Latar Belakang Masalah Karya Tulis Ilmiah untuk Guru SMP SMA SMK.rar

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekarang ini, zaman semakin sulit, karena banyak kebutuhan pokok yang semakin meningkat yang tidak diimbangi dengan banyaknya lapangan pekerjaan serta pendapatan masyarakat yang tidak kunjung meningkat, secepat meningkatnya harga kebutuhan pokok. Hal ini membuat masyarakat, memikirkan dengan gajih yang tetap dari tahun pertahun dapat memenuhi kebutuhan dengan harga yang meningkat setiaap tahunnya. Apalagi kebutuhan masyarakat terhadap minyak Bensin. Kebutuhan akan minyak bensin tidak bisa lepas dari kehidupan manusia yang sejatinya bisa dikatakan sebagai kebutuhan pokok. Inilah yang menjadi masalahnya, seperti yang kita ketahui harga minyak setiap tahunnya selalu meningkat. Dengan selalu meningkatnya harga minyak, masyarakat semakin bingung bagaimana mereka bisa memenuhi kebutuhan akan minyak bensin agar lebih hemat dalam menggunakannya, ditambahnya banyaknya penduduk. Otomatis kebutuhan minyak akan semakin meningkat. Dengan semakin bertambahnya kebutuhan akan minyak, para produsen minyak akan semakin meningkatkan harganya, karena mengingat semakin terbatasnya sumber daya alam sebagai bahan pembuat minyak bensin. Kita mengenal rumput laut hanya sebagai bahan makanan pembuat agar- agar dan bahan kosmetik. Jarang diantara kita yang mengetahui bahwa rumput laut juga merupakan salah satu sumber energi alternatif, yaitu sebagai bahan baku biofuel. Mengingat kian tingginya ketergantungan pada energi fosil yang akan membuat cadangan sumber energi fosil tersebut makin menipis, maka diperlukan pengembangan jenis-jenis energi altenatif termasuk pengembangan energi dengan bahan baku rumput laut. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan garis pantai yang panjang serta iklim hangat sepanjang tahun memiliki potensi ketersediaan rumput laut yang besar sebagai bahan baku pembuatan bioenergi. Selama ini kita menganggap bahwa sumber biofuel hanya terdapat di daratan. Namun melihat perkembangan naiknya harga bahan pangan akibat efek dari pengembangan biofuel alangkah baiknya untuk melirik lautan sebagai sumber biofuel, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari perairan., kita bisa menjadikan perairan menjadi ”tambang” biofuel . Rumput laut merupakan tanaman bebas yang tidak dimanfaatkan sebagai pangan, dan belum dimanfaatkan untuk apapun, sehingga mengubahnya menjadi energi alternatif akan sangat menguntungkan dari semua aspek. Pemanfaatan rumput laut sebagai bahan baku biodiesel akan lebih kompetitif dibandingkan sumber daya hayati lainnya, seperti singkong, kelapa sawit, tebu, jagung, dan lainnya. Dari hasil penelitian membuktikan bahwa dalam 1 ha lahan, mikro alga dapat menghasilkan 58.700 liter minyak pertahunnya, atau jauh lebih besar dibandingkan jagung yang hanya 172 litertahun dan kelapa sawit yang hanya 5.900 litertahun. Selain itu juga, pemanfaatan rumput laut sebagai bahan bakar nabati tidak akan mengganggu peruntukan lahan daratan. Berbeda dengan pengembangan kelapa sawit, singkong, atau jagung yang penanamannya membutuhkan lahan darat yang luas. Untuk memproduksi minyak atau bahan bakar dari rumput laut, tidak perlu proses penggilingan untuk mengambil minyaknya. Minyak rumput laut bisa langsung diekstrak dengan bantuan zat pelarut, enzim, pemerasan, ekstraksi CO2, ekstraksi ultrasonik, dan osmotic shock. Produktivitas rumput laut ini dalam menghasilkan biodiesel bisa tinggi karena beberapa faktor. Rumput laut efektif dalam mengubah nutrisi dan karbon dioksida dari air dengan bantuan sinar matahari sehingga menjadi energi. Dan prosesnya berlangsung sederhana, cepat, dan murah. Rumput laut mampu hidup di air laut dan air tawar, sehingga budidaya tanaman ini dapat dilakukan secara terbuka dan ekstensif di perairan laut yang dikelilingi karang, danau, kolam, dan kanal. Sehingga mampu membantu masyarakat terutama masyarakat pesisir untuk meningkatkan perekonomiannya. Rumput laut merupakan masa depan pengganti BBM yang potensial. Negeri ini dengan perairan tropisnya yang luas berpotensi memproduksi BBM dari rumput laut. Seperti yang kita ketahui bahan pembuat minyak bensin adalah sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Untuk memulihkan kembali mengembalikan sumber daya alam tersebut butuh waktu yang sangat lama, dan tidak mungkin kita akan menunggunya kembali untuk bisa dimanfaatkan dalam waktu sekian juta tahun lagi, bagaimana kita bisa hidup tanpa minyak? Bagaimana anak cucu kita nantinya bisa melanjutkan kehidupannya? Adakah bahan bakar lain dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui sebagai pengganti minyak? Agar nantinya anak cucu kita bisa memanfaatkannya dengan mudah. Untuk itu, kami mengadakan sebuah penelitian mengenai pemanfaatan tumbuhan hijau dengan rumput laut sebagai pengganti minyak bensin, mengingat semakin meningkatnya harga minyak. Alternatif pengganti minyak bensin ini semoga dapat memudahkan masyarakat yang bingung akan naiknya bahan bakar khususnya BBM. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apakah pengertian dari rumput laut? 2. Apa saja bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan rumput laut menjadi bodisel? 3. Apa saja kandungan yang dimiliki oleh rumput laut? 5. Bagaimana cara mengolah rumput laut menjadi biodiesel? 6. Bagaimana cara pemanfaatan rumput laut? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian rumput laut. 2. Untuk engetahui kandungan yang terdapat dalam rumput laut. 3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki rumput laut. 4. Untuk mengetahui cara pemanfaatan dan pengolahan rumput laut. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Dapat mengetahui kandungan dalam rumput laut. 2. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan yang dimiliki rumput laut. 3. Dapat mengetahui cara megolah rumput laut menjadi biodisel. 4. Dapat menambah wawasan. 5. Dapat membantu memecahkan masalah akibat kelangkaan BBM sebagai sumber energi. 6. Dapat memotivasi untuk menghasilkan teknologi tepat guna dalam rangka membantu pemerintah untuk menghemat energi.

1.5 Metode Penyelesaian