Analisis Data dan Pembahasan

commit to user

B. Analisis Data dan Pembahasan

Pajak merupakan kewajiban yang harus dilaporkan oleh Wajib Pajak setiap masa pajak. Wajib Pajak dalam melaporkan besarnya pajak ke KPP Kantor Pelayanan Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan SPT, SPT sendiri terdiri dari 2 dua macam jenis yaitu SPT Konvensional SPT dalam bentuk kertas dan SPT Elektronik e -SPT. SPT Konvensional merupakan alat untuk menyampaikan besarnya pajak secara manual menggunakan kertas sedangkan e -SPT merupakan Surat Pemberitahuan SPT dalam bentuk program aplikasi yang merupakan fasilitas dari Direktorat Jenderal Pajak kepada Wajib Pajak yang digunakan untuk merekam SPT beserta lampirannya, memelihara data SPT beserta lampirannya, generate data SPT digital, dan mencetak SPT dan dapat dilaporkan melalui media elektronik ke Kantor Pelayanan Pajak. Aplikasi ini lebih efisien dibandingkan dengan SPT konvensional dalam bentuk kertas karena aplikasi ini tidak menggunakan kertas. Aplikasi ini sangat membantu untuk meringankan pekerjaan wajib pajak, bahkan tidak hanya Wajib Pajak saja yang mendapat keuntungan tetapi juga pegawai pajak juga untung dalam penggunaan e -SPT. Pegawai pajak fiskus tidak akan menyimpan SPT Konvensional dalam jumlah banyak sehingga formulir SPT tidak akan bertumpuk-tumpuk. Terdapat beberapa perbedaan antara SPT Konvensional dengan e -SPT, berikut ini penulis sampaikan berbedaan SPT konvensional dengan e -SPT: commit to user Tabel 1.1 Perbedaan SPT Konvensional Dalam Bentuk Kertas dengan SPT Elektronik e -SPT Pembeda SPT Konvensional e -SPT Penggunaan kertas Banyak menggunakan kertas Sedikit menggunakan kertas Pelaporan ke KPP Dilaporkan langsung ke KPP Dapat dilaporkan melalui internet atau datang langsung ke KPP Perekaman Identitas Perusahaan dan Perusahaan Identitas Lawan Tidak dapat merekam identitas perusahaan dan identitas perusahaan lawan Dapat merekam identitas perusahaan dan identitas perusahaan lawan Keamanan Data Data yang direkam dapat rusak karena kertas basah atau sobek Data dapat direkam dengan aman Kesalahan Pengisian SPT Kemungkinan kesalahan pengisian dan perekaman SPT cukup tinggi Kemungkinan kesalahan pengisian dan perekaman SPT rendah Waktu Pengisian SPT Pengisian formulir memerlukan waktu yang cukup lama Pengisian data tidak memerlukan waktu yang lama Kemungkinan Data Hilang Kemungkinan besar lembar SPT dapat terselip dan susah dicari Jika terdapat penyampaian SPT yang missing hilang dapat ditemukan commit to user 1. Penggunaan Kertas Jika dalam melaporkan pajak menggunakan SPT Konvensional SPT manual dalam bentuk kertas maka SPT induk maupun lampiran-lampirannya berbentuk kertas, padahal setiap perusahaan mempunyai banyak transaksi setiap bulan maupun setiap tahunnya jadi dengan sendirinya lampiran- lampiran yang ada di dalam SPT akan banyak sehingga akan menumpuk, sedangkan jika perusahaan menggunakan e -SPT hanya mencetak SPT induk sedangkan lampirannya berupa data yang dimasukkan ke dalam flashdisc atau disket sehingga perusahaan tidak akan repot dan akan lebih efisien dalam malaporkan pajaknya. 