PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 5 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 5

SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG Oleh

YUNI HARYATI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses

pembelajaran gerak dasar lompat jauh pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar LampungTahun Pelajaran 2011/2012, dengan penggunaan

pendekatan bermain .

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas(Classroom Action Research),dengan menggunakan 2 siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 27 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 113 perempuan. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes gerak dasar lompat jauh.

Hasil penelitian menunjukkan: Siklus 1 dengan penggunaan pendekatan bermain melompati simpai dan ban bekas diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar 66,67%, Siklus 2 dengan penggunaan pendekatan bermain melompati kardus diperoleh prosentase keberhasilan ketuntasan belajar mengalami

peningkatan menjadi 88,89 % hal ini berarti proses pembelajaran telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa Pembelajaran gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan pendekatan bermain dapat memperbaiki dan meningkatkan gerak dasar lompat jauh pada siswa-siswi kelas IV SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar LampungTahun Pelajaran 2011/2012.


(2)

PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 5

SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG

Oleh YUNI HARYATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

Judul Skripsi : PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI

PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 5 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG Nama Mahasiswa : Yuni Haryati

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068058

Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes NIP 19510507 198103 1 002 NIP 19580127 198503 1 003


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(5)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Yuni Haryati

NPM : 1013068058

Tempat tanggal lahir : Tanjung Karang, 4 Juli 1961

Alamat : Jln. Host Cokro Aminoto No 95 Rawa Laut Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 5 SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada tanggal 5 Maret s.d 19 Maret 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Mei 2012


(6)

PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS IV SDN 5

SAWAH LAMA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh YUNI HARYATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS LAMPUNG 2012


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang 4 Juli 1961. Anak ke tiga dari Delapan bersaudara pasangan Bapak Saring Hadi Prayetno dan Ibu Siti Fatonah.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar di SDN 5 Rawa Laut Bandar Lampung tamat tahun 1975, kemudian menempuh pendidikan Menengah Pertama di SMP Eka Karya Bandar Lampung pada tahun 1976 dan melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SGON Tanjung Karang tahun 1979.

Pada tahun 2006 penulis menjadi mahasiswa Diploma Dua (D 2) Universitas Lampung. Pada tahun 2010 Penulis melanjutkan Pendidikan Sarjana S1 dalam jabatan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi di Universitas Lampung.


(8)

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri

sendiri mereka sendiri

.

(QS.Ar Ra d : 11)


(9)

PERSEMBAHAN

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan anugerah yang begitu banyak kepada penulis sehingga penulis dapat

mempersembahkan karya terbaik ini

kepada Ibunda dan Ayahanda yang sangat penulis sayangi

kepada Ayahanda yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar penulis berhasil mencapai cita-cita dan menjadi yang terbaik.

Suami tercinta (M. Shaleh), yang selalu memberikan , semangat, Perhatian, dan sayangnya kepada Adinda, Anak-anak Terskasih Ahmad, Ade paratiwi

yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas perhatian dan motivasinya sehingga membuat penulis menjadi kuat untuk berusaha menberikan karya

terbaik ini.

Almamater-ku FKIP Unila,


(10)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul Peningkatan Pembelajaran Lompat Jauh Gaya Jongkok Melalui Pendekatan Bermain Siswa Kelas Iv SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Rahmat Hermawan, M.Kes. Selaku Pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd. Selaku Pembahas atau penguji utama.Trima kasih untuk saran-saran dan masukan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

6. Segenap karyawan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan kelancaran dalam urusan administrasi.

7. Kepala SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar Lampung yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian pada siswa kelas IV tahun pelajaran 2011/2012.

8. Para Siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

9. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan program S1 secepatnya. Semangat.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian tugas akhir ini.


(11)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

SAN WACANA ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Permasalahan... 3

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Kegunaan Penelitian... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian Pendidikan Jasmani... 6

B. Hakekat Belajar Mengajar Gerak... 7

C. Belajar Gerak ... 7

D. Atletik ... 8

E. Lompat Jauh ... 9

F. Bermain Dalam Nomor Lompat Juah ... 9

G. Model Pembelajaran Bermain... 10

III. METODOLOGI PENELITIAN... 12

A. Jenis Penelitian... 12

B. Subyek Penelitian... 13

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian PTK ... 13

D. Rancangan Penelitian ... 14

E. Proses Pembelajaran Lompat Jauh... 14

1. Siklus I ... 14

2. Siklus II ... 15

F. Teknik Pengumpulan Data... 16

G. Instrument Penelitian ... 17

H. Teknis Analisis Data ... 19

I. Validnya Penelitian Tindakan Kelas ... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 20

A. Hasil Penelitian ... 20


(13)

V. KESIMPULAN DAN SARAN... 28

A. Kesimpulan ... 28

B. Saran... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30

LAMPIRAN... 32


(14)

Tabel Halaman 1. Deskripsi Gerak dasar Lompat Jauh ... 21


(15)

Gambar Halaman 1. Formasi Bermain Berak Dasar Lompat Jauh ... 11 2. Spiral Penelitian Tindakan Kelas ... 14 3. Diagram Batang Rata-rata Kelas Siswa Yang Mendapatkan Nilai≥RK

dan < RK Gerak Dasar Lompat Jauh ... 24 4. Diagram Batang Ketuntasan Belajar Kelas Siswa Yang Mendapatkan

Nilai≥KB dan < KB Gerak Dasar Lompat Jauh... 25

DAFTAR LAMPIRAN


(16)

1. Instrument Penelitian ... 33

2. Langkah-langkah Perhitungan Hasil Penelitian ... 34

3. Hasil Penelitian ... 36


(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulah, Arma. 1998, Evaluasi Dalam Pendidikan Jasmani, Proyek Pengembangan PLTK Depdikbud, Jakarta.

