EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

LUKMANUL HAKIM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(2)

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Lukmanul Hakim

Hasil belajar yang dicapai siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam pencapaian hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk mengeta-hui efektivitas pembelajaran STAD ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitianposttest only control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung dengan sampel penelitian siswa kelas VIIIB dan VIIIC yang terpilih dengan menggunakan teknik purposive random sampling. Berdasarkan analisis data diperoleh rata-rata aktivitas dan hasil belajar dengan pembelajaran STAD lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, namun perbedaan hasil belajar tersebut tidak berbeda secara signifikan artinya tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar siswa secara statistik.


(3)

DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Lukmanul Hakim

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(4)

KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Lukmanul Hakim Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021037

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Yunarti, M. Si. Drs. M. Coesamin, M. Pd. NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19591002 198803 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(5)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Yunarti, M. Si. __________

Sekretaris : Drs. M. Ceosamin, M. Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Gimin Suyadi, M. Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(6)

Penulis dilahirkan di Desa Pajar Mataram, Kecamatan Seputih Mataram, Kabupaten Lampung Tengah, Lampung pada tanggal 17 Februari 1989. Penulis merupakan anak bungsu dari lima bersaudara pasangan Bapak Suwandi Aliman dan Ibu Nurjanah.

Pendidikan formal yang telah ditempuh penulis adalah pendidikan dasar di SD Negeri 2 Pajar Mataram lulus tahun 2002, kemudian menyelesaikan pendidikan menengah di SMP Negeri 2 Seputih Mataram pada tahun 2005, selanjutnya menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Metro pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika melalui jalur SMPTN. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah aktif di organisasi UKMF-FPPI FKIP sebagai anggota bidang sosial dan masyarakat (Sosmas) periode 2008/2009. Pada tahun 2011 penulis melaksanakan program kuliah kerja nyata (KKN) di Desa Rumbih, Kecamatan Pakuan Ratu, Kabupaten Way Kanan. Selain itu, penulis melaksanakan PPL di SMP Negeri 2 Pakuan Ratu sejalan dengan program KKN tersebut.


(7)

Bekerjalah seolah-olah engkau akan hidup selama-lamanya

dan beribadahlah seolah-olah engkau akan mati besok.

(Nabi Muhammad SAW)

Agama, pengetahuan, dan keyakinan adalah kunci kekuatan diri.

Orang yang kehilangan kekuatan diri, maka dia


(8)

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda cinta, kasih sayang dan baktiku kepada

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

yang tiada putus mencurahkan segenap kasih sayang, pengorbanan, motivasi, dan senantiasa mendoakan dengan tulus dan ikhlas

dalam setiap sujudnya untuk keberhasilan dan kebahagianku.

Kakak-Kakakku Tersayang Mas Zar, Mbak Yayuk, Mas Zamji, Mbak Ibit yang tak pernah bosan memberi dukungan dan membantu

biaya pendidikanku selama ini

Para pendidik yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepadaku

Teman-teman seperjuangan dan sahabat-sahabatku


(9)

Alhamdulillahirobbil Alamin

Terucap syukur kehadirat Allah SWT, kupersembahkan karya ini sebagai tanda

cinta, kasih sayang dan baktiku kepada

Ibunda dan Ayahanda Tercinta

yang tiada putus mencurahkan segenap kasih sayang, pengorbanan, motivasi, dan

senantiasa mendoakan dengan tulus dan ikhlas dalam setiap sujudnya

untuk keberhasilan dan kebahagianku.

Kakak-Kakakku Tersayang

Mas Zar, Mbak Yayuk, Mas Zamji, Mbak Ibit

yang tak pernah bosan memberi dukungan dan membantu

biaya pendidikanku selama ini

Para pendidik yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepadaku

Teman-teman seperjuangan dan sahabat-sahabatku


(10)

iii Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menye-Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Ditinjau dari Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012).

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas

Lam-pung beserta staff dan jajarannya yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Univer-sitas Lampung.

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M. Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Jurusan PenPen-didikan MIPA Universitas Lampung.

4. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si.selaku Pembimbing I atas kesediaannya membe-rikan bimbingan, ilmu yang berharga, saran, motivasi, dan kritik sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Bapak Drs. M. Coesamin, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus Dosen Pembimbing II atas kesediaannya memberikan bimbingan, sumbangan


(11)

iv skripsi ini.

6. Bapak Drs. Gimin Suyadi, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan saran kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis. 8. Bapak Drs. M. Hutasoit, selaku Kepala SMP Negeri 28 Bandar Lampung yang

telah memberikan izin dan bantuan selama penelitian.

9. Ibu Nurmalia, S. Pd., selaku guru mitra atas kesediaannya menjadi mitra da-lam penelitian di SMP Negeri 28 Bandar Lampung serta murid-muridku kelas VIII B dan VIII C yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

10. Keluargaku tercinta: bapak, ibu, dan kakak-kakakku atas semangat, kasih sayang, dan doa yang tak pernah berhenti mengalir.

11. Sahabat-sahabatku (Resta, Muin, Anjar, Fery, Fani, Ricky) yang senantiasa menemaniku dalam kebersamaan dan menghilangkan kepenatan.

12. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 Reguler: Aan, Adi, Arifan, Angga, April, Ayu, Astri, Bill, Desi, Doddy, Elvina, Eka, Erika, Erma, Farida, Fenny, Fenty, Hefna, Herlangga, Herlin, Ika, Indah, Laras, Nerry, Nenik, Nicky, Niki, Nita, Novi, Priska, Putty, Ratna, Rizky, Rovi, Shintia, Sudirman, Sutrisno, Tomi, Ummi, Wawan, Yayan, dan Yunita dan serta teman-teman Mandiri 2008.

13. Kakak tingkat 2005 sampai 2007 dan adik tingkat 2009 sampai 2011.

14. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL Desa Rumbih Way Kanan: Ajeng, Anggun, Epi, Evi, Marisa, Meyta, Putu, Shinta, Yunita, Kris, Fikri, Awen, Jandrisal, Azizah, Necya, Evi, Deby, Devy, Linda, Mila.


(12)

v Semoga dengan bantuan dan dukungan yang diberikan mendapat balasan pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amin.

