BAB IV KESANTUNAN IMPERATIF DALAM NOVEL 2 KARYA DONNY
DHIRGANTORO
4.1 Kesantunan Imperatif dalam Novel 2 karya Donny Dhirgantoro
Wujud Kesantunan imperatif dalam novel 2 adalah realisasi maksud imperatif menurut makna pragmatiknya. Makna tersebut sangat ditentukan oleh konteks
situasi tutur yang melatarbelakangi munculnya tuturan imperatif itu. Oleh karena itu, wujud imperatif pragmatik dalam novel 2 dapat berupa tuturan yang
bermacam-macam, baik berupa tuturan imperatif maupun berupa tuturan nonimperatif. Tuturan nonimperatif tersebut berupa tuturan deklaratif dan tuturan
interogatif. Dalam konstruksi yang bermacam-macam itu ditemukan wujud kesantunan
imperatif yang berbeda. Selanjutnya, masing-masing wujud kesantunan imperatif tersebut diuraikan berdasarkan skala kesantunan Leech, sebagai berikut:
No. Tuturan
Konteks Tuturan Skala Kesantunan
1. Wah selamat,
Pak, Gita juara lagi.
Tuturan ini diucapkan di kursi penonton GOR oleh
teman-teman dari pak pelatih bulutangkis Gita,
ketika Gita baru saja menjuarai perlombaan
bulutangkis. Tuturan ini memenuhi tiga
skala dari lima skala kesantunan, yaitu: 1 skala
keuntungan dan kerugian, dimana maksud dari tuturan
ini menguntungkan papa sebagai mitra tutur karena
mendapatkan ucapan selamat; 2 skala
ketidaklangsungan, dimana
Universitas Sumatera Utara
maksud dari tuturan ini dinyatakan secara tidak
langsung bahwa mereka ikut merasa bahagia atas
kemenangan Gita; dan 3 skala jarak sosial, dimana
hubungan keakraban antara mereka dengan papa tidaklah
dekat. Oleh karena itu, tuturan ini merupakan
tuturan yang santun. 2.
Gus..Bangun kamu mau ke
GOR? Ayo, papa anterin,
Gus Tuturan ini diucapkan
oleh papa kepada Gusni, di pagi hari ketika
membangunkan Gusni agar tidak telat pergi
latihan bulutangkis. Tuturan ini memenuhi tiga
dari lima skala kesantunan, yaitu 1 skala kerugian dan
keuntungan, dimana maksud dari tuturan ini merugikan
papa sebagai diri penutur; 2 skala keotoritasan, dimana
papa memiliki keotoritasan sebagai ayah Gusni; dan 3
skala ketidaklangsungan, dimana maksud dari tuturan
tersebut secara tidak langsung disampaikan oleh
papa agar Gusni segera bersiap-siap. Oleh karena itu,
tuturan ini merupakan tuturan yang santun.
3. Maaf, pak,
bulan ini yang Tuturan ini diucapkan di
rumah papa oleh Soleh Tuturan ini memenuhi tiga
dari lima skala kesantunan,
Universitas Sumatera Utara
bisa saya setor cuma segini
sebagai pegawai papa, ketika membawa hasil
penjualan kok bulutangkis yang tidak
begitu laku. yakni: 1 skala keotoritasan,
bahwa papa memiliki keotoritasan
sebagai pemimpin dari Soleh; 2
skala ketidaklangsungan, bahwa secara tidak langsung
menyatakan kok bulutangis yang dijual tidak begitu laku;
dan 3 skala jarak sosial, bahwa hubungan antara papa
dan Soleh tidak begitu dekat karena Soleh selalu melapor
satu bulan sekali. Oleh karena itu, tuturan ini santun.
4. Dok, satu lagi
mana? Tuturan ini diucapkan di
ruang operasi oleh papa kepada seorang dokter
yang membantu mama persalinan, ketika masih
satu bayi yang telah lahir. Tuturan ini memenuhi tiga
skala dari lima skala kesantunan, yakni: 1 skala
keotoritasan, bahwa dokter memiliki keotoritasan
sebagai dokter mama, 2 skala ketidaklangsungan,
dimana maksud dari tuturan ini dinyatakan secara tidak
langsung oleh papa agar si dokter kembali melakukan
proses kelahiran satu bayi lagi; dan 3 skala jarak
sosial, bahwa hubungan antara papa dan dokter tidak
dekat. Oleh karena itu, tuturan ini santun.
