan/kinerja guru, lembar pengamatan 2 untuk kegiatan aktivitas belajar siswa, jumlah skor kemudian dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut :

% 0 10 JSM JSSG/SS


(15)

Keterangan :

%Kg/Ks : Persentase kinerja guru/siswa

JSKG : Jumlah skor guru/skor siswa

JSM : Jumlah skor maksimal.

Jumlah perhitungan rumus diklasifikasikan berdasarkan kategori kegiatan guru/siswa, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Format Interpretasi Kegiatan Guru/Kegiatan Siswa

No Persentase Kategori

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1. 1% - 20% Sangat tidak baik Sangat tidak aktif

2. 21% - 40% Tidak baik Tidak aktif

3. 41% - 60% Kurang baik Kurang aktif

4. 61% - 80% Baik Aktif

5. 81% - 100% Sangat baik Sangat aktif

H. Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini akan dilakukan melalaui 3 siklus. Setiap siklus dilakukan selama 2 x 35 menit yang terdiri 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan

a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II menggunakan lembar pengamatan dan penelitian.


(16)

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) c. Membuat skenario pembelajaran STAD

d. Membuat lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

e. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan f. Mempersiapkan lembar pengamatan yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pra Pembelajaran

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen 2) Menjelaskan pada siswa tentang arti kerja sama dalam kelompok 3) Menjelaskan aturan kelompok yang harus diterapkan.

b. Inti Pelajaran

1) Menyajikan/mempresentasikan materi pelajaran dengan menggu-nakan bahasa yang dapat dimengerti siswa

2) Memberi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok 3) Membimbing setiap anggota kelompok dalam mempelajari dan

mendiskusikan LKS

4) Mengarahkan siswa dalam saling membantu antar anggota jika ada yang mengalami kesulitan

5) Mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan untuk bertanya pada teman sekelompok sebelum bertanya kepada guru


(17)

6) Mengingatkan dan menekankan pada setiap kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompoknya

7) Memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. c. Penutup dan Penilaian

1) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang skornya rata-rata melebihi kriteria tertentu

2) Memberikan evaluasi kepada semua siswa. 3. Pengamatan dan Penilaian

a. Lembar Pengamatan 1

Untuk menilai kinerja guru, pengamatan ini dilakukan oleh pengamat lain (bukan peneliti) pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada setiap siklus. Dari hasil pengamatan akan tampak kelebihan dan kekurangannya, kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran STAD. Format lembar pengamatan satu (1) sebagai berikut :

4. Refleksi

Refleksi merupakan tindakan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian. Ada dua hal yang dapat diperoleh dari hasil refleksi yaitu sebagai berikut :

a. Hasil kinerja guru yang meliputi : (1) jumlah skor perolehan kinerja guru, (2) persentase kinerja guru, (3) kategori kinerja guru, (4) kelebihan, kekurangan kelemahan kinerja guru dalam menggunakan


(18)

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelemahan/kekurangan, kelebihan kineria guru pada siklus I akan diperbaiki dalam rencana tindakan siklus II dan seterusnya, sampai dengan indikator keberhasil pada penelitian ini tercapai.

b. Aktivitas belajar siswa yang meliputi : (1) jumlah siswa yang aktif, (2) persentase siswa yang aktif, persentase siswa yang aktif dijadikan acuan dalam menentukan indikator keberhasilan dan menentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.

I. Indikator Keberhasilan

1. 75% siswa aktif mengikutia proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Nilai prestasi keberhasilan siswa dalam kriteria ketuntasan minimal 60 (KKM 60).


(19)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Penggunaan metode STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil dan keaktifan belajar siswa kelas IV SD.

2. Penggunaan metode STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan kreatif.

3. Dengan penggunaan metode STAD siswa dapat bekerja dengan mandiri. 4. Penggunaan kooperatif tipe STAD dapat memberikan pemahaman pada

materi pelajaran IPS dan tersimpan dalam ingatan jangka panjang mereka.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada guru IPS di kelas lain, pada kompetensi dasar yang mempunyai karakteristik yang sama dapat menggunakan model STAD, karena model STAD sudah terbukti dapat meningkatkan hasil yang lebih baik.

2. Agar Kepala Sekolah dapat menganjurkan guru-guru yang mengajar menggunakan model STAD.

3. Agar pengelolaan pendidikan harus dapat memperhatikan bagi para pendidik untuk mendukung dalam penggunaan metode STAD.


(1)

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Melalui Lembar Pengamatan 1

Teknik pengumpulan data pada lembar pengamatan 1 dilakukan dengan cara lembar pengamatan 1 diisi atau dilakukan oleh pengamat lain selain peneliti (kepala sekolah) pada saat proses pembelajaran pada setiap siklus.

2. Melalui Lembar Pengamatan 2

Teknik pengumpulan data pada lembar pengamatan 2 diisi atau dilakukan oleh peneliti dan dibantu pengamat lain (observer kolabolator) pada saat proses pembelajaran pada setiap siklus.

