didalamnya. Selain itu, kaum kapitalis sebenarnya memegang posisi kunci dalam setiap bisnis yang banyak melibatkan kaum wanita tersebut 2006: 2.
1
Lebih lanjut seperti yang di paparkan oleh Ketua Divisi Pemulihan Komnas Perempuan, Sri Nurherawati kepada merdeka.com, strategi dagang
yang diterapkan para pengusaha dengan mempertontonkan lekuk tubuh perempuan adalah salah satu bentuk eksploitasi.
2
Banyak masalah yang sedang dihadapi oleh manusia di Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Akan tetapi lebih banyak masalah yang dihadapi
oleh kaum perempuan itu sendiri. Permasalahan yang di hadapi oleh kaum perempuan antara lain :
1. Tindak kekerasan : dirumah tangga KDRT, di kantor, bahkan di
tempat umum. 2.
Pemerkosaan dan pelecehan seksual. 3.
Perdagangan perempuan : menjadi pembantu rumah tangga, penganten pesanan, pelacur PSK
2.2.1 Komodifikasi Tubuh Perempuan Sebagai Ekslpoitasi
Karl Marx menjelaskan bahwa kapitalisme mengganggap semua barang adalah komoditi, artinya barang bernilai hanya sejauh ia
mempunyai nilai tukar dan dapat ditukarkan dalam tindakan tukar menukar. Menurut Marx tidak hanya barang, tenaga kerja manusia pun
dipandang sebagai barang dagangan. Sindhunata, 1983:47 Melihat pemikiran Marx, dapat disimpulkan bahwa sistem kapitalis
telah membuat tubuh perempuan menjadi komoditi, karena memiliki nilai tukar yang tinggi. Piliang 2010:269 bahwa semakin seksi,
semakin terkenal, semakin top, atau semakin “berani” seorang cover girl yang ditampilkan dalam cover majah misalnya, maka ia akan
1
Syamsudin. 2006. Eksploitasi Wanita dalam Perspektif Kapitalis. E-jurnal Egalita. 1 2: 20-40. Di unduh pada tanggal 28 April 2015 Pukul 11.39
2
http:www.merdeka.comperistiwakomnas-perempuan-spg-bentuk-eksploitasi-wanita.html Di
unduh pada tanggal 28 Maret 2015 Pukul 11.59
mempunyai nilai tukar currency yang tinggi pula di dalam pasar libido, yang kemudian akan menentukan harga libidonya secara
ekonomis. Tubuh khususnya perempuan di dalam wacana kapitalisme tidak
saja di eksplorasi nilai gunanya use-value- pekerja, prostitusi, pelayan; akan tetapi juga nilai tukarnya exchange-value- gadis
model, gadis peraga, hostess; dan kini juga nilai tandanya sign-value- erotic magazine, erotic video, erotic photography, erotic film, erotic
vcd. Piliang, 2010:264
3
Melihat beberapa contoh pekerja Sales Promotion Girl terlihat eksploitasi tubuh perempuan telah menyentuh batas-batas seksual dan
batas- batas “berani” dalam masyarakat. Daerah-daerah tabu
perempuan telah hilang dan digantikan oleh daerah-daerah yang bernilai ekonomis tinggi. Mengutip ungkapan Yasraf Amir Piliang,
bahwa sekarang perempuan b erani “bupati” membuka paha tinggi,
dan memperlihatkan “sekwilda” sekitar wilayah dada untuk dihargai tinggi.
4
Sistem ekonomi kapitalis telah membentuk sebuah tuntutan semu perempuan dengan menampilkan sosok ideal. Sebuah tuntutan semu
untuk dihargai dan bernilai tinggi. Seorsng perempuan haruslah “berani” menunjukkan batas-batasnya sehingga terjadilan eksploitasi
tubuh perempuan.
2.2.2 Kekerasan Simbolik Perempuan sebagai Eksploitasi