Adams, Ian dan B.E Rahantoknam (1988) Atletik dan Senam Suatu Pendekatan Pemahaman,Depdikbud, Dirjen Dikdasmen, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 1993, Prosedur Penelitian., Edisi Revisi II, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi dkk, 2006,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta A. Tabrani Rusyan dkk, 1989, Pendekatan Dalam Proses Belajar dan

Mengajar, CV. Remaja Karya, Bandung. Depdikbud, 1979.Atletik II Untuyk SGO. Jakarta.

Depdiknas Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Tenaga Kependidikan 2005,Sistem Penilaian Kelas, Binatama Raya, Jakarta.

Developing Hypothesis about Classroom From Teachers Practical Constructs : an Account of the Work af the Ford The Action Research Reader Geelong Victoria : Deakin University.

Engkos, Kosasih, 1995, Pendidikan Jasmani Teori dan Praktek, PT Erlangga, Jakarta.

Joyce, Bruce and weil, Marsha. (1996).Models of Teaching,Fifth Edition. Allyn & Bacon, USA.

Kartono, Kartini, 1980,Metodologi Penelitian Sosial, Alumni Bandung.

Muhadjir, Noeng, 1997.Pedoman Pelaksanaan Penelitian Kaji Tindak, BPGSD, Yogyakarta


(18)

Mardiyanto (2006) Effektivitas Pembelajaran Loncat Tinggi Teknik Stradle Melalui Pendekatan Pembelajaran yang Berorientasi Permainan pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun 2005/2006, Skripsi.FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.

PLPG Sertifikasi Guru dalam Jabatan (2011) Mata Pelajaran Penjaskes, Modul A dan B. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Bandar Lampung

Siedentop, Daryl (1990)Developing Teaching Skills in Physical Education, Third Edition. Mayfield Publishingh Company USA

Soepartono (2004) Pembelajaran Atletik, PPGK-3134 (Modul 1 s/d 3). Depdiknas, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktur Tenaga Kependidikan, Jakarta.

Toho Cholik Motohir dan Lutan, Rusli, 1996, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan,Buku Teks D-II PGSD, Depdikbud, Dikti, Jakarta.

Wibawa, Basuki, 2003. Penelitian Tindakan Kelas, Direktorat Tenaga pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas, Jakarta


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tidak terpusat pada guru tetapi pada siswa.Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar

pendidikan jasmani. Salah satu konsep yang harus dikuasai oleh para guru

gerak dalam kerangka (Adams, Ian dan Rahantoknam, 1988).

Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, gerakan- gerakan atletik sesuai untuk

mendapatkan penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelenturan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atletik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia,


(20)

2

Berlari dan melompat merupakan salah satu gerakan dasar manusia yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan juga sebagai kecakapan hidup (life skill). Pada zaman purba gerakan seperti lari dan melompat sangat berarti sekali untuk mempertahankan hidup guna mencari perburuan atau makanan sehingga dapat melangsungkan hidup pada saat itu. Dalam kehidupan masa kini lari dan lompat justru di gunakan sebagai jalur prestasi dalam salah satu nomor olahraga atletik.

Dalam perkembangannya melompat dalam nomor olahraga atletik dapat di kategorikan menjadi empat nomor, salah satunya adalah lompat jauh. Lompat jauh adalah salah satu nomor cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam berbagai tingkatan mulai kejurnas atau PON, Sea Games sampai olimpiade. Karena itu, nomor lompat jauh harus sudah diajarkan bahkan dikuasai mulai sejak sekolah dasar (SD). Hal ini, selain sebagai tuntutan nomor yang wajib dilombakan, juga sebagai pengusaan gerak dasarr yang harus dikuasai sejak usia dini untuk membekali mereka kelak ketika memilih cabang olahraga yang diminatinya (multilateral).

Namun, pada kenyataannya khususnya di sekolah dasar (SD) Negeri 5 Sawah Lama Bandar Lampung berdasarkan pengamatan selama mengajar atletik terutama pada nomor ;lompat umumnya siswa masih kurang antusias dan dari aspek guru yang mengajar di kompleks SD Sawah Lama cenderung menggunakan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada prestasi sehingga banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan gerakan lompat jauh secara


(21)

3

menggunakan model pembelajaran bermain yang sesuai dengan minat dan kondisi siswa usia sekolah dasar.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk meneliti tentang peningkatan latihan lompat jauh dengan menggunakan pendekatan model belajar bermain pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar Lampung

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan yang kompleks seperti gerakan lompat jauh dengan benar. 2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat

peragaan kawan maupun guru.

3. Pada umumnya siswa masih belum biasa mengkoordinasikan antara gerakan menolak, gerakan badan di udara dan mendarat pada lompat jauh dengan benar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain Dapat Meningkatkan Keterampilan atau Kemampuan Lompat Jauh Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung?


(22)

4

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar lompat jauh setelah menggunakan pendekatan pembelajaran bermain.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh setelah diberikan latihan belajar sesuai dengan kesenangan siswa, yaitu bermain..

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi :

1. Bagi Siswa

Sebagai upaya penambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mening-katkan latihan lompat jauh dengan menggunakan model belajar bermain 2. Bagi Guru Penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan pendekatan bermain

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya di SDN 5 Sawah lama Bandar Lampung


(23)

5

Sebagai bahan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan (PPL) maupun penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan, khususnya dalam nomor lompat.


(24)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan jasmani

Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan bahwa :

idikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan,

perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh

Berdasarkan pendapat tersebut, jelas sekali bahwa pendidikan jasmani bertujuan meninkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Jadi melalui pendidikan jasmani akan terbina keterampilan dan pembentukan watak si anak. Oleh karena itu, pendidikan

jasmani merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dalam rangka menumbuhkan pembentukan sikap atau watak yang baik bagi anak.

B. Hakekat Belajar Mengajar Gerak

Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau


(25)

7

menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya : Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan pula terjadi perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan

(1977:5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

C. Belajar Gerak (Motorik)

Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara professional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih. Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar ketrampilan motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifaty kognitif dan afektif.


(26)

8

D. Atletik

Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan clu-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin di sana, melainkan mereka harus di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu medemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh.

Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang

mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi.

E. Lompat Jauh

Loncat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Dalam perlombaan loncat jauh seorang pelompat akan berusaha untuk melompat sejauh-jauhnya mendarat dan bertumpu pada dua kakinya dengan sekuat-kuatnya. Lompat jauh terdiri atas beberapa unsur gerak : awalan, tolakan, sikap badan di udara dan mendarat. Keempat unsur ini merupakan satu kesatuan,


(27)

9

yaitu suatu urutan gerak lompat yang tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil loncatan itu dipengaruhi oleh kontrol kecepatan awal, kekuatan bertumpu (menolak), koordinasi saat berada di udara dan mendarat.

F. Bermain dalam Nomor Lompat Jauh

Secara harfiah bermain berarti melakukan aktivitas gerak dengan mengaitkan unsur gembira (fun), terutama dalam melakukan melompat dan menolak. Kegiatan ini sangat diminati oleh para siswa sekolah dasar karena sesuai dengan perkembangan mental dan pertumbuhan mereka, seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa pembelajaran gerak yang didasari dengan pola bermain dapat menumbuhkan rasa senang pada para siswa terutama dalam menghadapi faktor kelelahan. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak melompat pada siswa harus disesuaikan dengan : (1) kebutuhan dan kemampuan, (2) pengalaman gerak, (3) fasilitas dan peralatan yang tersedia.

Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru atau pelatih dalam mengajarkan keterampilan gerak melompat, karena peralatan untuk melompat dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan

dibentuk seperti peralatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan aman untuk memeperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar melompat kepada siswa. Adapun peralatan yang dimodifikasi tersebut antara lain, siswa untuk berlatih melompat bisa menggunakan simpai atau ban sepeda, kardus bekas, busa, atau peralatan lompat lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan memberikan rasa nyaman dan aman.


(28)

10

G. Model Pembelajaran Bermain

Banyak model pembelajaran dalam pendidikan jasmani untuk menngkat-kan keterampilan gerak, khususnya dalam mengajar gerak lompat jauh pada siswa sekolah dasar. Model pembelajaran bermain dalam pendidikan jasmani banyak ditampilkan oleh Joyce, Bruce dan Marsha Well (1996) dan Siedenttop (1990), sedangkan untuk jenis jenis model bermain gerak lompat di tampilkan dari Ian Adams dan Soepartono , seperti berikut:

Ian Adams (1988:81) mengemukakan berbagai jenis latihan melompat, antara lain:

1. melakukan melompat di lantai; para siswa menggunakan bangku-bangku menyilang dan penempatan matras jauh dari bangku-bangku-bangku-bangku, seperti gambar berikut:

Gambar 1. Formasi Bermain Gerak Dasar Lompat Jauh


(29)

11

Berbagai model permainan lompat mulai menggunakan alat kardus, beberapa matras dan bangku sampai dengan menggunakan fasilitas alat yang lengkap, dengan mudah dapat disusun. Jika hanya ada matras saja secara sederhana dibuat seeperti gambar yang ditampilkan dalam lampiran.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari


(30)

12

suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan

dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk

pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus

memiliki tindakan yang berbeda. Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruhmenciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari

perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.


(31)

13

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung, yang berjumlah 40 orang. Terdiri dari 14 siswa laki-laki, dan 13 siswa perempuan.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung 2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan.

D. Rancangan Penelitian

Gambar 2. Spiral penelitian tindakan kelas. Keterangan:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus (I, II, dan III), setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

I II


(32)

14

E. Proses Pembelajaran Lompat Jauh Siklus I

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya Lompat jauh.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama.

2. Melakukan lompatan dengan menggunakan alat simpai atau ban sepeda dengan variasi atau kecepatan yang berubah-ubah

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan alat yang sudah


(33)

15

dimodifikasi sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru, namun masih terdapat kekurangan. 2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis

berencana memberikan latihan lompat jauh

Siklus II Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya lompat jauh. Tindakan :

1. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga.

2. Menyusun kardus secara berderet berdasarkan ketinggian tubuh siswa

3. Mengatur faktor kesulitan kardus

Observasi :

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan melakukan latihan lompat


(34)

16

tinggi terdapat peningkatan 50 % untuk itu penulis beranggapan bahwa penilaian ini dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang memuaskan.

F. Teknik Pengumpulan data

Pada penelitin tindakan kelas yang paling sesuai adalah dengan observasi. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini

Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Atletik nomor lompat jauh.

Sedangkan alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya, yaitu berupa lembar observasi yang terdiri dari indikator-indikator penilaian gerak melompat Bentuk indikator dalam lompat jauh gaya jongkok adalah : 1) Awalan. 2) saat menolak, (3) Sikap di udara, (4) saat mendarat dan (5) sikap akhir. Instrumen untuk menganalisis keterangan mengenai lompat jauh diadaptasi dariInternational Atletik Assosiation Federation

(IAAF-2000).

Cara Penilaian pada proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh ini dengan melihat nilai dari tahap persiapan, awalan, sikap tolak, sikap di udara dan mendarat. Jika masing-masing prediktor pada setiap indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total. Jumlah skor (total) dibagi tiga untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa. Pedoman asesmen berdasarkan petunjuk dari Eko Syanto dan Sunyono Modul A dan B Mata Pelajaran Penjaskes PLPG tahun 2011


(35)

17

G. Instrumen Penilaian

Instrumen ini yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya Alat ini berupa indikator indikator dari penilaian gerak dasar Lompat Jauh (Roji,2004;15). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan

pembelajaran di atas maka siswa mendapatkan nilai 1 3 dengan keterangan lihat pada lampiran 1 halaman 33.

H. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :

P = X 100 % Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes I. Validnya Penelitian Tindakan Kelas


(36)

18

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap upaya peningkatan gerak dasar lompat jauh melalui penggunaan pendekatan bermain.


