Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
berpikir geometri siswa dalam bentuk interval, maka dapat langsung dihitung gain ternormalisasi, uji prasyarat hipotesis dan uji hipotesis. Sedangkan, data kualitatif
yang diperoleh dari hasil skala disposisi matematis siswa dari masing-masing kelas merupakan data ordinal, maka data ordinal dalam penelitian ini perlu
diubah dalam bentuk interval dengan menggunakan Method of Successive Interval MSI. Perhitungan tersebut menggunakan bantuan Software STAT 97
dengan software utama Microsoft Office Excel 2007. Selanjutnya, setelah diperoleh skor pretes dan postes, untuk
mengetahui besar peningkatan kemampuan berpikir geometri dan disposisi matematis siswa dari sebelum sampai setelah mendapat pembelajaran
menggunakan model pembelajaran geometri van Hiele baik pada siswa kelas eksperimen dan siswa kelas kontrol dihitung dengan menggunakan rumus gain
ternormalisasi yang dikemukakan oleh Meltzer 2002: 3, sebagai berikut:
Kriteria interpretasi menurut Hake 1999:1 adalah: Tabel 3.5
Interpretasi Gain Ternormalisasi
Nilai g Klasifikasi
g 0,7 Tinggi
0,3 g ≤ 0,7
Sedang g
≤ 0,3 Rendah
Setelah data hasil tes berpikir geometri dan disposisi matematis baik pretes maupun postes terkumpul maka akan dilakukan analisis menggunakan
bantuan Software SPSS 16 for windows. Pengolahan data diawali dengan menguji prasyaratan statistik yang diperlukan sebagai dasar pengujian hipotesis, yaitu uji
normalitas sebaran data dan uji homogenitas variansi untuk tiap kelas. Kemudian ditentukan jenis pengujian hipotes sesuai dengan permasalahan.
1. Uji Normalitas
Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal
atau tidak. Hipotesis yang diuji adalah: H
o
: data sampel berasal dari populasi berdistribusi normal H
a
: data sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal Uji normalitas yang digunakan adalah uji Kolmogorov Smirnov dengan
taraf signifikansi 5.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua varians populasi. Hipotesis yang diuji adalah:
H
o
:
2 1
=
2 2
H
a
:
2 1
2 2
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Levene dengan pada taraf
signifikansi 5.
3. Uji Hipotesis
a. Uji Perbedaan Dua Rerata
Uji perbedaan dua rerata yang didgunakan tergantung dari hasil uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data. Hipotesis yang diajukan
diantaranya: 1
Uji dua pihakarah 2-tailed untuk data awal berpikir geometri dan disposisi matematis.
H :
H
a
: rerata skor awal pada kelas yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran geometri van Hiele. : rerata skor awal pada kelas yang pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran konvensional.
Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
2 Uji sepihaksearah one-tailed untuk data akhirgain berpikir geometri dan
disposisi matematis. H
: H
a
: : rerata skor akhirgain ternormalisasi pada kelas yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran geometri van Hiele. : rerata skor akhirgain ternormalisasi pada kelas yang pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran konvensional. Jika data berdistribusi normal, uji perbedaan dua rerata menggunakan uji
statistik parametrik, yaitu uji Independent-Samples T Test Uji-t. jika variansi kedua kelompok data homogeny, nilai signifikansi yang diperhatikan adalah nilai
pada baris “Equal variances assumed” , sedangkan jika variansi kedua kelompok
tidak homogen, maka nilai signifikansi yang diperhatikan yaitu nilai pada baris “Equal variances not assumed”. Selanjutnya, jika terdapat minimal satu data yang
tidak berdistribusi normal, maka uji perbedaan dua rerata menggunakan uji nonparametric, yaitu Uji Mann-Whitney U. untuk uji dua pihak, kriteria
penerimaan H bila nilai signifikansi2
.