Bandarlampung, Juli 2012 Penulis,


(13)

vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 9

B. Aktivitas Belajar ... 10

C. Hasil Belajar ... 13

D. Pembelajaran Kooperatif ... 13

E. Pembelajaran Tipe STAD ... 15

F. Pembelajaran Konvensional ... 20

G. Kerangka Pikir ... 21

H. Hipotesis ... 23

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 24

B. Jenis Penelitian ... 25

C. Desain Penelitian ... 25 Halaman


(14)

vii

1. Metode Dokumentasi ... 26

2. Metode Observasi ... 27

2. Metode Tes ... 27

E. Prosedur Penelitian ... 27

F. Instrumen Penelitian ... 28

1. Tes Hasil Belajar Matematika ... 28

2. Lembar Observasi Aktivitas Belajar ... 34

G. Metode Analisis Data ... 35

1. Data Hasil Balajar Matematika ... 35

2. Data Observasi Aktivitas Siswa ... 41

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 43

1. Data Hasil Belajar Matematika ... 43

2. Data Aktivitas Siswa ... 47

B. Pembahasan ... 47

1. Hasil Belajar Matematika ... 47

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 49

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 53

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 55


(15)

viii

Tabel Halaman

2.1 Keterangan Aktivitas yang Diamati ... 12

2.2 Kriteria Pemberian Poin Peningkatan ... 17

2.3 Kriteria Poin Perkembangan Kelompok ... 18

3.1 Desain Penelitian ... 26

3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 31

3.3 Daya Beda Uji Instrumen Kubus ... 31

3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 32

3.5 Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Kubus ... 33

3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Garis Singgung Lingkaran ... 33

3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Kubus ... 34

3.8 Data Aktivitas Siswa... 34

4.1 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata Skor, dan Simpangan Baku ... 43

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Matematika ... 44

4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan SPSS ... 45

4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Matematika ... 45

4.5 Hasil Uji Homogenitas Dengan SPSS ... 45

4.6 Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Data Hasil Belajar Matematika ... 46


(16)

(17)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi proses peningkatan kemampuan dan daya saing suatu bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju atau tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Joesoef (2011) yang mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci kemajuan suatu bangsa. Tidak ada bangsa yang maju, yang tidak didukung pendidikan yang kuat.

Untuk menjadi bangsa yang maju maka bangsa Indonesia harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tim Pengem-bang Ilmu Pendidikan UPI (2007: 477) yang berpendapat bahwa ciri utama yang membedakan masyarakat negara maju dengan masyarakan negara berkembang atau masyarakat miskin adalah dalam penguasaan teknologi. Masyarakat negara maju lebih menguasai teknologi dibandingkan dengan masyarakat negara berkembang atau miskin.


(18)

Dalam upaya mencapai kemajuan bangsa, tentunya diperlukan peningkatan kualitas pendidikan dalam berbagai aspek, salah satunya adalah matematika. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mempunyai peranan yang sangat besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lebih jauh lagi, Nuh (2011) menegaskan bahwa ilmu-ilmu dasar semacam matematika menjadi modal utama kemajuan suatu bangsa. Sebab, tingkat penguasaan ilmu-ilmu dasar tersebut salah satu indikator seberapa jauh peran suatu bangsa dalam mengembangkan iptek.

Upaya peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia, khususnya peningkatan kualitas pendidikan matematika menjadi sorotan utama dalam perbaikan pembelajaran di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari jumlah jam pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak dibandingkan jam pelajaran lain. Selain itu, pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Namun, hasil penelitian Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS, 2007) menunjukkan bahwa peringkat matematika siswa Indonesia berada di deretan 36 dari 49. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun jumlah jam pelajaran matematika di sekolah lebih banyak dibandingkan jam pelajaran lain, hal tersebut tidak sebanding dengan hasil belajar yang diraih. Hal ini pula yang terjadi pada SMP Negeri 28 Bandarlampung. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII SMP Negeri 28 Bandarlampung, diperoleh data rata-rata nilai ulangan semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 yaitu 35,5. Hal tersebut karena siswa kurang terlibat secara aktif dalam interaksi belajar, baik dengan guru maupun dengan teman. Dalam interaksi belajar dengan


(19)

teman, siswa cenderung duduk berdekatan dengan teman dekat yang biasanya memiliki kemampuan matematis yang homogen. Sedangkan interaksi siswa dengan guru jarang terjadi karena siswa enggan bertanya bila ada materi matematika yang belum dipahami. Guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa kurang diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa kurang suka terhadap pelajaran matematika yang dianggap sebagai pelajaran yang sulit dipahami. Kurangnya motivasi siswa juga menjadi salah satu penyebab masalah tersebut. Model pembelajaran guru yang masih berupa pembelajaran langsung meng-akibatkan rendahnya aktivitas belajar siswa dan berpengaruh pada hasil belajar yang diperoleh.

Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah adanya kerjasama dengan menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali, memecahkan masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, dengan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Sementara itu salah satu faktor yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan pemberian penghargaan. Dengan penghargaan siswa akan merasa lebih dihargai atas usaha-usaha yang telah dilakukannya dalam mengerjakan persoalan matematika. Untuk menumbuhkan motivasi dan kerjasama yang baik tersebut dapat dijalin selama proses pembelajaran dengan memilih model pembelajaran yang tepat oleh guru.

Model pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Dalam proses pembelajaran kooperatif, siswa belajar dalam kelompok-kelompok


(20)

kecil yang heterogen, sehingga siswa yang kurang jelas dalam memahami materi pelajaran dapat bertanya atau berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Setiap anggota dalam kelompoknya akan memiliki rasa ketergantungan yang positif karena tugas yang diberikan guru menjadi tanggung jawab bersama. Sedangkan untuk menumbuhkan motivasi siswa salah satu diantaranya adalah dengan memberikan suatu penghargaan agar siswa merasa terpacu untuk melakukan usaha terbaiknya demi sebuah kemenangan tim.

Berdasarkan uraian di atas, maka pembelajaran koperatif yang cocok untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah STAD (Student Teams Achievement Division). Slavin (2005 : 143) menyatakan bahwa STAD merupakan model yang paling sederhana dari model pembelajaran kooperatif dan merupakan model yang cocok untuk para guru yang akan memulai model pembelajaran kooperatif. Dalam model pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai lima orang siswa yang heterogen terutama dari segi kemampuannya. Awal pembelajaran dimulai dengan penyampaian garis besar materi pelajaran. Kemudian siswa diminta untuk bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi. Dengan adanya kerja sama di dalam kelompok, diharapkan siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan termotivasi untuk mendapatkan penghargaan tim sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Kelompok harus bertanggung jawab agar setiap individu di dalam kelompok betul-betul memahami konsep yang dipelajari karena keberhasilan dinilai dari keberhasilan kelompok, bukan individu. Untuk mengukur keberhasilan belajar kelompok, guru memberikan tes individual. Selanjutnya, hasil tes ini dibandingkan dengan rata-rata pencapaian sebelumnya. Gabungan poin sumbangan dari semua anggota kelompok menjadi poin kelompok


(21)

dan hasilnya dibandingkan dengan poin kelompok lainnya. Kelompok yang ber-hasil memperoleh poin tertinggi berhak mendapat sertifikat atau penghargaan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan penelitian dengan judul

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi terha-dap perbaikan kualitas pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini kooperatif tipe STAD efektif ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandarlampung tahun pelajaran 2011/2012? masalah tersebut dapat dijabarkan pertanyaan penelitian secara rinci sebagai berikut:

1. Apakah rata-rata hasil belajar siswa yang belajar matematika menggunakan pembalajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional?