Universitas Sumatera Utara
5. Mohon izin,
saya pamit ya, Pak, udah
malam, ditunggu istri di
rumah. Tuturan ini diucapkan di
rumah oleh Soleh kepada papa ketika Soleh ingin
pulang ke rumahnya karena hari sudah malam.
Tuturan ini memnuhi tiga skala dari lima skala
kesantunan, yakni: 1 skala keotoritasan, bahwa papa
memiliki keotoritasan sebagai pemimpin dari
Soleh; 2 skala kerugian dan keuntungan, dimana maksud
dari tuturan ini merugikan diri penutur karena harus
memohon ijin kepada papa; dan 3 skala jarak sosial,
bahwa hubungan antara papa dan Soleh tidak dekat. Oleh
karena itu, tuturan ini santun. 6.
Beli lagi pa, susu
formulanya Tuturan ini diucapkan
pada pagi hari, di dalam kamar oleh mama kepada
papa ketika Gusni yang saat itu masih bayi
sedang menangis keras. Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi tiga skala kesantunan, yakni: 1
skala kerugian dan keuntungan, dimana maksud
tuturan ini merugikan papa sebagai mitra tutur; 2 skala
ketidaklangsungan, dimana mama secara langsung
menyatakan maksudnya agar papa membelikan susu
formula untuk Gusni; dan 3 skala pilihan, dimana
maksud tuturan ini tidak memberikan alternatif
tindakan kepada papa.
Universitas Sumatera Utara
7. Mungkin
memang sudah saatnya kita
coba cara lain, kita tidak akan
pernah tahu kalau kita tidak
coba. Tuturan ini disampaikan
oleh dokter Fuad sebagai dokter pribadi gusni, di
rumah sakit, ketika papa menyampaikan keinginan
Gusni untuk latihan bulu tangkis.
Tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yakni: 1 skala ketidaklangsungan, dimana
secara tidak langsung dokter memberikan ijin Gusni untuk
latihan bulu tangkis; 2 skala keotoritasan, bahwa
dokter memiliki keotoritasan sebagai dokter pribadi Gusni;
3 skala kerugian dan keuntungan, dimana maksud
tuturan ini menguntungkan papa sebagai mitra tutur
karena mendapatkan ijin dari dokter. Oleh karena itu,
tuturan ini santun. 8.
Kalau kamu mau nangis,
nangis aja, tapi menangislah
untuk sesuatu yang baik,
bukan sesuatu yang sia-sia.
Tuturan ini disampaikan di rumah oleh mama
kepada Gusni agar Gusni tetap kuat jika ada yang
mengejeknya lagi. Tuturan ini santun karena
memenuhi tiga dari lima skala kesantunan, yakni: 1
skala ketidaklangsungan karena mama secara tidak
langsung menasehati Gusni agar tidak menangis ketika
ada yang mengejek; 2 skala keotoritasan, bahwa mama
memiliki keotoritasan sebagai ibu Gusni; dan 3
skala kerugian dan keuntungan, dimana Gusni
sebagai mitra tutur mendapat
Universitas Sumatera Utara
keuntungan karena diberi nasihat oleh mama.
9. Pak, begini Pak,
saya minta izin, Pak.. Gusni
mau latihan bulutangkis.
Tuturan ini disampaikan di GOR oleh papa kepada
pak pelatih agar pelatih memberikan izin pada
Gusni untuk latihan bulutangkis di sana.
Tuturan ini santun karena memenuhi tiga dari lima
skala kesantunan, yakni: 1 skala keotoritasan, bahwa
pak pelatih memiliki keotoritasan sebagai pelatih
bulu tangkis; 2 skala kerugian dan keuntungan,
dimana maksud tuturan ini merugikan Gusni sebagai
penutur; dan 3 skala jarak sosial, dimana hubungan
antara pak pelatih dan Gusni tidak dekat.
