Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Kerangka Konsep Hipotesis

commit to user 3 Dari studi pendahuluan didapatkan informasi bahwa di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar telah diadakan kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi bidang akademik dan non akademik serta penyuluhan tentang biologi reproduksi setiap satu bulan sekali. SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar merupakan center untuk program pendidikan kesehatan reproduksi di kawasan Karanganyar. Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi terhadap Sikap Seks Bebas Remaja di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar”.

B. Rumusan Masalah

“Apakah ada pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas remaja di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas remaja di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui sikap remaja terhadap seks bebas sebelum dilakukan penyuluhan. commit to user 4 b. Mengetahui sikap remaja terhadap seks bebas sesudah dilakukan penyuluhan. c. Menganalisis adanya pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas remaja di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis a. Peneliti : mendapat pengalaman dalam hal penelitian. b. Siswa-siswi di SMA Negeri Kebakkramat Karanganyar : menambah pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi. c. SMA N Kebakkramat Karanganyar : membantu memberikan sarana meningkatkan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi siswa di sekolah tersebut. 2. Manfaat Teoritis Memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas pada remaja. commit to user 5 BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penyuluhan

a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan Peyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan Septalia, 2010. b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan 1 Tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi yang didapatnya. 2 Tingkat sosial ekonomi, semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam menerima informasi baru. 3 Adat istiadat, dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap bahwa adat istiadat merupakan sesuatu hal yang tidak boleh diabaikan. 4 Kepercayaan masyarakat, masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang – orang yang sudah mereka kenal. commit to user 6 5 Ketersediaan waktu di masyarakat, waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat Septalia, 2010. c. Jenis-jenis penyuluhan Menurut Septalia 2010, berdasarkan sasarannya penyuluhan ada beberapa macam meliputi : 1 Penyuluhan masa yaitu penyuluhan ditujukan pada semua orang. 2 Penyuluhan kelompok yaitu penyuluhan ditujukan pada kelompok. 3 Penyuluhan perorangan yaitu penyuluhan dilakukan secara langsung. d. Metode penyuluhan Menurut Septalia 2010, metode promosi kesehatan pada kelompok diklasifikasikan secara umum menjadi : 1 Metode didatik, metode ini digunakan dalam : ceramah – diskusi, seminar, konferensi. 2 Metode eksperensial, metode ini banyak menggunakan aktivitas baik aktivitas terfokus, kelompok diskusi, kelompok belajar. 3 Metode media massa antara lain : iklan televisi, surat kabar, radio, tabloid, spanduk, stiker, poster, kaos, baliho, pengobatan gratis, penyuluhan oleh tenaga kesehatan.

2. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya Widiastuti, commit to user 7 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi yaitu: a. Faktor sosial-ekonomi, dan demografi. Faktor ini berhubungan dengan kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil Notoatmodjo, 2007. b. Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak banyak rezeki, dan informasi yang membingungkan anak dan remaja mengenai fungsi dan proses reproduksi Notoatmodjo, 2007. c. Faktor psikologis: keretakan orang tua akan memberikan dampak pada kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharganya wanita di mata pria yang membeli kebebasan dengan materi Notoatmodjo, 2007. d. Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi, dan sebagainya Notoatmodjo, 2007.