2. Apakah aktivitas belajar siswa yang belajar matematika menggunakan pembalajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas model pem-belajaran kooperatif tipe STAD ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar


(22)

mate-matika siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandarlampung semester genap tahun pelajaran 2011/2012 khususnya materi garis singgung lingkaran dan kubus.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi siswa, memperoleh pembelajaran matematika yang lebih menarik sehingga diharapkan dapat meningkatkan daya tarik terhadap matematika, meningkatkan toleransi, kerja sama, serta kemampuan komunikasi yang kuat baik dengan teman maupun dengan guru.

2. Bagi guru yaitu sebagai masukan dalam pembelajaran matematika meng-gunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai alternatif pem-belajaran dalam usaha meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah yang bersangkutan yaitu memberikan informasi dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan mutu sekolah itu sendiri.

E. Ruang Lingkup

1. Efektivitas

Efektivitas merupakan keadaan akibat dari pengaruh yang disebabkan oleh adanya suatu kegiatan tertentu untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan yang


(23)

dicapai dalam suatu tindakan yang dilakukan. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keberhasilan dari usaha atau tindakan pemberian model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar. Pembelajaran STAD tersebut dikatakan berhasil apabila aktivitas dan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan model pembelajaran matematika kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang diajar dengan model konvensional.

2. Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil empat sampai lima orang untuk bekerjasama dalam mempelajari materi pelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Salah satu contoh model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran STAD.

3. Pembelajaran Tipe STAD

STAD merupakan model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, pembagian siswa ke dalam kelompok, kuis individu, skor kemajuan individual, dan penghargaan tim.

4. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pem-belajaran konvensional dengan menggunakan metode diskusi kelompok. Pembelajaran ini diawali dengan penyampaian garis besar materi oleh guru, diskusi kelompok, latihan soal, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan dan kesimpulan


(24)

5. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar yaitu kegiatan siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang dibatasi pada memperhatikan penjelasan guru, berdiskusi antara siswa dengan guru, berdiskusi antar siswa dalam kelompok, membaca buku sumber atau mengerjakan latihan, menanggapi/bertanya pada saat presentasi dan menyim-pulkan materi pelajaran.

6. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan belajar dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD maupun konvensional yang ditunjukkan oleh nilai yang diperoleh siswa dari hasil tes.


(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Istilah belajar sebenarnya telah lama dan banyak dikenal. Bahkan banyak ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentan -nya adalah Sardiman (2008 : 21) yang me-nyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya, sedangkan Hamalik ( Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih Tidak hanya itu, lebih jauh lagi Slameto (2003 : 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dila-kukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sebagai akibat dari belajar Abdurrahman (2009 : 28) menge-mukakan bahwa belajar merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.


(26)

mengandung tiga unsur utama, yaitu : 1. Belajar berhubungan dengan perubahan.

2. Perubahan yang terjadi akibat dari proses pengalaman. 3. Perubahan dari hasil belajar bersifat relatif permanen.

Menurut Slameto (2003 : 64), faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal ini berkaitan dengan pengaruh yang datangnya dari seorang yang sedang belajar itu sendiri. Faktor internal meliputi faktor biologis dan faktor psikologis. Sedangkan faktor eksternal merupakan pengaruh yang datangnya dari luar seorang pembelajar. Faktor eksternal diantaranya adalah faktor lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keberhasilan belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting dalam mening-katkan mutu pendidikan. Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharap-kan dapat meningkatdiharap-kan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.

B. Aktivitas Belajar

Pengertian dari aktivitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keaktifan/kegiatan. Menurut Diedrick (dalam Sardiman, 2008: 101), aktivitas belajar adalah aktivitas yang melibatkan mental dan fisik.


(27)

1. Visual activities, yang termasuk didalamnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan dan pekerjaan orang lain.

2. Oral activities, seperti : menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi. 3. Listening activities, seperti : mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik

dan pidato.

4. Writing activities, seperti : menulis ceriat, karangan, laporan, angket dan menyalin.

5. Drawing activities, seperti : menggambar, membuat grifik, peta, diagram. 6. Motor activities, seperti : melakukan percobaan, membuat konstruksi, model

mereparansi, berkebun, bermain dan beternak.

7. Mental activities, seperti : menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

8. Emosional activities, seperti : menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang dan gugup.

Aktivitas yang dimaksudkan disini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti sering bertanya kepada guru atau siswa lain, mau mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab pertanyaan, senang diberi tugas belajar, dan lain sebagainya. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa ataupun antar siswa. Hal ini akan mengakibatkan suasana ke-las menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan


(28)

kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas yang akan diamati beserta indikatornya dalam penelitian ini di-tunjukkan oleh tabel berikut:

Tabel 2.1 Keterangan Aktivitas yang Diamati

No. Aktivitas Indikator

1. Memperhatikan penjelasan

guru

a. Pandangan berfokus pada guru b. Tidak mengobrol dengan siswa yang

lain 2. Diskusi antara siswa dengan

guru

a. Bertanya kepada guru

b. Menjawab pertanyaan yang diajukan guru

c. Menanggapi penjelasan guru 3. Diskusi antar siswa dalam

kelompok

a. Bertanya kepada teman dalam kelompok

b. Menjawab pertanyaan teman dalam kelompok

c. Menanggapi penjelasan teman dalam kelompok

4. Membaca buku dan

mengerjakan latihan

a. Membaca buku matematika

b. Menulis hasil diskusi tentang latihan

5. Menanggapi/bertanya pada

saat presentasi

a. Mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas b. Bertanya kepada siswa yang

melakukan presentasi

c. Menanggapi hasil diskusi kelompok yang presentasi

6. Menyimpulkan materi

pelajaran

a. Berpendapat tentang hasil kesimpulan materi pelajaran

b. Menulis rangkuman materi pelajaran


(29)

Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan penge-tahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan yang terjadi tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, keterampilan tidak bisa menjadi bisa, dan sebagainya. Dalam penelitian ini hasil belajar dibatasi pada materi pokok garis singgung lingkaran dan kubus.

Menurut Sardiman (2008:54), hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Dalam penelitian ini hasil belajar yang dimaksud adalah nilai tes matematika yang diberikan oleh guru sebagai hasil dari penguasaan pengetahuan dan keterampilan siswa.

D. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Slavin (2005: 4) pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendis-kusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.

Ada banyak alasan yang membuat pembelajaran kooperatif memasuki jalur utama praktik pendidikan. Beberapa alasannya adalah penggunaan pembelajaran ko-operatif selain untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar juga dapat menimbulkan akibat-akibat positif lainnya. Akibat-akibat positif itu antara lain


(30)

dapat mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan terhadap teman sekelas yang lemah dalam bidang akademik, dan meningkatkan rasa harga diri. Alasan lain adalah dapat menumbuhkan kesadaran bahwa para siswa perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan mengintegrasikan serta mengapli-kasikan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam suatu kerja sama di dalam diskusi.

Ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Abdurrahman (2009: 123) adalah seba-gai berikut:

1. Saling ketergantungan positif yang menuntut tiap anggota kelompok saling membantu demi keberhasilan kelompok.

2. Akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan bahan pelajaran tiap anggota kelompok dan kelompok diberikan balikan tentang prestasi belajar anggota-anggota kelompoknya, sehingga mereka saling mengetahui teman yang memerlukan bantuan.

3. Terdiri dari anak-anak yang berkemampuan atau memiliki karakteristik heterogen.

4. Pemimpin kelompok dipilih secara demokratis.

5. Semua anggota harus saling membantu dan saling memberi motivasi.

6. Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas, tetapi juga pada upaya mempertahannkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok.

7. Keterampilan sosial yang dibutuhkan dalam kerja gotong royong, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan. 8. Pada saat pembelajaran kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan

observasi terhadap komponen-komponen belajar dan melakukan intervensi jika terjadi masalah antar anggota kelompok.


(31)

9. Guru memperhatikan proses keefektifan proses belajar kelompok.

Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman, pengetahuan dan sikapnya sesuai dengan kehidupan yang ada didalam masyarakat, sehingga dengan adanya kerja sama antar anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktifitas, dan perolehan belajar. Lima tipe utama dari model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division(STAD), Teams-Games-Tournament (TGT), Jigsaw II,Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC), dan Team Accelerated Instruction(TAI).

E. Pembelajaran Tipe STAD

Menurut pendapat Slavin (2005: 143-146), salah satu pembelajaram kooperatif yang paling tua dan paling banyak diteliti adalah STAD. STAD merupakan salah satu metode pembelajaran yang sederhana, dan merupakan salah satu model yang baik untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif. STAD terdiri atas lima komponen utama, yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim.

1. Presentasi Kelas

Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung atau diskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru. Presentasi kelas ini sama dengan pengajaran biasa hanya berbeda pada pemfokusan terhadap STAD. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus memperhatikan seksama selama presentasi kelas karena akan


(32)

membantu mereka dalam mengerjakan kuis-kuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka.

2. Tim

Tim terdiri dari empat sampai lima anggota kelompok dengan memperhatikan perbedaan kemampuan dan jenis kelamin. Fungsi utama dari tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim benar-benar belajar, dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah komponen yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya.

3. Kuis

Setelah melakukan beberapa kali pertemuan dalam setiap siklus, siswa diberikan kuis atau tes individu. Pada saat tes siswa tidak diperbolehkan membantu satu sama lain. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. Tes ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa.

4. Skor Kemajuan Individual

Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang dapat dicapai apabila mereka belajar lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor ini, tetapi tidak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka


(33)

kinerja siswa tersebut sebelumnya dalam mengerjakan kuis. Siswa selanjutnya akan mengumpulkan poin untuk tim mereka berdasar tingkat kenaikan skor kuis mereka dibandingkan dengan skor awal mereka. Kriteria pemberian poin peningkatan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.2 Kriteria Pemberian Poin Peningkatan

Skor Kuis Terakhir Poin Peningkatan

Lebih dari 10 poin dibawah skor dasar 5 poin

10 poin 1 poin di bawah skor dasar 10 poin

Skor dasar sampai 10 poin di atasnya 20 poin

Lebih dari 10 poin di atas skor dasar 30 poin

Nilai sempurna (tanpa memperhatikan skor dasar) 30 poin

(Slavin, 2005:159) 5. Rekognisi Tim

Rekognisi/penghargaan akan diberikan berdasarkan poin peningkatan kelompok. Skor kelompok adalah rata-rata dari peningkatan individu dalam kelompok tersebut.

Untuk menghitung peningkatan skor kelompok digunakan rumus:

=

Pk = poin perkembangan kelompok

Kelompok yang memperoleh poin sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak memperoleh penghargaan. Berdasarkan poin perkembangan kelompok terdapat tiga tingkatan penghargaan yang diberikan seperti pada tabel berikut.

Tabel 2.3 Kriteria Poin Perkembangan Kelompok

Perkembangan Penghargaan

Pk < 15 poin Baik

Hebat Super Hebat


(34)

Setiap pembelajaran pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan. Begitu juga pada pembelajaran kooperatif tipe STAD. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran STAD (Umamik : 2007) adalah sebagai berikut.

Kelebihan:

1. Mengembangkan serta menggunakan keterampilan berpikir kritis dan kerja sama kelompok.

2. Menyuburkan hubungan antara pribadi yang positif diantara peserta didik yang berasal dari ras yang berbeda.

3. Menerapkan bimbingan oleh teman.

4. Menjelaskan lingkungan yang menghargai nilai-nilai ilmiah. Kelemahan:

1. Sejumlah peserta didik mungkin bingung karena belum terbiasa dengan perlakuan seperti ini.

2. Guru pada permulaaan akan membuat kesalaham-kesalahan dalam pengelolaan kelas, akan tetapi usaha sungguh-sungguh yang terus menerus akan dapat terampil menerapkan metode ini.

Langkah-langkah pembelajaran kooperatif STAD dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Guru memberikan pengarahan tentang langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD hanya pada pertemuan pertama, antara lain peserta didik harus bekerja dengan lembar kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi, peserta didik harus bertanggung jawab agar setiap individu di dalam kelompok betul-betul memahami konsep yang dipelajari, jika ada pertanyaan dari peserta didik dianjurkan untuk menanyakan kepada teman satu timnya sebelum menanyakan pada guru.


(35)

2. Dengan tanya jawab guru melakukan apersepsi untuk mengingat kembali materi sebelumnya.

3. Guru menyampaikan materi singkat yang akan dibahas.

4. Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya mempelajari materi ini.

5. Membagi peserta didik dalam tim yang heterogen, masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 siswa.

6. Peserta didik bergabung dengan anggota timnya masing-masing yang telah ditentukan.

7. Peserta didik diberi soal/lembar diskusi, tiap tim satu lembar diskusi.

8. Peserta didik melakukan diskusi dengan timnya sampai semua anggota tim mengerti apa yang didiskusikan.

9. Guru berkeliling di dalam kelas, memperhatikan bagaimana anggota tim bekerja, dan memberi pengarahan bila ada yang kurang jelas dengan perintah lembar diskusi.