10. Wah elo harus
dandan habis, Gus Pake
makeup biar si Hanny kalah
cantik. Tuturan ini diucapkan
oleh Nuni kepada Gusni di parkiran sebuah mal
pada malam hari. Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi tiga skala kesantunan, yakni: 1
skala ketidaklangsungan, dimana maksud dari tuturan
tersebut dinyatakan secara langsung oleh Nuni kepada
Gusni; 2 skala jarak sosial, bahwa Nuni dan Gusni
memiliki hubungan persahabatan; dan 3 skala
pilihan, dimana maksud tuturan ini tidak memberikan
alternatif tindakan kepada
Universitas Sumatera Utara
Gusni sebagai mitra tutur. 11.
Ayo dek, semangat
Kapan lagi..jarang-
jarang lo lari pagi sama atlet
nasional? Tuturan ini diucapkan
oleh Gita kepada Gusni, ketika mereka lari pagi di
gelanggang. Tuturan ini santun karena
memenuhi tiga dari lima skala kesantunan, yakni: 1
skala ketidaklangsungan karena maksud tuturan ini
dinyatakan secara tidak langsung oleh Gita agar
Gusni dapat mengalahkan lari Gita; 2 skala
keotoritasan, bahwa kakak memiliki keotoritasan
sebagai kakak Gusni; 3 skala kerugian dan
keuntungan, dimana Gusni sebagai mitra tutur
diuntungkan karena diberikan semangat untuk
bisa mengalahkan Gita. 12.
Terima kasih, Dok, saya akan
terus ingat kalimat itu
setiap hari. Tuturan ini disampaikan
oleh Gusni kepada dokter Fuad sebagai dokter
pribadi Gusni, di rumah sakit, ketika Gusni dan
papa akan berpamitan pulang pada dokter Fuad
Tuturan ini santun karena memenuhi tiga dari lima
skala kesantunan, yakni: 1 skala keotoritasan, bahwa
dokter Fuad memiliki keotoritasan sebagai dokter
pribadi Gusni; 2 skala kerugian dan keuntungan,
dimana dokter Fuad sebagai mitra tutur diuntungkan
karena mendapat ucapan
Universitas Sumatera Utara
terima kasih; 3 skala jarak sosial, bahwa hubungan
mereka tidak begitu dekat, hanya sebagai dokter dan
pasien. 13.
Duduk dulu ya.. sebentar Gusni
ambil piring. Eh, Harry mau
minum apa? Tuturan ini disampaikan
oleh Gusni kepada Harry, pada sore hari, di tumah
Gusni. Tuturan ini bermaksud menawarkan
Harry minuman dan
mengambil piring tempat onde-onde yang dibawa
oleh Harry. Tuturan ini santun karena
memenuhi tiga skala dari lima skala kesantunan, yakni:
1 skala kerugian dan keuntungan karena maksud
tuturan ini merugikan Gusni sebagai penutur; 2 skala
pilihan, dimana maksud tuturan ini memberikan
alternatif tindakan duduk, menunggu, tawaran minum
kepada Harry sebagai mitra tutur; 3 skala
ketidaklangsungan, dimana Gusni secara tidak langsung
meminta Harry menunggu. 14.
Terima kasih dok, ya udah
Gusni mau coba lawan penyakit
Gusni, mulai hari ini.
Tuturan ini diucapkan oleh Gusni kepada dokter
Fuad, di rumah sakit, ketika dokter Fuad
menerangkan semua tentang penyakitnya,
memberikan nasihat dan menyemangati Gusni.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi tiga
skala dari lima skala kesantunan, yakni: 1 skala
keotoritasan karena dokter Fuad memiliki keotoritasan
sebagai dokter pribadi Gusni; 2 skala kerugian dan
keuntungan, dimana dokter
Universitas Sumatera Utara
Fuad sebagai mitra tutur diuntungkan karena
mendapat ucapan terima kasih; 3 skala jarak sosial
bahwa hubungan mereka tidak begitu dekat, hanya
sebagai dokter dan pasien. 15.
Silakan..teh buatan Gusni..
buat Papa sama Mama.
