commit to user
B. Analisis Data dan Pembahasan
Pajak merupakan kewajiban yang harus dilaporkan oleh Wajib Pajak setiap masa pajak. Wajib Pajak dalam melaporkan besarnya pajak ke KPP
Kantor Pelayanan Pajak menggunakan Surat Pemberitahuan SPT, SPT sendiri terdiri dari 2 dua macam jenis yaitu SPT Konvensional SPT dalam
bentuk kertas dan SPT Elektronik
e
-SPT. SPT Konvensional merupakan alat untuk menyampaikan besarnya pajak secara manual menggunakan kertas
sedangkan
e
-SPT merupakan Surat Pemberitahuan SPT dalam bentuk program aplikasi yang merupakan fasilitas dari Direktorat Jenderal Pajak
kepada Wajib Pajak yang digunakan untuk merekam SPT beserta lampirannya, memelihara data SPT beserta lampirannya,
generate
data SPT digital, dan mencetak SPT dan dapat dilaporkan melalui media elektronik ke
Kantor Pelayanan Pajak. Aplikasi ini lebih efisien dibandingkan dengan SPT konvensional
dalam bentuk kertas karena aplikasi ini tidak menggunakan kertas. Aplikasi ini sangat membantu untuk meringankan pekerjaan wajib pajak, bahkan tidak
hanya Wajib Pajak saja yang mendapat keuntungan tetapi juga pegawai pajak juga untung dalam penggunaan
e
-SPT. Pegawai pajak fiskus tidak akan menyimpan SPT Konvensional dalam jumlah banyak sehingga formulir SPT
tidak akan bertumpuk-tumpuk. Terdapat beberapa perbedaan antara SPT Konvensional dengan
e
-SPT, berikut ini penulis sampaikan berbedaan SPT konvensional dengan
e
-SPT:
commit to user
Tabel 1.1 Perbedaan SPT Konvensional Dalam Bentuk Kertas
dengan SPT Elektronik
e
-SPT
Pembeda SPT Konvensional
e
-SPT
Penggunaan kertas
Banyak menggunakan kertas
Sedikit menggunakan kertas Pelaporan ke KPP Dilaporkan langsung ke
KPP Dapat dilaporkan melalui
internet atau
datang langsung ke KPP
Perekaman Identitas
Perusahaan dan
Perusahaan Identitas Lawan
Tidak dapat
merekam identitas perusahaan dan
identitas perusahaan lawan Dapat merekam identitas
perusahaan dan identitas perusahaan lawan
Keamanan Data Data yang direkam dapat
rusak karena kertas basah atau sobek
Data dapat direkam dengan aman
Kesalahan Pengisian SPT
Kemungkinan kesalahan
pengisian dan perekaman SPT cukup tinggi
Kemungkinan kesalahan
pengisian dan perekaman SPT rendah
Waktu Pengisian SPT
Pengisian formulir
memerlukan waktu yang cukup lama
Pengisian data
tidak memerlukan waktu yang
lama Kemungkinan
Data Hilang Kemungkinan besar lembar
SPT dapat terselip dan susah dicari
Jika terdapat penyampaian SPT yang missing hilang
dapat ditemukan
commit to user
1. Penggunaan Kertas
Jika dalam melaporkan pajak menggunakan SPT Konvensional SPT manual dalam bentuk kertas maka SPT induk maupun lampiran-lampirannya
berbentuk kertas, padahal setiap perusahaan mempunyai banyak transaksi setiap bulan maupun setiap tahunnya jadi dengan sendirinya lampiran-
lampiran yang ada di dalam SPT akan banyak sehingga akan menumpuk, sedangkan jika perusahaan menggunakan
e
-SPT hanya mencetak SPT induk sedangkan lampirannya berupa data yang dimasukkan ke dalam
flashdisc
atau
disket
sehingga perusahaan tidak akan repot dan akan lebih efisien dalam malaporkan pajaknya.