2. Pelaporan SPT ke KPP Dalam melaporkan pajak, jika perusahaan menggunakan SPT Konvensional hanya dapat dilaporkan langsung ke KPP Kantor Pajak Pratama akan tetapi jika menggunakan e -SPT perusahaan bisa melapor pajak langsung ke KPP Kantor Pajak Pratama atau bisa menggunakan fasilitas e- Filing yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yaitu fasilitas pelaporan SPT secara elektronik melalui media internet, sehingga Wajib Pajak orang pribadi dapat melaporkan pajak dengan efisien dari rumah atau tempatnya bekerja begitu juga dengan Wajib Pajak badan dapat melaporkan pajak dengan efisien dari lokasi kantor usahanya. commit to user 3. Perekaman Identitas Perusahaan dan Perusahaan Lawan SPT Konvensional tidak dapat merekam data identitas perusahaan dan identitas perusahaan lawan karena datanya ditulis manual pada saat pembuatan SPT, sedangkan untuk e -SPT dapat merekam data identitas perusahaan pada saat awal menginstal program e -SPT dan merekam identitas perusahaan lawan pada saat memasukan data sehingga jika menggunakan program aplikasi lagi tidak usah mengetik identitas perusahaan maupun identitas perusahaan lawan. 4. Keamanan Data Data yang direkam dengan SPT manual yang berbentuk formulir dapat rusak dikarenakan formulirnya sobek atau basah, sedangkan jika data direkam menggunakan e -SPT maka data aman karena data disampaikan dengan menggunakan disket atau flashdisc atau e-filing sehingga data tidak akan rusak seperti sobek atau basah dan akan lebih efisien. 5. Kesalahan Pengisian SPT Jika dalam melaporkan pajak menggunakan SPT Konvensional dalam kertas waktu mengetik identitas perusahaan, identitas perusahaan lawan, dan nominal angka kemungkinan besar bisa terjadi kesalahan. Sedangkan jika menggunakan e -SPT kemungkinan terjadi kesalahan sedikit karena data sudah direkam dari awal sedangkan nominal angka yang direkam sesuai dengan data yang dimasukkan dari awal karena besarnya pajak yang terutang akan secara otomatis dihitung sendiri. commit to user 6. Waktu Pengisian SPT Dalam mengisi SPT Konvensional dalam bentuk kertas memerlukan waktu yang lama karena mengisi data identitas perusahaan, menghitung besarnya pajak yang terutang, mengisi besarnya nominal biaya atau pendapatan, sedangkan jika mengisi menggunakan e -SPT tidak memerlukan waktu yang lama karena data identitas perusahaan maupun identitas perusahaan lawan sudah direkam jadi sudah tidak mengisi lagi. Dan dalam menghitung besarnya pajak yang terutang perusahaan sudah tidak menghitung lagi karena program e -SPT secara otomatis sudah menghitung sendiri, sedangkan besarnya nominal angka dimasukkan saat terjadi transaksi. Maka dari itu waktu pengisian e -SPT sangat efisien daripada SPT konvensional. 7. Kemungkinan Data Hilang Dalam perusahaan terdapat banyak surat-surat dan dokumen-dokumen jika perusahaan menggunakan SPT konvensional kemungkinan dapat terjadi formulir SPT terselip ke dalam dokumen-dokumen atau surat-surat sehingga perusahaaan akan kesulitan dalam mencarinya karena dokumen-dokumen atau surat-surat dalam jumlah banyak, sedangkan jika perusahaan menggunakan e - SPT dan terjadi missing hilang atau lupa menaruh data maka akan dengan mudah dicari dengan menggunakan item search pada sistem komputer, sehingga data dapat ditemukan dan perusahaan tidak perlu khawatir. commit to user Dari perbedaan antara SPT Konvensional dengan e-SPT diatas maka dapat diketahui bahwa aplikasi e -SPT lebih efisien, aman, mudah dalam melaporkan pajak. Maka dari itu PT kalbe Farma dalam menyampaikan pajaknya menggunakan aplikasi e -SPT, PT Kalbe Farma merupakan Pengusaha Kena Pajak PKP tertentu yang oleh Direktorat Jenderal Pajak wajib melaporkan pajak menggunakan aplikasi e -SPT. PT Kalbe Farma merupakan salah satu PKP tertentu yang wajib melaporkan pajaknya menggunakan aplikasi e -SPT. Aplikasi e -SPT ini mulai digunakan oleh PT Kalbe Farma sejak tahun 2004. Setelah tahun 2004 PT Kalbe Farma