Tuturan ini disampaikan oleh Gusni kepada papa
dan mama, di ruang keluarga, pada pagi hari.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi tiga
dari lima skala kesantunan, yakni 1 skala
ketidaklangsungan, karena secara tidak langsung Gusni
mempersilakan papa dan mama untuk meminum teh
buatannya; 2 keotoritasan, bahwa papa dan mama
memiliki keotoritasan sebagai orangtua Gusni; 3
skala kerugian dan keuntungan, dimana papa
dan mama sebagai mitra tutur memperoleh
keuntungan dibuatkan teh oleh Gusni.
16. Jangan pernah
meremehkan kekuatan
seorang manusia karena
Tuturan ini disampaikan oleh pak pelatih kepada
papa, di gelanggang, pada sore hari, ketika
papa mulai pesimis Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yakni: 1 skala keotoritasan, bahwa pak pelatih memiliki
Universitas Sumatera Utara
Tuhan sedikit pun tidak
pernah dengan penyakit Gusni.
keotoritasan sebagai pelatih Gusni; 2 skala
ketidaklangsungan karena secara tidak langsung pak
pelatih melarang papa agar tidak pesimis pada penyakit
Gusni; 3 skala jarak sosial bahwa hubungan mereka
tidak begitu dekat. 17.
Coba Bapak lihat raket
kamu. Tuturan ini disampaikan
oleh pak pelatih kepada Gusni, di gelanggang,
pada sore hari, ketika pak pelatih sedang menguji
Gusni. Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yakni: 1 skala keotoritsan, bahwa pak pelatih memiliki
keotoritasan sebagai pelatih Gusni; 2 skala
ketidaklangsungan karena secara tidak langsung pak
pelatih meminta Gusni untuk memberikan raketnya pada
pak pelatih, 3 skala jarak sosial, bahwa hubungan
mereka tidak dekat karena Gusni baru hari itu masuk.
18. Awas lo Nggak
gue jemput lo besok
Tuturan ini diucapkan oleh Nuni kepada Ani di
dalam mobil Nuni ketika mereka akan berangkat
ke sekolah. Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi lima skala kesantunan, yakni 1
skala jarak sosial karena Nuni dan Ani memiliki
hubungan persahabatan; 2
Universitas Sumatera Utara
skala kerugian dan keuntungan, dimana maksud
tuturan ini merugikan Ani sebagai mitra tutur; 3 skala
pilihan, dimana maksud tuturan tidak memberikan
alternatif tindakan pada Ani sebagai mitra tutur; 4 skala
ketidaklangsungan, dimana Nuni secara langsung
meluapkan kemarahannya; 5 skala keotoritasan,
tuturan ini tidak memiliki sifat keotoritasan.
19. Coba lihat
tangan kamu, Gus
Tuturan ini disampaikan oleh pak pelatih kepada
Gusni, pada sore hari, di gelanggang, ketika pak
pelatih sedang menguji Gusni.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi tiga
dari lima skala kesantunan, yakni: 1 skala keotoritsan,
bahwa pak pelatih memiliki keotoritasan sebagai pelatih
Gusni; 2 skala ketidaklangsungan karena
secara tidak langsung pak pelatih meminta Gusni untuk
menunjukkan tangannya pada pak pelatih, 3 skala
jarak sosial, bahwa hubungan mereka tidak dekat karena
Gusni baru hari itu masuk. 20.
Sok atuh, Tuturan ini diucapkan Tuturan ini santun karena
Universitas Sumatera Utara
silahkan. oleh penjaga gelanggang
kepada Gusni, di depan gerbang gelanggang,
pada pagi hari, ketika Gusni ingin masuk ke
gelanggang untuk latihan dan baru dibuka oleh
penjaga GOR tersebut, yang juga baru dating.
tuturan ini memenuhi empat dari lima skala kesantunan,
yakni: 1 skala ketidaklangsungan karena
secara tidak langsung penjaga gelanggang tersebut
mempersilakan Gusni masuk ke dalam gelanggang; 2
skala keotoritasan bahwa Gusni memiliki keotoritasan
sebagai atlet bulu tangkis di sana; 3 skala kerugian dan
keuntungan, dimana Gusni sebagai mitra tutur
mendapatkan keuntungan karena dipersilakan masuk;
4 skala jarak sosial, bahwa hubungan antara penjaga dan
Gusni tidak dekat. 21.
