commit to user
2. Surat Pemberitahuan SPT
a. Pengertian Surat Pemberitahuan SPT
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan pasal 1 angka 11 menyebutkan
bahwa pengertian Surat Pemberitahuan SPT adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau
pembayaran pajak, Objek Pajak dan atau bukan Objek Pajak dan atau harta dan kewajiban, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. b.
Fungsi Surat Pemberitahuan SPT Suhartono dan Ilyas, 2010: 34 bagi Pengusaha Kena Pajak,
fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang:
1 Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran
2 Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan
sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan atau melalui pihak lain dalam 1 satu masa pajak, sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan. Bagi pemotong atau pemungut pajak, fungsi Surat
Pemberitahuan adalah
sebagai sarana
melaporkan dan
commit to user
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkannya.
Pengertian mengisi SPT dimaksudkan yaitu mengisi SPT dalam bentuk kertas dan atau dalam bentuk elektronik dengan
benar, lengkap, jelas sesuai dengan petunjuk pengisian yang diberikan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah benar, lengkap, dan
jelas dalam mengisi SPT adalah: 1
Benar yaitu benar dalam perhitungan, termasuk benar dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dalam penulisan, dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya 2
Lengkap yaitu memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan Objek Pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan 3
Jelas yaitu melaporkan asal-usul atau sumber dari Objek Pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT.
Dalam rangka memberikan pelayanan dan kemudahan kepada Wajib Pajak, formulir SPT disediakan di kantor-kantor Direktorat
Jenderal Pajak dan tempat-tempat lain yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak yang diperkirakan mudah terjangkau
Wajib Pajak. Pengambilan SPT dengan cara lain juga dapat dilakukan Wajib Pajak dengan mengakses situs Direktorat Jenderal
commit to user
Pajak. Penegasan pada pasal 3 ayat 2 untuk setiap Wajib Pajak yang wajib mengisi SPT dan Wajib Pajak yang telah mendapat izin
Menteri Keuangan untuk menyelanggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah, mengambil
sendiri SPT atau mengambil dengan cara lain yang tata caranya diatur oleh Menteri Keuangan. Sedangkan masalah penandatangan
SPT dapat dilakukan secara biasa, dengan tanda tangan stempel, atau tanda tangan elektronik atau digital, semuanya mempunyai kekuatan
hukum ynag sama dengan tanda tangan biasa pengaturannya didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan.
c. Jenis dan Bentuk Surat Pemberitahuan SPT
Jenis SPT sebagai berikut: 1
SPT tahunan Pajak Penghasilan, yaitu SPT untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
2 SPT Masa, yaitu SPT untuk suatu masa pajak yang terdiri atas:
a SPT Masa Pajak Penghasilan
b SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai
c SPT Masa Pajak Pertambahan Nilai bagi Pemungut Pajak
Pertambahan Nilai.
commit to user
Surat Pemberitahuan untuk melaporkan penghitungan dan penyetoran pajak yang dilakukan selama 1 satu bulan masa
pajak adalah sebagai berikut: a
SPT Masa Pasal 21 i
Melaporkan penghitungan dan penyetoran pemotongan PPh Pasal 21 selama 1 satu bulan masa pajak.
ii SPT Masa PPh Pasal 2 wajib dilaporkan tiap-tiap masa
pajak meskipun tidak ada pemotongan atau penyetoran PPh Pasal 21 pada bulan masa pajak yang
bersangkutan. iii
Bentuk SPT Masa PPh Pasal 21 ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam bentuk
hard copy
atau e-SPT.
iv Khusus SPT PPh Pasal 21 Masa Pajak Desember
melaporkan penghitungan PPh Pasal 21 selama 1 satu tahun, dam penyetoran PPh Pasal 21 selama Januari
sampai dengan
November sehingga
selisihnya merupakan PPH Pasal 21 masa pajak Desember yang
harus disetor. b
SPT Masa PPh Pasal 22 i
Melaporkan penghitungan dan penyetoran pemungutan PPh Pasal 22 selama 1 satu bulan masa pajak.