2. Pelaporan SPT ke KPP
Dalam melaporkan pajak, jika perusahaan menggunakan SPT Konvensional hanya dapat dilaporkan langsung ke KPP Kantor Pajak
Pratama akan tetapi jika menggunakan
e
-SPT perusahaan bisa melapor pajak langsung ke KPP Kantor Pajak Pratama atau bisa menggunakan fasilitas
e- Filing
yang telah disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak yaitu fasilitas pelaporan SPT secara elektronik melalui media internet, sehingga Wajib
Pajak orang pribadi dapat melaporkan pajak dengan efisien dari rumah atau tempatnya bekerja begitu juga dengan Wajib Pajak badan dapat melaporkan
pajak dengan efisien dari lokasi kantor usahanya.
commit to user
3. Perekaman Identitas Perusahaan dan Perusahaan Lawan
SPT Konvensional tidak dapat merekam data identitas perusahaan dan identitas perusahaan lawan karena datanya ditulis manual pada saat
pembuatan SPT, sedangkan untuk
e
-SPT dapat merekam data identitas perusahaan pada saat awal menginstal program
e
-SPT dan merekam identitas perusahaan lawan pada saat memasukan data sehingga jika menggunakan
program aplikasi lagi tidak usah mengetik identitas perusahaan maupun identitas perusahaan lawan.
4. Keamanan Data
Data yang direkam dengan SPT manual yang berbentuk formulir dapat rusak dikarenakan formulirnya sobek atau basah, sedangkan jika data direkam
menggunakan
e
-SPT maka data aman karena data disampaikan dengan menggunakan
disket
atau
flashdisc
atau
e-filing
sehingga data tidak akan rusak seperti sobek atau basah dan akan lebih efisien.
5. Kesalahan Pengisian SPT
Jika dalam melaporkan pajak menggunakan SPT Konvensional dalam kertas waktu mengetik identitas perusahaan, identitas perusahaan lawan, dan
nominal angka kemungkinan besar bisa terjadi kesalahan. Sedangkan jika menggunakan
e
-SPT kemungkinan terjadi kesalahan sedikit karena data sudah direkam dari awal sedangkan nominal angka yang direkam sesuai
dengan data yang dimasukkan dari awal karena besarnya pajak yang terutang akan secara otomatis dihitung sendiri.
commit to user
6. Waktu Pengisian SPT
Dalam mengisi SPT Konvensional dalam bentuk kertas memerlukan waktu yang lama karena mengisi data identitas perusahaan, menghitung
besarnya pajak yang terutang, mengisi besarnya nominal biaya atau pendapatan, sedangkan jika mengisi menggunakan
e
-SPT tidak memerlukan waktu yang lama karena data identitas perusahaan maupun identitas
perusahaan lawan sudah direkam jadi sudah tidak mengisi lagi. Dan dalam menghitung besarnya pajak yang terutang perusahaan sudah tidak
menghitung lagi karena program
e
-SPT secara otomatis sudah menghitung sendiri, sedangkan besarnya nominal angka dimasukkan saat terjadi transaksi.
Maka dari itu waktu pengisian
e
-SPT sangat efisien daripada SPT konvensional.
7. Kemungkinan Data Hilang
Dalam perusahaan terdapat banyak surat-surat dan dokumen-dokumen jika perusahaan menggunakan SPT konvensional kemungkinan dapat terjadi
formulir SPT terselip ke dalam dokumen-dokumen atau surat-surat sehingga perusahaaan akan kesulitan dalam mencarinya karena dokumen-dokumen
atau surat-surat dalam jumlah banyak, sedangkan jika perusahaan menggunakan
e
- SPT dan terjadi
missing
hilang atau lupa menaruh data maka akan dengan mudah dicari dengan menggunakan
item search
pada sistem komputer, sehingga data dapat ditemukan dan perusahaan tidak perlu
khawatir.
commit to user
Dari perbedaan antara SPT Konvensional dengan e-SPT diatas maka dapat diketahui bahwa aplikasi
e
-SPT lebih efisien, aman, mudah dalam melaporkan pajak. Maka dari itu PT kalbe Farma dalam menyampaikan
pajaknya menggunakan aplikasi
e
-SPT, PT Kalbe Farma merupakan Pengusaha Kena Pajak PKP tertentu yang oleh Direktorat Jenderal Pajak
wajib melaporkan pajak menggunakan aplikasi
e
-SPT. PT Kalbe Farma merupakan salah satu PKP tertentu yang wajib
melaporkan pajaknya menggunakan aplikasi
e
-SPT. Aplikasi
e
-SPT ini mulai digunakan oleh PT Kalbe Farma sejak tahun 2004. Setelah tahun 2004 PT
Kalbe Farma menggunakan
e
-SPT maka untuk tahun-tahun berikutnya PT Kalbe Farma tidak diperbolehkan menggunakan SPT Konvensional dalam
melaporkan pajak. Perusahaan yang penulis teliti berada di Cikarang Bekasi, perusahaan
disini tidak menangani transaksi penjualan barang dagangan obat melainkan hanya menangani transaksi pembelian dan pengeluaran biaya-biaya.
