IDENTIFIKASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN TANGGAMUS

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Para peternak ruminansia pada umumnya memelihara ternaknya secara ekstensif atau tradisional dengan sumber pakan atau hijauan hanya diharapkan dari rumput lapangan yang tumbuh di pinggir jalan, sungai, pematang sawah dan tegalan yang mana sangat tergantung pada musim, tidak tetap sepanjang tahun. Pada musim hujan produksinya berlimpah sedang musim kemarau relatif sedikit. Kurangnya pakan ternak sering membawa dampak terhadap kelangsungan kehidupan ternak.

Hijauan dan konsentrat merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia, sehingga untuk meningkatkan produksi ternak ruminansia harus diikuti oleh peningkatan penyediaan hijauan dan konsentrat yang cukup baik dalam kuantitas maupun kualitas. Beberapa faktor yang menghambat penyediaan hijauan, yakni terjadinya perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan dan tanaman industri.

Salah satu langkah untuk menurunkan keterbatasan hijauan dan pakan lainnya adalah dengan pemanfaatan limbah pertanian sebagai pakan ternak. Dengan demikian perlu dicari potensi limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai


(2)

sumber pakan. Mengingat sumber penyediaan hijauan lainnya sebagai pakan sangat terbatas, sumber limbah pertanian dapat diperoleh dari komoditi tanaman pangan, dan ketersediaan dipengaruhi oleh pola tanam dan luas areal panen dari tanaman pangan suatu wilayah.

Banyak terdapat limbah baik itu limbah pertanian maupun limbah industri, yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengganti yang dapat memenuhi nilai gizi ransum yang setara atau bahkan lebih tinggi, relatif murah, mudah

mendapatkannya serta penggunaannya sebagai bahan pakan ternak tidak bersaing dengan manusia, salah satu diantaranya adalah pemanfaatan limbah dari tanaman padi sebagai potensi hijauan dan konsentrat berupa jerami dan dedak.

Ketersediaan luas tanaman padi di Lampung kurang lebih 501.118 hektar

sehingga memiliki potensi jerami padi 6.294.733,76 ton segar. Luas areal panen padi sawah Kabupaten Tanggamus tahun 2010 adalah 47.684 ha dan produksi diketahui 244.143 ton (Dinas Pertanian Pangan dan Hortikultura Lampung, 2010). Melihat luas panen dan jumlah produksi (ton) dapat dipastikan Tanggamus memiliki potensi besar berupa limbah yaitu jerami dan dedak yang dimanfaatkan sebagai pakan pengganti hijauan dan pelengkap konsentrat untuk tujuan

meningkatkan kualitas karkas. Berdasarkan uraian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai potensi limbah yang dihasilkan pada tanaman padi sebagai sumber pakan bagi ternak.


(3)

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1) Mengetahui potensi limbah tanaman padi berupa jerami dan dedak di Kabupaten Tanggamus berdasarkan luas tanam di Kabupaten Tanggamus. 2) Mengetahui kapasitas tampung ternak berdasarkan potensi limbah padi di

Kabupaten Tanggamus.

C. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi penting kepada masyarakat dan para peternak khususnya tentang potensi limbah tanaman padi yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia.

D. Kerangka Pemikiran

Lampung merupakan provinsi yang memiliki areal pertanian yang cukup luas di beberapa kabupaten. Banyak dari hasil utama pertanian maupun sampingan yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan ternak ruminansia maupun nonruminansia. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi penyedia pakan yang cukup besar, terutama yang berasal dari limbah pertanian sebagai pengganti hijauan.

Hijauan makanan ternak memegang peranan penting yang mendukung

perkembangan populasi ternak ruminansia. Hijauan makanan ternak merupakan makanan utama bagi ternak ruminansia yang tidak hanya berfungsi sebagai pengenyang tetapi juga sebagai sumber zat-zat makanan seperti protein, energi,


(4)

mineral, lemak, dan vitamin yang diperlukan bagi tubuh ternak. Dengan demikian, ketersediaan hijauan akan mempengaruhi produktifitas ternak. Masalah yang dihadapi pada peningkatan produksi ternak khususnya ternak ruminansia yaitu ketersediaan pakan berupa hijauan yang harus dipenuhi dan tersedia secara kontinyu.

Sebagian besar warga Kabupaten Tanggamus kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hijauan karena ketersediaan sumber pakan hijauan ternak semakin terbatas dengan adanya perubahan fungsi lahan dan faktor iklim, sedangkan limbah tanaman padi seperti dedak dan jerami tersedia cukup banyak namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Berdasarkan uraian di atas, penulis mencoba melakukan penelitian tentang potensi pakan yang ada di Kabupaten Tanggamus.


(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus

1. Deskripsi Kabupaten Tanggamus

Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Selatan, dan dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 2 tahun 1997 tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan pada tanggal 21 Maret 1997 oleh Menteri Dalam Negeri.

Batas-batas wilayah administratif Kabupaten Tanggamus:

a) sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat dan Kabupaten Lampung Tengah

b) sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia c) sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat d) sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pringsewu

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Selain itu masih terdapat beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain


(6)

Disamping itu juga terdapat sumber air panas dan panas bumi yang

memungkinkan untuk dikembangkan menjadi pembangkit energi listrik alternatif.

Tabel 1. Letak geografis Kabupaten Tanggamus

Arah / Direction Koordinat

Barat-Timur (West-east) 104º18’BT East Longitude

105º12’BT

East Longitude Utara-Selatan (North-south) 5°05’LS

South Altitude

5°56’LS

South Altitude

Sumber : Tanggamus dalam Angka ( 2010)

Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104°18’ dan 105°12’ Bujur Timur dan antara °05’ dan 5°56’ Lintang Selatan Kabupaten Tanggamus bagian Barat semakin ke Utara condong mengikuti lereng Bukit Barisan. Bagian Selatan meruncing dan mempunyai sebuah teluk yang besar yaitu Teluk Semangka. Terdapat sebuah pelabuhan yang merupakan pelabuhan antar pulau dan terdapat tempat pendaratan ikan.

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Tanggamus bersuhu sedang, hal ini disebabkan karena ditilik berdasarkan ketinggian wilayah dari permukaan laut, Kabupaten Tanggamus berada pada ketinggian 0 sampai dengan 2.115 meter. Terdapat dua sungai utama yang melintasi daerah di Kabupaten Tanggamus. Kedua sungai tersebut adalah Way Sekampung dan Way Semaka.