10. Peserta didik bersama guru membahas hasil diskusi dimana salah satu siswa dari perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi sedangkan kelompok lain menanggapinya.

11. Peserta didik mengerjakan tes individu/kuis.

12. Guru bersama peserta didik membahas tes individu sambil mengulang hal-hal yang dianggap sulit oleh peserta didik.

13. Dengan bimbingan guru, peserta didik membuat rangkuman. 14. Guru menghitung skor individu dan skor tim.


(36)

F. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang dilakukan oleh guru seperti metode ceramah, tanya jawab dan latihan soal (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002: 592). Sedangkan menurut Sumarno (2011) pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang didalamnya meliputi berbagai metode yang berpusat pada guru. Metode-metode tersebut diantaranya adalah ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah merupakan salah satu cara penyampaian informasi dengan lisan dari seseorang kepada sejumlah pendengar di suatu ruangan. Kegiatan berpusat pada penceramah dan komunikasi searah dari pembaca kepada pendengar. Penceramah mendominasi seluruh kegiatan, sedang pendengar hanya memperhatikan dan membuat catatan seperlunya. Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan. Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan siswa.

G. Kerangka Pikir

Belajar merupakan proses yang sangat penting untuk memperoleh pengetahuan. Pengetahuan yang didapat akan lebih bermakna dan membekas dalam pikiran jika


(37)

siswa mengalami apa yang dipelajarinya tidak hanya mendengar saja. Oleh karena itu, dalam belajar diperlukan aktivitas karena dengan adanya aktivitas maka proses pembelajaran tidak akan membosankan, dan materi yang di dapat tidak akan terlewat begitu saja.

Salah satu alternatif untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif. Kegiatan pembelajaran ko-operatif mempunyai beberapa kelebihan diantaranya tercipta kerjasama yang baik antar anggota tim, ada ketergantungan saling memerlukan yang positif, tanggung jawab masing-masing anggota, keterampilan hubungan antar personal, serta meningkatkan interaksi antar siswa. STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat sampai lima orang yang merupakan campuran menurut tingkat kemampuan dan jenis kelamin. Siswa juga dituntut untuk saling membantu dalam menguasai materi yang diajarkan. Siswa berkemampuan tinggi dalam kelompok diharapkan dapat memberikan bantuan kepada teman kelompoknya dalam memahami konsep yang dipelajari.

STAD adalah salah satu pembelajaran yang mendorong siswa untuk aktif dalam belajar, yaitu dengan bekerja sama dan saling bertukar pikiran dalam menyelesaikan tugas. Dengan siswa aktif dalam belajar siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh dari pengalamannya akan lebih bermakna dan mudah diingat. Dengan pengetahuan yang bermakna, tentu siswa akan lebih mudah dalam mengerjakan persoalan matematika yang dihadapinya, sehingga diharapkan dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.


(38)

Aktivitas belajar siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Tanpa aktivitas siswa proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik. Penggunaan pembelajaran STAD dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses belajar. Proses belajar mengajar dalam STAD pada akhirnya akan menghasilkan perubahan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan keterampilan. Keberartian perubahan siswa yang diperoleh selama proses belajar tersebut akan berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran STAD. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan tersebut merupakan indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa. Perubahan kemampuan siswa dalam pembelajaran STAD dapat terjadi karena terdapat pembaharuan dalam proses belajar atas dasar perkembangan ilmu pengetahuan yang terus mengalami perubahan. Perubahan tersebut antara lain pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) sekarang cenderung berpusat pada siswa (student centered) dan pengorganisasian kelas yang semula bersifat klasikal berubah menjadi kelompok. Dengan demikian metode pembelajaran STAD akan menjadikan siswa lebih efektif. Efektif yang dimaksud adalah adanya perubahan yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

Dari uraian di atas, diharapkan penerapan pembelajaran matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD efektif terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandarlampung.

H. Hipotesis


(39)

embelajaran kooperatif tipe STAD lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandarlampung tahun pelajaran 2011/2012 khususnya materi pokok garis singgung lingkaran dan kubus


(40)

III. METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 28 Bandarlampung 2011/2012 yang terdistribusi dalam lima kelas, yaitu kelas VIIIA VIIIE dengan jumlah siswa sebanyak 177 siswa dan diajar oleh guru matematika yang sama. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010:300). Pertimbangan yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah akan diambil dua kelas dengan kemampuan awal yang sama.

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Menghitung rata-rata nilai tes semester ganjil setiap kelas pada populasi.

2. Mengambil dua kelas yang mempunyai rata-rata nilai semester sama atau yang paling mendekati.

Dari hasil perhitungan diperoleh dua kelas yang memiliki rata-rata nilai tes semester ganjil yang paling mendekati sama yaitu kelas VIIB dan VIIIC. Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dilakukan secara acak dengan pengundian, dan diperoleh kelas VIIIB sebagai kelas kontrol serta kelas VIIIB sebagai kelas eksperimen


(41)

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian eksperimen semu karena peneliti tidak dapat melakukan kontrol terhadap pengaruh dari luar yang mungkin berpengaruh terhadap objek yang dibahas serta tidak mungkin melakukan pengontrolan siswa secara ketat. Dalam penelitian ini, peneliti juga harus membagi objek yang diteliti menjadi dua grup, yaitu gruptreatmentatau yang memperoleh perlakuan dan grup kontrol yang tidak memperoleh perlakuan. Dimana grup treatment diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, sedangkan grup kontrol diberi pengajaran dengan menggunakan pembelajaran konvensional.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan yaitu modelposttest only control grup design dengan satu macam perlakuan. Ini adalah desain kelompok kontrol dengan tes akhir saja. Penggunaan model ini didasari asumsi bahwa kelompok eksperimen dan kelompok pembanding yang diambil sudah betul-betul ekuivalen.

Secara umum skema dari model tersebut adalah seperti berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian


(42)

E X O1

P C O2

Anggoro (2007: 337)

Keterangan:

E = Kelas eksperimen

P = Kelas pengendali atau kontrol

X = Perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD

C = Kelas Kontrol menggunakan pembelajaran konvensional O1 = Skorposttestpada kelas ekperimen

O2 = Skorposttestpada kelas kontrol

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data aktivitas dan hasil belajar siswa. Data-data tersebut dikumpulkan melalui metode dokumentasi, metode observasi, dan metode tes.

1. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data nama peserta didik dan data nilai matematika semester ganjil masing-masing kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar-lampung.

2. Metode Observasi

Metode ini digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam proses pem-belajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan.


