Cottoni bagus dengan starter kotoran sapi. Sesuai penelitian, Bio Energi Rumput laut ini rasio CN E. cottoni 44l dan limbah karaginan 55l. Hanya saja,
masyarakat sampai saat ini belum bisa memanfaatkan, karena Bio Energi rumput laut masih dalam skala uji coba di laboratorium.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Dikarenakan penulis menggunakan metode study pustka maka, dalam hal ini penulis menggunakan jenis data berupa informasi yang di peroleh dari
sumber data yaitu internet dan buku-buku yang berhubungan dengan judul karya tulis ini.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Penulis menggunakan data berupa informasi dari internet dan buku maka, teknik yang digunakan penulis adalah mengambil dan menyimpilkan data yang di
sajikan dalam bentuk pengembangan-pengembangan oleh penulis.
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Penggunaan Bahan Bakar
Sangat menarik perhatian terutama bagi manusia awam dewasa ini masalah konsumsi energi bagi umat manusia, terlebih-lebih untuk suatu
bangsanegara yang sedang berkembang seperti tanah air Indonesia.
Tabel status minyak bumi dunia negara Asia tahun 2000 MILIAR BAREL.
Negara Produksi
Cadangan Rasio
Perkiraan Produksi
CP Cadangan Baru Kumulatif
Arab Saudi 2,92
160 55I
142 74,4
Iran 1,3
69,2 53I
39 44,2
Irak 0,19
91 526I
35 23
Uni Emirat Arab
0,81 61,1
75I 41
15,9 Cina
1,08 24
22I 43
19,9 Indonesia
0,48 5,8
12I 13
15,7 Malaysia
0,23 4,3
19I 7
3,1 India
0,23 5,8
25I 2
3,8 Uzbekistan
0,02 0,3
15I 4
0,4 Brunei
0,06 1,4
23I 1
2,3
Ket : Negara-negara anggota OPEC
Sumber: Diolah dari Data, Information and Gas 2001, Directorat Jendral Minyak dan Gas, Effendi Syarief, Melawan Ketergantungan Pada Minyak Bumi
Yogyakarta: Insist Pres, 2004. www.Pelangi Indonesia.com
Berdasarkan tabel di atas cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia diperkirakan tidak akan berumur lebih dari 25 tahun. Tanpa adanya penemuan
cadangan baru, cadangan yang ada hanya akan cukup untuk memenuhi konsumsi
18 tahun saja untuk minyak bumi, sekitar 50 tahun untuk gas bumi, dan sekitar 150 tahun untuk batu bara.
4.2 Rumput Laut Penghasil Bioethanol, Potensi Besar Laut Indonesia
Pada era sekarang ini, penggunaan energi semakin meningkat, akan tetapi persediaan energi terutama energi berbahan baku fosil semakin menipis.
Persediaan minyak bumi dan batu bara sangat terbatas dan memerlukan waktu jutaan tahun untuk kembali terbentuk. Selain itu, bahan bakar yang berasal dari
minyak bumi dan batu bara menghasilkan polusi dan berakibat pada pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan suatu energi terbarukan dan merupakan
energi yang ramah lingkungan sehingga dapat mengatasi permasalahan energi dan pemanasan global.
Salah satu energi yang terbarukan yaitu energi yang berbahan baku rumput laut. Rumput laut dapat dimanfaatkan sebagai bioethanol. Caulerpa serrulata dan
Gracilaria verrucosa merupakan spesies rumput laut yang dapat menghasilkan bioetanol. Jenis ini memiliki kandungan selulosa yang dapat dihidrolisis menjadi
glukosa yang selanjutnya dapat diubah menjadi bioetanol.
4.3 Proses pembuatan bioetanol