tonik yang terkait dengan perenggangan dan peningkatan refleks tendon yang berasal dari eksibilitas berlebihan dari refleks regang Setiawan
2009.
C. Modalitas Fisioterapi
Neuro Development Treatment NDT menekankan pada adanya
hubungan antara normal postural reflex mechanism mekanisme reflex postural normal. Konsep dasarnya adalah sebagai berikut: 1 normal
postural tone merupakan kualitas normal tonus postural untuk mempertahankan posisi gaya berat selama beberapa waktu untuk memperoleh
gerakan yang lancar dan terkoordinasi, 2 reciprocal innervation yaitu keseimbangan dan koordinasi antara grup otot agonis dan antagonis dan kerja
sama grup sinergis agar terjadi gerakan yang terarah, dengan tempo dan gradasi yang tepat, halus serta bertujuan, 3 adanya variasi gerak
mengarahkan ke kemampuan fungsional. Adapun teknik yang digunakan adalah: 1 inhibisi yaitu suatu upaya untuk menghambat atau menurunkan,
menghentikan tonus otot yang berlebihan dengan menggunakan sikap hambat reflek atau Reflex Inhibitory Postures RIP, 2 fasilitasi pola gerak
normal menggunakan teknik tertentu yang berfungsi untuk mempermudah reaksi-reaksi automatif dan gerak motorik yang benar, 3 stimulasi yang
merupakan suatu upaya untuk memperkuat dan meningkatkan tonus otot melaui propioceptif dan taktil Waspada, 2010.
PROSES FISIOTERAPI A.
Pengkajian Fisioterapi
Pasien bernama Giftven Gilbert, umur 3 tahun 5 bulan, jenis kelamin laki-laki. Keluhan utama pasien belum bisa duduk sendiri, merangkan,
berdiri, dan berjalan. Pasien juga sering kaku dan tegang pada kedua tangan dan kaki. Terapai dilakukan sebanyak 6 enam kali terapi untuk melihat
penurunan spastisitas dan peningkatan fungsionalnya.
B. Problematika Fisioterapi
Problematika fisioterapi yang dijumpai pada penderita CP spastic athetoid quadriplegi meliputi: 1 impairment: Permasalahan utama yang
terjadi pada CP spastic athetoid quadriplegi yaitu spastisitas pada AGA dan AGB dan kontraktur pada kedua tendon achiles, 2 functional limitation:
Keterbatasan fungsional ini diakibatkan oleh adanya gerakan- gerakan yang tidak terkontrol involunter dan keseimbangan gerak yang kurang baik maka
akan mengganggu aktifitas fungsional sehari-hari diantaranya pasien tidak
mampu duduk sendiri, merangkan, jongkok, berdiri, dan berjalan. C.
Pelaksanaan Fisioterapi
1. Inhibisi
Tujuan inhibisi adalah mengurangi spastisitas, pada anak dengan CP spastic athetoid quadriplegi. Pada kondisi CP spastic athetoid quadriplegi
terdapat pola spastisitas pada lengan dan tungkai. Pada lengan dengan pola