menggunakan e -SPT maka untuk tahun-tahun berikutnya PT Kalbe Farma tidak diperbolehkan menggunakan SPT Konvensional dalam melaporkan pajak. Perusahaan yang penulis teliti berada di Cikarang Bekasi, perusahaan disini tidak menangani transaksi penjualan barang dagangan obat melainkan hanya menangani transaksi pembelian dan pengeluaran biaya-biaya. Transaksi mengenai penjualan barang dagangan ditangani oleh PT Kalbe Farma yang berada di Cempaka Putih Jakarta Pusat. Proses pelaporan perpajakan ini dimulai dari transaksi pembelian, pemasaran produk, penggunaan jasa-jasa, misalnya jasa auditor. Dari transaksi-transaksi yang terjadi akan dibuat voucher oleh bagian divisi yang telah melakukan transaksi. Misalnya di divisi pembelian telah terjadi pembelian maka akan dibuat voucher mengenai pembelian atau di divisi Human Resourse Department telah memasang iklan maka akan dibuat commit to user voucher . Setiap voucher terdiri dari purchase order , surat jalan, invoice , faktur pajak, faktur penjualan. Voucher sendiri terdiri atas beberapa jenis yaitu: 1 PO PM Purchase Order Packing Material PO PM merupakan voucher yang dibuat jika transaksi mengenai pembelian kemasan barang dagang obat. 2 PO RM Purchase Order Raw Material PO RM merupakan voucher yang dibuat jika transaksi mengenai pembelian bahan baku barang dagang obat. 3 PO GI Purchase Order General Item PO GI merupakan voucher yang dibuat jika transaksi mengenai pengeluaran atau biaya yang bersifat umum biaya jasa konstruksi, pembelian peralatan kantor, biaya untuk perawatan mesin dan lain-lain. 4 Voucher Impor Voucher impor merupakan voucher yang dibuat jika transaksi mengenai pembelian dari luar negeri. 5 Non -PO Non Purchase Order Non -PO merupakan voucher yang dibuat jika transaksi mengenai pengeluaran atau biaya tanpa harus memesan terlebih dahulu. Transaksi-transaksi tersebut akan masuk ke bagian Tax terlebih dahulu setelah itu baru masuk ke bagian Finance Accounting . Di bagian Tax voucher-voucher tersebut akan diterima oleh admin untuk diverifikasi terkait commit to user kebenaran data, kelengkapan dokumen, kebenaran account , perlakuan perpajakan tentang pengenaan PPN Pemotongan PPH. Jika terdapat voucher yang kurang lengkap atau salah dalam perlakuan perpajakan maka voucher tersebut dikembalikan ke divisi yang telah mengirim voucher tersebut untuk dilengkapi atau dibenarkan. Jika sudah sesuai dan benar maka dibuatkan bukti potong jika ada bukti potong dan jika terdapat pengembalian barang retur pembelian maka oleh admin dibuatkan nota retur masukan lalu faktur pajak yang asli di dalam voucher tersebut akan diambil. Setelah itu diberi stempel faktur pajak telah diambil dan diberi stempel tanggal pengecekan. Setelah voucher dicek oleh admin voucher tersebut diserahkan ke staff officer untuk diverifikasi kembali hal ini bertujuan untuk mengantisipasi jika ada kesalahan yang terlewatkan saat admin mengecek voucher . Setelah diverifikasi dibuat jurnal jika terdapat voucher yang tidak dipotong pajak misalnya dalam pembelian barang penjual belum merupakan PKP Pengusaha Kena Pajak maka voucher langsung diserahkan ke bagian akuntansi untuk dibukukan. Faktur pajak yang telah diambil tersebut diurutkan bedasarkan NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak yang terkecil ke terbesar, jika terdapat vendor yang fakturnya lebih dari maka faktur diurutkan sesuai dengan nomor faktur pajak yang diurutkan dari nomor terkecil ke terbesar kemudian diinput ke data entry . Untuk bukti potong yang telah dibuat