perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
71
mengalami kemajuan dibandingkan dengan kondisi jalan sebelum adanya penataan parkir, apalagi karena adanya pembagian zona yang
jelas sehingga kondisi jalan sedikit demi sedikit sudah mulai tertata rapi.
2. Sumber Daya
Sumber daya merupakan salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan kebijakan ataupun program, baik sumber daya manusia
ataupun juga sumber daya non-manusia. Dalam implementasi penataan parkir Kota Surakarta juga memerlukan sumber daya baik dana, alat
maupun juga manusia yang akan sangat mempengaruhi keberhasilan implementasi program. Beberapa unsur dari sumber daya sebagai
penentu keberhasilan penataan parkir Kota Surakarta, yaitu: a.
Aparat Pelaksana Sumber daya utama dalam implementasi kebijakan adalah
aparat pelaksana pegawai. Pada saat kebijakan sudah diimplementasikan penyebab adanya ketidakberhasilan dari
implementasi tersebut disebabkan oleh pengetahuan dan penguasaan aparat yang tidak memadai dan tidak kompeten,
selain itu karena jumlah aparat pelaksana yang tidak mencukupi. Dalam pelaksanaan penataan parkir Kota Surakarta
ditangani oleh Unit Pelayanan Teknis Daerah Perparkiran selaku satuan unit dinas yang berada di dalam naungan Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika yang ditunjuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72
Pemerintah Kota Surakarta, untuk selanjutnya pelaksanaan implementasi penataan parkir untuk memudahkan pengawasannya
dibantu oleh Kepolisian Resort Kota Surakarta, Detasemen Polisi Militer IV4 Surakrta, Kejaksaan Negeri Surakarta, Pengadilan
Negeri Surakarta, Satuan Polisi Pamong Praja Kota Surakarta, dan Asosiasi Parkir Kota Surakarta ASPARTA yaitu para
pengelola parkir yang sudah bekerjasama dengan UPTD Perparkiran Kota Surakarta yang ditunjuk karena sudah adanya
kesepakatan yang disetujui oleh kedua belah pihak yang telah mendapatkan pembinaan teknis dari Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika. Sehingga mampu ikut serta mengimplementasikan penataan parkir sesuai dengan tujuan yang
ditentukan. Hal ini diungkapkan oleh Bapak Henry selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelayanan Teknis Daerah
Perparkiran Kota Surakarta: “ Jadi semua anggota Dinas Perhubungan sudah di
sosialisasi semua dan paham, otomatis mereka juga kelapangan terjun langsung dan tim-tim gabungan juga
sudah mengerti tentang program dari kebijakan tersebut.” “ Pengelola parkir yang bekerja sama dengan dinas
kami ya pastinya sudah memenuhi semua prosedur yang diberlakukan di dinas ini, dan para pengelola parkir pada
dasarnya sudah diberikan pemahaman tentang bagaimana cara pengelolaan semua yang berhubungan dengan
perparkiran disesuaikan dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Jadi dalam pelaksanaan parkir juru parkir yang ada
sampai sejauh ini ya ada yang sebagian besar berada di bawah kendali pengelola parkir tersebut. Selain harus
memenuhi prosedur yang ada para pengelola sudah mendapatkan berbagai pembinaan teknis, pelatihan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia sehingga mereka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
73
mampu mengimplementasikan penataan parkir agar sejalan dengan tujuan yang kami harapkan.” Wawancara 28
Desember 2012
Berbeda dengan Bapak Henry, Bapak Edi selaku Ketua Asosiasi Parkir Kota Surakarta mengungkapkan bahwa sejauh ini
para pengelola parkir memang sudah mendapatkan pembinaan dan pelatihan, namun untuk beberapa juru parkir masih ada yang
belum paham dengan adanya pembinaan, pelatihan dan peningkatan kualitas SDM tersebut, ini dikarenakan karena
perbedaan pendidikan, sehingga hal ini yang mengakibatkan masih adanya beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh juru
parkir dan pelaksanaan penataan parkir sendiri dirasa belum optimal. Perlu adanya kegiatan pembinaan, pelatihan dan
peningkatan kualitas SDM ynag dilakukan secara bertahap dan jajaran yang ada sebagai aparatur pelaksana bisa melaksanakan
secara maksimal, berikut penuturannya: “ Seharusnya kegiatan-kegiatan semacam pembinaan,
pelatihan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia khususnya para pengelola dan juru parkir dilakukan secara
rutin yang paling tidak ya bertahap. Apalagi tingkat pendidikan mereka kan tidak sama, tentunya mempengaruhi
daya tangkap mereka dalam menerima pembinaan itu. Ini kan tujuannya untuk lebih meningkatkan kaitannya
peraturan perparkiran yang diberlakukan sekarang. Maka dari itu yang kalau bisa dinas yang mengurusi perparkiran
memberikan kegiataan pembinaan lagi khususnya untuk para pengelola dan juru parkir baru.” Wawancara 15
Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
74
Di samping melakukan pengawasan langsung, UPTD Perparkiran melakukan pengawasan secara tidak langsung, dalam
artian mereka tidak selalu setiap saat bisa mengawasi jalannya perparkiran dengan langsung terjun ke lapangan. Seperti yang
diungkapkan Bapak Henry selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelayanan Teknis Daerah Perparkiran Kota Surakarta:
“ Pada prinsipnya kita selalu stand by untuk
menindaklanjuti setiap
laporan pengaduan
keluhan masyarakat, sekarang kita sudah punya wadah di dunia
maya. Banyak sekali temen-temen yang melaporkan pengaduan keluhan lewat dunia maya, kit tamping langsung
dan anggota kita langsung menuju lokasi untuk menindak lanjuti apa saja pelanggarannya, apa keluhannya, apa yang
dikeluhkan langsung kita tindak lanjuti kita fasilitasi kalau ada masalah di lapangan.” Wawancara 28 Desember 2012
Dari segi jumlah aparat pelaksana sendiri memang dirasa masih belum memadai, mmelihat jumlah tempat-tempat parkir di
Kota Surakarta yang sangat banyak, ini disebabkan karena para aparat pelaksana gabungan yang membantu Dinas Perhubungan
sendiri tidak hanya bertugas membantu pengawasan penataan parkir saja, tetapi mereka juga memiliki tugas dan kewajiban
pokok mereka sendiri. Hal ini juga dibenarkan oleh Bapak Henry selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha Unit Pelayanan Teknis
Daerah Perparkiran Kota Surakarta: “ Ya secara karena skup kita seluruh wilayah
Surakarta dan yang berwenang ya di sini kan UPTD Perparkiran Dinas Perhubungan di sini staf kita, anggota
kita keselurungan ada 28 orang itu harus mengatasi 1 wilayah kota Surakarta, meskipun kita dibantu sama temen-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75
temen aparat gabungan itu, tapi kan memang temen-temen dari dinas kita harus turu serta bersama mereka, yam au ga
mau beban dan tanggung jawab pekerjaan kita ya sangat tinggi, dan mau ga mau temen-temen kita beri pemahaman,
kita pacu terus selalu semangat memberikan pelayanan kepada masyarakat pada setiap saat setiap waktu. Jadi
semua temen-temen di sini ya serabutan antara tugas administrasi dan di lapangan harus bisa siap.” Wawancara
28 Desember 2012
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada aparat pelaksana dalam hal ini beberapa pengelola parkir yang
kurang menguasai dan memahami tujuan dari penataan parkir dikarenakan kurangnya pengetahuan akibat beberapa dari mereka
belum paham dengan adanya pembinaan, pelatihan dan peningkatan kualitas SDM yang disebabkan karena keberagaman
tingkat pendidikan yang menyebabkan adanya perbedaan daya tanggap mereka dalam menerima pembinaan dan pelatihan
tersebut, diharapkan perlu adanya kegiatan rutin yang berkaitan dengan pembinaan teknis, pelatihan dan peningkatan kualitas
SDM agar mereka benar-benar paham terhadap program penataan parkir. Hal lain yang dapat disimpulkan adalah jumlah aparat
pelaksana yang minim yang berakibat kurang optimalnya pelaksanaan parkir, dan diharapkan dengan terbatasnya jumlah
aparat pelaksana perlu adanya jadwal kegiatan yang lebih terperinci lagi dan lebih sistematis yang dapat membantu aparat
pelaksana memaksimalkan pelaksanaan penataan parkir ini supaya berjalan lebih efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76
b. Dana
Dana yang digunakan untuk penataan parkir Kota Surakarta berasal dari APBD, sesuai degan Realisasi Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah APBD Kota Surakarta per Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD Tahun Anggaran 2011 dana yang
dianggarkan untuk UPTD Perparkiran Kota Surakarta sebesar Rp. 1.082.641.500,00. Dana yang diberikan harus sesuai dengan
kegiatan yang dilaksanakan, sebelumnya diajukan Rencana Kegiatan Anggaran RAK yang disetujui oleh DPA dan SPJ yang
dibuat harus sesuai dengan kenyataan pemakain anggaran untuk pelaksanaan program. Berikut penjelasan Bapak Henry selaku
Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPTD Perparkiran: “Memang di APBD sudah ada pos-pos DPA, sudah
ada dana sekitar 1M lebih anggaran yang direncanakan untuk kegiatan ini. Ya harus sesuai dengan dana yang
dikeluarkan, itu kan sudah kita rencanakan untuk kegiatan ini, frekuensinya harus tepat, SPJnya juga harus sesuai
dengan kegiatan yang sebenarnya. Kalau dananya kurang tidak akan bisa nambah biaya lagi, penggunaan dana harus
sesuai rencana. Tiap DPA kan ada pembagian Rencana Kegiatan Anggaran RAK harus kita usulkan dan disetujui
baru menjadi DPA yaitu Departemen Pelaksana Anggaran.” Wawancara 28 Desember 2012
3. Sikap Pelaksana