Proses Implementasi Penataan Parkir Kota Surakarta

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 35 lokasi parkir tersebut. Di samping menata lokasi-lokasi parkir dan tarif- tarif parkir, penataan parkir juga mempertegas para juru parkir supaya menjadi juru parkir yang legal dengan memberikan prosedur persyaratan yang tertulis dalam SOP Penelitian ini berusaha untuk melihat implementasi penataan parkir Kota Surakarta. Pembahasan mengenai implementasi ini dibagi dalam dua bagian yaitu : A. Proses Implementasi Penataan Parkir Kota Surakarta. B. Hambatan-hambatan yang ditemukan selama proses implementasi Penataan Parkir Kota Surakarta dilihat berdasarkan indikator standar dan sasaran kebijakan, sumberdaya, sikap pelaksana, karakteristik agen pelaksana, kepatuhan dan daya tanggap kelompok sasaran. Secara lebih jelas mengenai pembahasan tentang implementasi penataan parkir Kota Surakarta dapat dilihat sebagai berikut :

A. Proses Implementasi Penataan Parkir Kota Surakarta

Proses implementasi merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses kebijakan, karena itulah implementasi merupakan hal yang paling berat. Implementasi mencakup banyak kegiatan yang dilakukan oleh aparat pelaksana untuk dapat membuat program berjalan. Demikian pula dalam pelaksanaan Penataan Parkir Kota Surakarta juga memiliki berbagai tahapan. Sebelum dilakukannya implementasi penataan parkir, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan oleh Unit Pelayanan Teknis Daerah Perparkiran yaitu Tahapan Interpretasi sosialisasi, Tahapan Pengorganisasian, Tahapan Aplikasi pelaksanaan. Sebelum dilakukan tahapan-tahapan tersebut terlebih perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 36 dahulu diadakan usulan penganggaran yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan dalam setiap tahapan. Kegiatan yang dilakukan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut: 1. Tahapan Interpretasi Pada Tahapan ini Dinas Perhubungan Kota Surakarta melakukan sosialisasi Perda Kota Surakarta Nomor 9 tahun 2011 dan Peraturan Walikota Surakarta tentang Zona Parkir di Tepi Jalan Umum sebagai pedoman pelaksanaan penataan parkir kepada semua anggota UPTD Perparkiran sebagai aparatur pelaksana dan dinas-dinas serta pihak- pihak yang membantu proses pelaksanaan penataan parkir. Tidak hanya untuk para paratur pelaksana saja tetapi sosialisasi juga diberikan kepada juru parkir, meskipun para juru parkir merupakan target sasaran terkait dengan kenaikan tarif parkir yang berpengaruh kepada penghasilan mereka, namun pada kenyataannya mereka yang lebih banyak melakukan kegiatan parkir dilapangan, dan mereka wajib mengetahui mengenai penataan parkir secara lebih jelas dan terperinci. Sosialisasi yang dilakukan adalah sosialisasi mengenai Zona Parkir, dalam hal ini zona parkir terdiri dari: pembagian zona dan tarif parkirnya terdapat 3 zona parkir yaitu zona C, D, dan E penentuan zona dapat dilihat dari potensi jalan yang ada, kejelasan jalan-jalan yang termasuk dalam zona C, atau zona D, atau zona E, penjelasan mengenai batas-batas tempat yang diperbolehkan untuk parkir. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 37 Dinas perhubungan selaku kepanjangan tangan dari pemerintah Kota Surakarta dalam melakukan kebijakan pemerintah, dalam mensosialisasikan penataan parkir ini dengan cara mengadakan pembinaan dan pembekalan teknis untuk UPTD Perparkiran, pengelola dan juru parkir. Hal ini dijelaskan Bapak Henry selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Perparkiran Kota Serakarta berikut ini: “ jadi begini mbak, sebelum kita melaksanakan kegiatan khusunya penataan parkir kita memang diberikan sosialisasi mengenai penataan parkir ini. Salah satunya dengan diadakannya kegiatan seperti seminar-seminar pada umumnya. Isi kegiatan tersebut ya seputar pelatihan dan pembekalan teknis gitu, untuk memberikan kita pengetahuan mengenai penataan parkir ini” Wawancara 28 Desember 2012 Hal yang sama juga dijelaskan oleh bapak Edi selaku ketua Asosiasi Parkir Kota Surakarta: ”Sekitar akhir tahun 2011 kita diundang oleh dinas untuk mendapatkan penjelasan mengenai penataan parkir, tidak hanya kita para pengelola saja, tetapi juga dengan sebagian juru parkir mbak. Bentuknya seperti diklat gitu mbak, tapi itu semua isinya tentang sosialisasi perda dan perwali yang berkaitan dengan penataan parkir” Wawancara 15 Januari 2013 Pelatihan dan pembekelan teknis yang diadakan oleh dinas bertujuan agar para pelaksana lebih mengetahui tentang adanya penataan parkir tidak hanya melalui bentuk peraturan tertulis saja, namun mereka juga harus diberikan kegiatan-kegiatan dengan mempertemukan berbagai kalangan di suatu tempat. Hal ini dimaksudkan suapaya mereka benar-benar paham tentang penataan parkir itu. Berikut merupakan pembekalan dan pelatihan yang dilakukan oleh dinas : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 38 Gambar IV.2 Pelatihan dan pembekalan Teknis Perparkiran Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta Disamping diadakannya pelatihan dan pembekalan teknis oleh Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika bersama UPTD Perparkiran, para pengelola parkir dan juru parkir juga mendapatkan pembinaan teknis dari Pemerintah Kota Surakarta sebagai pusat dari pelaksanaan penataan parkir Kota Surakarta. berikut merupakan gambar dari pembinaan teknis yang dilakukan oleh wakil walikota Surakarta pada waktu itu Bapak FX Rudyatmo: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 39 Gambar IV.3 Pembinaan Teknis Pengelola dan Juru Parkir Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta Tarif parkir juga merupakan bagian dari pembagian zona yang termasuk dalam sosialisasi yang diadakan oleh dinas. Pemberlakuan tarif parkir di tepi jalan umum juga disesuaikan dengan jenis kendaraan yang digunakan. Hal ini tujuannya supaya masyarakat pengguna jasa parkir bisa ikut berpartisipasi dalam keberhasilan pelaksanaan penataan parkir. Ketentuan yang diberlakukan tidak hanya pembagian zona saja, tetapi juga mengenai tarif progresif ketentuan tentang lama waktu penggunaan jasa parkir oleh konsumen pengguna jasa parkir. Adapun tarif parkir di tepi jalan umum tersebut adalah sebagai berikut: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 40 Tabel IV.2 Tarif Parkir di Tepi Jalan Umum ZONA JENIS KENDARAAN TARIF Zona C Sepeda Rp. 500,- AndongDokarBecak Rp. 500,- Sepeda Motor Rp. 2.000,- Mobil pnpTaxiPick up Rp. 3.000,- BusTruk Sedang Rp. 5.000,- BusTruk Besar Rp. 7.000,- Zona D Sepeda Rp. 500,- AndongDokarBecak Rp. 500,- Sepeda Motor Rp. 1.500,- Mobil pnpTaxiPick up Rp. 2.000,- BusTruk Sedang Rp. 3.500,- BusTruk Besar Rp. 5.500,- Zona E Sepeda Rp. 500,- AndongDokarBecak Rp. 500,- Sepeda Motor Rp. 1.000,- Mobil pnpTaxiPick up Rp. 1.500,- BusTruk Sedang Rp. 3.000,- BusTruk Besar Rp. 4.000,- Sumber : www.dishub_surakarta.com Keterangan: a. Dari tabel di atas dapat dijelaskan tarif-tarif yang ditentukan merupakan tarif parkir per jam, dalam ketentuan ini maksimal penggunaan jasa parkir hanya 1 jam. Jadi apabila para pengguna parkir menggunakan jasa parkir lebih dari satu jam dan kelebihan waktunya kurang dari 1 jam maka tarif parkir yang dikenakan hanya dihitung 1 jam, namun apabila kelebihan waktunya 1 jam makan akan dikenakan tarif tambahan sebesar 100 dari tarif yang diberlakukan. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 41 b. Khusus untuk sekolah, tempat ibadah, rumah sakit Rumah Sakit Umum Daerah, Puskemas dan semua yang termasuk tempat-tempat sosial tidak dikenakan tarif progresif, tetapi untuk para penjemput apabila menggunakan jasa parkir lebih dari ketentuan yang dijelaskan di atas maka dikenakan tarif progresif. c. Sebelumnya zona yang diberlakukan adalah Zona A sampai E, namun mulai tahun 2012 zona parkir di Kota Surakarta dimulai dari Zona C, D dan E Ketentuan tentang adanya zona parkir ataupun tentang tarif parkir sesuai dengan zona parkir tidak hanya untuk tempat parkir di tepi jalan umum saja, tetapi juga di tempat parkir yang ditunjuk sebagai tempat khusus parkir. Pemberlakuan ketentuan tersebut dapat kita lihat seperti yang dijelaskan di bawah ini: Tabel IV.3 Tarif Parkir di Tempat Khusus Parkir JENIS TEMPAT JENIS KENDARAAN TARIF Pelataran Sepeda Rp. 500,- AndongDokarBecak Rp. 500,- Sepeda Motor Rp. 1.000,- Mobil pnpTaxiPick up Rp. 2.000,- BusTruk Sedang Rp. 4.000,- BusTruk Besar Rp. 8.000,- Taman Sepeda Rp. 500,- AndongDokarBecak Rp. 500,- Sepeda Motor Rp. 1.000,- Mobil pnpTaxiPick up Rp. 2.000,- BusTruk Sedang Rp. 4.000,- BusTruk Besar Rp. 8.000,- Gedung Sepeda Rp. 500,- perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 42 Sepeda Motor Rp. 1.000,- Mobil pnpTaxiPick up Rp. 2.000,- BusTruk Sedang Rp. 4.000,- Sumber : www.dishub_surakarta.com Keterangan: a. Dari tabel di atas dapat dijelaskan tarif-tarif yang ditentukan merupakan tarif parkir per jam, dalam ketentuan ini maksimal penggunaan jasa parkir hanya 1 jam. Jadi apabila para pengguna parkir menggunakan jasa parkir lebih dari satu jam dan kelebihan waktunya kurang dari 1 jam maka tarif parkir yang dikenakan hanya dihitung 1 jam, namun apabila kelebihan waktunya 1 jam makan akan dikenakan tarif tambahan sebesar 100 dari tarif yang diberlakukan. b. Untuk terminal dan pasar tradisional penggunaan satu kali jasa parkir maksimal 12 jam, apabila penggunaan jasa parkir lebih dari 12 jam dan kelebihan waktunya 12 jam maka akan dikenakan tarif tambahan sebesar 100 dari besarnya tarif parkir yang diberlakukan. Untuk bongkar muat di pasar dikenakan tarif progresif tiap 2 jam. c. Khusus untuk : anak sekolah, tempat ibadah, karyawan toko, pedagang pasar, pasaien rumah sakit tidak dikenakan tarif progresif. 2. Tahapan Pengorganisasian perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 43 Dalam melaksanakan penataan parkir dinas memang tidak melaksanakannya sendiri, karena melihat keterbatasan jumlah anggota UPTD Perparkiran sendiri yang hanya beranggotakan 38 orang. Pemerintah kota Surakarta melalui Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika mengerahkan semua aparatur yang berada di UPTD Perparkiran Kota Surakarta dan juga bekerja sama pihak Kepolisian Resort Kota Surakarta, Detasemen Polisi Militer IV4 Surakarta, Kejaksaan Negeri Surakarta, Pengadilan Negeri Surakarta, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta, dan Asosiasi Parkir Kota Surakarta ASPARTA untuk dapat melaksanakan penataan parkir dengan maksimal dan sesuai dengan peraturan yang diberlakukan. Para aparat pelaksana