commit to user
ii SPT Masa PPh Pasal 22 bersifat
insidental
sehingga hanya wajib dilaporkan apabila pada masa pajak
tersebut terdapat pemungutan dan penyetoran PPh Pasal 22, apabila tidak ada pemotongan dan
pemungutan PPh Pasal 22 pada suatu bulan masa pajak maka
tidak mempunyai
kewajiban untuk
menyampaikan SPT PPh Pasal 22 masa pajak tersebut. iii
Bentuk SPT Masa PPh Pasal 22 ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam bentuk
hard copy
atau e-SPT.
c SPT Masa PPh Pasal 23
Melaporkan penghitungan
dan penyetoran
pemotongan PPh Pasal 23 selama 1 satu bulan masa pajak. Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23 bersifat
insidental
. d
SPT Masa PPh Pasal 26 Melaporkan
penghitungan dan
penyetoran pemotongan PPh Pasal 26 selama 1 satu bulan masa
pajak. Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 26 bersifat
insidental
. e
SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 bagi Pemotong Pajak Melaporkan
penghitungan dan
penyetoran pemotongan PPh Pasal 4 ayat 2 selama 1 satu bulan masa
commit to user
pajak. Pelaporan SPT masa PPh Pasal 4 ayat 2 bersifat
insidental
. f
SPT Masa PPh Pasal 4 ayat 2 bagi Wajib Pajak Penerima Penghasilan
i Melaporkan penghitungan dan penyetoran pemotongan
PPh Pasal 4 ayat 2 yang dilakukan sendiri selama 1 satu bulan masa pajak. Pelaporan SPT Masa PPh
Pasal 4 ayat 2 bersifat
insidental
. ii
SPT tersebut dilaporkan sendiri oleh Wajib Pajak penerima penghasilan apabila terdapat penghasilan
Pasal 4 ayat 2 yang tidak dipotong oleh pihak lain. g
SPT Masa PPh Pasal 15 Melaporkan
penghitungan dan
penyetoran pemotongan PPh Pasal 15 selama 1 satu bulan masa
pajak. Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 15 bersifat
insidental
. h
SPT Masa PPh Pasal 25 i
Melaporkan penyetoran PPh Pasal 25 angsuran pajak dalam tahun berjalan yang dibayar sendiri yang
dilakukan oleh Wajib Pajak Badan dan Wajib Pajak Orang Pribadi yang mempunyai usaha perkerjaan
bebas.
commit to user
ii Pelaporan PPh Pasal 25 bersifat rutin sehingga wajib
melaporkan SPT Masa PPh Pasal 25 meskipun nihil. iii
Bentuk SPT Masa PPh Pasal 25 adalah Surat Setoran Pajak SSP lembar ke-3.
i SPT Masa PPN
i Melaporkan penghitungan PPN tiap-tiap bulan oleh
Pangusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pangusaha Kena Pajak, dan pemungutan PPN yang dilakukan oleh
bendaharawan APBN APBD. ii
Kewajiban penyampaian SPT Masa PPN tiap-tiap bulan meskipun tidak ada transaksi terutang PPN
bulan masa pajak yang bersangkutan, kecuali bendaharawan APBN APBD yang bersifat
insidental
. d.
Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Terhadap SPT yang telah diisi selanjutnya Wajib Pajak
menyampaikan SPT tersebut ke Kantor Pelayanan Pajak atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Cara
penyampaian SPT: 1
Secara langsung dan diberikan tanda penerimaan surat 2
Melalui pos dengan bukti pengiriman surat 3
Cara lain yang dilakukan dengan:
commit to user
a Melalui perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir
perusahaan yang
berbentuk badan
hukum yang
memberikan jasa pengiriman surat jenis tertentu termasuk pengiriman SPT ke Direktorat Jenderal Pajak dengan bukti
pengiriman surat
b e-Filing
melalui ASP
Application Service Provider
ASP atau penyedia jasa aplikasi ini sebagai perusahaan penyedia jasa aplikasi yang telah ditunjuk
dengan Keputusan Direktorat Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan penyampaian SPT atau
pemberitahuan perpanjangan
SPT Tahunan
secara elektronik ke Direktorat Jenderal Pajak.