(37)

1

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode. Karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian terhadap suatu subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan

dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung

Penelitian ini bercirikan sebagai berikut :

1) Menyediakan kerangka kerja yang teratur untuk memecahkan masalah dan perkembangan- perkembangan baru yang lebih baik.

2) Bersifat kolaboratif

3) Tujuan untuk meningkatkan pelaksanaan suatu program pembelajaran yang efektif dan efesien.

4) Dilakukan melalui putaran-putaran berspiral.

Sedangkan tujuan utama dari PTK adalah untuk perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran secara berkesinambungan, juga untuk

pengembangan kemampuan ketrampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran dikelasnya dan atau di sekolahnya sendiri. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus


(38)

2

dengan penelitian tindakan kelas (PTK) adalah kajian tentang situasi soasial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengaruhmenciptakan hubungan yang diperlukan antara evaluasi diri dari

perkembangan professional. Dalam penelitian ini penulis merencanakan penelitian sampai tiga siklus dan disetiap siklus memiliki tindakan yang berbeda.

Dalam pelaksanaanya setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus sebelumnya. Penelitian tindakan ini dilakukan melalui putaran yang setiap siklusnya terdiri dari rencana, tindakan, observasi dan refleksi.

B. Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung, yang berjumlah 40 orang. Terdiri dari 14 siswa laki-laki, dan 13 siswa perempuan.

C. Tempat dan Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung 2. Pelaksanaan Penelitian

Lama waktu yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah satu bulan.

D. Rancangan Penelitian


(39)

3

Gambar 2. Spiral penelitian tindakan kelas. Keterangan:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini meliputi tiga siklus (I, II, dan III), setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi

E. Proses Pembelajaran Lompat Jauh Siklus I

Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya Lompat jauh.

Tindakan :

1. Memberikan penjelasan, mengenalkan alat yang akan digunakan pada siklus pertama.

2. Melakukan lompatan dengan menggunakan alat simpai atau ban sepeda dengan variasi atau kecepatan yang berubah-ubah

Observasi :


(40)

4

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu

pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian.

Refleksi :

1. Hasil observasi disimpulkan dan dianalisi, bahwa pelaksanaan tindakan siklus pertama dengan menggunakan alat yang sudah dimodifikasi sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran gerak dasar tolak peluru, namun masih terdapat kekurangan. 2. Merencanakan tindakan untuk siklus kedua, yang mana penulis

berencana memberikan latihan lompat jauh

Siklus II Rencana :

1. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrument yang diperlukan untuk mengobservasi tindakan. 2. Menyiapkan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar

Pendidikan Jasmani khususnya lompat jauh. Tindakan :

1. Memberi petunjuk cara pelaksanaan siklus ketiga.

2. Menyusun kardus secara berderet berdasarkan ketinggian tubuh siswa

3. Mengatur faktor kesulitan kardus


(41)

5

Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan dan dinilai/dievaluasi dari hasil pada siklus pertama dibantu oleh alat perekam evaluasi yang dapat di replay ulang untuk menjaga objektifitas penilaian

Refleksi

Hasil observasi siklus ketiga didiskusikan dan disimpulkan, bahwa pelaksanaan tindakan siklus ketiga dengan melakukan latihan lompat tinggi terdapat peningkatan 50 % untuk itu penulis beranggapan bahwa penilaian ini dikatakan berhasil dan mendapat nilai yang memuaskan.

F. Teknik Pengumpulan data

Pada penelitin tindakan kelas yang paling sesuai adalah dengan observasi. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena-fenomena sosial atau gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatn langsung (Kartini

Kartono, 1983 : 142). Metode ini penulis gunakan untuk mengungkapkan data tentang kegiatan siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani Atletik nomor lompat jauh.

Sedangkan alat ukur (instrumen) yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK disetiap siklusnya, yaitu berupa lembar observasi yang terdiri dari indikator-indikator penilaian gerak melompat Bentuk indikator dalam lompat jauh gaya jongkok adalah : 1) Awalan. 2) saat menolak, (3) Sikap di udara, (4) saat mendarat dan (5) sikap akhir. Instrumen untuk menganalisis keterangan mengenai lompat jauh diadaptasi dariInternational Atletik Assosiation Federation


(42)

6

Cara Penilaian pada proses pembelajaran gerak dasar lompat jauh ini dengan melihat nilai dari tahap persiapan, awalan, sikap tolak, sikap di udara dan mendarat. Jika masing-masing prediktor pada setiap indikator nampak maka berapapun jumlahnya akan dihitung secara total. Jumlah skor (total) dibagi tiga untuk mencari nilai rata-rata setiap siswa. Pedoman asesmen berdasarkan petunjuk dari Eko Syanto dan Sunyono Modul A dan B Mata Pelajaran Penjaskes PLPG tahun 2011

G. Instrumen Penilaian

Instrumen ini yang digunakan untuk mengukur pelaksanaan PTK di setiap siklusnya Alat ini berupa indikator indikator dari penilaian gerak dasar Lompat Jauh (Roji,2004;15). Jika siswa memenuhi setiap aspek pada pelaksanaan

pembelajaran di atas maka siswa mendapatkan nilai 1 3 dengan keterangan lihat pada lampiran 1 halaman 33.

H. Teknik Analisis Data

Untuk melihat seberapa besar peningkatan atau efektivitas kemampuan siswa dalam melakukan melompat pada setiap siklus, maka menggunakan rumus :


(43)

7

Keterangan:

P = Prosentase keberhasilam

F = jumlah frekuensi yang dilakukan N = jumlah siswa yang mengikuti tes I. Validnya Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Freire and Cuningham dalam Muhadjir (1997), mengatakan bahwa validnya penelitian tindakan kelas bila tindakan itu memang aplikatif dan dapat berfungsi untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Sehingga criteria validitas penelitian tindakan kelas terletak pada aplikatifnya atau berfungsinya tindakan untuk mengupayakan perbaikan atas masalah yang dihadapi.