Sejarah Kabupaten Tanggamus diawali dengan kedatangan Belanda pada tahun 1889 yang mulai masuk ke wilayah Kotaagung. Pemerintahan pada saat itu

dipimpin oleh seorang Kontroller yang memerintah di Kotaagung. Pada waktu itu, pemerintahan telah dilaksanakan oleh pemerintah adat yang disebut marga,


(7)

masing-masing marga dipimpin oleh seorang pasirah yang membawahi beberapa kampung, yaitu :

1. Marga Gunung Alip (Talang Padang) 2. Marga Benawang

3. Marga Belunguh 4. Marga Pematang Sawa 5. Marga Ngarip

Tabel 2. Pembagian kecamatan

No Nama Kecamatan Ibukota

1 Wonosobo Tanjung Kurung

2 Semaka Sukaraja

3 Bandar Negeri Semuong Sanggi

4 Kotaagung Kotaagung

5 Pematang Sawa Way Nipah

6 Kotaagung Timur Kagungan

7 Kotaagung Batar Negara Batin

8 Pulau Panggung Tekad

9 Air Naningan Air Naningan

10 Ulu Belu Ngarip

11 Talang Padang Talang Padang

12 Sumberejo Margoyono

13 Gisting Kuta Dalom

14 Guning Alip Banjar Negeri

15 Pugung Rantau Tijang

16 Bulok Sukamara

17 Cukuh Balak Putih Doh

18 Kelumbayan Napal

19 Limau Kuripan

20 Kelumbayan Barat Sidoarjo

Sumber : Tanggamus dalam Angka (2010)

Selanjutnya pada tahun 1994 berdiri pemerintahan kecamatan dan kewedanaan, serta pada tahun 1953 berdiri pula pemerintahan negeri sekaligus menghapus pemerintahan adat/marga. Pada masa pemerintahan Kewedanaan Kotaagung mengkoordinir 4 (empat) wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Wonosobo,


(8)

Kecamatan Kotaagung, Kecamatan Cukuh Balak dan Kecamatan Talang Padang yang mencakup Kecamatan Pulau Panggung.

Pada tahun 1964, pemerintahan kewedanaan dihapuskan yang selanjutnya pada tahun 1971 pemerintahan negeri juga dihapuskan. Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 114/1979 tanggal 30 Juni 1979 dalam rangka mengatasi rentang kendali dan sekaligus merupakan persiapan pembentukan Pembantu Bupati Lampung Selatan untuk wilayah Kotaagung yang berkedudukan di Kotaagung serta terdiri dari 10 (sepuluh) kecamatan dan 7 (tujuh) perwakilan kecamatan dengan 300 (tiga ratus) desa dan 3 (tiga) kelurahan serta 4 (empat) desa persiapan.

Kabupaten Tanggamus terbentuk dan menjadi salah satu dari 11 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Lampung. Kabupaten Tanggamus dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997 yang diundangkan pada tanggal 3 Januari 1997 dan diresmikan menjadi kabupaten pada tanggal 21 Maret 1997.

Sejalan dengan perkembangan masyarakat adat di Kabupaten Tanggamus menetapkan berdirinya Marga Negara Batin, yang sebelumnya merupakan satu kesatuan adat dengan Marga Benawang. Pada tanggal 10 Maret 2004 di Pekon Negara Batin dinobatkan Kepala adat Marga Negara Batin dengan gelar Suntan Batin Kamarullah Pemuka Raja Semaka V. Dengan berdirinya Marga Negara Batin tersebut, masyarakat adat yang pada tahun 1889 terdiri dari 5 marga, saat ini menjadi 6 Marga,yaitu :

1. Marga Gunung Alip (Talang Padang) 2. Marga Benawang


(9)

3. Marga Belunguh 4. Marga Pematang Sawa 5. Marga Ngarip

6. Marga Negara Batin

2. Kondisi tanah

Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung dengan ibukota Kotaagung. Kabupaten ini lahir berdasarkan UU No.2 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997. Daerah yang memiliki luas wilayah 4.654,96 km² ini berpenduduk 536.613 jiwa, meliputi 20 kecamatan. Nama Tanggamus diambil dari Gunung Tanggamus yang berdiri tegak di jantung kota.

Kabupaten Tanggamus mempunyai wilayah daratan 2.855,46 km² ditambah luas wilayah laut seluas 1.799,50 km² di sekitar teluk semangka, dengan panjang pesisir 210 km. Topografi wilayah darat bervariasi antara dataran rendah dan dataran tinggi, yang sebagian merupakan daerah berbukit sampai bergunung, sekitar 40% dari seluruh wilayah dengan ketinggian dari permukaan laut antara 0 sampai dengan 2.115 meter.

Potensi sumber daya alam yang dimiliki Kabupaten Tanggamus sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian. Terdapat beberapa sumber daya alam lain yang potensial untuk dikembangkan antara lain: pertambangan emas, bahan galian seperti granit dan batu pualam atau marmer.


(10)

3. Potensi pertanian

Kabupaten Tanggamus berada pada wilayah seluas 463.496 ha. Sebagian besar wilayah tersebut merupakan tanah yang peruntukannya bukan untuk areal persawahan. Tercatat 167.158 ha merupakan tanah yang peruntukannya bukan untuk areal persawahan, 122.479 ha bukan pertanian (26,42%), areal persawahan seluas 31.183 ha (6,72). Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Tanggamus (2010) menyebutkan bahwa terjadi peningkatan yang

menggembirakan yaitu luas panen padi sawah meningkat hampir 29% dari 40.756 ha pada tahun 2009 menjadi 47.684 ha pada tahun 2010, dan produksinya

meningkat 33% menjadi 244.143 ton dibandingkan produksi tahun sebelumnya 205.164 ton. Kemudian dari jenis tanaman palawija juga terjadi peningkatan yang berarti, utamanya jika diperhatikan berdasarkan cakupan luas panennya.

Tabel 3. Luas panen dan produksi padi sawah

No Kecamatan Luas panen (Ha) Produksi (Ton)

1 Wonosobo 2.100 10.859

2 Semaka 4.031 20.457

3 Bandar Negeri Semoung 1.957 9.932

4 Kotaagung 2.195 11.370

5 Pematang Sawa 3.162 16.342

6 Kotaagung Barat 4.606 23.859 7 Kotaagung Timur 5.136 26.579 8 Pulau Panggung 2.735 13.812

9 Ulu Belu 1.362 6.837

10 Air Naningan 650 3.221

11 Talang Padang 2.852 14.773

12 Sumberejo 1.770 9.151

13 Gisting 1.046 5.403

14 Gunung Alip 1.955 9.892

15 Pugung 4.428 22.893

16 Bulok 2.539 12.885

17 Cukuh Balak 1.913 9.699

18 Kelumbayan 1.551 7.794

19 Limau 628 3.122

20 Kelumbayan Barat 1.063 5.262

Jumlah/total 47.684 244.143


(11)

4. Potensi perkebunan

Sampai dengan tahun 2010 perkebunan kakao, kelapa, dan kopi masih

mendominasi lahan perkebunan rakyat di Kabupaten Tanggamus. Dari ketiga jenis komoditas perkebunan ini hanya kakao yang mengalami peningkatan lahan yang ditanami, peningkatannya sekitar 5.400 ha. Tanaman kakao merupakan jenis tanaman perkebunan yang utama bagi masyarakat Kabupaten Tanggamus, dengan luas tanam yang mencapai 26.102 ha.

Luas lahan tanaman kakao terbesar di Kabupaten Tanggamus terletak di

Kecamatan Semaka dan Cukuh balak, dimana dari kedua kecamatan ini cakupan luas lahan mencapai 54,11% dari seluruh luas tanam kakao di 20 kecamatan di Kabupeten Tanggamus. Luas lahan terkecil terletak pada Kecamatan Gisting yang hanya 28 ha atau sekitar 1%.

5. Potensi peternakan

Sampai dengan tahun 2008 sentra ternak sapi dan kerbau untuk Kabupaten Tanggamus terletak di Kecamatan Sukoharjo dan Adiluwih. Seiring dengan terbentuknya Kabupaten Pringsewu menjadi daerah otonomi baru, maka sentra ternak sapi dan kerbau di Kabupaten Tanggamus bergeser ke Kecamatan Wonosobo dan Gisting.