Setiap SPT yang disampaikan oleh Wajib Pajak diperlukan Tanda Penerimaan Surat tanda terima atau bukti penerimaan SPT,
tetapi juga mengikuti cara penyampaian SPT. Terhadap SPT yang disampaikan:
1 Secara langsung, akan diberikan Tanda Penerimaan Surat
melalui Tempat Pelayanan Terpadu TPT Kantor Pelayanan Pajak.
2 Melalui pos dengan bukti pengiriman surat itulah menjadi bukti
penerimaan SPT.
commit to user
3 Dengan cara lain yaitu:
a Melalui perusahaan jasa dengan bukti pengiriman surat atau
Tanda Penerimaan Surat. b
E-Filing
dengan bukti penerimaan elektronik. Bukti penerimaan elektronik ini adalah informasi yang
meliputi nama, NPWP, tanggal, jam, Nomor Tanda Terima Elektronik NTTE, dan Nomor Transaksi Pengiriman ASP
NTPA serta nama perusahaan penyedia jasa aplikasi ASP yang tertera pada hasil cetakan SPT induk.
e. SPT dianggap tidak disampaikan jika:
1 SPT tidak ditandatangani
2 SPT tidak dilampiri keterangan dan atau dokumen sesuai
dengan Peraturan Menteri Keuangan. a
SPT terdiri dari SPT Induk dan Lampiran, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
b SPT harus dilampiri dengan keterangan dan atau dokumen
sesuai dengan undang-undang perpajakan yaitu laporan keuangan bagi Wajib Pajak yang wajib pembukuan, laporan
keuangan yang diaudit oleh akuntan publik, Surat Kuasa apabila ditandatangani bukan oleh pengurus atau Wajib
Pajak yang bersangkutan.
commit to user
3 SPT lebih bayar disampaiakan telah lewat 3 tiga tahun sesudah
berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak atau tahun pajak, dan Wajib Pajak telah ditegur secara tertulis
4 SPT disampaikan setelah Direktorat Jenderal Pajak melakukan
pemeriksaan menerbitkan surat ketetapan pajak f.
Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan Walaupun batas waktu penyampaian SPT sudah ditetapkan,
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Tahunan dengan menyampaikan pemberitahuan perpanjangan SPT
Tahunan. Pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan wajib ditandatangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya yang harus dilampiri
dengan Surat Kuasa Khusus. Bentuk pemberitahuan perpanjangan SPT yaitu berbentuk formulir kertas
hardcopy
atau bentuk elektronik. Batas penyampaian SPT Tahunan yaitu sebagai berikut:
1 SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
paling lama 3 tiga bulan setelah akhir tahun pajak 2
SPT Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan paling lama 4 empat bulan setelah akhir tahun pajak.
Wajib Pajak dapat memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT
Tahunan dengan
cara menyampaikan
pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan dengan melampirkan beberapa lampiran
sebagai berikut:
commit to user
1 Penghitungan sementara Pajak Terutang dalam 1 satu Tahun
Pajak yang batas waktu penyampaiannya diperpanjang 2
Laporan Keuangan sementara 3
Surat Setoran Pajak SSP sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak terutang.
Cara penyampaian pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan sama dengan penyampaian SPT. Jika pemberitahuan perpanjangan
SPT tidak memenuhi syarat maka dianggap bukan pemberitahuan perpanjangan SPT Tahunan.
g. Sanksi Terlambat atau Tidak menyampaikan SPT
Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan
penyampaian Surat Pemberitahuan, dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar:
1 Rp500.000,00
lima ratus
ribu rupiah
untuk Surat
Pemberitahuan masa pajak Pertambahan Nilai, 2
Rp100.000,00 seratus ribu rupiah untuk Surat Pemberitahuan lainnya,
3 Rp1000.000,00 satu juta rupiah untuk Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan, 4
Rp100.000,00 seratus ribu rupiah untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi
commit to user
3. Surat Setoran Pajak SSP