Didasarkan pendapat di atas maka penelitian dalam setiap siklus telah memberikan dampak terhadap upaya peningkatan gerak dasar lompat jauh melalui penggunaan pendekatan bermain.


(44)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran pendidikan jasmani cenderung tidak terpusat pada guru tetapi pada siswa.Orientasi pembelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan anak, isi dan urusan materi serta cara penyampaian harus disesuaikan sehingga menarik dan menyenangkan, sasaran pembelajaran ditujukan bukan hanya mengembangkan keterampilan olahraga, tetapi pada perkembangan pribadi anak seutuhnya. Konsep dasar pendidikan jasmani dan model pengajaran pendidikan jasmani yang efektif perlu dipahami oleh mereka yang hendak mengajar

pendidikan jasmani. Salah satu konsep yang harus dikuasai oleh para guru

gerak dalam kerangka (Adams, Ian dan Rahantoknam, 1988).

Atletik merupakan aktifitas fisik yang dapat membantu mengoptimalkan perkembangan gerak dasar anak, gerakan- gerakan atletik sesuai untuk

mendapatkan penekanan dalam program pembelajaran pendidikan jasmani, terutama fisik yang dipersyaratkan seperti kekuatan, power, kelenturan, kordinasi gerakan, keseimbangan dan kelincahan dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu atletik besar sumbangannya terhadap perkembangan gerak dasar manusia,


(45)

Berlari dan melompat merupakan salah satu gerakan dasar manusia yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, merupakan juga sebagai kecakapan hidup (life skill). Pada zaman purba gerakan seperti lari dan melompat sangat berarti sekali untuk mempertahankan hidup guna mencari perburuan atau makanan sehingga dapat melangsungkan hidup pada saat itu. Dalam kehidupan masa kini lari dan lompat justru di gunakan sebagai jalur prestasi dalam salah satu nomor olahraga atletik.

Dalam perkembangannya melompat dalam nomor olahraga atletik dapat di kategorikan menjadi empat nomor, salah satunya adalah lompat jauh. Lompat jauh adalah salah satu nomor cabang olahraga atletik yang diperlombakan dalam berbagai tingkatan mulai kejurnas atau PON, Sea Games sampai olimpiade. Karena itu, nomor lompat jauh harus sudah diajarkan bahkan dikuasai mulai sejak sekolah dasar (SD). Hal ini, selain sebagai tuntutan nomor yang wajib dilombakan, juga sebagai pengusaan gerak dasarr yang harus dikuasai sejak usia dini untuk membekali mereka kelak ketika memilih cabang olahraga yang diminatinya (multilateral).

Namun, pada kenyataannya khususnya di sekolah dasar (SD) Negeri 5 Sawah Lama Bandar Lampung berdasarkan pengamatan selama mengajar atletik terutama pada nomor ;lompat umumnya siswa masih kurang antusias dan dari aspek guru yang mengajar di kompleks SD Sawah Lama cenderung menggunakan pendekatan pengajaran yang berorientasi pada prestasi sehingga banyak anak yang merasa dirinya tidak mampu untuk melakukan gerakan lompat jauh secara


(46)

menggunakan model pembelajaran bermain yang sesuai dengan minat dan kondisi siswa usia sekolah dasar.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis mencoba untuk meneliti tentang peningkatan latihan lompat jauh dengan menggunakan pendekatan model belajar bermain pada siswa kelas IV SDN 5 Sawah Lama Kota Bandar Lampung

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat didentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pada umumya siswa merasa kesulitan menerima atau melakukan gerakan yang kompleks seperti gerakan lompat jauh dengan benar. 2. Siswa kurang antusias bila harus melakukan sendiri setelah melihat

peragaan kawan maupun guru.

3. Pada umumnya siswa masih belum biasa mengkoordinasikan antara gerakan menolak, gerakan badan di udara dan mendarat pada lompat jauh dengan benar.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan fokus masalah Dengan Menggunakan Pendekatan Bermain Dapat Meningkatkan Keterampilan atau Kemampuan Lompat Jauh Pada Siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung


(47)

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Meningkatkan gerak dasar lompat jauh setelah menggunakan pendekatan pembelajaran bermain.

2. Untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran lompat jauh dengan menggunakan model pembelajaran yang berbeda.

3. Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar lompat jauh setelah diberikan latihan belajar sesuai dengan kesenangan siswa, yaitu bermain..

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai wawasan dan masukan bagi :

1. Bagi Siswa

Sebagai upaya penambahan pengetahuan dan pengalaman dalam mening-katkan latihan lompat jauh dengan menggunakan model belajar bermain 2. Bagi Guru Penjas

Sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan hasil belajar gerak dasar lompat jauh dengan menggunakan pendekatan bermain

3. Bagi Sekolah

Sebagai bahan untuk memperbaiki metode pembelajaran Pendidikan Jasmani khususnya di SDN 5 Sawah lama Bandar Lampung


(48)

Sebagai bahan literatur terutama dalam memperluas cakrawala mahasiswa khususnya yang akan melaksanakan praktek lapangan (PPL) maupun penelitian dalam aspek yang sama yaitu keterampilan, khususnya dalam nomor lompat.


(49)

46

Lampiran 10

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SD Negeri 2 Sawah Lama Bandar Lampung Mata Pelajaran : Pendidikan jasmani Olahraga dan kesehatan Kelas/Semester : 5/2

Pertemuan : 1 x Pertemuan Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

1. Standar Kompetensi 1

Mempraktikan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.

2. Kompetensi dasar

Mempraktikan variasi gerak dasar kedalam modifikasi atletik, serta nilai semangat, sportifitas, percaya diri, dan kejujuran.

3. Iindikator

1. Melakukan gerakan Lompat Jauh tanpa awalan / dengan awalan 2. Melakukan gerakan Lompat Jauh dimulai dari awalan,

tolakan,melayang,dan mendarat 4. Tujuan Pembelajaran

- Siswa dapat melakukan cara - cara lompat jauh 5. Materi Ajar ( Materi pokok )

Atletik

Gerak Dasar Lompat Jauh 6. Metode Pembelajaran

Ceramah Demontrasi Praktik

7. Langkah-langkah Pembelajaran a. Kegiatan Awal

- Siswa dibariskan menjadi 4 barisan

- Mengecek kehadiran siswa menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

- Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi pada kegiatan inti - Mendemontrasikan materi inti yang akan dilakukan/dipelajari.