F. Validasi Data

Validasi data proses belajar dan pembelajaran kegiatan guru dan siswa dalam menggunakan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan cara triangulasi data.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan cara menggunakan teknik analisis kualitatif, karen data yang diperoleh berbentuk kategori atau kualitatif. Teknik analisis data kinerja guru pada setiap siklus dilakukan dengan cara mengisi lembar pengamatan 1 untuk kegiatan/kinerja guru, lembar pengamatan 2 untuk kegiatan aktivitas belajar siswa, jumlah skor kemudian dipersentasekan dengan rumus sebagai berikut :

% 0 10 JSM JSSG/SS


(2)

Keterangan :

%Kg/Ks : Persentase kinerja guru/siswa

JSKG : Jumlah skor guru/skor siswa JSM : Jumlah skor maksimal.

Jumlah perhitungan rumus diklasifikasikan berdasarkan kategori kegiatan guru/siswa, yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Format Interpretasi Kegiatan Guru/Kegiatan Siswa

No Persentase Kategori

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa 1. 1% - 20% Sangat tidak baik Sangat tidak aktif 2. 21% - 40% Tidak baik Tidak aktif 3. 41% - 60% Kurang baik Kurang aktif

4. 61% - 80% Baik Aktif

5. 81% - 100% Sangat baik Sangat aktif

H. Prosedur Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas. Prosedur penelitian ini akan dilakukan melalaui 3 siklus. Setiap siklus dilakukan selama 2 x 35 menit yang terdiri 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Tahap Perencanaan

a. Identifikasi permasalahan pada kondisi awal melalui, pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan identifikasi permasalahan pada kondisi setelah pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II


(3)

b. Mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) c. Membuat skenario pembelajaran STAD

d. Membuat lembar kerja siswa yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran

e. Mempersiapkan alat dan media pembelajaran yang diperlukan f. Mempersiapkan lembar pengamatan yang diperlukan.

2. Tahap Pelaksanaan a. Pra Pembelajaran

1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen 2) Menjelaskan pada siswa tentang arti kerja sama dalam kelompok 3) Menjelaskan aturan kelompok yang harus diterapkan.

b. Inti Pelajaran

1) Menyajikan/mempresentasikan materi pelajaran dengan menggu-nakan bahasa yang dapat dimengerti siswa

2) Memberi tugas kelompok untuk dikerjakan oleh anggota kelompok 3) Membimbing setiap anggota kelompok dalam mempelajari dan

mendiskusikan LKS

4) Mengarahkan siswa dalam saling membantu antar anggota jika ada yang mengalami kesulitan

5) Mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan untuk bertanya pada teman sekelompok sebelum bertanya kepada guru


(4)

6) Mengingatkan dan menekankan pada setiap kelompok agar melakukan yang terbaik untuk kelompoknya

7) Memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. c. Penutup dan Penilaian

1) Memberikan penghargaan kepada kelompok yang skornya rata-rata melebihi kriteria tertentu

2) Memberikan evaluasi kepada semua siswa.

3. Pengamatan dan Penilaian a. Lembar Pengamatan 1

Untuk menilai kinerja guru, pengamatan ini dilakukan oleh pengamat lain (bukan peneliti) pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung pada setiap siklus. Dari hasil pengamatan akan tampak kelebihan dan kekurangannya, kinerja guru dalam menggunakan model pembelajaran STAD. Format lembar pengamatan satu (1) sebagai berikut :

4. Refleksi

Refleksi merupakan tindakan mengevaluasi hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan dan penilaian. Ada dua hal yang dapat diperoleh dari hasil refleksi yaitu sebagai berikut :

a. Hasil kinerja guru yang meliputi : (1) jumlah skor perolehan kinerja guru, (2) persentase kinerja guru, (3) kategori kinerja guru, (4)


(5)

model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelemahan/kekurangan, kelebihan kineria guru pada siklus I akan diperbaiki dalam rencana tindakan siklus II dan seterusnya, sampai dengan indikator keberhasil pada penelitian ini tercapai.

b. Aktivitas belajar siswa yang meliputi : (1) jumlah siswa yang aktif, (2) persentase siswa yang aktif, persentase siswa yang aktif dijadikan acuan dalam menentukan indikator keberhasilan dan menentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya atau tidak.

I. Indikator Keberhasilan

1. 75% siswa aktif mengikutia proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

2. Nilai prestasi keberhasilan siswa dalam kriteria ketuntasan minimal 60 (KKM 60).


(6)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Penggunaan metode STAD dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil dan keaktifan belajar siswa kelas IV SD.

2. Penggunaan metode STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dan kreatif.

3. Dengan penggunaan metode STAD siswa dapat bekerja dengan mandiri. 4. Penggunaan kooperatif tipe STAD dapat memberikan pemahaman pada

materi pelajaran IPS dan tersimpan dalam ingatan jangka panjang mereka.

B. SARAN

1. Diharapkan kepada guru IPS di kelas lain, pada kompetensi dasar yang mempunyai karakteristik yang sama dapat menggunakan model STAD, karena model STAD sudah terbukti dapat meningkatkan hasil yang lebih baik.

2. Agar Kepala Sekolah dapat menganjurkan guru-guru yang mengajar menggunakan model STAD.

3. Agar pengelolaan pendidikan harus dapat memperhatikan bagi para pendidik untuk mendukung dalam penggunaan metode STAD.


Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 MARGODADI AMBARAWA KABUPATEN PRINGSEWU

0 5 30

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD SISWA KELAS IV SDN 2 TEMPELREJO KEDONDONG PESAWARAN

0 2 48

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPS melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas III B SD Negeri Denggung.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2 14 384

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 2 314

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 9 245