(43)

3. Metode Tes

Metode ini digunakan untuk memperoleh data nilai hasil tes belajar siswa baik yang diajar dengan pendekatan kooperatif tipe STAD pada kelas eksperimen maupun yang diajar dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

E. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti

banyak kelas, jumlah siswa, cara guru mengajar, dan karakteristik siswa 2. Menentukan populasi dan sampel.

3. Menetapkan materi pelajaran dan menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam penelitian.

4. Pembuatan Instrumen Penelitian 5. Melakukan validasi instrumen. 6. Uji Coba Instrumen Penelitian 7. Melakukan perbaikan instrumen

8. Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen

9. Mengadakanposttestpada kelas eksperimen dan kelas kontrol 10. Menganalisis data

11. Membuat kesimpulan

F. Instrumen Penelitian


(44)

yang dugunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar matematika dan lembar observasi aktivitas siswa.

1. Tes Hasil Belajar Matematika

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar berbentuk soal uraian pada pokok bahasan garis singgung lingkaran dan kubus. Tes yang diberikan bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan pengetahuan siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran STAD pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

a. Validitas soal

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2008:65). Validasi terhadap perangkat tes dilakukan dengan tujuan agar diperoleh perangkat tes yang memenuhi validitas isi. Untuk mendapatkan perangkat tes yang valid dilakukan langkah-langkah berikut.

1) Membuat kisi-kisi berdasarkan indikator. 2) Membuat soal berdasarkan kisi-kisi.

3) Meminta pertimbangan kepada guru mitra yang dipandang ahli mengenai kesesuaian antara kisi-kisi dengan soal

4) Memperbaiki soal berdasarkan saran dari ahli

Hasil penilaian terhadap soal tes oleh guru mitra menunjukkan bahwa soal tes garis singgung lingkaran yang digunakan untuk mengambil data perlu direvisi. Setelah direvisi, soal tes telah disetujui dan memenuhi validitas isi. Soal tes kubus tidak di revisi karena telah memenuhi validitas isi.

b. Reliabilitas


(45)

sama. Suatu tes dikatakan reliabel jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila diteskan berkali-kali atau dengan kata lain tes dikatakan reliabel jika hasil-hasil tes tersebut tidak berubah-ubah atau menunjukkan ketetapan/keajegan hasil. Menurut Sudijono (2008: 207) bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha, yaitu :

Keterangan:

11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes 2

Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item Si2 = Varians total

Sudijono (2008:207) berpendapat bahwa suatu tes dikatakan reliabel jika r11lebih dari atau sama dengan 0,70. Setelah menghitung reliabilitas instrumen tes, diperoleh nilai r11= 0,77 untuk uji instrumen garis singgung lingkaran dan r11= 0,71 untuk uji instrumen kubus. Berdasarkan pendapat Sudijono tersebut, maka tes yang digunakan dalam penelitian ini layak digunakan untuk mengumpulkan data.

c. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2008:211). Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai

2 2 11 1 1 Si Si n n r


(46)

siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 20% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 20% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Untuk menghitung daya beda digunakan rumus:

DP =

Keterangan :

U = jumlah skor kelompok atas L = jumlah skor kelompok bawah N = jumlah siswa kelompok atas/bawah.

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi

0,00 0,19 Buruk

0,20-0,39 Cukup

0,40-0,69 Baik

0,70-1,00 Sangat Baik

Bertanda negatif Buruk sekali

(Masmud,2009)

Nilai yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0,40 0,69 yaitu soal yang memiliki daya pembeda yang baik. Setelah menghitung daya beda butir soal pada instrumen garis singgung lingkaran, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1


(47)

memiliki nilai 0,68 sehingga termasuk interpretasi yang baik, soal nomor 2 dan 3 memiliki nilai 0,46 sehingga termasuk interpretasi yang baik, soal nomor 4 miliki nilai 0,48 sehingga termasuk interpretasi yang baik, dan soal nomor 5 me-miliki nilai 0,52 sehingga termasuk interpretasi yang baik.

Sedangkan dari perhitungan tes uji coba yang kedua pada materi kubus diperoleh hasil daya beda sebagai berikut.

Tabel 3.3 Daya Beda Uji Instrumen Kubus

No Soal Daya Pembeda

1 0,64 (baik)

2a 0,54 (baik)

2b 0,64 (baik)

3 0,61 (baik)

4 0,67 (baik)

5 0,48 (baik)

d. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk menentukan derajat kesukaran suatu butir soal. Masmud (2009) mengungkapkan bahwa untuk menghitung tingkat kesu-karan suatu butir soal digunakan rumus berikut.

=

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

B = Jumlah skor semua siswa untuk masing-masing soal N = Jumlah siswa


(48)

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Besarnya TK Interpretasi

Kurang dari 0,2 Sangat Sukar

0,20-0,39 Sukar

0,4 0,8 Sedang

Lebih dari 0,81 Mudah

(Masmud,2009)

Menurut Masmud untuk sebuah butir tes yang ideal, tingkat kesukaran butir berkisar antara 0,4 hingga 0,8. Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,63 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,78 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 3 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,60 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,45 sehingga termasuk kategori soal yang sedang, dan soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,41 sehingga termasuk kategori soal yang sedang.

Sedangkan dari perhitungan tes uji coba yang kedua pada materi kubus diperoleh hasil tingkat kesukaran sebagai berikut.

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Uji Instrumen Kubus

No Soal Tingkat Kesukaran

1 0,59 (sedang)

2a 0,77 (sedang)

2b 0,65 (sedang)

3 0,79 (sedang)


(49)

5 0,75 (sedang)

Dari hasil perhitungan uji coba tes hasil belajar yang telah dilakukan didapatkan data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran sebagai berikut:

Tabel 3.6 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Garis Singgung Lingkaran

No

Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0.77 (Reliabel)

0.68 (baik) 0.63 (sedang)

2 Valid 0.46 (baik) 0.78 (sedang)

3 Valid 0.46 (baik) 0.60 (sedang)

4 Valid 0.48 (baik) 0.45 (sedang)

5 Valid 0.52 (baik) 0.41 (sedang)

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.1 dan C.2

Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Uji Instrumen Kubus

No

Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0.71 (Reliabel)

0,64 (baik) 0,59 (sedang)

2a Valid 0,54 (baik) 0,77 (sedang)

2b Valid 0,64 (baik) 0,65 (sedang)

3 Valid 0,61 (baik) 0,79 (sedang)

4 Valid 0,67 (baik) 0,77 (sedang)

5 Valid 0,48 (baik) 0,75 (sedang)

Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.5 dan C.6


(50)

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran. Ketentuan teknis pengisian lembar observasi aktivitas siswa ini adalah sebagai berikut.

a. Siswa mendapat tanda check list (skor 1) jika melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

b. Siswa tidak mendapat tanda check list (skor 0) jika tidak melakukan aktivitas yang relevan terhadap pembelajaran.

