commit to user 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa remaja adalah masa penuh gejolak, masa yang penuh dengan pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru. Pengalaman manis,
pahit, gembira bahkan menyakitkan akan dialami dalam rangka mencari jati dirinya. Rasa ingin tahu dari para remaja kadang-kadang kurang disertai
pertimbangan rasional akan akibat lanjut suatu perbuatan. Kaburnya nilai- nilai moral yang dianut, kurangnya kontrol dari orang tua, berkembangnya
naluri seks akibat matangnya alat-alat kelamin sekunder, ditambah kurangnya informasi mengenai seks yang benar serta adanya berbagai informasi seks
dari media massa yang tidak sesuai dengan norma yang dianut dapat menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas Boyke, 2011.
Hasil penelitian mengenai perilaku seksual remaja pada sepuluh SMA di Surakarta tahun 2005 terhadap 1.250 orang 611 subjek laki-laki dan
639 subjek perempuan ditemukan bahwa 30 laki-laki yang berpacaran telah melakukan hubungan seksual, sedangkan untuk perempuan sebanyak
5. Dapat dikatakan bahwa setiap ada 3 anak laki-laki yang berpacaran, satu diantaranya telah melakukan hubungan seksual dan mereka rata-rata
melakukannya di kelas dua dan tiga Taufik, 2008.
commit to user 2
Perilaku seks bebas dapat mengakibatkan berbagai dampak antara lain adalah timbulnya masalah psikologis secara serius, seperti rasa bersalah,
depresi, marah, agresi. Sementara akibat psikososial yang timbul akibat perilaku seksual antara lain adalah ketegangan mental dan kebingungan akan
peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil diluar nikah. Adanya tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak
keadaan tersebut. Risiko yang lain adalah terganggunya kesehatan remaja itu sendiri, risiko kelainan janin dan tingkat kematian bayi yang tinggi.
Disamping itu tingkat putus sekolah remaja hamil juga sangat tinggi, hal ini disebabkan rasa malu remaja dan penolakan sekolah menerima kenyataan ada
muridnya yang hamil diluar nikah. Masalah ekonomi juga akan membuat permasalahan ini menjadi semakin rumit dan kompleks Sarwono, 2008.
Salah satu cara yang tepat untuk mengatasi masalah hidup remaja yang bersumber dari dorongan seksual yaitu dengan diberikannya pendidikan
seksual kepada remaja tersebut. Dengan demikian pendidikan seksual ini bermaksud untuk menerangkan segala hal yang berhubungan dengan seks dan
seksualitas dalam bentuk yang wajar Sarwono, 2008. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yelena Ika Dianita
2008, meneliti tentang tingkat pengetahuan remaja tentang seks bebas di SMA Negeri 1 Mojogedang. Jika pada penelitian sebelumnya bertujuan
membuat gambaran atau deskripsi tentang tingkat pengetahuan remaja terhadap seks bebas, maka dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui
pengaruh pemberian penyuluhan terhadap sikap seks bebas pada remaja.
commit to user 3
Dari studi pendahuluan didapatkan informasi bahwa di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar telah diadakan kegiatan ekstrakurikuler yang
meliputi bidang akademik dan non akademik serta penyuluhan tentang biologi reproduksi setiap satu bulan sekali. SMA Negeri Kebakkramat
Karanganyar merupakan center untuk program pendidikan kesehatan reproduksi di kawasan Karanganyar. Berdasarkan latar belakang di atas
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Sikap Seks Bebas
Remaja di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar”.
B. Rumusan Masalah