Transaksi mengenai penjualan barang dagangan ditangani oleh PT Kalbe Farma yang berada di Cempaka Putih Jakarta Pusat.
Proses pelaporan perpajakan ini dimulai dari transaksi pembelian, pemasaran produk, penggunaan jasa-jasa, misalnya jasa auditor. Dari
transaksi-transaksi yang terjadi akan dibuat
voucher
oleh bagian divisi yang telah melakukan transaksi. Misalnya di divisi pembelian telah terjadi
pembelian maka akan dibuat
voucher
mengenai pembelian atau di divisi
Human Resourse Department
telah memasang iklan maka akan dibuat
commit to user
voucher
. Setiap
voucher
terdiri dari
purchase order
, surat jalan,
invoice
, faktur pajak, faktur penjualan.
Voucher
sendiri terdiri atas beberapa jenis yaitu:
1 PO PM
Purchase Order Packing Material
PO PM merupakan
voucher
yang dibuat jika transaksi mengenai pembelian kemasan barang dagang obat.
2 PO RM
Purchase Order Raw Material
PO RM merupakan
voucher
yang dibuat jika transaksi mengenai pembelian bahan baku barang dagang obat.
3 PO GI
Purchase Order General Item
PO GI merupakan
voucher
yang dibuat jika transaksi mengenai pengeluaran atau biaya yang bersifat umum biaya jasa konstruksi,
pembelian peralatan kantor, biaya untuk perawatan mesin dan lain-lain. 4
Voucher Impor
Voucher impor
merupakan
voucher
yang dibuat jika transaksi mengenai pembelian dari luar negeri.
5
Non
-PO
Non Purchase Order Non
-PO merupakan
voucher
yang dibuat jika transaksi mengenai pengeluaran atau biaya tanpa harus memesan terlebih dahulu.
Transaksi-transaksi tersebut akan masuk ke bagian
Tax
terlebih dahulu setelah itu baru masuk ke bagian
Finance Accounting
. Di bagian
Tax voucher-voucher
tersebut akan diterima oleh
admin
untuk diverifikasi terkait
commit to user
kebenaran data, kelengkapan dokumen, kebenaran
account
, perlakuan perpajakan tentang pengenaan PPN Pemotongan PPH. Jika terdapat
voucher
yang kurang lengkap atau salah dalam perlakuan perpajakan maka
voucher
tersebut dikembalikan ke divisi yang telah mengirim
voucher
tersebut untuk dilengkapi atau dibenarkan. Jika sudah sesuai dan benar maka dibuatkan bukti potong jika ada bukti potong dan jika terdapat pengembalian
barang
retur
pembelian maka oleh
admin
dibuatkan nota
retur
masukan lalu faktur pajak yang asli di dalam
voucher
tersebut akan diambil. Setelah itu diberi stempel faktur pajak telah diambil dan diberi stempel tanggal
pengecekan. Setelah
voucher
dicek oleh
admin voucher
tersebut diserahkan ke
staff officer
untuk diverifikasi kembali hal ini bertujuan untuk mengantisipasi jika ada kesalahan yang terlewatkan saat
admin
mengecek
voucher
. Setelah diverifikasi dibuat jurnal jika terdapat
voucher
yang tidak dipotong pajak misalnya dalam pembelian barang penjual belum merupakan PKP Pengusaha
Kena Pajak maka
voucher
langsung diserahkan ke bagian akuntansi untuk dibukukan.