gabungan dan aparat pelaksana dari UPTD Perparkiran diberikan pemahaman tentang adanya penataan parkir di Kota Surakarta sebelum melaksanaan penataan parkir tersebut. Mereka diberi bekal tentang pelaksanaan penataan parkir, bagaimana melakukan sosialisasai yang baik supaya para target sasaran penataan parkir dapat berpartisipasi aktif dalam keberhasilan penataan parkir. Berikut penjelasan Bapak Henry selaku Kepala Tata Usaha UPTD Perparkiran Kota Surakarta: “ Jadi begini, sebelum adanya pelaksanaan kita kan melakukan pengorganisasian, mulai dari pihak dinas kita sendiri UPTD Perparkiran dan juga para aparat pelaksana lain yang kita ajak kerjasama seperti: kepolisisan, denpom, kejaksaan, pengadilan, satpol PP dan para pengelola parkir. Sebelumnya pasti mereka belum tahu-menahu tentang penataan parkir ini, tetapi yang kita selaku aparat pelaksana langsung yang memberikan pemahaman dan penjelasan tentang adanya penataan perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 44 parkir sampai mereka paham benar, juga kita lakukan pengorganisasian pembagian tugas pelaksanaan penataan parkir. Masalahnya ini kan peraturan yang tujuannya untuk semua pihak, jadi ya kalau aparat pelaksananya sendiri kurang paham bagaimana penataan ini mau berhasil.” Wawancara 28 Desember 2012 Begitu juga dengan pendapat Bapak Edi selaku ketua ASPARTA: “Dulu sebelum melaksanakan penataan ini kita memang diorganisir terlebih dahulu, tidak hanya dari pihak kami ASPARTA dan UPTD Perparkiran saja, tetapi pihak dinas juga meminta bantuan dan bekerjasama dari dinas-dinas lain seperti kepolisian,Denpom,pihak kejaksaan dan pengadilan serta satpol PP, kita benar-benar dibekali pemahaman tentang penataan supaya pada saat dilapangan kita semua dapat menjalankan penataan dengan baik” Wawancara 15 Januari 2013 Dalam pengorganisasian ini, meskipun Dinas Perhubungan dan UPTD Perparkiran kota Surakarta melakukan kerjasama dengan berbagai dinas dan badan, tetapi dalam melaksanakan penataan parkir khususnya di lapangan dilakukan pada saat mereka sudah melakukan pekerjaan administratif mereka di kantor, hal ini harus dilaksanakan secara seimbang. Harapan dari semua pihak, kewajiban dan tanggung jawab merelka di bidang masing-masing tidak akan terganggu meskipun mereka juga membantu kerja dari dinas lain, karena pada dasarnya dinas-dinas dan badan yang bekerjasama dalam penataan parkir saling berkaitan satu sama lain. 3. Tahapan Aplikasi Pada tahapan aplikasi atau pelaksanaan pihak UPTD Perparkiran lebih menekankan prosedur yang ada dalam SK SOP yang dibuat untuk mengatur pelaksanaan penataan parkir. Melihat konsep penataan parkir perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 45 yang sudah dijelaskan di atas, SK SOP ini memuat ketentuan-ketentuan procedural yang juga sangat mendukung keberhasilan pelaksanaan penataan parkir. Standar Operasional Prosedur ini dibuat supaya dalam pelaksanaan penataan parkir berjalan secara sistematis, sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan utama dari penataan parkir Kota Surakarta. SK SOP Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika tersebut mencakup antara lain sebagai berikut: a. Prosedur Perijinan Pengusahaan Parkir melalui mekanisme penunjukan. b. Persyaratan Perijinan Pengusahaan Parkir melalui mekanisme penunjukan. c. Prosedur Penerbitan Kartu Tanda Anggota Petugas Parkir Kota Surakarta. d. Persyaratan memperoleh Kartu Tanda Anggota Petugas Parkir Kota Surakarta. e. Prosedur Pengawasan, Penertiban