(12)

Tabel 4. Populasi ternak besar (ruminansia) per kecamatan

No Kecamatan Jenis Ternak Besar

Sapi Kerbau Kambing Domba 1 Wonosobo 1.627 87 12.447 257

2 Semaka 409 209 483 165

3 Bandar Negeri Semoung 148 59 2.954 173 4 Kotaagung 144 158 3.193 304 5 Pematang Sawa 126 109 2.370 249 6 Kotaagung Barat 162 176 2.803 698 7 Kotaagung Timur 131 153 3.323 181 8 Pulau Panggung 189 59 16.647 88

9 Ulu Belu 88 130 5.451 641

10 Air Naningan 134 38 7.287 326 11 Talang Padang 900 89 4.915 431 12 Sumberejo 1.049 128 19.320 344 13 Gisting 1.202 99 19.917 345 14 Gunung Alip 91 55 2.136 165

15 Pugung 278 191 15.069 344

16 Bulok 118 81 5.845 360

17 Cukuh Balak 69 150 4.978 181 18 Kelumbayan 95 821 3.147 516

19 Limau 88 32 7.239 210

20 Kelumbayan Barat 102 220 3.083 170

Jumlah 7.150 3.044 100.607 6.148

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tanggamus (2010)

Industri menengah dan kecil juga berkembang, utamanya usaha tenun dan pakaian jadi, barang logam, perabotan rumah tangga dari logam, kapur, genting, bata merah, anyaman mendong dan furniture. Nilai investasi dari industri ini mencapai Rp 109.856,44 milyar.

Hasil ternak yang menonjol lainnya adalah unggas jenis Ayam buras masih menjadi unggulan dihampir seluruh Kecamatan di Kabupaten Tanggamus, terutama Kecamatan Pulau Panggung dengan populasi 32.303 ekor. Jenis ternak unggas yang kedua adalah Ayam ras pedaging di Kecamatan Gisting dengan populasi 35.115 ekor. Produksi daging tahun 2010 di Kabupaten Tanggamus mengalami peningkatan hampir dua kali lipat secara total daging ternak unggas


(13)

sebesar 996.510 kg meningkat dari 499.656 kg tahun 2009 Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Tanggamus (2010).

Tabel 5. Populasi ternak kecil per kecamatan

No Kecamatan Jenis Ternak Kecil Ayam Buras Ayam Ras

Pedaging

Itik Ayamn Ras Petelur

1 Wonosobo 3.030 1.200

2 Semaka 21.341 2.434

3 Bandar Negeri Semoung

11.237 1.029

4 Kotaagung 2.5218 2.129

5 Pematang Sawa 15.550 2.376 6 Kotaagung Barat 18.047 1.836 7 Kotaagung Timur 19.329 666 8 Pulau Panggung 32.303 1.292

9 Ulu Belu 9.349 1.439

10 Air Naningan 22.000 1.500 11 Talang Padang 4.070 170 12 Sumberejo 25.616 6.521

13 Gisting 9.848 35.115 446 35.115

14 Gunung Alip 2.121 110

15 Pugung 10.550

16 Bulok 3.000 4.100

17 Cukuh Balak 11.457 600 436

18 Kelumbayan 4.196 969

19 Limau 19.799 2.392

20 Kelumbayan Barat 3.066 304

Jumlah 270.762 35.715 31.076 35.115

Sumber : Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Tanggamus (2010)

Potensi pada sentra perikanan, karena letak geografis Kabupaten Tanggamus yang memiliki luas areal lautan lebih besar daripada daratan menyebabkan sektor perikanan masih menjadi andalan bagi Kabupaten Tanggamus untuk

meningkatkan kebutuhan ikan di pasaran.

Melihat kehidupan ekonomi di atas untuk klaster di daerah Tanggamus idealnya tetap bertahan pada usaha pertanian dan perkebunan. Wisata perkebunan juga potensial untuk dikembangkan mengingat terdapat banyak daerah yang


(14)

menghasilkan durian, salak, nangka dan kopi. Ini tentu saja dapat dijadikan produksi andalan untuk menarik wisatawan dalam negeri dan wisatawan manca negara.

B. Tanaman Padi

1. Kondisi umum tanaman padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun yang menghasilkan produk beras. Pusat penanaman padi di Indonesia adalah di Pulau Jawa

(Karawang dan Cianjur), Bali, Madura, Sulawesi, dan Kalimantan (Suparyono dan Setyono, 1994).

Suparyono dan Setyono (1994) mengemukakan syarat pertumbuhan yang berkaitan dengan iklim pertanian untuk tanaman padi harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) tumbuh di daerah tropis/subtropis (45oLU--45oLS) dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan;

2) curah hujan optimum sebesar 200 mm/bulan atau 1.500 -- 2.000 mm/tahun; 3) dapat tumbuh pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Di dataran rendah

padi memerlukan ketinggian 0--650 meter diatas permukaan laut dengan temperatur 22--27 oC, sedangkan di dataran tinggi 650--1500 meter diatas permukaan laut dengan temperatur 19--23 oC;

4) padi dapat tumbuh pada berbagai tipe tanah. Nilai keasaman tanah berkisar antara pH 4,5 dan 8,2 dan optimum berkisar antara pH 5,5 dan 7,5.


(15)

Di Indonesia, padi ditanam di dataran rendah sampai ketinggian 1.300 meter diatas permukaan laut. Pada ketinggian di atas 1.300 meter diatas permukaan laut, pada umumnya tanaman padi sudah tidak diusahakan orang lagi, karena pertumbuhannya terlalu lambat dan hasilnya rendah (Gahara, 1989).

Tanaman padi (Oryza sativa L) termasuk dalam genus Oryzae dari family Griminae dan subfamili Oryzoideae. Oryza sativa L. Adalah salah satu species anggota genus Oryzae yang banyak dibudidayakan di lahan sawah (80--90%) dan sebagian kecil diusahakan sebagai padi gogo (10--15%). Umur panen padi dari masa tanam atau tandur sampai panen adalah 3 bulan. Pada lahan sawah, padi dapat ditanam 2--3 kali dalam setahun asalkan ketersediaan air selama masa pertumbuhan terjamin karena tanaman padi sawah memerlukan air sepanjang tumbuhnya (Taslim dan Fagi,1988).

Seperti tanaman pada umumnya, organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yaitu organ vegetatif yang meliputi akar, batang, dan daun. Organ kedua yaitu organ generatif yang terdiri dari malai, gabah, dan bunga (Manurung dan Ismunadji,1988).