Faktur pajak yang telah diambil tersebut diurutkan bedasarkan NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak yang terkecil ke terbesar, jika terdapat
vendor
yang fakturnya lebih dari maka faktur diurutkan sesuai dengan nomor faktur pajak yang diurutkan dari nomor terkecil ke terbesar kemudian diinput ke
data entry
. Untuk bukti potong yang telah dibuat
admin
diverifikasi ulang oleh
staff officer
untuk kemudian di
approve
, sebelum
mengapprove
bukti
commit to user
potong diverikasi kebenarannya agar bukti potong yang di
approve
di VB Visual Basic tidak terjadi kesalahan. VB merupakan salah satu program
yang dipakai PT Kalbe Farma untuk penginputan dan pembuatan bukti potong PPh yang telah dipotong PT Kalbe Farma kepada
vendor
, dan juga penginputan faktur pajak PPN masukan Kalbe Farma yang diterima PT Kalbe
Farma dari
vendor
. Menurut Herlina 2010 pembayaran PPh di PT Kalbe Farma yaitu
pembayaran pada tanggal 10 untuk SPT PPh pasal 21, 2326, 42, dan 15 jika ada, pembayaran pada tanggal 15 untuk PPh Masa 25 badan dan PPN
Jasa Luar Negeri, pembayaran tanggal H-1 akhir bulan hari kerja untuk SPT PPN 1111, sedangkan pelaporan pajak di PT Kalbe Farma yaitu lapor pada
tanggal 16-20 untuk SPT PPh Pasal 21 ke KPP Kantor Pelayanan Pajak LTO
Large Tax Office
KPP untuk Wajib Pajak besar 2 Gambir dan Bekasi, Padang, Denpasar, Banjarmasin, Bandung, Manado lewat kantor pos dan
SPT PPh Pasal 2326, 42, 15 dan SSP pembayaran PPh masa 25 ke KPP LTO 2. Lapor akhir bulan hari kerja untuk SPT PPN 1111.
a. Pelaporan dan Pembayaran PPh
Jurnal yang telah dibuat oleh
staff officer
yaitu
ledger
PPh 21, 23, 26 dan PPh final direkon dengan jurnal yang telah dibuat oleh bagian
akuntansi yaitu
general ledger
. Bukti potong yang telah di
approve
di VB kemudian direkon
ledger
PPh yang sudah sama dengan
general ledger
. Untuk bukti potong dengan nilai mata uang asing tanggal di VB
commit to user
harus disesuaikan dengan tanggal yang ada di
ledger
karena mempengaruhi atas kurs pajak yang digunakan. Bukti potong tersebut
kemudian diurutkan dari nomor terkecil sampai yang terbesar. Ekspor data bukti potong csv
comma delimeted
di VB atas PPh pasal 21, 23, 26 dan PPh final di
upload
ke
e
-SPT. Apabila terdapat PPh pasal 15 data bukti potong langsung diinput manual ke
e
-SPT. CSV merupakan salah satu jenis bentuk penyampaian data dalam
Microsoft Office
seperti
Microsoft Word
atau
Microsoft Excel
. Untuk SPT PPh Pasal 21 SPT yang dibuat sebanyak 7 KPP yaitu
KPP LTO gambir, Bekasi, Padang, Badung, Banjarmasin, Manado, Denpasar. Setelah SPT selesai dibuat dan nilai yang tercantum di SPT
induk sama dengan yang ada di
rekonsiliasi
barulah SPT induk di print sebanyak 2 lembar dan dimintakan tandatangan kepada
General Manager
, print lampiran bukti potong, dan print bukti potong untuk PPh 21, PPh 26 dan PPh Final. Kemudian buat SSP Surat Setoran Pajak di
Citibank E-Tax
sesuai yang tercantum di masing-masing SSP yang diinput di
e
-SPT. Untuk SSP atas pembayaran PPN jasa luar negeri didapat dari
list
bukti potong PPh 26 nilai yang dibayar sebesar 10 dari nilai DPP, kemudian print SSP lembar ke-3.
Masukkan semua data SSP ke dalam
list
pembayaran PPh tanggal 10 dan 15 setelah itu membuat form WFRF untuk pembayaran masing-
masing tanggal pembayaran. WFRF yang sudah ditandatangani oleh
Manager
di kirim ke bagian
treasury
di Cempaka Putih, kemudian
commit to user
membuat RFP
voucher
atas pembayaran ke kas negara. Pada saat tanggal pembayaran atau H-1 sebelum pembayaran PPh,
upload
csv SSP yang
didownload lewat
program
CITIBANK E-TAX
ke
http:asia.citibank.comindonesiacorporate.
Pelaporan SPT dapat dilakukan antara tanggal 16-20 dengan mengambil
soft copy
di masing-masing SPT yaitu SPT 2326 dan 42 untuk disimpan di
flashdisc
. Sedangkan untuk SPT PPh 21 diambil di Cempaka Putih karena PPh 21 ditangani oleh PT Kalbe Farma yang ada
di Cempaka Putih. Apabila SSP atas pembayaran tanggal 10 yang asli belum diterima maka dapat menggunakan
print validasi
pembayaran PPh yang dapat diambil lewat web
citibank
. b.