(50)

47

b. Kegiatan Guru

Gerakan Pemanasan ( 10 menit ) Sebelum melakukan permainan kecil di awali dengan peregangan ( Streching agar otot dalam kondisi reileks dan lentur.

Permainan Kecil ( Tikus dan Kucing )

Gerakan Inti ( 50 menit ) a. Awalan

Awalan dilakukan dengan jarak 10-20 meter pada lintasan. Lari

secepat-cepatnya pada lintasan tanpa mengubah kecepatan. Pandangan selalu pada lintasan.

Kegiatan Siswa

b. Tolakan

Tepat pada papan tolakan, tolakan satu kaki pada papan tolakan. Lakukan sekuat-kuatnya sehingga tubuh melayang keatas dan kedepan. Saat menolak, kita gunakan kaki yang kuat sebagai tumpuan

tolakan.kedua lutut diangkat, kedua tangan kedepan.pandangan kedepan.

c. Melayang diudara Siakap badan diudara adalah jongkkok dengan kedua lutut ditekuk.kedua tangan lurus kedepan dan pandangan lurus kedepan. Saat akan mendarat kaki lurus

kedepan.perpaduan awalan yang cepat dan kekuatan tolakan kaki akan membuat badan melayang diudara lebih lama. Pada saat melayang, kita harus menjaga keseimbangan badan sebagai persiapan pendaratan.


(51)

48

d. Mendarat

Mendarat dibak lompat dengan kedua kaki bersamaan disertai lutut mengeper, badan condong kedepan, kedua lengan lurus kebelakang guna menjaga keseimbangan.Pada saat tumit menyentuh pasir, badan digerakan kedepan untuk

menghindari pendaratan pinggul. Pendaratan dengan pinggul dapat dihindari, jika kedua tungkai kaki rileks dan kedua tungkai dalam posisi menggantung rata dan sejajar.

e. Pendinginan

Mendengarkan saran guru dan bernyanyi

c. Kegiatan Akhir ( Penenangan 10 menit )

- Siswa dikumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah di lakukan/diajarkan.

- Memperbaiki kesalahan-kesalahan gerak dan teknik gerak dasar lompat jauh.

8. Alar dan Sumber belajar Buku Penjasorkes kelas 5 Bak lompat

Peluit

9. Penilaian

Format Lembar Penilaian Gerak Dasar Lompat Jauh Nama


(52)

49

Materi

No Aspek Indikator Prediktor Skor Total

1 2 3

1 Posisi Awal a Tungkai - berjalan secara perlahan berlari dengan kecepatan penuh - irama lari beraturan

b Badan - menghadap ke tempat lompat - ketika lari agak condong ke depan c Lengan - kedua tangan diayun

- ayunan lengan secara beraturan dan rileks

d Kepala/Pandangan - rileks

- menghadap bak lompat

2 Saat Menolak a Tungkai - satu kaki sebagai menolak secara kuat - satu kaki lagi diayunkan ke depan - lutut di tekuk

b Badan - condong ke depan - membungkuk

c Lengan - kedua tangan ikut mengayun d Kepala/Pandangan - pandangan lurus ke depan 3 Sikap di Udara a Tungkai - kedua kaki tetap jongkok

- kedua kaki tetap rapat b Badan - membungkuk

- berusaha mempertahankan berat badan - melewati mistar dengan bergulir c Lengan - Tetap di samping badan

- Berusaha mengayun untuk membantu lajunya badan

d Kepala/Pandangan - pandangan jauh ke depan - tetap lurus

4 Saat Mendarat a Tungkai - kedua kaki tetap rapat

- berusaha mendarat secara bersama-an

-b Badan - condong ke depan

- berat badan berusaha berada di depan c Lengan - kedua tangan berusaha di ayunkan

sekuatnya ke depan

- jangan sampai jatuh di belakang badan d Kepala/Pandangan - menghadap ke depan

-5 Posisi Akhir a Tungkai - tegak lurus atau berdiri

- melangkah menjauhi bak lompat b Badan - menghadap ke arah tempat istirahat

- tegak dan rileks c Lengan - tetap di samping badan


(53)

50

Keterangan : 1 = Kurang 2 = Sedang 3 = Baik

Mengetahui Bandar Lampung

Kepala SD Negeri 2 Sawah Lama Guru Penjasorkes

AGUS NURYANTO, S.Pd Yuni Hartati

d Kepala/Pandangan - lurus ke depan


(54)

I. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pendidikan jasmani

Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian pendidikan jasmani, salah satu diantaranya Engkos Kosasih (1995 : 2) mengatakan bahwa :

pendidikan seseorang sebagai perseorangan maupun sebagai anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan Jasmani dalam rangka peningkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan kecerdasan dan pembentukan watak. Sedangkan Olahraga merupakan bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat dalam permainan,

perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam rangka memperoleh

Berdasarkan pendapat tersebut, jelas sekali bahwa pendidikan jasmani bertujuan meninkatkan kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan dan pembentukan watak. Jadi melalui pendidikan jasmani akan terbina keterampilan dan pembentukan watak si anak. Oleh karena itu, pendidikan

jasmani merupakan proses pembelajaran yang dilakukan di sekolah dalam rangka menumbuhkan pembentukan sikap atau watak yang baik bagi anak.