2. Limbah asal tanaman padi a. Jerami padi

Jerami padi sebagai hasil sisa dari tanaman padi mengandung protein kasar 3,6%; lemak 1,3%; BETN 41,6%; Lignin 4,9%; serat kasar 32,0%; silika 13,5%;

kalsium 0,24%; kalium 1,20%; magnesium 0,11%; posphor 0,10. Walaupun pada kenyataannya jerami padi kurang akan zat-zat makanan, namun perlu diketahui bahwa sekitar 40% dapat dicerna sebagai sumber energi dalam proses pencernaan


(16)

ternak ruminansia. Rendahnya daya cerna ini disebabkan oleh adanya lignin dan silika yang mengikat Cellulosa dan Hemicellulosa dalam bentuk ikatan rangkap, sehingga sukar dicerna oleh enzim dari mikroorganisme dalam rumen

(Anonim, 1983).

b. Dedak

Dedak merupakan salah satu hasil sampingan dari proses penggilingan padi. Untuk dapat menghasilkan beras, bulir padi harus digiling, yaitu suatu proses untuk memecahkan kulit padi menjadi beras pecah kulit. Selanjutnya dilakukan proses penyosohan untuk mendapatkan beras berwarna putih yang disukai

konsumen. Secara umum, proses penggilingan padi menghasilkan biji beras utuh 55%, biji beras patah 15%, kulit 20%, dedak halus atau bekatul 10%. Dedak mengandung paling tidak 65% dari zat gizi mikro penting yang terdapat pada beras dan komponen tanaman bermanfaat yang disebut fitokimia berbagai vitamin (thiamin, niacin, vit B-6), mineral (besi, fosfor, magnesium, potassium), asam amino,asam lemak essensial, dan antioksidan (Agung Prabowo, 1999).

1) Dedak kasar

Merupakan kulit gabah halus yang bercampur dengan sedikit pecahan lembaga beras dan daya cernanya relatif rendah. Dedak kasar ini mengandung nutrisi: 10,6% air; 4,1% protein; 32,4% BETN; 35,3% serat kasar; 1,6% lemak; dan 16% abu serta nilai martabat pati (MP) 19 (Agung Prabowo, 1999).

2) Dedak halus biasa

Merupakan hasil sisa dari penumbukan padi secara tradisional (disebut juga dedak kampung). Dedak ini banyak mengandung komponen kulit gabah, juga selaput


(17)

perak dan pecahan lembaga beras. Kadar serat kasarnya masih cukup tinggi akan tetapi sudah termasuk dalam golongan konsentrat karena kadar serat kasarnya dibawah 18%. Martabat patinya termasuk rendah dan hanya sebagian kecil saja yang dicerna. Analisa nutrisi: 16,2% air; 9,5% protein; 43,8% BETN; 16,4% serat kasar; 3,3% lemak; dan 10,8% abu serta nilai martabat pati (MP) 53 (Agung Prabowo, 1999).

3) Dedak lunteh

Merupakan hasil ikutan dari pengasahan/pemutihan beras. Dedak lunteh

merupakan jenis dedak yang paling banyak mengandung protein dan Vitamin B1, karena sebagian besar terdiri dari selaput perak dan bahan lembaga, dan juga hanya sedikit mengandung kulit. Pada musim panen keberadaan dedak padi memang cukup banyak dan seringkali disimpan untuk pemakaian jangka panjang. Akan tetapi dedak padi tidak dapat disimpan terlalu lama karena :

a) mudah rusak oleh serangga dan bakteri;

b) mudah berjamur, yang dipengaruhi oleh kadar air, suhu serta kelembaban yang membuat jamur cepat tumbuh. Penambahan zeolit atau kapur dapat meningkatkan daya simpan dedak padi sampai dengan 12 minggu;

c) mudah berbau tengik, yang disebabkan oleh enzim lipolitik/peroksidase yang terdapat didalam dedak karena kandungan asam lemak bebas dalam dedak meningkat selama penyimpanan.

c. Sekam

Limbah pertanian dapat berbentuk bahan buangan tidak terpakai dan bahan sisa dari hasil pengolahan. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung


(18)

lambat, sehingga tumpukan limbah dapat mangganggu lingkungan sekitarnya dan berdampak terhadap kesehatan manusia. Padahal, melalui pendekatan teknologi, limbah pertanian dapat diolah lebih lanjut menjadi hasil samping yang berguna disamping produk utamanya. Salah satu bentuk limbah tanaman padi adalah sekam yang merupakan lapisan keras yang membungkus kariopsis butir gabah, terdiri atas dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan gabah akan dihasilkan sekam. Sekam dikatagorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak, dan energi (Waries, 2006).

C. Kapasitas Tampung

Kapasitas tampung adalah jumlah makanan ternak yang dapat disediakan dari kebun hijauan makanan ternak atau padang penggembalaan untuk kebutuhan ternak selama satu tahun yang dinyatakan dalam satuan ternak per hektar. Kapasitas tampung sebidang tanah dipengaruhi oleh curah hujan, topografi, persentase hijauan yang tumbuh, jenis dan kualitas hijauan, pengaturan jumlah ternak yang digembalakan, sistem penggembalaan, dan luas lahan (Mcllroy, 1976). Perkiraan daya tampung didasarkan pada jumlah hijauan yang tersedia. Oleh karena itu tidak mungkin untuk mengamati setiap bagian dari padang rumput/areal perkebunan tersebut maka cara pengambilan cuplikan memegang peranan penting dalam analisis botani dan pengukuran produksi hijauan. . Adha (1999) menyatakan bahwa berdasarkan perhitungan produksi hijauan yang tersedia dari suatu lahan per tahun dapat dihitung jumlah satuan ternak yang dapat ditampung oleh suatu lahan sumber hijauan. Perhitungan tersebut didapat dengan


(19)

menghitung jumlah hijauan yang tersedia pada suatu lahan selama satu tahun (kg/ha/th) dibagi dengan jumlah hijauan yang dibutuhkan untuk satu satuan ternak (kg) selama setahun berdasarkan bahan kering. Perhitungan tersebut akan

mengetahui kemampuan suatu lahan dalam memproduksi hijauan setiap hektarnya dalam menampung ternak. Berikut ini merupakan jenis-jenis perhitungan produksi hijauan pada areal penggembalaan:

1) produksi kumulatif, yaitu merupakan produksi padang penggembalaan atau areal penghasil hijauan yang ditentukan secara bertahap selama setahun. Setiap pemotongan, produksi hijauan diukur dan dicatat, setelah satu tahun hasilnya merupakan produksi kumulatif;

2) produksi realitas, merupakan produksi yang ditentukan oleh setiap pemotongan hijauan seluruh areal padang penggembalaan;

3) produksi potensial, merupakan produksi yang ditentukan atas dasar perkiraan produksi hijauan suatu areal padang penggembalaan. Satu unit ternak (UT) setara dengan ternak seberat 455 kg (Santosa, 1995). Menurut Munjiah (1999), kriteria yang digunakan untuk menentukan kebutuhan bahan makanan ternak bagi tiap-tiap jenis ternak berdasarkan satuan ternak (ST) atau unit ternak (UT).


(20)

III. BAHAN DAN METODE

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai Januari--Mei 2011, secara bertahap. Pengambilan data bertempat di Kecamatan Kotaagung Timur Kabupaten Tanggamus.

B. Bahan dan Alat Penelitian

Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah limbah asal tanaman padi, yaitu jerami dan dedak padi. Varietas padi yang digunakan adalah jenis Ciherang dengan umur tanam sampai panen 3 bulan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah karung dan plastik sebagai tempat menampung sampel, pisau arit yang digunakan untuk memotong jerami, patok kayu, timbangan untuk mengukur berat sampel, meteran, alat tulis, alat hitung, kamera, tali plastik, dan tabel kuisioner.

C. Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah

1) potensi pakan asal tanaman padi berupa jerami dan dedak berdasarkan luas tanam tenaman padi di wilayah Kabupaten Tanggamus;


(21)

2) kapasitas tampung ternak ruminansia atau daya tampung ternak berdasarkan produksi pakan asal tanaman padi.

D. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode Survei. Selanjutnya dalam pengumpulan data menggunakan dua metode, yaitu metode RRA (Rapid Rural Appraisal) dan metode Purposive Sampling. Menurut (Grandstaff,1987) metode RRA (Rapid Rural Appraisal) adalah metode untuk mempelajari suatu objek secara intensif atau berulang, eksploratif, dan cepat yaitu dengan cara ini memungkinkan untuk memperoleh informasi dalam jangka waktu pendek. Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang bersifat

kualitatif untuk menganalisis permasalahan yang ada dan memiliki alur.

Purposive Sampling merupakan metode pengambilan sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Pengambilan sampel dilakukan dengan sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang dibutuhkan dan ukuran sampel tidak dipersoalkan (Nawawi, 2001).

E. Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan langsung dari responden di lapangan, yaitu petani pemilik lahan dan beberapa pekerja di pabrik penggilingan padi. Data primer mencakup segala informasi tentang lahan pertanian yang


(22)

menjadi obyek penelitian, misalnya luas tanam, luas panen, produksi padi yang dihasilkan, limbah yang dihasilkan, pengelolaan limbah.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi/lembaga-lembaga terkait, yaitu Dinas Pertanian dan Peternakan wilayah setempat. Data sekunder meliputi informasi tentang potensi pertanian dan peternakan berdasarkan Tanggamus Dalam Angka (2010).

Cara pengambilan sampel di lapangan :

1) mengumpulkan data sekunder berupa catatan mengenai potensi produksi padi di Kabupaten Tanggamus. Dengan mencari informasi ke Dinas Pertanian dan Peternakan wilayah penelitian;

2) menetapkan wilayah sebagai tempat penelitian. Penetapan wilayah penelitian menggunakan metode Purposive Sampling, yaitu menetapkan wilayah sesuai dengan tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti, yaitu peneliti

menganggap bahwa sampel/wilayah tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya dan memiliki unsur kemudahan. Dilakukan dengan sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang dibutuhkan.

Penetapan atau pemilihan wilayah tidak dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel disebabkan oleh faktor kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti;

3) memilih lahan petani sebagai tempat pengambilan data jerami yang dibutuhkan, dan tempat penggilingan padi yang terdapat di wilayah

Kabupaten Tanggamus tersebut untuk mengetahui limbah yang dihasilkan. Dalam penetapan lahan petani dan pabrik penggilingan padi sebagai tempat


(23)

penelitian ini menggunakan metode RRA, yaitu melihat lahan dan pabrik yang memiliki luas tanam juga produksi padi paling tinggi di wilayah Kabupaten Tanggamus;

4) untuk mengetahui produksi limbah jerami padi, sampel jerami diambil pada lahan yang sudah ditentukan, pengambilan jerami dilakukan dengan cara membuat petak atau plot dengan ukuran 10 x 10 m pada lahan yang sedang panen atau siap panen, seperti pada Gambar 1;

Gambar 1. Proses penandaan plot dan proses pengambilan sampel jerami saat panen

5) setelah pengambilan jerami selanjutnya mendatangi tempat penggilingan padi untuk mengetahui limbah yang dihasilkan. Pengambilan data dilakukan dengan mewawancarai bagian produksi pabrik, seperti pada Gambar 2;


(24)

Gambar 2. Pengambilan sampel dedak dan wawancara di salah satu pabrik penggilingan

6) setelah data hasil limbah penggilingan diperoleh dari masing-masing tempat penggilingan, kemudian melakukan perhitungan berdasarkan jumlah tempat penggilingan yang ditentukan :

Produksi penggilingan = T.P1 + T.P2 + T.P3 Keterangan :

T.P1 : Tempat Penggilingan 1 T.P2 : Tempat Penggilingan 2 T.P3 : Tempat Penggilingan 3

Menghitung Kapasitas Tampung Ternak

Untuk menghitung kapasitas tampung ternak digunakan rumus : Kapasitas Tampung Ternak = Jumlah produksi Limbah (kg/tahun) Kebutuhan pakan (kg/Unit ternak)

Keterangan : Konsumsi / ekor / tahun berdasarkan bahan kering (Resa,2009). 7) Mencatat data hasil pengamatan yang diperoleh


(25)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka simpulan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) produksi limbah asal tanaman padi (Oryza sativa L.) di Kabupaten

Tanggamus Provinsi Lampung berupa limbah dedak sebesar 1780,20 ton/th dan limbah jerami sebesar 40.531,40 ton/th dari total luas panen 47.684 ha; 2) kapasitas tampung ternak berdasarkan total produksi limbah asal tanaman

padi (Oryza sativa L.) di Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung berjumlah 42.311,6 ton/th adalah 8.496 UT/th;

3) Kabupaten Tanggamus dengan potensi limbah jerami 40.531,4 ton/th pada lahan seluas 47.684 ha memiliki kapasitas tampung untuk ternak sapi atau kerbau 8.138 UT/th, pada kambing atau domba dari produksi jerami 40.531,4 ton/th dapat menampung 20.164 UT/th. Sebagai pakan ternak sapi/kerbau dengan tingkat penggunaan 30%, 40%, 50% secara berurutan memiliki kapasitas tampung sebesar 1.191 UT/th, 938 UT/th, 750 UT/th. Pada ternak kambing atau domba kapasitas tampungnya sebesar 2.958 UT/th, 2.214 UT/th, 1.771 UT/th;

4) berdasarkan jumlah potensi jerami yang ada di Kabupaten Tanggamus,


(26)

ternak lagi sebanyak 988 UT sapi, 5.094 UT kerbau, 5.792 UT kambing, dan 19. 286 UT domba.

5) dengan Potensi limbah dedak sebesar 1.780,20 ton/th memiliki kapasitas tampung pada ternak sapi atau kerbau 357,46 UT/th. Ternak kambing atau domba memiliki angka kapasitas tampung 885,67 UT/th. Sebagai pakan ternak sapi atau kerbau dengan tingkat penggunaan 30%, 40%, 50% secara berurutan memiliki kapasitas tampung sebesar 1.191 UT/th, 938 UT/th, 750 UT/th. Pada ternak kambing atau domba kapasitas tampungnya sebesar 2.958 UT/th, 2.214 UT/th, 1.771 UT/th;

6) potensi limbah tanaman padi yang ada dibandingkan dengan jumlah populasi ternak ruminansia di Kabupaten Tanggamus, yaitu sapi 7.150 UT; kerbau 3.044 UT; kambing 14.372 UT; domba 878 UT, potensi limbah jerami sebesar 40.531,40 ton/th ternyata mampu memenuhi kapasitas tampung dari jumlah populasi ternak yang ada baik itu sapi, kerbau, kambing, dan domba. Bahkan dari jumlah potensi jerami yang ada peternak ruminansia di

Kabupaten Tanggamus masih dapat menambah jumlah Unit ternak lagi; 7) potensi limbah dedak sebesar 1.780,20 ton/th di Tanggamus hanya mampu

menampung populasi ternak domba saja, sedangkan pada kambing, sapi dan kerbau jumlah produksi dedak hanya mampu menampung kurang dari setengah populasi yang ada;


