Metode Analisis Data NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STRES KERJA DAN SEMANGAT KERJA TERHADAP Pengaruh Stres Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Produksi Studi Kasus Pada Pt. Kenaria Sragen.

6 terikat. Variabel bebas diajukan melalui instrument berupa 5 alternatif jawaban. Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert Sugiyono, 2008 dengan kriteria jawaban sebagai berikut: 1 Untuk jawaban sangat setuju mendapat nilai 5 2 Untuk jawaban setuju mendapat nilai 4 3 Untuk jawaban netral mendapat nilai 3 4 Untuk jawaban tidak setuju mendapat nilai 2 5 Untuk jawaban sangat tidak setuju mendapat nilai 1 2. Variabel Tidak Bebas Dependent Variable Variabel ini sering disebut variable output, variabel kriteria ataupun variabel konsekuen. Menurut Sugiyono, 2008: 82, variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh dan atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel tidak bebas diajukan melalui instrument berupa 5 alternatif jawaban. Jawaban responden diukur dengan menggunakan skala likert Sugiyono, 2008: 83 dengan kriteria jawaban sebagai berikut: a. Untuk jawaban sangat setuju mendapat nilai 5 b. Untuk jawaban setuju mendapat nilai 4 c. Untuk jawaban netral mendapat nilai 3 d. Untuk jawaban tidak setuju mendapat nilai 2 e. Untuk jawaban sangat tidak setuju mendapat nilai 1 3. Definisi Operasional Variabel a. Tingkat Stress Tingkat stress adalah suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik badan, atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol. b. Semangat kerja Semangat kerja adalah kesediaan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih banyak dan lebih baik. c. Kinerja Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.

D. Metode Analisis Data

1. Uji Validitas Uji yang dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana alat pengukur apa yang akan diukur atau dengan kata lain apakah alat ukur tersebut telah tepat untuk mengukur obyek yang akan diteliti Arikunto: 2002: 146. Suatu angket dinyatakan valid apabila angket itu dapat mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat dengan cara menghitung korelasi masing- masing pernyataan dengan skor total dan menggunakan rumus teknik Korelasi Produk Moment yang rumusnya sebagai berikut:                      2 2 2 2 y y N x x N y x - xy N xy r 7 Keterangan : r XY = Koefisien korelasi antara X dan Y x = Deviasi setiap nilai X terhadap X skor item y = Deviasi setiap nilai Y terhadap Y skor total N = Jumlah sampel. Arikunto, 2002: 256 Taraf signifikan yang digunakan untuk mengetahui sahih tidak butir dalam penelitian ini sebesar 5, artinya suatu butir pertanyaan atau pernyataan dikatakan valid jika koefisien korelasi yang diperoleh lebih besar atau sama dengan koefisien korelasi dalam tabel signifikansi 5 r hitung r tabel 2. Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas yaitu pengujian mengenai dapat atau tidaknya alat pengukuran stabil, mantap, konsisten. Rumus reliabilitas memakai rumus Alpha yaitu menguji tingkat ketetapan konsistensi instrumen dengan rumus Arikunto, 2004: 164: r 11 =                    2 1 2 1 1 1 n n Keterangan : r11 = reliabilitas yang dicari 12 = jumlah varians skor tiap-tiap item 12 = varians total Ketentuan: Apabila Cronbach Alpha 0,60 berarti reliabel Apabila Cronbach Alpha 0,60 berarti tidak reliable 3. Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji model regresi, variabel terikat dengan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak Ghozali, 2001: 83. Uji normalitas menggunakan uji kolmogorov- smirnov, yang mana dengan uji ini dapat diketahui data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Apabila signifikan hitung 0,05, maka data tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya apabila signifikan hitung 0,05, maka data tersebut berdistribusi tidak normal. b. Multikolinearitas Uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model terdapat hubungan yang sempurna atau tidak. Pengujian Multikolinearitas dilakukan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut: 1 VIF 10 terjadi multikolinearitas 2 VIF 10 tidak terjadi multikolinearitas c. Uji Heterokedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians homoskedastisitas dari residual satu ke pengamatan yang lain. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, maka terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas yang digunakan dalam penelitian 8 ini menggunakan metode Spearman Rho Correlation. Apabila nilai sig. 0,05 5, maka data tidak terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya apabila nilai sig. 0,05 5, maka data terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2007: 105. 4. Uji Hipotesis 1 Analisis Regresi Linier Berganda Alat digunakan mengetahui besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap dependen. Persamaan regresi Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana : Y = Kinerja a = Konstan X 1 = Tingkat stress X 2 = Semangat kerja b = Koefisien Regresi e = Variabel Gangguan 2 Uji t Analisa ini digunakan untuk mengetahui tingkat signifikan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Djarwanto, 2002: 307. Langkah-langkah pengujian: 1 Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif H o :  i = 0, Tidak ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. H 1 :  i  0, Ada pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen. 2 Menentukan level of significance  = 0,05 dengan derajat kebebasan df= n-k-1 Tingkat kepercayaan 95 dan 5 tingkat kesalahan 3 Kesimpulan Kriteria pengujian adalah apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas  0,05, maka uji t signifikan dan Ho ditolak. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas  0,05, maka uji t tidak signifikan dan Ho diterima. 3 Uji R 2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 adalah untuk mengetahui seberapa besar variasi variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Nilai R 2 berkisar antara nol sampai satu, semakin mendekati angka satu dapat dikatakan model tersebut semakin baik. Formulasi R 2 adalah Sulaiman, 2004: 14 total regresi 2 2 kuadrat Jumlah kuadrat Jumlah k Y ΣY k Y ΣY R     Dimana: Y = nilai pengamatan Y = nilai Y yang ditaksir dengan model regresi Y = nilai rata-rata pengamatan k = jumlah variabel independen 9 Nilai R 2 mempunyai interval mulai dari 0 sampai 1 0 R 2 1. Semakin besar R 2 mendekati 1, semakin baik model regresi tersebut. Semakin mendekati 0 maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabilitas dari variabel independen. 4 Uji F Digunakan untuk mengetahui koefisien apakah secara bersama-sama variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen secara serentak simultan. Langkah-langkah sebagai berikut: Djarwanto, 2002: 302 1 Pengujian H :  1 =  2 = 0, Tidak ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. H 1 :  1   2  0, Ada pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. 2 Menentukan level of significance  = 5 0,05 Derajat kebebasan df = k-1; k n-1 3 Perhitungan nilai F 1 k n R 1 k R F 2 2 hitung     Dimana: R 2 = Koefisien determinasi K = Jumlah variabel bebas N = Jumlah sampel 4 Kesimpulan Jika F hitung F tabel berarti tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, Ho ditolak bila F hitung F tabel yang berarti ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. HASIL PENELITIAN A. Analisis Data 1. Uji Instrumen Data a. Validitas Uji validitas dilaksanakan untuk mengetahui tingkat kesahihan masing-masing item angket. Uji validitas dilakukan terhadap seluruh butir pertanyaan dalam instrumen, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson yang dilaksanakan dengan bantuan program komputer SPSS for Windows release 16.00. Item kuesioner dinyatakan valid jika harga r xy lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi α = 5 dengan jumlah sampel N = 50 adalah sebesar 0,273. Hasil perhitungan validitas terhadap kuesioner menunjukkan bahwa seluruh butir kuesioner valid karena nilai r xy lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi  = 5 ya itu sebesar 0,273, sehingga tiap item pertanyaan dinyatakan valid. Dengan menggunakan cara lain semua butir juga signifikan karena nilai pearson correlation 0,05. 10 b. Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keandalan seluruh pertanyaan dalam kuesioner, yaitu sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan dan tetap konsisten jika dilakukan dua kali pengukuran atau lebih pada kelompok yang sama dengan alat ukur yang sama. Pengujian Cronbach Alpha digunakan untuk menguji tingkat keandalan aturan-aturan perilaku dari masing-masing angket variabel. Apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari r tabel maka hal ini mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula konsistensi internal reliabilitasnya. Hasil uji reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner memperoleh koefisien reliabilitas r 11 yang bergerak dari 0,662 hingga 0,788 dimana seluruh nilai tersebut lebih besar dari 0,600 Ghozali, 2001, maka dapat dinyatakan bahwa seluruh kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini reliabel handal. Artinya seluruh kuesioner dapat dipercaya dan mampu untuk menjadi alat pengumpul data. 2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data memiliki sebaran yang normal. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini digunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kemudian untuk menerima atau menolak hipotesis dengan cara membandingkan p- value dengan taraf signifikansi a sebesar 0,05. Jika p-value 0,05, maka data berdistribusi normal. Dari basil perhitungan uji Kolmogorov-Smirov dapat diketahui bahwa p-value dari Y ternyata lebih besar dari α 0,5040,05, sehingga keseluruhan data tersebut dinyatakan memiliki distribusi normal atau memiliki sebaran data yang normal Setiaji. 2005. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas digunakan mengetahui apakah ada korelasi di antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya, Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat dari besamya Tolerance Value dan Variance Inflation Factor VIF. Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabe bebas yang memiliki toleransi lebih dari 0,1 0,1 dan semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians homoskedastisitas dari residual satu ke pengamatan yang lain. Jika asumsi ini tidak dipenuhi, maka terjadi heteroskedastisitas. Dengan melihat nilai signifikasi korelasi Spearman Rho untuk kedua variabel X 1 dan X 2 terhadap nilai absolut residual 0,617 dan 0,401 0,05. 3. Uji Hipotesis a. Analisis Regresi Ganda Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda, yaitu digunakan untuk mengetahui variabel stres dan 11 semangat kerja terhadap kinerja. Berdasarkan hasil analisis diatas, maka persamaan garis regresi yang diperoleh adalah: Konstanta a = 5,194, artinya jika stres dan semangat kerja dianggap tidak ada atau nol, maka skor kinerja adalah sebesar 5,194. Koefisien b 1 = 0,520, artinya jika skor stres meningkat 1 poin, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,520. Koefisien b 2 = 0,638, artinya jika skor semangat kerja meningkat 1 poin, maka kinerja karyawan akan meningkat sebesar 0,638. b. Uji t Adapun perhitungan untuk menguji keberartian variabel independen stres X 1 dan semangat kerja X 2 terhadap kinerja Y secara individu sebagai berikut: 1 Uji t yang berkaitan dengan stres X 1 terhadap kinerja karyawan Y Langkah-langkah pengujian : a Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif H :  1 = 0, tidak ada pengaruh secara parsial stres terhadap kinerja. H1 :  1  0, ada pengaruh secara parsial stres terhadap kinerja. b Menentukan Level of significant α = 0,05 dengan degree of freedom df = 50-2-1 diperoleh nilai = 2,012. c Perhitungan nilai t Dari hasil analisis data dengan bantuan komputer SPSS versi 16.00 diperoleh t hitung sebesar 2,029 dengan p=0,048. d Kesimpulan Dari hasil perhitungan komputer SPSS versi 16.00 dapat diperoleh t hitung sebesar 2,029. Dari hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 2,029 2,012 dengan p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya stres secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. 2 Uji t yang berkaitan dengan semangat kerja X 2 terhadap kinerja karyawan Y Langkah-langkah pengujian : a Menentukan hipotesis nihil dan hipotesis alternatif H :  1 = 0, tidak ada pengaruh secara parsial semangat kerja terhadap kinerja. H1 :  1  0, ada pengaruh secara parsial semangat kerja terhadap kinerja. b Menentukan Level of significant α = 0,05 dengan degree of freedom df = 50-2-1 diperoleh nilai = 2,012. c Perhitungan nilai t Dari hasil analisis data dengan bantuan komputer SPSS versi 16.00 diperoleh t hitung sebesar 4,029 dengan p=0,000. 12 d Kesimpulan Dari hasil perhitungan komputer SPSS versi 16.00 dapat diperoleh t hitung sebesar 4,029. Dari hasil ini menunjukkan bahwa t hitung t tabel 4,029 2,012 dengan p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya semangat kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. c. Uji Ketepatan Model 1 Uji R 2 koefisien determinasi Hasil uji memperoleh nilai koefisien diterminasi adjusted R 2 sebesar 0,296. Nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan bahwa stres dan semangat kerja mampu memberikan efek positif terhadap kinerja karyawan sebesar 29,6, sedangkan 70,4 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. 