B. Hakekat Belajar Mengajar Gerak

Belajar adalah merupakan suatu usaha untuk menambah atau


(55)

menyampaikan atau menularkan pengetahuan dan pandangan. Beberapa ahli yang membuat tafsiran tentang belajar dan mengajar, diantaranya : Menurut Tabrani Rusyani (1989 : 7) bahwa belajar adalah memodifikasi atau memperteguh

kelakuan melalui pengalaman. Berdasarkan rumusan tersebut bearti bahwa belajar bukan hanya sekedar mengingat melainkan lebih luas dari itu, yaitu mengalami. Hasil belajar bukan hanya penguasaan latihan, melainkan pula terjadi perubahan prilaku. Sedangkan mengajar menurut pandangan Burton dalam Chauhan

(1977:5), adalah upaya dalam memberikan rangsangan (stimulus), bimbingan, pengarahan dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar.

Dari pandangan mengenai belajar dan mengajar di atas pada dasarnya dalam proses belajar mengajar guru perlu menerapkan pendekatan yang sesuai dengan kodisi dan situasi, sehingga proses belajar mengajar berjalan secara kompleks dan tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa saja, melainkan dalam menyampaikan bahan pelajaran dan dalam kegiatan belajar guru dan peserta didiknya keduanya harus aktif.

C. Belajar Gerak (Motorik)

Efektifitas pembelajaran motorik membutuhkan suatu landasan teori sebagai tuntunan dalam praktik di lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan baik secara professional maupun etik dalam profesi mengajar/melatih. Dalam proses belajar ketrampilan motorik, selain unsur fisik yang terlibat, ada pula unsur psikis, yaitu emosi dan perasaan yang dapat menjadi daya penggerak dalam perubahan prilaku. Dalam proses belajar ketrampilan motorik tidak hanya perubahan yang bersifat psikomotorik yang ingin dicapai, tetapi juga bersifaty kognitif dan afektif.


(56)

D. Atletik

Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan clu-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin di sana, melainkan mereka harus di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu medemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh.

Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang

mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi.

E. Lompat Jauh

Loncat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Dalam perlombaan loncat jauh seorang pelompat akan berusaha untuk melompat sejauh-jauhnya mendarat dan bertumpu pada dua kakinya dengan sekuat-kuatnya. Lompat jauh terdiri atas beberapa unsur gerak : awalan, tolakan, sikap badan di udara dan mendarat. Keempat unsur ini merupakan satu kesatuan,


(57)

yaitu suatu urutan gerak lompat yang tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil loncatan itu dipengaruhi oleh kontrol kecepatan awal, kekuatan bertumpu (menolak), koordinasi saat berada di udara dan mendarat.

F. Bermain dalam Nomor Lompat Jauh

Secara harfiah bermain berarti melakukan aktivitas gerak dengan mengaitkan unsur gembira (fun), terutama dalam melakukan melompat dan menolak. Kegiatan ini sangat diminati oleh para siswa sekolah dasar karena sesuai dengan perkembangan mental dan pertumbuhan mereka, seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa pembelajaran gerak yang didasari dengan pola bermain dapat menumbuhkan rasa senang pada para siswa terutama dalam menghadapi faktor kelelahan. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak melompat pada siswa harus disesuaikan dengan : (1) kebutuhan dan kemampuan, (2) pengalaman gerak, (3) fasilitas dan peralatan yang tersedia.

Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru atau pelatih dalam mengajarkan keterampilan gerak melompat, karena peralatan untuk melompat dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan

dibentuk seperti peralatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan aman untuk memeperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar melompat kepada siswa. Adapun peralatan yang dimodifikasi tersebut antara lain, siswa untuk berlatih melompat bisa menggunakan simpai atau ban sepeda, kardus bekas, busa, atau peralatan lompat lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan memberikan rasa nyaman dan aman.


(58)

G. Model Pembelajaran Bermain

Banyak model pembelajaran dalam pendidikan jasmani untuk menngkat-kan keterampilan gerak, khususnya dalam mengajar gerak lompat jauh pada siswa sekolah dasar. Model pembelajaran bermain dalam pendidikan jasmani banyak ditampilkan oleh Joyce, Bruce dan Marsha Well (1996) dan Siedenttop (1990), sedangkan untuk jenis jenis model bermain gerak lompat di tampilkan dari Ian Adams dan Soepartono , seperti berikut:

Ian Adams (1988:81) mengemukakan berbagai jenis latihan melompat, antara lain:

1. melakukan melompat di lantai; para siswa menggunakan bangku-bangku menyilang dan penempatan matras jauh dari bangku-bangku-bangku-bangku, seperti gambar berikut:

Gambar 1. Formasi Bermain Gerak Dasar Lompat Jauh


(59)

Berbagai model permainan lompat mulai menggunakan alat kardus, beberapa matras dan bangku sampai dengan menggunakan fasilitas alat yang lengkap, dengan mudah dapat disusun. Jika hanya ada matras saja secara sederhana dibuat seeperti gambar yang ditampilkan dalam lampiran.


(60)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Dengan penggunaan pendekatan bermain melompati simpai dan ban bekas

pada siklus pertama dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauhsiswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung.

2. Dengan penggunaan pendekatan bermain melompati kardus pada siklus kedua dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung.

B. Saran- Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, model pendekatan bermain dalam pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan bentuk inovasi pembelajaran gerak dasar lompat jauh.

2. Untuk siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh.

3. Penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan model dan pendekatan yang berbeda guna meningkatkan proses pembelajaran gerak dasarlompat jauh.di sekolah.


(61)

(1)

D. Atletik

Pengajaran atletik di sekolah (dalam pengajaran pendidikan jasmani) berbeda dengan pengajaran atletik yang dilakukan clu-club atletik. Dalam pendidikan jasmani pengajaran atletik, anak hadir di lapangan bukan karena mereka ingin di sana, melainkan mereka harus di sana. Tidak mengherankan jika sebagian dari mereka terlihat antusias, tetapi tidak sedikit pula yang terlihat kurang antusias, ragu-ragu malah terlihat malas. Dalam dunia pendidikan jasmani Atletik seharusnya diartikan sebagai istilah umum untuk berbagai macam kegiatan fisik yang di dalamnya anak mampu medemonstrasikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan jasmani guna membantu proses pertumbuhan dan perkembangan sehingga mereka mengalami proses memperbaiki postur tubuh.