(27)

B.Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada wilayah Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung tersebut, maka dapat disarankan beberapa hal, yakni sebagai berikut:

1) ketersediaan limbah jerami yang melebihi potensi limbah dedak yang ada, belum mampu menutupi kebutuhan pakan ternak ruminansia yang ada di Kabupaten Tanggamus jika dilihat dari kandungan nutriennya. kandungan Lignin dan silica yang ada dapat menyebabkan daya jerna limbah jerami rendah. Limbah jerami padi dapat maksimal digunakan dengan dilakukan pengolahan terlebih dahulu, salah satu cara dengan teknik amoniasi urea. Amoniasi dengan urea selain meningkatkan kandungan nitrogen juga meningkatkan kecernaan jerami padi tersebut;

2) Kabupaten Tanggamus dengan potensi limbah tanaman padi belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan kapasitas tampung jika dibandingkan dengan jumlah populasi ternak ruminansia di Kabupaten Tanggamus. Oleh karena itu perlu solusi untuk dapat memenuhi kapasitas tampung sesuai dengan populasi ternak yang ada, yaitu dengan cara menambah jumlah hijauan atau pakan alternativ dengan memanfaatkan potensi limbah selain tanaman padi yang ada di Kabupaten Tanggamus; 3) kombinasi dari kedua limbah sebagai pakan yang saling melengkapi

merupakan salah satu solusi. Total produksi limbah jerami dan dedak sebesar 42.311,6 ton/th memiliki kapasitas tampung total terhadap ternak sapi dan kerbau masing-masing sebesar 8.496 UT/th, terhadap ternak kambing dan domba masing-masing sebesar 20.050,5 UT/th.


(28)

4) limbah tanaman yang berada diwilayah Kabupaten Tanggamus tidak hanya limbah tanaman pangan seperti padi. Cukup banyak yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, salah satunya adalah limbah kulit kakao dan limbah tanaman kopi namun perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut untuk meningkatkan nilai kualitas limbah tersebut, sehingga pemanfaatannya sebagai bahan pakan ternak dapat lebih optimal.


(29)

IDENTIFIKASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

DI KABUPATEN TANGGAMUS

(Skripsi)

Oleh

SRI SEVTIA AYUNING

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG


(30)

IDENTIFIKASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA

DI KABUPATEN TANGGAMUS

Oleh

SRI SEVTIA AYUNING

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PETERNAKAN

pada

Jurusan Peternakan

Fakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(31)

Judul Skripsi : IDENTIFIKASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN TANGGAMUS Nama : Sri Sevtia Ayuning

NPM : 0714061060

Jurusan : Peternakan

Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Ir. Syahrio Tantalo, M.P. Liman, S.Pt. M.Si. NIP 196106061986031004 NIP. 196704221994021001

2. Ketua Jurusan Peternakan

Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S. NIP 196103071985031006


(32)

MENSAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Syahrio Tantalo, M.P. ...

Sekretaris : Liman, S.Pt. M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof.Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001


(33)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Proses penandaan plot dan proses pengambilan sampel jerami

saat panen... d 23

2. Pengambilan sampel dedak di salah satu pabrik penggilingan padi... 24

3. Lahan pengambilan sampel limbah jerami padi...………….... 59

4. Kegiatan pemanenan dengan menggunakan pisau sabit... 59

5. Kegiatan perontokan padi, pemisahan gabah dari jerami menggunakan alat tradisional... 59

6. Kegiatan pemanenan padi... 60

7. Limbah sekam yang telah dibakar... 60

8. Pencacahan sampel limbah jerami segar... 60

9. Pabrik penggilingan padi 1 milik Bapak Zahrudin... 61

10. Pabrik penggilingan padi 2 milik Bapak Rusli... 61

11. Pabrik penggilingan padi 3 milik Bapak Sugi... 61

12. Peta Indonesia... 62

13. Peta Provinsi Lampung... 63


(34)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DARTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Kegunaan Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus ... 5

1. Deskripsi Kabupaten Tanggamus ... 5

2. Kondisi tanah ... 9

3. Potensi pertanian ... 10

4. Potensi perkebunan ... 11

5. Potensi peternakan ... 11

B. Tanaman Padi... 14

1. Kondisi umum tanaman padi ... 14

2. Limbah asal tanaman padi ... 15

a. Jerami padi ... 15

b. Dedak ... 16

c. Sekam ... 17


(35)

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 20

B. Bahan dan Alat ... 20

C. Peubah yang diamati ... 20

D. Metode Penelitian ... 21

E. Pengumpulan Data ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 25

A. Potensi Pakan Asal Tanaman Padi... 25

1. Potensi limbah jerami sebagai pakan ternak ruminansia... 27

2. Potensi limbah dedak sebagai pakan ternak ruminansia... 30

B. Kapasitas Tampung Berdasarkan Produksi Limbah Asal Tanaman Padi (Oryza sativa L.) di Kabupaten Tanggamus... 35

V. SIMPULAN DAN SARAN... 41

A. Simpulan... 41

B. Saran... 43

DAFTAR PUSTAKA ... 45


(36)

DAFTAR PUSTAKA

Abriyanto, P. 2011. “Teknik Amoniasi Jerami Padi untuk Pakan Sapi”.

http://putraabriyanto.wordpress.com/2011/01/08/teknik amoniasi jerami untuk pakan sapi/. Diakses tanggal 22 Januari 2012.

Adha, F. 1999. “Kapasitas Tampung Sapi Perah Berdasarkan Ketersediaan Pakan Hijauan di Desa Gisting Atas Kecamatan Talang Padang Kabupaten Tanggamus”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Anggorodi, R. 1980. Ilmu Makanan Ternak Umum. PT. Gramedia Umum, Jakarta.

Anonim, 1983. Perbaikan Kualitas Jerami Padi dan Pucuk Tebu Sebagai

PakanTernak. Liptan (Lembar Informasi Pertanian) Departemen Pertanian. BPTP Yogyakarta

________, 2003. “Jerami padi fermentasi sebagai ransum dasar Ternak

ruminansia” . Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, vol. 25 no.3,ISSN 0216-4427, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Diakses tanggal 20 Januari 2012.

________. 2004. “Animal Wastes”. Advisers to The Nation on Science, Enginering and Medic ine. The National Academies Press.

http://anonim.wordpress.com/2004/12/07/animal wastes/. Diakses tanggal 15 Desember 2011.

Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung (BPS). 2007. Lampung Dalam Angka Tahun 2007.

Bandjar. H., A. Gunawan, dan S.L. Mulijanti. 2002. “Pemanfaatan Limbah Lokal Bagi Pengembangan Sapi Potong pada Lahan Sawah”. Makalah. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawab Barat.

Damardjati, D.S. 1988. ”Struktur kandungan gizi beras”. Pusat Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jurnal Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor.Hal:103-159.

Dinas Pertanian Kabupaten Tanggamus. 2009. Potensi Pertanian Wilayah Kabupaten Tanggamus. Lampung.


(37)

Ensminger, 1961. ”Nilai Konversi AU pada Ternak Ruminansia”. http://stpp-malang.ac.id// nilai konversi AU pada berbagai jenis dan umur fisiologi ternak. Diakses pada 27 September 2011.