Pelaporan dan Pembayaran PPN Sebelum data di ekpor antara rekapan pajak keluaran dengan
general ledger
direkon terlebih dahulu. Untuk persiapan pelaporan dan pembayaran PPN diambil report pajak keluaran, nota
retur
keluaran, pajak masukan impor, pajak masukan lokal, nota
retur
masukan,
report sales
ekspor, dan
general ledger sales report
. Masukkan semua data yang diambil ke
list
pembayaran PPN, untuk memasukkan data faktur ekspor data dari masing-masing ke VB. Untuk data csv nota
retur
keluaran angka dibelakang koma harus dibulatkan agar nilai dimasukkan bulat dan tidak ada angka dibelakang koma, misalnya di csv tertulis 3.5
maka 0.5 dihapus sehingga tertulis 3.
commit to user
Kemudian data dimasukkan ke
e
-SPT satu persatu dan langsung diposting untuk memudahkan pengecekkan nilai yang dimasukkan
dengan nilai yang direkap pembayaran. Untuk faktur pajak yang tidak dapat dikreditkan diinput manual. Nilai yang tercantum di SPT induk
harus sama dengan nilai yang tercantum di
list
pembayaran SPT PPN.
Print
induk SPT sebanyak 2 lembar dan dimintakan tandatangan kepada General Manager kemudian buat SSP senilai yang tercantum di SPT PPN
dan
print
lembar ke-3. Kemudian membuat
form
WFRF untuk pembayaran PPN. WFRF yang sudah ditandatangani oleh
Manager
di kirim ke bagian
treasury
di Cempaka Putih, kemudian membuat RFP
voucher
atas pembayaran ke kas negara. Pada saat tanggal pembayaran atau H-1 sebelum pembayaran
PPh
upload
csv SSP yang di
download
lewat program
CITIBANK E-TAX
ke http:asia.citibank.comindonesiacorporate. Pelaporan PPN dilakukan pada hari kerja terakhir pada akhir tiap
bulan. Untuk persiapan pelaporan SPT PPN ambil data
soft copy
di SPT PPN 1111 dan disimpan di dalam
flashdisc
. Data yang dibawa ke KPP yaitu SPT 1111, SSP lembar ke 3,
print validasi
NTPN pembayaran PPN yang dapat diambil lewat
web citibank
. Berikut ini penulis gambarkan pelaporan dan penyampaian SPT PPh dan SPT PPN menggunakan
aplikasi
e
-SPT:
commit to user
Gambar 1.2 Proses Penginputan Bukti Potong dan Faktur Pajak
Gambar 1.3 Proses Pelaporan dan Pembayaran PPh
Input Faktur Pajak
Voucher Staff Officer
Voucher 2
Mengecek Kembali
Bag Akuntansi Ju
P
Admin
Voucher
Faktur Pajak Inputan
FP Asli
Di Stempel diberi tgl
pengecekan
Voucher
2
N Faktur
Pajak Voucher
Cek kebenaran kelengkapan
voucher
Membuat bukti Potong
Bukti Potong
Di approve staff officer
Di terima dari divisi
commit to user
Staff Officer
Gambar 1.4 Proses Pelaporan dan Pembayaran PPN
Merekon antara GL dengan Jurnal PPh
Direkon antara Jurnal PPh dan Bukti Potong
Bukti Potong
Dimasukkan ke List Pembayaran dan di
Upload ke Citi Bank
Membuat Voucher
Voucher
Bag
Akuntansi
Di tandatan General M
Membuat WFRF
WFRF
Bag Treasury
GL
Dari Bag Akuntansi
Bukti Potong
Dari Admin
Dilaporkan ke KPP
SSP
e-SPT
e-SPT
Di tandatangani General Manager
Print Validasi SPT Induk
Simpan di Flashdisc
Print SPT Induk
Jurnal PPh
Di Upload ke e-SPT
Jurnal PPh
Print Bukti Potong
2
Bukti Potong
1
N
Diberikan k Vendor
commit to user
Staff Officer
Direkon antara GL dengan Jurnal PPN
Direkon antara Jurnal PPh dan FP Inputan
Rekapan Faktur Pajak
Dimasukkan ke List Pembayaran dan di
Upload ke Citi Bank
Bukti Potong
Dari Admin
GL
Dari Bag Akuntansi
KPP
SSP
e-SPT
e-SPT
Di tandatangani General Manager
Print Validasi SPT Induk
Simpan di Flashdisc
Print SPT Induk
Jurnal PPN
Di Upload ke e-SPT
Jurnal PPN
Membuat Voucher
Voucher
Bag
Akuntansi
Di tandatangani General Manager
Membuat WFRF
WFRF
Bag Treasury
commit to user
Dengan adanya program aplikasi e-SPT ini PT Kalbe Farma lebih efisien dalam melaporkan PPh dan PPN. Manfaat yang diperoleh PT
Kalbe Farma dari penggunaan aplikasi ini yaitu perusahaan tidak perlu menginput ulang faktur pajak yang setiap bulannya karena terdapat
kurang lebih 5000 faktur pajak yang masuk. Dan juga tidak perlu menginput ulang bukti potong PPh yang setiap bulannya terdapat kurang
lebih 2500 bukti potong karena dalam pelaporannya bisa langsung diimpor dari program. Perusahaan juga hemat kertas dan printer karena
tidak mencetak data lampiran yang begitu banyak. Dalam melaporkan SPT cukup memberikan
softcopy
e-SPT yang disimpan di
flashdisc
. Prosedur penyampaian e-SPT menurut Direktorat Jenderal Pajak
adalah sebagai berikut: 1.