admin diverifikasi ulang oleh staff officer untuk kemudian di approve , sebelum mengapprove bukti commit to user potong diverikasi kebenarannya agar bukti potong yang di approve di VB Visual Basic tidak terjadi kesalahan. VB merupakan salah satu program yang dipakai PT Kalbe Farma untuk penginputan dan pembuatan bukti potong PPh yang telah dipotong PT Kalbe Farma kepada vendor , dan juga penginputan faktur pajak PPN masukan Kalbe Farma yang diterima PT Kalbe Farma dari vendor . Menurut Herlina 2010 pembayaran PPh di PT Kalbe Farma yaitu pembayaran pada tanggal 10 untuk SPT PPh pasal 21, 2326, 42, dan 15 jika ada, pembayaran pada tanggal 15 untuk PPh Masa 25 badan dan PPN Jasa Luar Negeri, pembayaran tanggal H-1 akhir bulan hari kerja untuk SPT PPN 1111, sedangkan pelaporan pajak di PT Kalbe Farma yaitu lapor pada tanggal 16-20 untuk SPT PPh Pasal 21 ke KPP Kantor Pelayanan Pajak LTO Large Tax Office KPP untuk Wajib Pajak besar 2 Gambir dan Bekasi, Padang, Denpasar, Banjarmasin, Bandung, Manado lewat kantor pos dan SPT PPh Pasal 2326, 42, 15 dan SSP pembayaran PPh masa 25 ke KPP LTO 2. Lapor akhir bulan hari kerja untuk SPT PPN 1111. a. Pelaporan dan Pembayaran PPh Jurnal yang telah dibuat oleh staff officer yaitu ledger PPh 21, 23, 26 dan PPh final direkon dengan jurnal yang telah dibuat oleh bagian akuntansi yaitu general ledger . Bukti potong yang telah di approve di VB kemudian direkon ledger PPh yang sudah sama dengan general ledger . Untuk bukti potong dengan nilai mata uang asing tanggal di VB commit to user harus disesuaikan dengan tanggal yang ada di ledger karena mempengaruhi atas kurs pajak yang digunakan. Bukti potong tersebut kemudian diurutkan dari nomor terkecil sampai yang terbesar. Ekspor data bukti potong csv comma delimeted di VB atas PPh pasal 21, 23, 26 dan PPh final di upload ke e -SPT. Apabila terdapat PPh pasal 15 data bukti potong langsung diinput manual ke e -SPT. CSV merupakan salah satu jenis bentuk penyampaian data dalam Microsoft Office seperti Microsoft Word atau Microsoft Excel . Untuk SPT PPh Pasal 21 SPT yang dibuat sebanyak 7 KPP yaitu KPP LTO gambir, Bekasi, Padang, Badung, Banjarmasin, Manado, Denpasar. Setelah SPT selesai dibuat dan nilai yang tercantum di SPT induk sama dengan yang ada di rekonsiliasi barulah SPT induk di print sebanyak 2 lembar dan dimintakan tandatangan kepada General Manager , print lampiran bukti potong, dan print bukti potong untuk PPh 21, PPh 26 dan PPh Final. Kemudian buat SSP Surat Setoran Pajak di Citibank E-Tax sesuai yang tercantum di masing-masing SSP yang diinput di e -SPT. Untuk SSP atas pembayaran PPN jasa luar negeri didapat dari list bukti potong PPh 26 nilai yang dibayar sebesar 10 dari nilai DPP, kemudian print SSP lembar ke-3. Masukkan semua data SSP ke dalam list pembayaran PPh tanggal 10 dan 15 setelah itu membuat form WFRF untuk pembayaran masing- masing tanggal pembayaran. WFRF yang sudah ditandatangani oleh Manager di kirim ke bagian treasury di Cempaka Putih, kemudian commit to user membuat RFP voucher atas pembayaran ke kas negara. Pada saat tanggal pembayaran atau H-1 sebelum pembayaran PPh, upload csv SSP yang didownload lewat program CITIBANK E-TAX ke http:asia.citibank.comindonesiacorporate. Pelaporan SPT dapat dilakukan antara tanggal 16-20 dengan mengambil soft copy di masing-masing SPT yaitu SPT 2326 dan 42 untuk disimpan di flashdisc . Sedangkan untuk SPT PPh 21 diambil di Cempaka Putih karena PPh 21 ditangani oleh PT Kalbe Farma yang ada di Cempaka Putih. Apabila SSP