b. Uji Korelasi
Untuk menguji korelasi antara berpikir geometri dan disposisi matematis siswa, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas untuk kedua data. Jika kedua data
tersebut berdistribusi normal, maka uji asosiasi yang digunakan adalah uji korelasi Pearson, namun bila data tidak berdistribusi normal, maka dapat dilakukan
dengan uji korelasi Spearman rho atau Kendall. Sedangkan untuk mengetahui kriteria koefisien korelasi yang
disampaikan oleh Suherman 2003:113 sebagaimana tertera dalam Tabel 3.6 berikut:
Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi rxy
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,90 ≤ r
xy
≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,70 ≤ r
xy
0,90 Tinggi
0,40 ≤ r
xy
0,70 Cukup
0,20 ≤ r
xy
0,40 Rendah
0,00 ≤ r
xy
0,20 Sangat Rendah
r
xy
0,00 Tidak Valid
4. Effect Size
Untuk melihat besar pengaruh model pembelajaran geometri van Hiele terhadap berpikir geometri maupun disposisi matematis, digunakan perhitungan
effect size untuk mengetahui besar pengaruhnya. Untuk menghitung effect size pada uji-t digunaka
n rumus Cohen’s Thalheimer, 2002: 4 sebagai berikut;
̅̅̅̅ ̅̅̅̅
Untuk menghitung dengan rumus sebagai berikut:
√ Keterangan:
̅̅̅ : rerata kelas eksperimen ̅̅̅ : rerata kelas kontrol
jumlah siswa kelas eksperimen : jumlah siswa kelas kontrol
: variansi kelas eksperimen : variansi kelas kontrol
Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Cohen’s d
Cohen’s Standard Effect Size Persentase
LARGE 2,0
97,7 1,9
97,1 1,8
96,4 1,7
95,5 1,6
94,5 1,5
93,3 1,4
91,9 1,3
90 1,2
88 1,1
86 1,0
84 0,9
82 0,8
79 MEDIUM
0,7 76
0,6 73
0,5 69
SMALL 0,4
66 0,3
62 0,2
58 0,1
54 0,0
50
I. Waktu Penelitian
Tabel 3.8 menunjukan waktu yang digunakan untuk melaksanakan penelitian.
Tabel 3.8 Waktu dan Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Penelitian
Waktu Penelitian 1
Validasi instrument penelitian Penentuan sekolah yang menjadi tempat
melaksanakan penelitian Januari
– Maret 2013
2 Pretes VHGT dan skala disposisi
matematis Pelaksanaan pembelajaran
April – Mei 2013
Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Melakukan observasi pada siswa secara kelompok pada kelas eksperimen
Melakukan observasi terhadap guru Postes VHGT dan skala disposisi
matematis 3
Pengolahan dan analisis data Penyususnan laporan penelitian
Mei – Juni 2013
Tri Nopriana, 2013 Penerapan Model Pembelajaran Geometri Van Hiele Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Geometri Dan Disposisi Matematis Siswa SMP Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Peningkatan kemampuan berpikir geometri siswa yang pembelajarannya
menggunakan Model Pembelajaran Geoemtri van Hiele lebih baik daripada peningkatan kemampuan berpikir geomertri siswa yang pembelajarannya
menggunakan Model Pembelajaran Konvensional. Kategori peningkatan kemampuan berpikir geometri siswa yang pembelajarannya menggunakan
model pembelajaran geometri van Hiele dan siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional masih tergolong rendah.
Selain itu, pencapaian kemampuan berpikir geometri siswa setelah melalui pembelajaran pada kedua kelas masih tergolong rendah, karena masih
dibawah 50 dari pencapaian keseluruhan skor. 2.
Sebelum menggunakan Model Pembelajaran Geometri van Hiele, tingkat berpikir siswa sebagian besar mencapai level 1 dan masih terdapat siswa yang
belum mencapai level 1, dalam penelitian ini disebut Pre-1. Namun, setelah siswa melakukan pembelajaran dengan Model Pembelajaran Geoemtri van
Hiele, sebagian besar siswa mencapai tingkat berpikir level 2 dan tidak lagi terdapat siswa pada level Pre-1. Bahkan, setelah melalui pembelajaran
menggunakan Model Pembelajaran Geoemtri van Hiele, terdapat siswa yang mencapai tingkat berpikir geometri level 3.
3. Sebelum menggunakan Model Pembelajaran Konvensional, tingkat berpikir
siswa sebagian besar mencapai level 1 dan masih terdapat siswa yang belum mencapai level Pre-1. Namun, setelah siswa melakukan pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Konvensional, tingkat berpikir geometri siswa tersebar