Ok Gusni Sekarang kamu
belajar terima bola ya
Tuturan ini disampaikan oleh pak pelatih kepada
Gusni, pada pagi hari, di gelanggang, ketika Gusni
sedang pemanasan dengan berlari keliling
lapangan. Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yaitu: 1 skala ketidaklangsungan karena
secara langsung pak pelatih menyuruh Gusni memulai
latihannya; 2 skala pilihan, bahwa maksud dari tuturan
ini tidak memberikan alternatif tindakan kepada
Gusni sebagai mitra tutur; 3
Universitas Sumatera Utara
skala kerugian dan keuntungan, dimana Gusni
sebagai mitra tutur dirugikan karena
harus latihan menerima bola.
22. Ok Gus..
silakan.. satu per satu ya.
Tuturan ini diucapkan oleh pak pelatih kepada
Gusni, di lapangan, pada pagi hari. Tuturan ini
bermaksud agar Gusni membersihkan tribun
yang berantakan oleh kok yang bertebaran di
sekeliling tribun Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yakni: 1 skala keotoritasan, bahwa pak pelatih memiliki
keotoritasan sebagai pelatih Gusni; 2 skala
ketidaklangsungan karena secara tidak langsung pak
pelatih menyuruh Gusni membersihkan tribun dari
sampah untuk melatih kecepatan dan kekuatan kaki
Gusni; 3 skala jarak sosial, bahwa hubungan antara
Gusni dan pak pelatih tidak begitu dekat.
23. Ayo Gusni
Tuturan ini diucapkan oleh para penonton
kepada Gusni, yang sedang bertanding
bulutangkis. Tuturan ini terjadi pada pagi hari di
lapangan gelanggang. Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yaitu: 1 skala ketidaklangsungan, dimana
secara tidak langsung para penonton memberikan
dukungan semangat kepada
Universitas Sumatera Utara
Gusni; 2 skala kerugian dan keuntungan, dimana Gusni
sebagai penutur diuntungkan oleh dukungan semangat
untuknya; 3 skala jarak sosial, hubungan antara para
penonton dan Gusni tidak dekat.
24. Pa.. Ma..
tolong, tolong Gusni, percaya
sama Gusni, Gusni mau terus
hidup, izinin Gusni lari lagi,
latihan bulutangkis
lagi. Tuturan ini disampaikan
oleh Gusni kepada kedua orangtuanya, pada pagi
hari, di depan kamar orang tuanya.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi tiga
dari lima skala kesantunan, yaitu: 1 skala keotoritasan,
bahwa papa dan mama memiliki keotoritasan
sebagai orang tua Gusni; 2 skala pilihan karena maksud
tuturan ini memberikan beberapa alternatif tindakan
kepada kedua orangtua Gusni sebagai mitra tutur; 3
kerugian dan keuntungan, dimana maksud tuturan ini
merugikan Gusni sebagai penutur karena harus
mendapatkan restu dari orang tuanya .
25. Mulai hari ini
kamu latihan bulutangkis
sama saya Tuturan ini diucapkan
oleh pak pelatih kepada Gusni di gelanggang
ketika Gusni meminta Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yakni: 1 skala
Universitas Sumatera Utara
izin untuk berlatih bulutangkis lagi di sana.
ketidaklangsungan, dimana maksud tuturan ini
dinyatakan secara langsung oleh pak pelatih kepada
Gusni; 2 skala pilihan, dimana maksud tuturan ini
tidak memberikan alternatif tindakan kepada Gusni
sebagai mitra tutur; 3 skala kerugian dan keuntungan,
dimana maksud tuturan merugikan Gusni sebagai
mitra tutur. 26.