2 Uji F Pengaruh secara Simultan Untuk menentukan signifikansi dari pengujian tersebut dilakukan uji F pengaruh yang signifikan dari stres dan semangat kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Langkah- langkah pengujiannya sebagai berikut: a Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif H o : β 1 = β 2 = 0 Tidak ada pengaruh stres dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan. H a : β 1  β 2 Ada pengaruh stres dan semangat kerja terhadap kinerja karyawan. b Menentukan Level of significance α = 5; dengan k; n-k-1 c Menentukan F tabel = 0,05 2; 50-2-1 adalah 3,129 d Kesimpulan Dari hasil perhitungan yang diperoleh nilai F hitung F tabel 11,2933,129, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari stres dan semangat kerja dan hipotesis kedua H 2 dinyatakan diterima. B. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis uji t dapat diperoleh bahwa variabel stres mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja dibuktikan dengan nilai t hitung t tabel 2,029 2,012 dengan p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya stres secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Walaupun stres mempunyai pengaruh positif tetapi dalam batas kewajarannormal yang dapat dikontrol baik diri sendiri maupun dari perusahaan. Dengan stres yang dapat dikontrol tidak akan mengakibatkan kerugianresiko tinggi pada diri sendiri dan tidak akan menurunkan tingkat produktivitas perusahaan, hanya membutuhkan suasana yang nyaman, istirahat yang cukup dapat menyembuhkan stres tersebut. Berdasarkan hasil analisis uji t dapat diperoleh bahwa variabel semangat kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan dibuktikan dengan nilai t hitung t tabel 4,029 2,012 dengan p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya semangat kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Semangat kerja karyawan yang berasal dari dalam karyawan itu sendiri dan perusahaan yang tinggi akan memberikan rangsangan atau gairah 13 kerja yang meningkat. Dengan semangat kerja yang tinggi akan mempengaruhi terhadap peningkatan produktivitas kerja. Semangat kerja merupakan suasana kerja yang terdapat di dalam suatu organisasi. Suasana tersebut adalah sikap mental individu atau kelompok di dalamnya, yang terdapat dalam suatu organisasi yang menunjukkan rasa kegairahan di dalam melaksanakan tugas- tugas atau pekerjaan dan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik dan lebih produktif. Semangat kerja yang tinggi ditandai dengan kegairahan para karyawan di dalam menjalankan tugas atau pekerjaannya. Berdasarkan hasil uji F dapat diperoleh nilai F hitung F tabel 11,2933,129, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari stres dan semangat kerja dan hipotesis kedua H 2 dinyatakan diterima. Dari hasil ini menunjukkan bahwa tingkat stres dan semangat kerja mempengaruhi terhadap peningkatan kinerja karyawan. Untuk itulah perusahaan dapat memperhatikan karyawan dari segi stres dan semangat kerja. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uji t dapat diperoleh stres menunjukkan bahwa t hitung t tabel 2,029 2,012. Stres secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel semangat kerja t hitung sebesar 2,029 dan t tabel sebesar 2,012 dengan p 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. semangat kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Nilai koefisien diterminasi adjusted R 2 sebesar 0,296. Nilai koefisien determinasi R 2 menunjukkan bahwa stres dan semangat kerja mampu memberikan efek positif terhadap kinerja karyawan sebesar 29,6, sedangkan 70,4 lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Uji F diperoleh nilai F hitung F tabel 11,2933,129, maka terdapat pengaruh yang signifikan dari stres dan semangat kerja dan hipotesis kedua H 2 dinyatakan diterima. Uji koefisien beta di atas dapat diketahui bahwa variabel semangat kerja X 2 0,638 memiliki nilai koefisien beta yang lebih tinggi dibanding variabel stres X 1 . Hal ini berarti semangat kerja merupakan variabel yang memberikan pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan.

B. Saran-Saran