3 disukai berupa respons fisiologis, perilaku, dan subjektif terhadap stres;
konteks yang menjembatani pertemuan antara individu dengan stimulus yang membuat stres; semua sebagai suatu sistem WHO, 2003. Jadi stres adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik badan, atau kondisi, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol AAT Sriati, 2007: 98.
2. Jenis-jenis stres
Girdano 2005: 66 mengatakan bahwa terdapat dua jenis stres, yaitu Eustres dan distres. Eustres, yaitu hasil dari respon terhadap stres yang
bersifat sehat, positif, dan konstruktif bersifat membangun. Hal tersebut termasuk kesejahteraan individu dan juga organisasi yang diasosiasikan
dengan pertumbuhan, fleksibilitas, kemampuan adaptasi, dan tingkat performance yang tinggi. Ini adalah semua bentuk stres yang mendorong
tubuh untuk beradaptasi dan meningkatkan kemampuan untuk beradaptasi. Ketika tubuh mampu menggunakan stres yang dialami untuk membantu
melewati sebuah hambatan dan meningkatkan performa, stres tersebut bersifat positif, sehat, dan menantang Walker.J, 2002: 86.
B. Semangat Kerja
1. Pengertian Semangat Kerja
Semangat kerja adalah suatu kegiatan melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pengerjaan dapat diharapkan lebih cepat dan
baik Manullang, 2004: 213. Halsey menyatakan bahwa semangat kerja
adalah setiap kesediaan perasaan yang memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan lebih banyak dan lebih baik. Semangat kerja merupakan
iklim atau suasana kerja yang terdapat di dalam suatu organisasi. Suasana tersebut adalah sikap mental individu atau kelompok di dalamnya, yang
terdapat dalam suatu organisasi yang menunjukkan rasa kegairahan di dalam melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan dan mendorong mereka untuk
bekerja lebih baik dan lebih produktif.
2. Dimensi Semangat Kerja
Semangat kerja merupakan kesepakatan batiniah yang muncul dari dalam diri pegawai yang sifatnya abstrak, tetapi sangat esensial dalam dunia
kerja. Semangat kerja dapat dibedakan menjadi dua dimensi, yaitu semangat kerja tinggi dan semangat kerja rendah Zainun 2004: 69. Semangat kerja
pegawai yang tinggi akan membawa sumbangan positif bagi perusahaan. pegawai yang mempunyai semangat kerja tinggi karakteristiknya seperti
manusia dewasa.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Semangat Kerja
Naik turunnya semangat kerja pegawai disebabkan oleh beberapa faktor. Zainun 2004: 71 menyatakan bahwa moral kerja meliputi tiga
bidang. Pertama menyangkut kepuasan di luar pekerjaan seperti pendapatan, rasa aman, dan kedudukan yang lebih tingi. Kedua menyangkut kepuasan
terhadap pekerjaan, yaitu minat kerja, peluang untuk maju, dan prestise dalam organisasi. Ketiga menyangkut kepuasan pribadi dan rasa bangga atas
profesinya. Faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah kebanggaan pekerja atas pekerjaannya, hasrat untuk maju, perasaan telah diberlakukan
4 dengan baik, kemampuan untuk bergaul dengan kawan sekerja, dan
kesadaran akan tanggung jawab terhadap pekerjaan. Anoraga 2008: 33 mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi
semangat kerja adalah keamanan kerja, kesempatan untuk mendapatkan kemajuan, lingkungan kerja, rekan sekerja yang baik, dan gaji atau
pendapatan. Menurut Zainun 2004: 66 faktor yang mempengaruhi moral adalah hubungan yang harmonis, kepuasan terhadap pekerjaan, suasana dan
iklim kerja, rasa kemanfaatan, kepuasan ekonomi dan materiil, dan adanya ketenangan jiwa.
4. Upaya Membina Semangat Kerja
Membina semangat kerja pegawai perlu dilakukan secara terus- menerus agar mereka menjadi terbiasa mempunyai semangat kerja yang
tinggi. Pembinaan semangat kerja dalam suatu perusahaan tentulah pimpinan sebagai atasan langsung pegawai bersangkutan. Menurut Saydam 2006: 69,
keberhasilan pembinaan semangat kerja sangat tergantung pada supervisi yang bermutu, kondisi kerja yang menyenangkan, adanya kesempatan untuk
berpartisipasi, hubungan yang harmonis, dan adanya aturan main yang jelas. Teknik pengawasan dan kebijakan manajemen meliputi pengawas berusaha
agar pegawai mempunyai minat kerja yang besar, memberi pujian, ada hubungan timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat, kondisi fisik
pekerjaan, kesempatan, peralatan kerja, dan prosedur untuk memperhatikan keluhan pegawai.
C. Kinerja Pegawai