Pajak Penghasilan Pasal 21 Analisis penerimaan pajak penghasilan pasal 21 di kantor pelayanan pajak pratama Surakarta tahun 2007-2009 110

8 3. With Holding System With Holding System merupakan suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Cirri-cirinya adalah wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus, dan Wajib Pajak.

D. Pajak Penghasilan Pasal 21

1. Dasar Pengenaan Pajak Dasar hukum PPh pasal 21 yang baru adalah Undang-Undang Nomor 36 tahun 2008 merupakan perubahan dari UU No 17 tahun 2000. 2. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 Ketentuan Pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan mengatur tentang pembayaran pajak dalam tahun berjalan melalui pemotongan pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan. 3. Wajib Pajak PPh Pasal 21 Penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: a. Pejabat Negara b. Pegawai Negeri Sipil c. Pegawai d. Pegawai Tetap e. Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri f. Tenaga Lepas g. Penerima Pensiun 9 h. Penerima Honorarium i. Penerima Upah 4. Tidak Termasuk Wajib Pajak PPh Pasal 21 Yang tidak termasuk penerima penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau pejabat lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat bukan Warga Negara Indonesia dan di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbale balik. b. Pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana dimaksud dalam keputusan M enteri Keuangan Nomor 574KM K.042000 tentang Organisasi Internasional, dan Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional yang tidak termasuk sebagai subjek pajak penghasilan yang telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan M enteri Keuangan Nomor 601KM K.032005 dengan syarat bukan warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. 5. Objek Pajak PPh Pasal 21 Penghasilan yang dikenakan pemotongan PPh Pasal 21 adalah: a. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai atau penerima pensiun secara teratur berupa gaji, uang pensiun bulanan, upah, honorarium termasuk honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan 10 pengawas, premi bulanan, uang lembur, uang sokongan, uang tunggu, uang ganti rugi, tunjangan istri, tunjangan anak, tunjangan kemahalan, tunjangan jabatan, tunjangan khusus, tunjangan transport, tunjangan pajak, tunjangan iuran pensiun, tunjangan pendidikan anak, beasiswa, premi asuransi yang dibayar oleh pemberi kerja, dan penghasilan teratur lainnya dengan nama apapun. b. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai, penerima pension atau mantan pegawai secara tidak teratur berupa jasa produksi, tantiem, gratifikasi, tunjangan cuti, tunjangan hari raya, tunjangan tahun baru, bonus, p remi tahunan, dan penghasilan sejenis lainnya yang sifatnya tidak tetap dan biasanya dibayarkan sekali dalam setahun. c. Upah harian, upah mingguan, upah satuan, dan upah borongan yang diterima atau diperoleh pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, serta uang saku harian atau mingguan yang diterima peserta pendidikan pelatihan atau permagangan yang merupakan calon pegawai. d. Uang tebusan pension, uang Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua, uang pesangon, dan pembayaran lain sejenis sehuubungan dengan pemutusan hubungan kerja. e. Honorarium uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, bea siswa, dan pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan Wajib Pajak dalam negeri, terdiri dari: 11 1 Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris. 2 Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, crew film, foto model, peragawanperagawati, pemain drama, penari, pelukis, dan seniman lainnya. 3 Olahragawan. 4 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator. 5 Pengarang, peneliti, dan penerjemah. 6 Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik, komputer dan sistem aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial. 7 Agen iklan. 8 Pengawas, pengelola proyek, anggota, dan pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan, dan peserta sidang atau rapat. 9 Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan. 10 Peserta perlombaan. 11 Petugas penjaja barang dagangan. 12 Petugas dinas luar asuransi. 13 Peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan bukan pegawai atau bukan sebagai calon pegawai. 14 Distributor perusahaan multilevel mar keting atau dir ect selling dan kegiatan sejenis lainnya. 12 f. Gaji, gaji kehormatan, tunjangan-tunjangan lain yang terkait dengan gaji dan honorarium atai imbalan lain yang bersifat tidak tetap yang diterima oleh Pejabat Negara dan PNS. g. Uang pensiun dan tunjangan-tunjangan lain yang sifatnya terkait dengan uang pensiun yang diterima oleh pensiunan termasuk janda atau duda dan atau anak-anaknya. h. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan lainnya dengan nama apapun yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak selain pemerintah, atau Wajib Pajak yang dikenakan PPh yang bersifat final dan yang dikenakan PPh berdasarkan norma penghitungan khusus. 6. Penghasilan yang Dikecualikan dari Pengenaan PPh Pasal 21 Yang tidak termasuk dalam pengertian penghasilan yang dipotong PPh Pasal 21 adalah: a. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa. b. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau pemerintah kecuali yang diberikan Wjib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus. c. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan M enteri Keuangan dan iuran Jaminan Hari Tua kepada badan penyelenggara Jamsostek yang dibayarkan oleh pemberi kerja. 13 d. Zakat yang diterima oleh pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah. 7. Tarif Pajak a. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh diterapkan atas Penghasilan Kena Pajak dari: 1 Pegawai tetap. 