Grandstaff. S.W. 1987. “The origins and practice of participatory rural

appraisal”. Proceedings of The international Confrence on Rapid Rural Appraisal. Khon Kaen University. Thailand.

Harianto. 2001. ”Pendapatan, Harga, dan Konsumsi Beras”. Laporan Penelitian. Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM-FEUI).

Haryono. 2011. Varietas Padi Inpari/Ciherang. Wordpress. Jakarta.

Manurung, S.O. dan M.Ismunadji.1998. ”Morfologi dan fisiologi padi”. Dalam Ismunadji, M., S. Partohardjono, M. Syam, dan Widjono. Padi. Diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan

Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hlm. 55—102.

Mcllroy, R.J. 1976. Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Diterjemahkan oleh Susetyo, S. Soedarmadi, T. Kismono, dan Sri Harini, L.S. Pradya Paramita. Jakarta.

Munjiah, E. 1999. ”Potensi Lahan Desa Dalam Menyediakan Pakan Hijauan di Desa Cadasari Kecamatan Cadasari Kabupaten Pandeglang”. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Nawawi, H. 2001. Metode Penelitian Bidang Sosial. Cetakan ke-9. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

NRC. 1981. Nutrient Requirements of Goats: Angora, Dairy, and Meat Goats in Temperate and Tropical Countries. National Academic Press, Washington DC. Parakkasi, A. 1999. Nutrisi Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Prabowo, A. 1999. Pengawetan Dedak Padi dengan Cara Fermentasi. Wordpress. Jakarta.

Rasyaf, M. 1992. Bahan Makanan Unggas. Kanisius. Yogyakarta.

Resa, E. 2010. “Potensi Pakan Konsentrat Asal Tanaman Padi (Oryza Sativa) dan Jagung (Zea Mays) di Kota Metro Provinsi Lampung”.Skripsi. Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Santoso, U. 1995. Tata Laksana Pemeliharaan Ternak Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.


(38)

Siregar, S. B. 1994. Ransum Ternak Ruminansia. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suparyono dan A. Setyono. 1994. Padi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tangendjaja. B. 1991. Pemanfaatan Limbah Padi Untuk Pakan. Penerbit Puslitbangtan Badan Litbang Pertanian.

Taslim, H. dan A.M.Fagi. 1988. “ragam budidaya padi”. Dalam Ismunadji, M., S. Partohardjono, M. Syam, dan A. Widjono. padi: Diterbitkan oleh Badan

Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hlm. 215-230.

Tillman, A. D., S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1991. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan 5. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Tomaszewska, M. W., I.M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner, T. R. Wiradarya.1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia. Universitas Sebelas Maret Press. hlm: 22 -30.

Waries, A. 2006. Teknologi Penggilingan Padi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.


(39)

“There’s can be miracles when you believe. though hope is frail, it’s

hard to kill. Who knows what miracles you can achieve when you

believe , some how you will, you will when you believe”

(song”Stephen Schwartz –

When You Believe”)

“...Janganlah

kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,

karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi

dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung; semua itu

kejahatannya amat dibenci disisi Tuhanmu”

(Al-

Israa’ :37

-38)

Tempat yang paling mulia di dunia adalah pelita orang yang

bertasbih dan sebaik-

baik teman di waktu kapanpun adalah buku”

”Almamater tercinta ”

“Universitas Negeri Lampung”


(40)

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi.

Ucapan terima kasih yang tulus penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Ir. Syahrio Tantalo, M.P.--selaku Pembimbing Utama--atas petunjuk, bimbingan, dan sarannya;

2. Bapak Liman, S.Pt., M.Si.--selaku Pembimbing Anggota--atas bimbingan, petunjuk, dan sarannya;

3. Bapak Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S.--selaku Pembahas--atas bimbingan, saran, dan bantuannya;

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.--selaku Ketua Jurusan Peternakan sekaligus Pembimbing Akademik--atas izin, arahan, petunjuk, dan bimbingannya;

5. Bapak Ir. Arif Qisthon, M.Si.--selaku Sekertaris Jurusan Peternakan--atas izin dan bimbingannya;

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.--selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung--atas izin yang telah diberikan;


(41)

saran yang diberikan;

8. Mas Feri, Bu Erni dan Agus atas bantuan, fasilitas selama penyusunan skripsi; 9. Papa, Mama, kakak dan adik-adikku tersayang, beserta keluarga besarku atas

kasih sayang, nasehat, dukungan, air mata dan do'a tulus yang selalu ada dan tiada henti bagi penulis;

10.Para sahabat angkatan 2007, Eka, Yuni, Tri, Dea, Yuanita, Furi, Marlina, Nesti, David, Gent, Ipin, Cecep, Ferry, Tian, Kundau, Hadi, Riduan, Indra, Deny, Dani, Ivan, Andes, Dony, Noviar, Wingky, Atin, Rahman, Suadi, Joko, Qodhi, Jono, Diana, dan Reza dan teman-teman angkatan 06, 08, 09, 10 yang telah memberi motivasi, semangat serta kasih sayang selama ini;

11.Sahabat-sahabat Lampung University Choir / Lampung Simphony Choir Jr (Paduan Suara Mahasiswa Universitas Lampung), Lita, Laura, Vincent, ryo, agus, rico, pipy, agnes, k igo, ms koko, ido, dan semua artis angkatan 09,10,11 didalamnya yang telah memberi semangat dan sebuah arti dalam hati;

12.Teman-teman seperjuangan di kosan Kopi 15 atas segala semangatnya;

13.Semua pihak yang namanya tidak tercantum yang turut membantu sejak masa perkuliahan, penelitian, sampai terselesaikannya Skripsi ini. Saya ucapkan terima kasih

Bandar Lampung, 29 Februari 2012 Penulis


(42)

Judul Skripsi : IDENTIFIKASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI PAKAN TERNAK

RUMINANSIA DI KABUPATEN TANGGAMUS Nama :

Sri Sevtia Ayuning

NPM : 0714061060 Jurusan : Peternakan Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Syahrio Tantalo, M.P. Liman, S.Pt. M.Si. NIP 196106061986031004 NIP. 196704221994021001

2. Ketua Jurusan Peternakan

Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S. NIP 196103071985031006


(43)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Syahrio Tantalo, M.P. ...

Sekretaris : Liman, S.Pt. M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S. NIP 196108261987021001


(44)

Terima kasih karena Engkau tidak pernah meninggalkanku, selalu ada uluran

tanganMu untuk membantuku bersabar, ikhlas, dan bersyukur dalam hidup.

Ya Rabb

Hanya padaMu aku berserah diri dan hanya padaMu aku kembali

Amin

Persembahkanku atas karya kecil ini, teruntuk :

Allah SWT yang telah mencurahkan ridho dan karunianya,

junjungan Nabi Besar Muhammad S AW atas tuntunannya.

Atas segala Cinta, Kasih, Penantian, Perhatian, Nasihat, Tawa

dan Air mata dengan Setulus hati kupersembahkan karya kecil ini

untuk orang-orang yang berarti dalam hidupanku,

“Bercita

-citalah yang tinggi, bermimpilah yang besar, Reguk madu

ilmu sebanyak-banyaknya, belajarlah dari alam disekitar kita,

Resapi kehidupan, jelajahi Indonesia kita yang luas membentang

Jengkali Afrika yang eksotis, telusuri Benua Eropa yang megah,

rengkuh dunia dalam tanganmu

yang terpenting bukan seberapa besar mimpi kita

tetapi seberapa besar kita untuk mimpi itu.

