Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

1.6. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi baru atau data ilmiah sebagai masukan kepada ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan proses berpikir anak usia remaja terhadap seksualitas dan kontrol diri dengan perilaku seks pranikah. b. Sebagai bahan referensi untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi bagi para siswa, agar siswa lebih memiliki tanggung jawab dalam setiap melakukan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi. c. Sebagai bahan pertimbangan landasan empiris maupun kerangka acuan bagi peneliti pendidikan yang relevan di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru 1. Sebagai bahan informasi dalam upaya tindakan pencegahan dan mengantisipasi munculnya pemahaman yang salah terhadap seks yang berakibat pada penyimpangan perilaku seksual siswa. 2. Sebagai bahan pertimbangan dalam hal pengembangan silabus mengenai sub Materi Pokok Kesehatan Reproduksi agar dapat diperhatikan baik dalam indikator ataupun mengenai pengalaman belajar. b. Bagi Siswa 1. Meningkatkan pemahaman yang akan membentuk perilaku siswa dalam meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir tentang permasalahan kesehatan reproduksi dan cara mengatasinya. 2. Memberikan informasi yang benar dan terarah mengenai seks bebas dan dampaknya sehingga mereka dapat memahami masalah seksualitas. c. Bagi Pihak Lain Sebagai sumber informasi bagi berbagai pihak mengenai kesehatan reproduksi remaja sehingga sama-sama mendukung para remaja untuk menjaga kesehatan reproduksi.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan Berdasarkan hasil-hasil penelitian dan pengujian analisis data, maka dapat

diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Tingkat pengetahuan metakognitif tentang kesehatan reproduksi siswa SMA di daerah Kota Medan dan di daerah pinggiran Kota Medan dikategorikan sedang. Keterampilan metakognitif tentang kesehatan reproduksi siswa SMA di daerah Kota Medan dan di daerah pinggiran Kota Medan dikategorikan tinggi. Jadi keterampilan metakognitif tentang kesehatan reproduksi siswa SMA di daerah Kota Medan tidak berbeda dengan keterampilan metakognitif tentang kesehatan reproduksi siswa SMA di daerah pinggiran kota Medan. 2. Kemampuan berpikir kritis tentang kesehatan reproduksi siswa SMA di Kota Medan dan di pinggiran Kota Medan dikategorikan sedang. Jadi kemampuan berpikir kritis tentang kesehatan reproduksi siswa SMA di daerah Kota tidak berbeda dengan kemampuan berpikir kritis siswa SMA di daerah pinggiran Kota Medan. 3. Persepsi perilaku seksual siswa SMA di Kota Medan dan di pinggiran Kota Medan dikategorikan sedang. Jadi persepsi perilaku seksual siswa SMA di daerah Kota tidak berbeda dengan persepsi perilaku seksual siswa SMA di daerah pinggiran Kota Medan.