atas pembayaran tanggal 10 yang asli belum diterima maka dapat menggunakan print validasi pembayaran PPh yang dapat diambil lewat web citibank . b. Pelaporan dan Pembayaran PPN Sebelum data di ekpor antara rekapan pajak keluaran dengan general ledger direkon terlebih dahulu. Untuk persiapan pelaporan dan pembayaran PPN diambil report pajak keluaran, nota retur keluaran, pajak masukan impor, pajak masukan lokal, nota retur masukan, report sales ekspor, dan general ledger sales report . Masukkan semua data yang diambil ke list pembayaran PPN, untuk memasukkan data faktur ekspor data dari masing-masing ke VB. Untuk data csv nota retur keluaran angka dibelakang koma harus dibulatkan agar nilai dimasukkan bulat dan tidak ada angka dibelakang koma, misalnya di csv tertulis 3.5 maka 0.5 dihapus sehingga tertulis 3. commit to user Kemudian data dimasukkan ke e -SPT satu persatu dan langsung diposting untuk memudahkan pengecekkan nilai yang dimasukkan dengan nilai yang direkap pembayaran. Untuk faktur pajak yang tidak dapat dikreditkan diinput manual. Nilai yang tercantum di SPT induk harus sama dengan nilai yang tercantum di list pembayaran SPT PPN. Print induk SPT sebanyak 2 lembar dan dimintakan tandatangan kepada General Manager kemudian buat SSP senilai yang tercantum di SPT PPN dan print lembar ke-3. Kemudian membuat form WFRF untuk pembayaran PPN. WFRF yang sudah ditandatangani oleh Manager di kirim ke bagian treasury di Cempaka Putih, kemudian membuat RFP voucher atas pembayaran ke kas negara. Pada saat tanggal pembayaran atau H-1 sebelum pembayaran PPh upload csv SSP yang di download lewat program CITIBANK E-TAX ke http:asia.citibank.comindonesiacorporate. Pelaporan PPN dilakukan pada hari kerja terakhir pada akhir tiap bulan. Untuk persiapan pelaporan SPT PPN ambil data soft copy di SPT PPN 1111 dan disimpan di dalam flashdisc . Data yang dibawa ke KPP yaitu SPT 1111, SSP lembar ke 3, print validasi NTPN pembayaran PPN yang dapat diambil lewat web citibank . Berikut ini penulis gambarkan pelaporan dan penyampaian SPT PPh dan SPT PPN menggunakan aplikasi e -SPT: commit to user Gambar 1.2 Proses Penginputan Bukti Potong dan Faktur Pajak Gambar 1.3 Proses Pelaporan dan Pembayaran PPh Input Faktur Pajak Voucher Staff Officer Voucher 2 Mengecek Kembali Bag Akuntansi Ju P Admin Voucher Faktur Pajak Inputan FP Asli Di Stempel diberi tgl pengecekan Voucher 2 N Faktur Pajak Voucher Cek kebenaran kelengkapan voucher Membuat bukti Potong Bukti Potong Di approve staff officer Di terima dari divisi commit to user Staff Officer Gambar 1.4 Proses Pelaporan dan Pembayaran PPN Merekon antara GL dengan Jurnal PPh Direkon antara Jurnal PPh dan Bukti Potong Bukti Potong Dimasukkan ke List Pembayaran dan di Upload ke Citi Bank Membuat Voucher Voucher Bag Akuntansi Di tandatan General M Membuat WFRF WFRF Bag Treasury GL Dari Bag Akuntansi Bukti Potong Dari Admin Dilaporkan ke KPP SSP e-SPT e-SPT Di tandatangani General Manager Print Validasi SPT Induk Simpan di Flashdisc Print SPT Induk Jurnal PPh Di Upload ke e-SPT Jurnal PPh Print Bukti Potong 2 Bukti Potong 1 N Diberikan k Vendor commit to user Staff Officer Direkon antara GL dengan Jurnal PPN Direkon antara Jurnal PPh dan FP Inputan Rekapan Faktur Pajak Dimasukkan ke List Pembayaran dan di Upload ke Citi Bank Bukti Potong Dari Admin GL Dari Bag Akuntansi KPP SSP e-SPT e-SPT Di tandatangani General Manager Print Validasi SPT Induk Simpan di Flashdisc Print SPT Induk Jurnal PPN Di Upload ke e-SPT Jurnal PPN Membuat Voucher