Bermimpilah kawan”

(Andrea Hirata, “Sang Pemimpi”)


(45)

Lovely Familly

Mama dan Papa juara satu sedunia yang amat luar

biasa , orang tuaku tercinta, dengan kedua tangan

kalian,yang telah membesarkanku, selalu ada do’a,

kesabaran, keikhlasan, dukungan untuk jalan menuju

keberhasilanku.

Teriring do’a untuk orangtuaku

Semoga Allah SWT kelak menempatkan keduanya

dalam jannah-Nya.

Kakak Juara satuku Wana Ginandi Putra

”mas Koko”yang

selalu ada untuk saling

mengingatkan, mendukung dan memotivasi.

Adik-

adik Juara satuku Vilin Alistri ”elin” dan

Priantoro Luckyto ”uki” atas cinta dan canda

-


(46)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotaagung pada 19 September 1989, dan merupakan putri kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Wakijan S.E. dan Ibu Gisti Antiani.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman kanak-kanak Dharmawanita pada 1995, Sekolah Dasar Negeri 6 Kotaagung Tanggamus pada 2001; Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kotaagung Tanggamus pada 2004; Sekolah Menengah Umum Negeri I Kotaagung, Tanggamus pada 2007. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung pada 2007, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Pada 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukapura Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Selama masa studi penulis aktif di kepengurusan Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himapet) sebagai Anggota Bidang I Pendidikan dan Pelatihan periode 2009/2010. Selain itu, penulis juga aktif di dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) sebagai salah satu penyanyi sejak 2007 dan aktif sebagai Kordinator Perlengkapan pada kepengurusan periode 2009/2010.


(1)

7. Seluruh Bapak/Ibu dosen Jurusan Peternakan atas motivasi, bimbingan, dan saran yang diberikan;

8. Mas Feri, Bu Erni dan Agus atas bantuan, fasilitas selama penyusunan skripsi; 9. Papa, Mama, kakak dan adik-adikku tersayang, beserta keluarga besarku atas

kasih sayang, nasehat, dukungan, air mata dan do'a tulus yang selalu ada dan tiada henti bagi penulis;

10.Para sahabat angkatan 2007, Eka, Yuni, Tri, Dea, Yuanita, Furi, Marlina, Nesti, David, Gent, Ipin, Cecep, Ferry, Tian, Kundau, Hadi, Riduan, Indra, Deny, Dani, Ivan, Andes, Dony, Noviar, Wingky, Atin, Rahman, Suadi, Joko, Qodhi, Jono, Diana, dan Reza dan teman-teman angkatan 06, 08, 09, 10 yang telah memberi motivasi, semangat serta kasih sayang selama ini;

11.Sahabat-sahabat Lampung University Choir / Lampung Simphony Choir Jr (Paduan Suara Mahasiswa Universitas Lampung), Lita, Laura, Vincent, ryo, agus, rico, pipy, agnes, k igo, ms koko, ido, dan semua artis angkatan 09,10,11 didalamnya yang telah memberi semangat dan sebuah arti dalam hati;

12.Teman-teman seperjuangan di kosan Kopi 15 atas segala semangatnya;

13.Semua pihak yang namanya tidak tercantum yang turut membantu sejak masa perkuliahan, penelitian, sampai terselesaikannya Skripsi ini. Saya ucapkan terima kasih

Bandar Lampung, 29 Februari 2012 Penulis


(2)

Judul Skripsi : IDENTIFIKASI POTENSI LIMBAH TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) SEBAGAI PAKAN TERNAK

RUMINANSIA DI KABUPATEN TANGGAMUS Nama :

Sri Sevtia Ayuning

NPM : 0714061060

Jurusan : Peternakan Fakultas : Pertanian

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Syahrio Tantalo, M.P. Liman, S.Pt. M.Si.

NIP 196106061986031004 NIP. 196704221994021001

2. Ketua Jurusan Peternakan

Prof. Dr. Ir. Muhtarudin, M.S.


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Ir. Syahrio Tantalo, M.P. ...

Sekretaris : Liman, S.Pt. M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Dr. Ir. Rudy Sutrisna, M.S. ...

2. Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Wan Abbas Zakaria, M.S.

NIP 196108261987021001


(4)

Ya Rabb

Terima kasih karena Engkau tidak pernah meninggalkanku, selalu ada uluran

tanganMu untuk membantuku bersabar, ikhlas, dan bersyukur dalam hidup.

Ya Rabb

Hanya padaMu aku berserah diri dan hanya padaMu aku kembali

Amin

Persembahkanku atas karya kecil ini, teruntuk :

Allah SWT yang telah mencurahkan ridho dan karunianya,

junjungan Nabi Besar Muhammad S AW atas tuntunannya.

Atas segala Cinta, Kasih, Penantian, Perhatian, Nasihat, Tawa

dan Air mata dengan Setulus hati kupersembahkan karya kecil ini

untuk orang-orang yang berarti dalam hidupanku,

“Bercita

-citalah yang tinggi, bermimpilah yang besar, Reguk madu

ilmu sebanyak-banyaknya, belajarlah dari alam disekitar kita,

Resapi kehidupan, jelajahi Indonesia kita yang luas membentang

Jengkali Afrika yang eksotis, telusuri Benua Eropa yang megah,

rengkuh dunia dalam tanganmu

yang terpenting bukan seberapa besar mimpi kita

tetapi seberapa besar kita untuk mimpi itu.

Bermimpilah kawan”

(Andrea Hirata, “Sang Pemimpi”)


(5)

Lovely Familly

Mama dan Papa juara satu sedunia yang amat luar

biasa , orang tuaku tercinta, dengan kedua tangan

kalian,yang telah membesarkanku, selalu ada do’a,

kesabaran, keikhlasan, dukungan untuk jalan menuju

keberhasilanku.

Teriring do’a untuk orangtuaku

Semoga Allah SWT kelak menempatkan keduanya

dalam jannah-Nya.

Kakak Juara satuku Wana Ginandi Putra

”mas Koko”yang

selalu ada untuk saling

mengingatkan, mendukung dan memotivasi.

Adik-

adik Juara satuku Vilin Alistri ”elin” dan

Priantoro Luckyto ”uki” atas cinta dan canda

-

tawanya, tetap semangat untuk mencapai mimpi.


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kotaagung pada 19 September 1989, dan merupakan putri kedua dari empat bersaudara pasangan Bapak Wakijan S.E. dan Ibu Gisti Antiani.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman kanak-kanak Dharmawanita pada 1995, Sekolah Dasar Negeri 6 Kotaagung Tanggamus pada 2001; Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kotaagung Tanggamus pada 2004; Sekolah Menengah Umum Negeri I Kotaagung, Tanggamus pada 2007. Penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Bandar Lampung pada 2007, melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).

Pada 2010 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sukapura Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Selama masa studi penulis aktif di kepengurusan Himpunan Mahasiswa Peternakan (Himapet) sebagai Anggota Bidang I Pendidikan dan Pelatihan periode 2009/2010. Selain itu, penulis juga aktif di dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) sebagai salah satu penyanyi sejak 2007 dan aktif sebagai Kordinator Perlengkapan pada kepengurusan periode 2009/2010.