Tabel 3.8 Data Aktivitas Siswa

Kelompok Nama Siswa Aktivitas Belajar skor A% Kriteria

1 2 3 4 5 6

Keterangan:

1. Memperhatikan penjelasan guru 2. Diskusi antara siswa dengan guru 3. Diskusi antar siswa dalam kelompok 4. Membaca buku dan mengerjakan latihan 5. Menanggapi/bertanya pada saat presentasi 6. Menyimpulkan materi pelajaran

G. Metode Analisis Data

Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, data yang diperoleh dari hasil posttest dan observasi aktivitas dianalisis. Analisis data penelitian


(51)

dilaku-kan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajudilaku-kan.

1. Data Hasil Belajar Matematika

Data hasil belajar siswa diambil dari rata-rata kelas setelah postest. Selanjutnya, untuk menentukan rata-rata kelas digunakan rumus:

N Ns x

keterangan: x = nilai rata-rata kelas

= jumlah nilai tes seluruh siswa N = banyaknya siswa yang hadir

Sebelum pengujian hipotesis data hasil belajar siswa dilakukan pengujian normalitas dan homogenitas

a. Uji Normalitas

Setelah mendapat data hasil belajar yaitu berupa nilai posttest pokok bahasan garis singgung lingkaran dan kubus, maka data tersebut diuji kenormalannya apakah data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak.

Rumusan hipotesis untuk uji ini adalah =data berdistribusi normal

=data berdistribusi tidak normal

Rumus yang digunakan adalah rumus chi kuadrat:

= ( )

Keterangan:

=harga chi kuadrat


(52)

= frekuensi yang diharapkan = jumlah kelas interval

Kriteria pengujian adalah tolak jika dengan taraf signifikan 5%. Dalam hal lainnya, diterima (Sudjana, 2002:273).

b. Uji Homogenitas Varians

Untuk menguji homogenitas masing-masing data dilakukan dengan uji homogenitas varians dengan hipotesis sebagai berikut.

= (kedua populasi bersifat homogen) (kedua populasi bersifat tidak homogen) Persamaan Uji:

terkecil Varians

terbesar Varians

F

Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika ( , ), dengan

( , ) diperoleh dari daftar distribusi F dengan peluang , sedangkan

1 adalah dk pembilang, dan 1 adalah dk penyebut. (Sudjana, 2005 : 250)

c. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas data, analisis berikutnya ada-lah menguji hipotesis, yaitu uji kesamaan rata-rata skor hasil belajar matematika siswa dengan hipotesis sebagai berikut:


(53)

Keterangan:

= rata-rata hasil belajar matematika kelas eksperimen = rata-rata hasil belajar matematika kelas kontrol

Untuk ini, kita bedakan hal-hal berikut:

1) = dan diketahui (data normal dan homogen) Statistik yang digunakan adalah:

=

+

Dengan taraf nyata , maka kriteria pengujian adalah: terima H0jika ( ) <

< ( ) dimana ( ) didapat dari daftar normal baku dengan peluang

(1 ). Dalam hal lain H0ditolak. (Sudjana, 2005 : 239)

2) = tetapi tidak diketahui (data normal dan homogen) Statistik yang digunakan adalah:

=

dengan

=

( ) ( )

Keterangan:

= rata-rata nilaiposttestkelas eksperimen = rata-rata nilaiposttestkelas kontrol = simpangan baku

= banyak peserta didik kelas eksperimen = banyak peserta didik kelas kontrol


(54)

= varians kelas eksperimen = varians kelas kontrol

Kriteria pengujian adalah dengan dk = (n1 + n2 2 ) dan taraf kepercayaan 5% terima Ho jika -t1 < t <1 .. (Sudjana, 2005: 239)

Jika terima H1, pengujian dilanjutkan dengan hipotesis sebagai berikut. Hx= <

Hy= >

Kriteria uji : tolak Hxjika .

3) dan keduanya tidak diketahui (data normal tetapi tidak homogen) Statistik yang digunakan adalah:

=

+

Kriteria pengujian adalah diterima jika < < dengan

= , = , = ( / ),( ), = ( / ),( ) dan taraf

signifikan = 5%. Untuk harga t lainnya H0ditolak. (Sudjana. 2005:241)

Jika terima H1, pengujian dilanjutkan dengan hipotesis : Hx= <

Hy= >

Kriteria uji : tolak Hxjika

4) Data tidak normal


(55)

non-parametrik. Uji yang digunakan adalah Uji Mann-Whitney. Bila sampel pertama dan kedua dinyatakan dengan n1 dan n2, maka langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

 Gabungkan kedua sampel independen dan beri jenjang pada tiap anggotanya mulai dari nilai pengamatan tekecil sampai nilai pengamatan terbesar.

 Hitunglah jumlah jenjang masing-masing bagi sampel pertama dan kedua dan notasikan dengan R1dan R2

 Statistik uji :

1. U= + ( )

2. U= + ( )

 Dari dua nilai U tersebut yang digunakan adalah nilai U yang lebih kecil. Nilai yang lebih besar ditandai dengan .

 Bila n1atau n2keduanya sama atau lebih dari 20, digunakan pendekatan kurva normal, dengan mean :

E(U) =

Standar deviasi :

= ( )

Nilai standar dihitung dengan Z = ( )

 Kriteria pengambilan keputusan : Terima H0apabila


(56)

Tolak H0apabila < atau >

(Djarwanto. 1985:40-43)

 Jika terima H1dilakukan uji, dengan hipotesis : Ha : < .

Hb : >

 Kriteria uji : tolak Ha jika >

2. Data Observasi Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa diperoleh dari hasil observasi. Setiap siswa diamati

observasi jika aktivitas yang dilakukan sesuai dengan indikator yang telah ditentukan. Analisis untuk data aktivitas belajar siswa untuk penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Setelah selesai observasi dihitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa lalu dinyatakan dalam bentuk persen dengan menggunakan rumus seperti yang dikemukakan oleh Sudjana (2002:69), yaitu sebagai berikut.

= × 100%

Keterangan: Ai : persentase aktivitas siswa

Na : banyaknya aktivitas yang terkategori aktif N : banyaknya aktivitas yang diamati


(57)

Siswa dikatakan aktif apabila persentase skor aktivitas yang diperoleh tidak kurang dari 65%. Apabila jumlah siswa yang aktif pada masing-masing kelas sudah diketahui maka persentase siswa yang aktif dari masing-masing kelas dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:

= × 100%

Keterangan :

A = persentase aktivitas siswa dalam satu kelas = jumlah siswa aktif

= jumlah seluruh siswa

Setelah menghitung persentase siswa yang aktif pada masing-masing kelas maka dapat dibandingkan kelas mana yang aktivitasnya lebih tinggi.