Wajib Pajak melakukan instalasi aplikasi e-SPT pada sistem komputer
yang digunakan
untuk keperluan
administrasi perpajakannya
2. Wajib Pajak menggunakan aplikasi e-SPT untuk merekam data-data
perpajakan yang akan dilaporkan, yaitu antara lain: a
Data identitas Wajib Pajak Pemotong Pemungut dan identitas Wajib Pajak yang dipotong dipungut seperti NPWP, nama,
alamat, kode pos, nama KPP, pejabat penandatangan, kota, format nomor bukti potong pungut, nomor awal bukti potong
pungut, kode kurs mata uang yang digunakan
commit to user
b Bukti pemotongan pemungutan PPh
c Faktur Pajak
d Data perpajakan yang terkandung dalam SPT
e Data Surat Setoran Pajak SSP, seperti masa pajak, tahun pajak,
tanggal setor, NTPN, kode akun, dan jumlah pembayaran pajak 3.
Wajib Pajak yang telah memiliki sistem administrasi keuangan perpajakan sendiri dapat melakukan proses impor data dari sistem
yang dimiliki Wajib Pajak ke dalam aplikasi e-SPT dengan mengacu kepada format data yang sesuai sesuai dengan aplikasi e-SPT
4. Wajib Pajak mencetak Bukti Pemotongan Pemungutan dengan
menggunakan aplikasi e-SPT dan menyampaikannya kepada pihak yang dipotong dipungut
5. Wajib Pajak mencetak formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT
Tahunan PPh menggunakan aplikasi e-SPT 6.
Wajib Pajak menandatangani formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT Masa PPN dan atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan
aplikasi e-SPT 7.
Wajib Pajak membentuk
file
data SPT dengan menggunakan aplikasi e-SPT dan disimpan dalam media elektronik
8. Wajib Pajak menyampaikan e-SPT ke KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar dengan cara:
commit to user
a Secara langsung atau melalui pos perusahaan jasa ekspedisi
kurir dengan bukti pengiriman surat, dengan membawa atau mengirimkan formulir Induk SPT Masa PPh dan atau SPT
Masa PPN dan atau SPT Tahunan PPh hasil cetakan e-SPT yang telah ditandatangani dan file data SPT yang tersimpan
dalam bentuk elektronik serta dokumen lain yang wajib dilampirkan
b Melalui
e-Filing
sesuai dengan ketentuan yang berlaku 9.
Tanda bukti penyampaian SPT baik secara langsung atau e-Filing a
Atas penyampaian e-SPT secara langsung diberikan tanda penerimaan surat dari TPT sedangkan penyampaian e-SPT
melalui pos atau jasa ekspedisi kurir bukti pengiriman surat dianggap sebagai tanda terima SPT
b Atas penyampaian melalui
e-Filing
diberikan bukti penerimaan elektronik
Dari prosedur penyampaian e-SPT menurut Direktorat Jenderal Pajak dengan prosedur penyampaian e-SPT pada PT Kalbe Farma diatas
maka dapat diketahui bahwa PT Kalbe Farma dalam menyampaikan SPT sudah sesuai dengan peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor
6PJ2009 tentang Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan dalam Bentuk Elektronik.
commit to user
58
BAB III TEMUAN
Berdasarkan data yang penulis analisa PT Kalbe Farma dalam penggunaan aplikasi
e
-SPT sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terdapat kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan pada penelitian ini,
kelebihan dan kelemahan tersebut adalah sebagai berikut:
A. Kelebihan