Pak, saya mau minta maaf
tentang kemarin, semua
ini membuat saya jadi
emosional. Tuturan ini diucapkan
oleh papa kepada pak pelatih. Tuturan ini
terjadi pada pagi hari, saat mereka berdua
sedang duduk di tribun bawah gelanggang.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memnuhi tiga dari
lima skala kesantunan, yaitu: 1 skala keotoritasan, bahwa
pak pelatih memiliki keotoritasan sebagai pelatih
bulu tangkis; 2 skala kerugian dan keuntungan,
dimana maksud tuturan ini merugikan papa sebagai
penutur; 3 skala ketidaklangsungan, dimana
maksud tuturan ini secara tidak langsung dinyatakan
oleh papa kepada pak pelatih 27.
Selamat datang di pusat
Tuturan ini diucapkan oleh pak pelatih kepada
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi tiga
Universitas Sumatera Utara
pelatihan bulutangkis
terbesar di Asia Tenggara
para atletnya. Tuturan ini terjadi pada sore hari, di
gedung pelatnas, yang merupakan pusat
pelatihan bulutangkis nasional, ketika mereka
baru saja sampai di tempat tersebut.
dari lima skala kesantunan, yaitu: 1 skala
ketidaklangsungan, dimana maksud tuturan ini
dinyatakan secara tidak langsung oleh pak pelatih,
bahwa pak pelatih memperkenalkan kepada
para atletnya gelanggang yang mereka datangi saat itu;
2 skala keotoritasan, bahwa pak pelatih memiliki
keotoritasan sebagai pelatih mereka; 3 kerugian dan
keuntungan karena maksud tuturan ini merugikan pak
pelatih sebagai penutur. 28.
Sekarang saya minta kamu
melakukan lagi penciptaan itu,
berimajinasi lagi, mencipta
lagi, percaya lagi dengan
impian kamu, impian kamu
untuk bulutangkis.
Tuturan ini diucapkan oleh pak pelatih kepada
Gusni. Tuturan ini terjadi pada sore hari, di
lapangan gedung pelatnas, ketika mereka
sedang menyusuri kompleks gedung
pelatnas. Tuturan ini santun karena
memenuhi tiga dari lima skala kesantunan, yaitu: 1
skala ketidaklangsungan karena secara tidak langsung
pak pelatih memberikan dorongan semangat kepada
Gusni; 2 skala keotoritasan, bahwa pak pelatih memiliki
keotoritasan sebagai pelatih mereka; 3 skala pilihan,
dimana maksud tuturan ini memberikan alternatif
tindakan kepada Gusni
Universitas Sumatera Utara
sebagai mitra tutur. 29.
Selamat datang di Tim Nasional
Indonesia, Gus.. Jadi mulai
sekarang kamu berjuang untuk
tiga hal sekaligus, buat
diri kamu, keluarga kamu,
dan buat Tanah Air kamu.
Tuturan ini diucapkan oleh pak pelatih kepada
Gusni. Tuturan ini terjadi di gelanggang pelatnas,
ketika mereka sedang latihan untuk terakhir
kalinya, berlari mengelilingi gelanggang.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi tiga
dari lima skala kesantunan, yaitu: 1 skala
ketidaklangsungan karena secara tidak langsung pak
pelatih memberitahu pada Gusni kini resmi menjadi
atlet nasional; 2 skala keotoritasan, bahwa pak
pelatih memiliki keotoritasan sebagai pelatih mereka;. 3
skala pilihan, dimana maksud tuturan ini
memberikan alternatif tindakan kepada Gusni
sebagai mitra tutur. 30.
Berdiri sana Tuturan ini diucapkan
oleh Gusni kepada Ani di pesta reuni sekolah dasar
mereka pada malam hari. Tuturan ini bermaksud
agar Ani tidak ikutan bersembunyi bersama
Gusni. Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi tiga skala kesantunan, yaitu: 1
skala kerugian dan keuntungan, dimana maksud
dari tutran tersebut menguntungkan Gusni
sebagai penutur agar persembunyiannya tidak
ketahuan; 2 skala keidaklangsungan, dimana
maksud tuturan ini secara
Universitas Sumatera Utara
langsung dinyatakan oleh Gusni pada Ani agar dia
keluar dari tempat persebunyian yang sama
dengan Gusni; 3 skala jarak sosial, bahwa Ani dan Gusni
memiliki hubungan persahabatan..