Untuk usia anak-anak bermain berarti menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar yang menyenangkan, dengan demikian tanpa sadar anak-anak telah melakukan kegiatan jasmani yang tentunya akan sangat membantu proses pertumbuhan dan perkembangannya, selain itu juga anak-anak memperoleh pengalaman tentang gerak dasar suatu cabang olahraga yang

mungkin kelak dapat dikembangkan menjadi olahraga prestasi.

E. Lompat Jauh

Loncat jauh merupakan salah satu nomor lompat dari cabang olahraga atletik. Dalam perlombaan loncat jauh seorang pelompat akan berusaha untuk melompat sejauh-jauhnya mendarat dan bertumpu pada dua kakinya dengan sekuat-kuatnya. Lompat jauh terdiri atas beberapa unsur gerak : awalan, tolakan, sikap badan di udara dan mendarat. Keempat unsur ini merupakan satu kesatuan,


(2)

yaitu suatu urutan gerak lompat yang tidak terputus-putus. Dengan demikian dapat dipahami bahwa hasil loncatan itu dipengaruhi oleh kontrol kecepatan awal, kekuatan bertumpu (menolak), koordinasi saat berada di udara dan mendarat.

F. Bermain dalam Nomor Lompat Jauh

Secara harfiah bermain berarti melakukan aktivitas gerak dengan mengaitkan unsur gembira (fun), terutama dalam melakukan melompat dan menolak. Kegiatan ini sangat diminati oleh para siswa sekolah dasar karena sesuai dengan perkembangan mental dan pertumbuhan mereka, seperti yang dikatakan Rusli Lutan (1997:45) bahwa pembelajaran gerak yang didasari dengan pola bermain dapat menumbuhkan rasa senang pada para siswa terutama dalam menghadapi faktor kelelahan. Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam belajar keterampilan gerak melompat pada siswa harus disesuaikan dengan : (1) kebutuhan dan kemampuan, (2) pengalaman gerak, (3) fasilitas dan peralatan yang tersedia.

Minimnya peralatan seharusnya bukan merupakan suatu kendala bagi guru atau pelatih dalam mengajarkan keterampilan gerak melompat, karena peralatan untuk melompat dapat dimodifikasi dari bahan-bahan yang sederhana dan

dibentuk seperti peralatan yang sebenarnya sehingga cukup baik dan aman untuk memeperkenalkan atau mengajarkan tahap gerak dasar melompat kepada siswa. Adapun peralatan yang dimodifikasi tersebut antara lain, siswa untuk berlatih melompat bisa menggunakan simpai atau ban sepeda, kardus bekas, busa, atau peralatan lompat lainnya yang disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa dan memberikan rasa nyaman dan aman.


(3)

G. Model Pembelajaran Bermain

Banyak model pembelajaran dalam pendidikan jasmani untuk menngkat-kan keterampilan gerak, khususnya dalam mengajar gerak lompat jauh pada siswa sekolah dasar. Model pembelajaran bermain dalam pendidikan jasmani banyak ditampilkan oleh Joyce, Bruce dan Marsha Well (1996) dan Siedenttop (1990), sedangkan untuk jenis jenis model bermain gerak lompat di tampilkan dari Ian Adams dan Soepartono , seperti berikut:

Ian Adams (1988:81) mengemukakan berbagai jenis latihan melompat, antara lain:

1. melakukan melompat di lantai; para siswa menggunakan bangku-bangku menyilang dan penempatan matras jauh dari bangku-bangku-bangku-bangku, seperti gambar berikut:

Gambar 1. Formasi Bermain Gerak Dasar Lompat Jauh


(4)

Berbagai model permainan lompat mulai menggunakan alat kardus, beberapa matras dan bangku sampai dengan menggunakan fasilitas alat yang lengkap, dengan mudah dapat disusun. Jika hanya ada matras saja secara sederhana dibuat seeperti gambar yang ditampilkan dalam lampiran.


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka simpulan dari penelitian ini adalah: 1. Dengan penggunaan pendekatan bermain melompati simpai dan ban bekas

pada siklus pertama dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauhsiswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung.

2. Dengan penggunaan pendekatan bermain melompati kardus pada siklus kedua dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat jauh siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung.

B. Saran- Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Kepada para guru pendidikan jasmani, model pendekatan bermain dalam pembelajaran ini dapat dijadikan sebagai acuan bentuk inovasi pembelajaran gerak dasar lompat jauh.

2. Untuk siswa Kelas IV SDN 5 Sawah Lama Bandar Lampung agar selalu berupaya meningkatkan kemampuan gerak dasar lompat jauh.

3. Penelitian ini dapat dilanjutkan dan dikembangkan dengan model dan pendekatan yang berbeda guna meningkatkan proses pembelajaran gerak dasarlompat jauh.di sekolah.


(6)

Dokumen yang terkait

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH DENGAN RINTANGAN DAN RAIHAN TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI 01

6 169 67

PENINGKATAN MINAT SISWA DALAM PEMBELAJARAN ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI APLIKASI BERMAIN PADA KELAS 5 SD NEGERI 2 SALAMERTA TAHUN PELAJARAN 2011

0 6 37

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 KANDANGWANGI KECAMATAN WANADADI KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 2011

0 3 61

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 1 18

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENJASORKES KOMPETENSI DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK Kompetensi Dasar Lompat Jauh Gaya Jongkok Dengan Strategi Pendekatan Pemainan Pada Siswa SMP Negeri 1 Punung Kabupaten Pacitan.

0 0 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 19

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 5 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 24

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DENGAN BERMAIN LOMPAT DAN LONCAT PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SIGENUK KECAMATAN PITURUH KABUPATEN PURWOREJO.

1 6 128

PENINGKATAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK DAN MOTIVASI BELAJAR MELAUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS IV SDN PALASARI KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG

0 0 11

PENINGKATAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI ALAT PERAGA DI SDN 27 RENGAT

0 0 12