dan Pengendalian Lapangan. f. Peraturan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dalam peraturan ini akan diadakan perubahan dan perbaikan sebagaimana mestinya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 46 Adanya SOP tersebut diharapkan semua pelaksanaan yang berkaitan dengan perparkiran bisa berjalan secara sistematis. Hal ini dmaksudkan untuk menekan terjadinya pelanggaran yang dilakukan dalam praktek penataan parkir. Para pengelola parkir sebelum melakukan kegiatan parkir haruslah melengkapi prosedur yang diberlakukan oleh dinas yang bersangkutan, karena kegiatan parkir sendiri termasuk dari kegiatan yang berdampak pada perkembangan dari suatu daerah dalam hal ini khususnya Kota Surakarta. Oleh karena itu kegiatan parkir tidak bisa sembarangan dilaksanakan, sebelumnya para pengelola harus mematuhi ketentuan yang ada. Adapun ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel IV.4 Prosedur Perijinan Pengusaha Parkir melalui mekanisme penunjukan Alur pelaksanaan : a. Pemohon yakni pengelola parkir melaksanakan pendaftaran dengan memasukkan surat permohonan dan berkas sesuai dengan persyaratan administrasi. PEMOHON Berkas Masuk Syarat Administrasi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 47 b. Setelah memenuhi persyaratan, kemudian dilaksanakan pemeriksaan lapangan untuk melihat lokasi apakah sudah memenuhi syarat sebagai fasilitas parkir, penentuan batas tempat parkir serta potensinya. c. Hasil dari Pemeriksaan lapangan adalah sebuah Berita Acara Pemeriksaan Lapangan. 1 DISETUJUI Apabila fasilitas parkir memenuhi syarat teknis dan tidak ada permasalahan di lapangan. 2 TIDAK DISETUJUI Apabila fasilitas parkir tidak memenuhi syarat teknis danatau terdapat potensi permasalahan dilapangan. Apabila tidak disetujui maka berkas-berkas administrasi akan dikembalikan. d. Dengan telah disetujuinya pemeriksaan lapangan yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Lapangan, maka langkah selanjutnya adalah dilaksanakan perhitungan retribusi yang harus disetor ke Kas Daerah serta penentuan batas-batas lokasi parkirnya; e. Langkah selanjutnya adalah dengan menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi Daerah SKRD; f. Pemohon wajib membayar jaminan retribusi sesuai dengan SKRD; perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 48 g. Setelah pemohon membayar jaminan retribusi kemudian ijin pengusahaan tempat parkir diproses mulai dari pencetakan dokumen sampai penandatanganan; h. Ijin Pengusahaan Tempat Parkir diberikan kepada Pemohon. Dalam melaksanakan permohonan untuk mengelola sebuah tempat parkir, para pengelola harus melengkapi beberapa dokumen yang digunakan supaya dipercaya untuk mengelola tempat parkir tersebut. Oleh karena pelaksanaan penataan parkir harus dilaksanakan secara sistematis oleh para pengelola dan para pengelola harus bertanggung jawab kepada dinas terkait, maka identitas mereka harus jelas. Persyaratan administrasi Perijinan Pengusahaan Parkir melalui mekanisme penunjukan adalah sebagai berikut: a. Fotocopy KTP pemohon; b. Fotocopy Akte Pendirian apabila berbentuk badan usaha; c. Surat Ijin Pengusahaan Parkir tahun sebelumnya disertai bukti lunas pembayaran apabila perpanjangan; d. Surat pernyataan kesanggupan bermaterai : 1 Sanggup membayar jaminan 2 Sanggup mentaati peraturan e. Daftar petugas parkir f. Pas Foto 3 x 4 3 lb; perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 49 g. Fotocopy SKCK; h. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak. Perparkiran di Kota Surakarta tidak sepenuhnya berada di bawah binaan UPTD Perparkiran secara langsung, tetapi UPTD Perparkiran juga bekerja sama dengan para pengelola parkir. Oleh karena itu setelah para pengelola parkir melengkapi prosedur perijinan dan disetujui oleh dinas. Pengelola parkir membuka lowongan untuk para juru parkir, mereka merekruit para juru parkir untuk dapat melaksanakan kegiatan perparkiran. Meskipun kegiatan parkir tidak menuntut tingakatan pendidikan, tetapi tidak sembarangan orang bisa melakukan kegiatan parkir sendiri tanpa kontrol. Para petugas atau juru parkir harus menataati ketentuan yang berlaku seperti harus memiliki Kartu Tanda Anggota Parkir Kota Surakarta. adapun prosedur penerbitan KTA Parkir adalah sebagai berikut: Tabel IV.5 Prosedur Penerbitan Kartu Tanda Anggota Petugas Parkir Kota Surakarta Alur Pelaksanaan : a. Pemohon Kartu Tanda Anggota Petugas Parkir melaksanakan pendaftaran dengan syarat-syarat yang telah ditentukan; PEMOHON PENDAFTARAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 50 b. Berkas akan dikembalikan kepada pemohon apabila tidak memenuhi atau kurang memenuhi persyaratan; c. Berkas yang memenuhi persyaratan langsung diproses dengan melaksanakan pengambilan gambar; d. Selanjutnya adalah proses percetakan dan pengarsipan Kartu Tanda Anggota Petugas Parkir; e. Kartu Tanda Anggota Petugas Parkir diserahkan kepada pemohon. Untuk memperoleh Kartu Tanda Anggota Parkir para petugas atau juru parkir harus melengkapi persyaratan lengkap yang ditentukan di dalam SOP. Hal ini dilakukan supaya para petugas parkir bisa lebih bertanggung jawab dalam pekerjaanya sebagai juru parkir, dan lebih professional dalam menaati peraturan yang sudah ditentukan. Apabila terjadi pelanggaran pihak terkait bisa langsung menindak petugas tersebut supaya tidak terjadi asas praduga tak bersalah. Persyaratan yang harus dilengkapi oleh petugas parkir adalah sebagai berikut: 1 Surat pengantar dari pengelola parkir titik yang dimohonkan; 2 Surat pernyataan kesanggupan mentaati peraturan 3 Fotokopy KTP; 4 Kartu Tanda Anggota Lama apabila perpanjangan; 5 Pas Foto 3 x 4 2 lembar perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 51 UPTD Perparkiran dalam melaksanakan pengawasan dan penertiban tidak bekerja sendiri, karena keterbatasan jumlah dari dinas sendiri yang hanya 38 anggota, dengan melakukan pekerjaan dan tanggung jawab administratif di kantor juga, sehingga memungkinkan keterbatasan gerak untuk melakukan kegiatan dilapangan. Meskipun sebenarnya mereka juga bisa melakukan pekerjaan itu sendiri, namun akan berjalan kurang efektif karena dalam penyelesaianya akan memakan waktu yang lama. Kegiatan yang dilakukan tidak hanya sekedar melaksanakan sosialisasi kepada target sasaran saja, namun juga lebih kepada pengawasan, penertiban dan juga pengendalian. Oleh karena itu UPTD Perparkiran melakukan kerjasama dengan oknum-oknum aparatur negara untuk dapat membantu mereka dalam melaksanakan penataan parkir. Dalam kerjasama ini juga dibutuhkan kejelasan prosedur supaya dalam pelaksanaanya bisa berjalan sistematis dan tidak ada yang terlewat sedikitpun. Berikut adalah penjelasan tentang prosedur pengawasan, penertiban dan pengendalian. Tabel IV.6 Prosedur Pengawasan, Penertiban, dan Pengendalian Secara Gabungan Dishub Kepolisian Den Pom Kejaksaan Pengadilan Satpol PP Asosiasi Parkir TIM OPERASI Petugas Parkir Nakal Premanisme Kepolisian Pembinaan, Teguran 1 dan 2 kepada petugas dan pengelola parkir