31. Untuk
perjuangan kita, untuk sebuah
kemenangan, dan untuk
Indonesia.. berdoa
dipersilakan. Tuturan ini diucapkan
oleh Gita kepada teman- teman atletnya dan pak
pelatih. Tuturan ini terjadi pada malam hari,
di ruang ganti Istora, ketika pertandingan akan
segera dimulai. Tuturan ini tidak santun
karena tidak memenuhi tiga skala kesantunan, yaitu: 1
skala ketidaklangsungan, dimana Gita secara langsung
meminta semuanya berdoa agar mereka dapat
memenangkan pertandingan bulutangkis tersebut; 2
skala jarak sosial, bahwa hubungan mereka semua
sangat dekat sebagai sesame atlet; 3 skala pilihan,
dimana maksud tuturan ini tidak memberikan alternatif
tindakan kepada atlet lain sebagai mitra tutur.
32. Terima kasih,
Pak, untuk kesempatan itu.
Saya janji, saya tidak akan
Tuturan ini diucapkan oleh Gusni kepada pak
pelatih. Tuturan ini terjadi pada malam hari,
di Istora, ketika sedang Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yaitu: 1 skala ketidaklangsungan, dimana
Universitas Sumatera Utara
menyia- nyiakannya..
istirahat. Gusni secara tidak langsung
berterima kasih kepada pak pelatih karena dipilih untuk
bertanding saat itu, menemani kakaknya, Gita di
putaran ganda; 2 skala keotoritasan, dimana pak
pelatih memiliki keotoritasan sebagai pelatih Gusni; 3
skala kerugian dan keuntungan, dimana maksud
tuturan ini menguntungkan pak pelatih sebagai mitra
tutur karena mendapatkan ucapan terima kasih..
33. Tenang aja
Pa..yang pasti sih motornya
gak bisa ngebut Tuturan ini diucapkan
pada malam hari di teras rumah oleh mama kepada
papa ketika mengantar kepergian Gusni dan
Harry untuk makan malam
Tuturan ini santun karena memenuhi tiga dari lima
skala kesantunan, yaitu 1 skala kerugian dan
keuntungan, dimana maksud tuturan ini memberikan
keuntungan kepada papa karena tidak resah lagi; 2
skala ketidaklangsungan, dimana mama secara tidak
langsung memberitahukan kalau motor yang digunakan
Harry adalah motor tua; 3 skala keotoritasan, bahwa
papa memiliki keotoritasan sebagai suami dan kepala
Universitas Sumatera Utara
rumah tangga. 34.
Hah? Jadi lo bilang gue
berisik? Turun lo Ni
Tuturan ini diucapkan oleh Nuni kepada Ani
ketika mereka akan berangkat
sekolah dengan mobil Nuni
Tuturan ini tidak santun karena tuturan ini tidak
memenuhi lima skala kesantunan, yaitu: 1 skala
kerugian dan keuntungan, dimana maksud tuturan ini
merugikan Ani sebagai mitra tutur; 2 skala pilihan,
dimana maksud tuturan tidak memberikan alternatif
tindakan pada Ani sebagai mitra tutur; 3 skala
ketidaklangsungan, dimana Nuni secara langsung
meluapkan kemarahannya; 4 skala jarak sosial karena
Nuni dan Ani memiliki hubungan persahabatan; 5
skala keotoritasan, tuturan ini tidak memiliki sifat
keotoritasan. 35.
Lihat diri kamu Gus Lihat
sekitar kamu, kita perlu untuk
percaya bahwa sesuatu yang
luar biasa bisa terjadi
Tuturan ini diucapkan pada malam hari di
lapangan oleh pak pelatih kepada Gusni ketika
Gusni sedang istirahat menunggu pertandingan
babak kedua dimulai Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi tiga dari lima skala kesantunan,
yakni 1 skala ketidaklangsungan, dimana
pak pelatih secara tidak langsung memberikan
semangat kepada Gusni; 2
Universitas Sumatera Utara
skala keotoritasan, bahwa pak pelatih memiliki
keotoritasan sebagai pelatih Gusni; 3 skala kerugian dan
keuntungan, dimana maksud tuturan ini memberikan
keuntungan kepada Gusni sebagai mitra tutur.