Voucher Bag Akuntansi Di tandatangani General Manager Membuat WFRF WFRF Bag Treasury commit to user Dengan adanya program aplikasi e-SPT ini PT Kalbe Farma lebih efisien dalam melaporkan PPh dan PPN. Manfaat yang diperoleh PT Kalbe Farma dari penggunaan aplikasi ini yaitu perusahaan tidak perlu menginput ulang faktur pajak yang setiap bulannya karena terdapat kurang lebih 5000 faktur pajak yang masuk. Dan juga tidak perlu menginput ulang bukti potong PPh yang setiap bulannya terdapat kurang lebih 2500 bukti potong karena dalam pelaporannya bisa langsung diimpor dari program. Perusahaan juga hemat kertas dan printer karena tidak mencetak data lampiran yang begitu banyak. Dalam melaporkan SPT cukup memberikan softcopy e-SPT yang disimpan di flashdisc . Prosedur penyampaian e-SPT menurut Direktorat Jenderal Pajak adalah sebagai berikut: 1. Wajib Pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer yang digunakan untuk keperluan administrasi perpajakannya 2. Wajib Pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data perpajakan yang akan dilaporkan, yaitu antara lain: a Data identitas Wajib Pajak Pemotong Pemungut dan identitas Wajib Pajak yang dipotong dipungut seperti NPWP, nama, alamat, kode pos, nama KPP, pejabat penandatangan, kota, format nomor bukti potong pungut, nomor awal bukti potong pungut, kode kurs mata uang yang digunakan commit to user b Bukti pemotongan pemungutan PPh c Faktur Pajak d Data perpajakan yang terkandung dalam SPT e Data Surat Setoran Pajak SSP, seperti masa pajak, tahun pajak, tanggal setor, NTPN, kode akun, dan jumlah pembayaran pajak 3. Wajib Pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem yang dimiliki Wajib Pajak ke dalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai sesuai dengan aplikasi e-SPT 4. Wajib Pajak mencetak Bukti Pemotongan Pemungutan dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong dipungut 5. Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT 6. Wajib Pajak menandatangani formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan aplikasi e-SPT 7. Wajib Pajak membentuk file data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media elektronik 8. Wajib Pajak menyampaikan e-SPT ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dengan cara: commit to user a Secara langsung atau melalui pos perusahaan jasa ekspedisi kurir dengan bukti pengiriman surat, dengan membawa atau mengirimkan formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan dalam bentuk elektronik serta dokumen lain yang wajib dilampirkan b Melalui e-Filing sesuai dengan ketentuan yang berlaku 9. Tanda bukti penyampaian SPT baik secara langsung atau e-Filing a Atas penyampaian e-SPT secara langsung diberikan tanda penerimaan surat dari TPT sedangkan penyampaian e-SPT melalui pos atau jasa ekspedisi kurir bukti pengiriman surat dianggap sebagai tanda terima SPT b Atas penyampaian melalui e-Filing diberikan bukti penerimaan elektronik Dari prosedur penyampaian e-SPT menurut Direktorat Jenderal Pajak dengan prosedur penyampaian e-SPT pada PT Kalbe Farma diatas maka dapat diketahui bahwa PT Kalbe Farma dalam menyampaikan SPT sudah sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor 6PJ2009 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik. commit to user 58 BAB III TEMUAN Berdasarkan data yang penulis analisa PT Kalbe Farma dalam penggunaan aplikasi e -SPT sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan pada penelitian ini, kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kelebihan