2 Penerima pensiun yang dibayarkan secara bulanan. 3 Pegawai tidak tetap, pemagang, dan calon pegawai yang dibayarkan secara bulanan. 4 Distributor perusahaan multilevel mar keting atau dir ect selling dan kegiatan sejenis lainnya. b. Tarif berdasarkan pasal 17 UU PPh diterapakan atas penghasilan bruto berupa: 1 Honorarium, uang saku, hadiah atau penghargaan dengan nama dan dalam bentuk apapun, komisi, beasiswa, dan pembayaran lain dengan nama sebagai imbalan atas jasa atau kegiatan yang jumlahnya dihitung tidak atas dasar banyaknya hari yang diperlukan untuk menyelesaikan jasa atau kegiatan yang diberikan yang diterima atau diperoleh dalam satu bulan takwim. 2 Honorarium yang diterima atau diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak merengkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang selama satu tahun takwim. PPh pasal 21 = Penghasilan Kena Pajak x tarif pasal 17 UU PPh 14 3 Jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus yang diterima atau diperoleh mantan pegawai selama satu tahun takwim. 4 Penarikan dana pada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh M enteri Keuangan oleh peserta program pension sebelum memasuki masa pension yang diterima atau diperoleh selama satu tahun takwin. c. Tarif pasal 17 UU PPh diterapkan atas perkiraan penghasilan neto yang dibayarkan atau terutang kepada tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris. Besarnya perkiraan penghasilan neto adalah 50 dari penghasilan bruto berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama dan dalam bentuk apapun. d. Tarif sebesar 5 diterapkan atas upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian yang jumlahnya melebihi Rp 110.000,00 sehari tetapi tidak melebihi Rp 1.100.000,00 dalam satu bulan takwin dan atau tidak dibayarkan secara bulanan. PPh pasal 21 = Penghasilan Bruto x tarif pasal 17 UU PPh PPh pasal 21 = Penghasilan Bruto x 50 x tarif pasal 17 UU PPh PPh pasal 21 sehari = Penghasilan Bruto Sehari – Rp 150.000 x 5 15 8. Pemotong Pajak PPh Pasal 21 Berikut ini termasuk pemotong pajak PPh pasal 21 adalah: a. Pemberi kerja terdiri dari orang pribadi dan badan, baik merupakan induk maupun cabang, perwakilan atau unit, bentuk usaha tetap, yang membayar gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukan oleh pegawai atau bukan pegawai. Pemberi kerja yang dimaksud termasuk juga badan dan organisasi internasional yang tudak dikecualikan sebagai Pemotong Pajak berdasarkan Keputusan M enteri Keuangan. b. Bendaharawan Pemerintah yang membayarkan gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan. Termasuk bendaharawan pemerintah adalah bendaharawan pada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga Negara lainnya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri. c. Dana pensiun, PT Taspen, PT Jamsostek, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja lainnya, serta badan-badan lain yang membayar uang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Jaminan Hari Tua. d. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang , membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa, termasuk jasa tenaga ahli dengan status Wajib Pajak dalam negeri yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan atas namanya sendiri, bukan atas nama persekutuannya. 16 e. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap yang membayar honorarium atau pembayaran lain sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa yang dilakukan oleh orang pribadi dengan status Wajib Pajak Luar Negeri. f. Yayasan termasuk yayasan yang bergerak di bidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian, olah raga, kebudayaan, lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi massa, organisasi social politik, dan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala bidang kegiatan sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi. g. Perusahaan, badan, dan bentuk usaha tetap, yang membayarkan honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan. h. Penyelenggaraan kegiatan termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi internasional, perkumpulan, orang pribadi, serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun kepada Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri berkenan dengan suatu kegiatan. 17 9. Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP Tabel II.1 Tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak PTKP NO JENIS PTKP Lama PTKP Baru 1. 2. 3. 4. Wajib Pajak orang pribadi Wajib Pajak yang kawin Tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan suami Tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 tiga orang untuk setiap keluarga. 13.200.000 1.200.000 13.200.000 1.200.000 15.840.000 1.320.000 15.840.000 1.320.000 Sumber: M ardiasmo 2008 10. Tarif Penghasilan Kena Pajak Tabel II.2 Tarif PKP Wajib Pajak Orang Pribadi Tarif Lama Tarif Baru Lapisan PKP Tarif Lapisan PKP Tarif Sampai dengan 25.000.000 Di atas 25.000.000 sd 50.000.000 Di atas 50.000.000 sd 100.000.000 Di atas 100.000.000 sd 200.000.000 Di atas 200.000.000 5 10 15 25 35 Sampai dengan 50.000.000 Di atas 50.000.000 sd 250.000.000 Di atas 250.000.000 sd 500.000.000 Di atas 500.000.000 5 15 25 30 Sumber: M ardiasmo 2008 18 11. Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun Tabel II.3 Biaya Jabatan dan Biaya Pensiun Jenis Biaya Biaya Lama Biaya Baru Biaya Jabatan 5 dari penghasilan bruto maksimal 108.000 per bulan atau 1296.000 setahun 5 dari penghasilan bruto maksimal 500.000 per bulan atau 6.000.000 setahun Biaya Pensiun 5 dari penghasilan bruto maksimal 36.000 sebulan atau 432.000 setahun 5 dari penghasilan bruto maksimal 200.000 sebulan atau 2.400.000 setahun Sumber: M ardiasmo 2008 19 BAB III PEMBAHAS AN

A. Gambaran Objek Penelitian