3. Remaja

a. Pengertian Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa Sarwono, 2008. Berdasarkan sifat masa remaja ada tiga tahap, yaitu: commit to user 8 1 Masa remaja awal 10-12 tahun : tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, lebih memperhatikan keadaan tubuh dan mulai berpikir khayal. 2 Masa remaja tengah 13-15 tahun : tampak dan merasa ingin mencari identitas diri, ada ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta mendalam, kemampuan berpikir abstrak berkhayal makin berkembangan, berkhayal mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual. 3 Masa remaja akhir 16-19 tahun : menampakkan pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra gambaran, keadaan, peranan terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak Widiastuti, 2010. b. Perubahan fisik pada masa remaja 1 Tanda-tanda seks primer Pada laki-laki ditandai oleh terjadinya ejakulasi pertama melalui mimpi basah. Sedangkan pada wanita ditandai dengan menarche. Berat uterus pada anak usia 1112 tahun kira-kira 5,3 gram, pada usia 16 tahun rata-rata 43 gram Sarwono, 2008. 2 Tanda-tanda seks sekunder Pada laki-laki : perkembangan pada organ-organ seksual, testis dan penis mulai membesar tumbuh rambut kemaluan dan perubahan commit to user 9 suara. Pada wanita ditandai dengan pembesaran payudara dan panggul serta tumbuhnya rambut kemaluan Sarwono, 2008. c. Perubahan psikologi pada remaja Perubahan yang terjadi adalah mudah tertarik oleh lawan jenis, mudah bereaksi, kurangnya pertimbangan dan ingin mencoba-coba. Pertumbuhan kemampuan intelektualnya cenderung menimbulkan sikap kritis, tersalur melalui perbuatan yang bersifat eksperimen dan eksploratif Sarwono, 2008.

4. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek Notoatmodjo, 2007. Menurut Azwar 2007, komponen-komponen sikap antara lain: a. Komponen kognitif : pengetahuan, pandangan, keyakinan b. Komponen afektif : rasa senang atau tidak senang c. Komponen konatif : kecenderungan berperilaku tertentu Tingkatan yang dimiliki oleh sikap yaitu: a. Menerima receiving , diartikan bahwa seseorang subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. b. Merespons responding , yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. commit to user 10 c. Menghargai valuing , yaitu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. d. Bertanggung jawab responsible , atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan sikap yang paling tinggi Notoatmodjo, 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain : pendidikan, pekerjaan, pengalaman, kebudayaan, lingkungan dan informasi Notoatmodjo, 2007.

5. Seks Bebas

Seks bebas adalah sebuah perilaku seksual yang merupakan hasil akumulatif dari kombinasi sejumlah faktor sehingga menghasilkan “enerji” yang mampu melanggar norma- norma yang ada tanpa adanya ikatan perkawinan Sarwono, 2008. Wahyudi 2000 berpendapat bahwa perilaku seksual secara rinci dapat berupa : a. Berfantasi: merupakan perilaku membayangkan dan mengimajinasikan aktivitas seksual yang bertujuan untuk menimbulkan perasaan erotisme. b. Pegangan tangan: aktivitas ini tidak terlalu menimbulkan rangsangan seksual yang kuat namun biasanya muncul keinginan untuk mencoba aktivitas lain. c. Cium kering: berupa sentuhan pipi dengan pipi atau pipi dengan bibir. commit to user 11 d. Cium basah: berupa sentuhan bibir ke bibir. e. Meraba: merupakan kegiatan bagian-bagian sensitive rangsang seksual, seperti leher, breast, paha, alat kelamin dan lain-lain. f. Berpelukan: aktivitas ini menimbulkan perasaan tenang, aman, nyaman disertai rangsangan seksual terutama bila mengenai daerah aerogan sensitive. g. Masturbasi wanita dan onani laki-laki: perilaku merangsang organ kelamin untuk mendapatkan kepuasan seksual. h. Oral seks: merupakan aktivitas seksual dengan cara memautkan alat kelamin ke dalam mulut lawan jenis. i. Petting: merupakan seluruh aktivitas non intercourse hingga menempelkan alat kelamin. j. Intercourse senggama: merupakan aktivitas seksual dengan memasukkan alat kelamin laki-laki ke dalam alat kelamin wanita. Faktor-faktor penyebab terjadinya seks bebas antara lain : meningkatnya libido seksualitas, penundaan usia perkawinan, tabularangan, kurangnya informasi tentang seks dan pergaulan yang makin bebas. Seks bebas sering merugikan remaja dalam hal psikologi, psikososial maupun kesehatan: a. Psikologi Mengakibatkan timbulnya perasaan bersalah dan berdosa, depresi, marah dan agresi pada diri remaja Sarwono, 2008. commit to user 12 b. Psikososial Menimbulkan ketegangan mental, kebingungan akan peran sosial yang tiba-tiba berubah, misalnya pada kasus remaja yang hamil di luar nikah, meningkatnya angka putus sekolah dan tekanan dari masyarakat yang mencela dan menolak keadaan tersebut Sarwono, 2008. c. Kesehatan Terutama bagi remaja yang sering menimbulkan komplikasi sampai kematian pada ibu dan bayinya, pengguguran kandungan dan aborsi. Infeksi menular seksual IMS termasuk HIVAIDS dari infeksi saluran reproduksi Sarwono, 2008.

6. Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Terhadap

Sikap Seks Bebas Remaja Penyuluhan kesehatan adalah upaya pemberian informasi yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat sadar, tahu dan mengerti, serta mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan: tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, ketersediaan waktu Septalia, 2010. Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: pendidikan, pekerjaan, pengalaman, kebudayaan, lingkungan dan informasi Notoatmodjo, 2007. commit to user 13 Dengan dilakukannya penyuluhan maka akan terjadi beberapa tahap dalam proses perubahan sikap yaitu seseorang menerima informasi receiving kemudian timbul suatu respons terhadap stimulus responding yang selanjutnya akan ada rasa menghargai valuing dan kemudian akan timbul suatu tanggung jawab atas sesuatu yang telah dipilihnya yang disertai dengan adanya perubahan sikap.

B. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Faktor-faktor yang mempengaruhi penyuluhan: - Pendidikan - Sosial ekonomi - Adat istiadat - Kepercayaan masyarakat - Ketersediaan waktu Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap: - Pendidikan - Pekerjaan - Pengalaman - Kebudayaan Lingkungan - Informasi Perubahan Sikap Menerima Receiving Merespons Responding Menghargai Valuing Bertanggung jawab Responsible commit to user 14 Keterangan : : Diteliti : Tidak diteliti

C. Hipotesis

“Ada pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan reproduksi terhadap sikap seks bebas remaja di SMA Negeri Kebak Kramat Karanganyar”. commit to user 15 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Dokumen yang terkait

Motivasi dan Kompetensi Pengaruhnya Terhadap Kesuksesan Pengusaha Wanita

0 2 9

Pertanyaan dan nasihat dokter untuk konsumsi sayur dan buah: penelitian potong lintang pada 10 puskesmas di Yogyakarta dan Sleman | Prabandari | Jurnal Gizi Klinik Indonesia 18848 37635 1 SM

0 0 10

KAWASAN TANPA ROKOK SEBAGAI ALTERNATIF PENGENDALIAN TEMBAKAU STUDI EFEKTIVITAS PENERAPAN KEBIJAKAN KAMPUS BEBAS ROKOK TERHADAP PERILAKU DAN STATUS MEROKOK MAHASISWA DI FAKULTAS KEDOKTERAN UGM, YOGYAKARTA | Prabandari | Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

0 2 8

Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Terhadap Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Melalui Poster Dengan Partisipasi Siswa di Kabupaten Gorontalo | Mohamad, Yayi Suryo Prabandari, Agus Priyanto | Berita Kedokteran Masyarakat 3387 5842 1 PB

0 0 7

MODEL DESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BERBASIS MASALAH BAGI GURU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (Studi Terhadap Kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Bidang Agroindustri di PPPPTK Pertanian Cianjur) | Prabandari | MANAJERIAL 9470 19401 1 SM

0 0 16

NI MADE FEBRY G. D1A212342

0 3 18

ANALISIS HUKUM PENGHAPUSAN MEREK IKEA Oleh: Nur Febry Rahmadhiani dan Catharina Ria Budiningsih ‘ Alumni Fakultas Hukum Universitas Parahyangan ‘ Dosen Fakultas Hukum Universitas Parahyangan budiningsihriagmail.com Abstract - Analisis Hukum Penghapusan Me

0 0 18

FEBRY JOHAN PALASWORO NIM.20111330004

0 0 19

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKSUAL PADA SISWI KELAS XI DI SMK ABDI NEGARA MAGELANG JAWA TENGAH TAHUN 2012¹ Febry Astuti², Hikmah³ INTISARI

0 0 6

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - 13.60.0118 SEKAR AYU PRABANDARI (8.39).BAB I

0 0 19