(58)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari analisis data hasil belajar matematika dan aktivitas belajar siswa pada BAB IV, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Rata-rata hasil belajar matematika pada kelas yang belajar menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD sama dengan rata-rata hasil belajar matematika kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Rata-rata aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik daripada rata-rata aktivitas belajar siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Karena hanya rata-rata aktivitas belajar siswa kelas eksperimen yang lebih tinggi dari kelas kontrol namun rata-rata hasil belajar matematikanya memberikan hasil yang sama maka pembelajaran kooperatif tipe STAD tidak lebih efektif daripada pembelajaran konvensional ditinjau dari aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 28 Bandarlampung tahun pelajaran 2011/2012 khususnya materi pokok garis singgung lingkaran dan kubus.


(59)

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang diperoleh, peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Dalam pemilihan metode pembelajaran hendaknya guru benar-benar memahami karakteristik siswa agar pembelajaran yang digunakan tepat untuk siswa tersebut dan cocok dengan materi pelajaran yang akan disampaikan sehingga efisiensi serta efektifitas pembelajaran dapat tercapai.

2. Dalam pembelajaran kooperatif hendaknya sebelum pembelajaran siswa diinstrusikan dengan jelas tahapan-tahapan pembelajaran secara terperinci, agar pada saat pembelajaran siswa tidak kebingungan tentang apa yang harus dilakukan.

3. Pengaturan waktu harus seefisien mungkin agar dalam waktu yang tersedia materi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.


(60)

DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

Lukmanul Hakim

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG 2012


(61)

Abdurrahman, M. 2009.Pendidikan Bagi Anak Berkemampuan Rendah. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.2003. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Arikunto, Suharsimi.2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta.

Djarwanto. 1985.Statistika Nonparametrik. BPFE.Yogyakarta.

Furchan, Arief. 1982.Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta. Joesoef, Daud. 2011.Daoed Joesoef: Pendidikan Kunci Kemajuan Bangsa.

[online], tersedia http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/23/15253241/ Daoed.Joesoef.Pendidikan.Kunci.Kemajuan.Bangsa.html, diakses 16 Januari 2012

Masmud. 2009.Tingkat Kesukaran dan Daya Beda. [Online], tersedia http://masmud09.blogspot.com/2009/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html, diakses tanggal 4 Januari 2012

Nuh, Muhammad. 2011.Matematika Modal Utama Kemajuan Bangsa. [online], tersedia http://www.pelitaonline.com/read-nusantara/4139/matematika-modal-utama-kemajuan-bangsa.html, diakses tanggal 16 Januari 2012 Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo

Persada. Jakarta.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjamahan oleh Narulita Yusron. Nusa Media. Bandung.


(62)

Jakarta.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. PT Tasito. Bandung

Sumarno, Alim. 2011.Model Pembelajaran Konvensional. [online], tersedia ttp://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/model-pembelajaran-konvensional, diakses tanggal 9 Maret 2012

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007.Ilmu dan Aplikasi pendidikan. PT Imtima. Bandung

Umamik, Siti. 2007.Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Cooperative Learning Tipe STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga pada Sub Materi Pokok Keliling dan Luas Daerah Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMP Negeri 4 Kudus Tahun Pelajaran


(63)

KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Lukmanul Hakim Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021037

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Yunarti, M. Si. Drs. M. Coesamin, M. Pd. NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19591002 198803 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(64)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Yunarti, M. Si. __________

Sekretaris : Drs. M. Ceosamin, M. Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Gimin Suyadi, M. Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(65)

(66)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Lukmanul Hakim

NPM : 0813021037

program studi : Pendidikan Matematika jurusan : Pendidikan MIPA

menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang Menyatakan

Lukmanul Hakim NPM 0813021037


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. 2009.Pendidikan Bagi Anak Berkemampuan Rendah. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi.2003. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta Arikunto, Suharsimi.2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara.

Jakarta.

Djarwanto. 1985.Statistika Nonparametrik. BPFE.Yogyakarta.

Furchan, Arief. 1982.Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2004.Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta. Joesoef, Daud. 2011.Daoed Joesoef: Pendidikan Kunci Kemajuan Bangsa.

[online], tersedia http://edukasi.kompas.com/read/2011/10/23/15253241/ Daoed.Joesoef.Pendidikan.Kunci.Kemajuan.Bangsa.html, diakses 16 Januari 2012

Masmud. 2009.Tingkat Kesukaran dan Daya Beda. [Online], tersedia http://masmud09.blogspot.com/2009/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html, diakses tanggal 4 Januari 2012

Nuh, Muhammad. 2011.Matematika Modal Utama Kemajuan Bangsa. [online], tersedia http://www.pelitaonline.com/read-nusantara/4139/matematika-modal-utama-kemajuan-bangsa.html, diakses tanggal 16 Januari 2012 Sardiman A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Grafindo

Persada. Jakarta.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Terjamahan oleh Narulita Yusron. Nusa Media. Bandung.


(2)

Sudijono, Anas. 2008.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana. 2002.Metode Statistika. PT Tasito. Bandung

Sumarno, Alim. 2011.Model Pembelajaran Konvensional. [online], tersedia ttp://blog.elearning.unesa.ac.id/alim-sumarno/model-pembelajaran-konvensional, diakses tanggal 9 Maret 2012

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007.Ilmu dan Aplikasi pendidikan. PT Imtima. Bandung

Umamik, Siti. 2007.Keefektifan Model Pembelajaran Matematika Cooperative Learning Tipe STAD Melalui Pemanfaatan Alat Peraga pada Sub Materi Pokok Keliling dan Luas Daerah Lingkaran Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas VIII Semester II SMP Negeri 4 Kudus Tahun Pelajaran


(3)

Judul Skripsi : EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Lukmanul Hakim Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021037

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Yunarti, M. Si. Drs. M. Coesamin, M. Pd. NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19591002 198803 1 002

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si.


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Yunarti, M. Si. __________

Sekretaris : Drs. M. Ceosamin, M. Pd. __________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Gimin Suyadi, M. Si. __________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(5)

(6)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

nama : Lukmanul Hakim

NPM : 0813021037

program studi : Pendidikan Matematika jurusan : Pendidikan MIPA

menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juli 2012 Yang Menyatakan

Lukmanul Hakim NPM 0813021037


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 20 55

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/201

0 4 54

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP N 1 Ambarawa Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DITINJAU DARI HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 9 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 15 54

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN TIPE GI DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Seputih Banyak Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 15 137