KTA dan Ijin Dicabut perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 52 Alur pelaksanaan : a. Tim Pengawasan, penertiban dan Pengendalian Lapangan terdiri atas unsur Dinas Perhubungan Kota Surakarta, Kepolisian Resort Kota Surakarta, Detasemen Polisi Militer IV4 Surakarta, Kejaksanaan Negeri Surakarta, Pengadilan Negeri Surakarta, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta dan Asosiasi Parkir Kota Surakarta; b. Tim tersebut diatas huruf a, melaksanakan koordinasi untuk menentukan lokasi rawan parkir liar dan atau lokasi rawan pungutan parkir yang melebihi ketentuan; c. Setelah melaksanakan koordinasi, Tim melaksanakan operasi dengan target, petugas parkir nakal, yaitu petugas parkir yang tidak memakai kelengkapannya Seragam, KTA, karcis dan atribut lain dan petugas parkir yang memungut melebihi ketentuan, serta seseorang yang bukan petugas parkir memungut biaya tertentu atas kendaraan yang parkir premanisme; d. Hasil operasi berupa petugas parkir nakal : 1 Apabila petugas parkir nakal diberi pembinaan oleh Dinas Perhubungan Kota Surakarta, berupa sosialisasi, teguran 1 dan 2 kepada petugas parkir serta pengelola parkirnya, 2 Apabila tahap sosialisasi, teguran 1 dan 2 tidak diindahkan, maka Dinas Perhubungan Kota Surakarta akan mencabut Kartu Tanda Anggota Petugas parkir dan mencabut Surat Ijin Pengusahaan Parkir yang telah diberikan kepada pengelola parkir. e. Hasil operasi berupa seseorang yang bukan petugas parkir memungut biaya tertentu atas kendaraan yang parkir premanisme : perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 53 1 Tindakan yang diambil, yaitu diserahkan kepada pihak Kepolisian. Meskipun para paratur pelaksana sudah melaksanakan pengawasan, tetapi mereka tidak mungkin mengawasai tempat-tempat parkir secara penuh 1x24 jam. Para aparatur pelaksana disamping melaksanakan peraturan- peraturan yang sifatnya baru ditetapkan juga mempunyai tugas admnistratif di kantor meskipun keduanya sangat penting tetapi kedua tugas tersebut haruslah dijalankan secara maksimal dan seimbang. Oleh sebab itu UPTD Perparkiran membuka kesempatan bagi masyarakat untuk lebih mengenal mereka dengan cara apabila terjadi pelanggaran dalam pelaksanaan penataan parkir, masyarakat dihimbau untuk melakukan pengaduan dan pengaduan tersebut akan diproses dan ditindak lanjuti oleh dinas terkait. Penanganan pengaduan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel IV.7 Prosedur Penanganan Pengaduan Alur pelaksanaan : a. Laporan masyarakat masuk, melalui pengaduan langsung, media cetak maupun elektronik; b. Laporan dicatat unit Pengaduan dan diinventaris ke dalam database; c. Tim akan mengambil tindakan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Setelah para pengelola dan juru parkir mendapatkan pelatihan, pembekalan dan pembinaan teknis secara teori dari Pemerintah Kota Surakarta, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika serta UPTD Perparkiran Kota Surakarta. Pengelola parkir dan juru parkir juga diharapkan Unit Pengaduan catat Database Ambil Tindakan sesuai ketentuan PENGADUAN perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 54 benar-benar paham dengan adanya penataan parkir. Oleh sebab itu maka Dinas Perhubungan dan UPTD Perparkiran Kota Surakarta mengadakan pelatihan lapangan bagi mereka. Adapun pelatihan yang dilakukan adalah sebagai berikut: Gambar IV.4 Pelatihan Juru Parkir di Lapangan Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta Di samping adanya kegiatan pelatihan, pembekalan dan pembinaan yang dilakukan, masih ada kegiatan lain yaitu peningkatan kualitas sumber daya manusia para pengelola dan juru parkir. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila terjadi kejadian tak terduga yang terjadi di sekitar tempat yang digunakan untuk parkir. Selain itu tujuan diadakan peningkatan kualitas SDM ini untuk meningkatkan kesadaran para petugas parkir supaya perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 55 lebih peka dan terampil dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Berikut gambar peningkatan kualitas SDM yang dilakukan: Gambar IV.5 Peningkatan Kualitas SDM Juru Parkir Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta Pada dasarnya memang UPTD Perparkiran sudah melakukan prosedur pelaksanaan pada proses implementasi penataan parkir Kota Surakarta, namun pada kenyataanya masih banyak terjadi pelanggaran-pelanggaran. Dalam penataan parkir pelaksanaan prosedur harus dilaksanakan secara bertahap, karena dengan kondisi banyaknya jumlah lahan parkir, pengelola parkir, dan juru parkir tidak memungkinkan apabila dengan keterbatasan aparatur pelaksana sosialisasi dan kegiatan yang dilakukan hanya pada saat awal dimulainya pelaksanaan penataan parkir. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 56 Hal ini disebabkan karena masih banyaknya pelanggaran yang disebabkan oleh para juru parkir yang memiliki tingkat pendidikan berbeda- beda, sehingga dalam menangkap maksud dan tujuan dari penataan parkir kurang paham benar. Terbukti dengan adanya pelanggaran-pelanggaran yang masih terjadi di sebagian jalan-jalan maupun badan jalan. Misalnya, di Jalan Kolonel Sutarto meskipun sudah terpasang jelas rambu-rambu dilarang parkir tetapi tetap saja ada juru parkir yang masih melakukan kegiatan parkir di sana, kemudian di Jalan Slamet Riyadi meskipun pada pagi sampai sore hari terlihat tertib dalam melakukan kegiatan parkir tetapi apabila sudah menginjak malam hari terkadang masih ada juru parkir yang melakukan kegiatan parkir hingga dua sap melebihi batas parkir yang ditentukan, ada juga di beberapa tempat-tempat umum ada yang membayar parkir lebih dari tarif yang seharusnya tetapi tidak diberikan kembalian, terkada juga terlihat di beberapa tempat ada juru parkir yang tidak menggunakan seragam yang ditentukan. Dalam pelaksanaan atau implementasi penataan parkir ini memang berdasarkan pada SOP yang bertujuan supaya kegiatan yang dijalankan berjalan secara sistematis. Namun sebenarnya interaksi dari aparatur pelaksana dan kelompok sasaran lah yang juga sangat berpengaruh dan hal yang paling penting juga. Seperti kita ketahui kebanyakan dari masyarakat khususnya Kota Surakarta, mereka akan mematuhi peraturan tidak hanya dikarenakan peraturan yang sudah ditetapkan saja, tetapi dalam pelaksanaanya para aparatur pelaksana juga harus memberikan pemahaman perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id 57 tentang penataan parkir dengan berinteraksi secara halus dan sopan. Pada dasarnya apabila masyarakat dan juru parkir merasakan bahwa dirinya dihargai oleh orang lain, kemungkina besar mereka akan menerima apa yang disampaikan oleh aparatur pelaksana dengan terbuka. Berikut ini merupakan dokumentasi pelaksanaan penataan parkir melalui interaksi langsung ke lapangan yang dapat kita lihat: Gambar IV.6 Bentuk Penataan Parkir Interaksi Langsung di Lapangan Sumber: UPTD Perparkiran Kota Surakarta

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Penataan Parkir Kota