Latar Belakang Florentina Charisma Meliana Dewi Untari F3409034

commit to user

B. Latar Belakang

Pajak merupakan pendapatan negara yang terbesar yang digunakan untuk pembangunan di dalam negara dan membiayai pengeluaran negara. Maka dari itu wajib pajak dituntut untuk membayar pajak. Akan tetapi permasalahan perpajakan merupakan fenomena yang selalu hidup dan berkembang dalam kehidupan masyarakat seiring dengan perkembangan dan perubahan sosial ekonomi, seperti masih banyak para wajib pajak yang masih lalai terhadap pajak dan tidak menjalankan kewajibannya sebagai wajib pajak. Pajak sendiri terdiri atas bermacam-macam jenis, diantaranya yaitu pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai. Pajak penghasilan merupakan pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak atau dapat pula dikenakan atas penghasilan dalam bagian tahun pajak. Dilihat dari segi penerimaan, Pajak Penghasilan dapat membantu negara dalam membiayai pengeluaran, namun tidak semua orang dapat dikenakan PPh. Pajak Penghasilan hanya dapat dikenakan kepada orang pribadi atau badan yang telah berpenghasilan di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP. Pajak Pertambahan Nilai PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas pembelian atau penggunaan barang kena pajak atau jasa kena pajak dari pengusahan kena pajak. Oleh karena itu Pajak Pertambahan Nilai dapat dilimpahkan kepada orang lain sehingga memungkinkan semua orang dapat dikenakan PPN. Dan juga seperti yang commit to user kita ketahui bahwa hampir seluruh barang-barang kebutuhan hidup rakyat Indonesia merupakan hasil produksi yang terkena PPN. Dengan kata lain, hampir semua transaksi di bidang perdagangan, industri dan jasa yang termasuk dalam golongan Barang Kena Pajak dan atau Jasa Kena Pajak pada prinsipnya terkena PPN. Oleh karena itu walaupun seseorang belum memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP namun ia tetap terkena PPN namun dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak sebagai pihak yang berhak memungut PPN yang nantinya PPN yang dipungut tersebut akan disetorkan ke kas Negara. Dalam menyetorkan pajak ke kas Negara Wajib Pajak terlebih dahulu harus menyampaikan Surat Pemberitahuan untuk melaporkan besarnya pajak ke Kantor Pelayanan Pajak KPP yang sudah ditunjuk. Barulah Wajib Pajak menyetorkan besarnya pajaknya ke bank persepsi yang sudah ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pajak kemudian Wajib Pajak membuat Surat Setoran Pajak SSP untuk disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak. Surat pemberitahuan sendiri terdiri atas 2 dua macam, yaitu Surat Pemberitahuan SPT Konvensional dan Surat Pemberitahuan elektronik e - SPT. SPT Konvensional adalah SPT yang digunakan untuk menyampaikan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak dalam bentuk formulir kertas. e -SPT adalah SPT yang digunakan untuk menyampaikan besarnya pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak dalam bentuk soft copy yang disimpan dalam flashdisc disket . commit to user Aplikasi e -SPT ini dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pajak karena kemajuan teknologi dan informasi yang sudah berkembang dapat memberikan fasilitas yang mudah dan praktis dengan sebuah sistem yang dikemas secara komputerisasi. Direktorat Jendral Pajak mewajibkan agar Pengusaha Kena Pajak PKP tertentu dalam melaporkan Surat Pemberitahuan menggunakan e -SPT dengan tujuan mempermudah wajib pajak dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan. Perusahaan yang penulis teliti yaitu PT Kalbe Farma merupakan salah satu Pengusaha Kena Pajak PKP tertentu yang oleh Direktorat Jenderal Pajak diwajibkan untuk melaporkan pajaknya menggunakan e -SPT. Maka dari itu penulis memilih judul “APLIKASI ELEKTRONIK SURAT PEMBERITAHUAN e -SPT DI PT KALBE FARMA”.

C. Rumusan Masalah