36. Besok, Papa
sama Mama nggak usah
bangun pagi- pagi, Gusni aja
yang bikin sendiri roti
sama tehnya, nggak apa-apa
kok. Tuturan ini diucapkan
pada pagi hari, di rumah, oleh Gusni kepada kedua
orang tuanya, ketika akan berangkat untuk
berolahraga. Tuturan ini santun karena
memenuhi tiga dari lima skala kesantunan, yaitu 1
skala keotoritasan, bahwa mama dan papa memiliki
keotoritasan sebagai orangtua Gusni; 2 skala
ketidaklangsungan, dimana Gusni secara tidak langsung
memberitahukan bahwa dia bisa mandiri; 3 skala
kerugian dan keuntungan, dimana mama dan papa
sebagai mitra tutur mendapatkan keuntungan
tidak perlu mengkhawatirkan keperluan Gusni lagi.
37. Buat diri kamu
pantas, Gus Tuturan ini diucapkan
pada malam hari di lapangan oleh pak pelatih
kepada Gusni ketika Gusni sedang bertanding.
Tuturan ini santun karena memenuhi tiga skala
kesantunan, yaitu: 1 skala keotoritasan, bahwa pak
pelatih memiliki keotoritasan
Universitas Sumatera Utara
sebagai pelatih Gusni; 2 skala kerugian dan
keuntungan, dimana maksud tuturan ini memberikan
keuntungan kepada Gusni sebagai mitra tutur; 3 skala
ketidaklangsungan, dimana pak pelatih secara tidak
langsung memberikan semangat kepada Gusni.
38. Jangan ngebut
kalau hujan Tuturan ini diucapkan
pada malam hari, di rumah, oleh papa kepada
Harry, ketika Gusni dan Harry akan pergi makan
malam. Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi skala kesantunan, yakni 1 skala
keotoritasan, bahwa papa memiliki keotoritasan
sebagai ayah Gusni; 2 skala ketidaklangsungan, dimana
papa secara tidak langsung menyuruh Harry agar
berhati-hati mengenderai motor jika hujan; 3 skala
jarak sosial, bahwa hubungan antara papa dan Harry tidak
dekat karena status papa sebagai ayah Gusni.
39. Saya di sini
juga mau bilang terima kasih,
Pak, buat Gita dan Gusni.
Tuturan ini diucapkan pada pagi hari di
lapangan Glora Bung Karno, oleh papa kepada
pak pelatih, ketika Tuturan ini santun karena
tuturan ini memenuhi skala kesantunan, yakni 1 skala
keotoritasan, bahwa pak pelatih memiliki keotoritasan
Universitas Sumatera Utara
sedang memperhatikan para atlet berlatih.
sebagai pelatih bulu tangkis; 2 skala kerugian dan
keuntungan, dimana maksud tuturan ini memberikan
keuntungan kepada pak pelatih karena mendapatkan
ucapan terima kasih; 3 skala ketidaklangsungan
karena papa secara tidak langsung mengucapkan
terima kasih karena sudah melatih Gita dan Gita hingga
mencapai kesuksesan sekarang
40. Menang atau
kalah, juara atau tidak juara,
lakukan dengan kerja keras,
lakukan dengan perjuangan
Jangan menyerah.
Bawa impian kamu ke dunia
nyata Tuturan ini disampaikan
oleh pak pelatih kepada Gusni. Tuturan ini terjadi
pada malam hari, di lapangan Istora, ketika
pertandingan akan segera dimulai.
Tuturan ini santun karena tuturan ini memenuhi skala
kesantunan, yakni 1 skala keotoritasan, bahwa pak
pelatih memiliki keotoritasan sebagai pelatih; 2 skala
pilihan maksud tuturan ini memberikan alternatif
tindakan kepada Gusni sebagai mitra tutur; 3 skala
kerugian dan keuntungan, dimana maksud tuturan ini
menguntungkan para atlet sebagai mitra tutur karena
mendapatkan ucapan dukungan semangat.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Makna Pragmatik Imperatif dalam novel 2 karya Donny Dhirgantoro