Tes Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan masalah Matematis

Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu didasarkan pada kesesuaian soal dengan aspek-aspek pengetahuan awal matematis dan dengan materi matematika smp. Sedangkan untuk mengukur validitas muka, pertimbangan didasarkan pada kejelasan soal tes dari segi bahasa dan redaksi. Berikut adalah hasil pengelompokkan siswa berdasarkan kelompok PAM tinggi, sedang dan rendah. Tabel 3.1 Jumlah Siswa Berdasarkan Kategori PAM Kelompok Pembelajaran Total PBMF Biasa Tinggi 5 8 13 Sedang 22 14 36 Rendah 5 8 13 Total 32 30 62 Selain itu juga, perangkat soal tes PAM ini terlebih dahulu diujicobakan secara terbatas kepada lima orang siswa di luar sampel penelitian. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa dan memperoleh gambaran apakah butir-butir soal dapat dipahami oleh siswa.

2. Tes Kemampuan Komunikasi dan Pemecahan masalah Matematis

Perangkat soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis disusun dalam bentuk soal uraian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Frankel dan Wallen Suryadi, 2005 yang menyatakan bahwa tes berbentuk uraian sangat cocok untuk mengukur higher level learning outcomes. Tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis terdiri dari tes awal pretes dan tes akhir postes. Tes yang diberikan pada siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol baik itu pretes maupun postes ekuivalen atau relatif sama. Tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa pada kedua kelas dan digunakan sebagai tolak ukur peningkatan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah sebelum mendapatkan perlakuan, sedangkan tes akhir diberikan dengan tujuan untuk mengetahui Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu perolehan kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dan ada tidaknya pengaruh yang signifikan setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Jadi, pemberian tes pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan dalam hal ini pembelajaran berbasis masalah berbantuan flash dan pembelajaran biasa terhadap kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa. Tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah dibuat untuk mengukur kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis siswa kelas XI SMK mengenai materi yang sudah dipelajarinya. Adapun rincian indikator kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah yang akan diukur adalah sebagai berikut. Tabel 3.2 Indikator Kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis Kemampuan Indikator Komunikasi Menjelaskan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan dalam bentuk tulisan Menyatakan suatu situasi dengan gambar Menyatakan suatu situasi dalam bentuk bahasa dan symbol matematik Pemecahan masalah Mengidentifikasi kecukupan unsur dari suatu masalah Menyelesaikan masalah matematika maupun dalam konteks lain Menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika Untuk memperoleh data kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi matematis, dilakukan penskoran menggunakan skor rubrik yang dimodifikasi dari Machmud 2011, disajikan pada Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3 Rubrik Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematis No soal Indikator yang Dinilai Respon Terhadap SoalMasalah Skor Komulatif 4 Menjelaskan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan dalam bentuk tulisan Menggunakan bahasa matematika istilah, symbol, tanda dan atau representasi secara sangat efektifakurat dan lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalahsoal tersebut. 6-8 Menggunakan bahasa matematika istilah, symbol, tanda dan atau representasi secara efektif, cukup akurat dan cukup lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalahsoal tersebut. 3-5 Ada upaya menggunakan bahasa matematika istilah, symbol, tanda dan atau representasi untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu gambar yang diberikan namun masih keliru. 1-2 Tidak ada respon atau jawaban kosong 6 Menyatakan suatu situasi dengan gambar Mengilustrasikan gambar dari suatu ide atau situasi yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalahsoal tersebut secara sangat efektifakurat dan lengkap. 6-8 Mengilustrasikan gambar dari suatu ide atau situasi yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalahsoal tersebut secara cukup efektifakurat dan lengkap. 3-5 Ada upaya Mengilustrasikan gambar dari suatu ide atau situasi yang diberikan namun masih keliru. 1-2 Tidak ada respon atau jawaban kosong Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No soal Indikator yang Dinilai Respon Terhadap SoalMasalah Skor Komulatif 1 Menyatakan suatu situasi ke dalam bentuk bahasa dan simbol matematik Menggunakan bahasa matematika istilah, symbol, tanda dan atau representasi secara sangat efektifakurat dan lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu masalah dan gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalahsoal tersebut. 6-8 Menggunakan bahasa matematika istilah, symbol, tanda dan atau representasi secara efektif, cukup akurat dan cukup lengkap untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu masalah dan gambar yang diberikan kemudian dapat menyelesaikan masalahsoal tersebut. 3-5 Ada upaya menggunakan bahasa matematika istilah, symbol, tanda dan atau representasi untuk mengilustrasikan ide atau situasi dari suatu masalah dan gambar yang diberikan namun masih keliru. 1-2 Tidak ada respon atau jawaban kosong Tabel 3.4 Rubrik Penskoran Kemampuan Pemecahan masalah Matematis No soal Indikator yang Dinilai Respon Terhadap SoalMasalah Skor Komulatif 2 Menyelesaikan masalah matematika maupun dalam konteks lain Dapat mengidentifikasi unsur- unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian dan dapat mengidentifikasi kecukupan unsur unsur yang diperlukan dan menggunakan semua informasi yang ada. 5-6 Dapat mengidentifikasi unsur- unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari 3-4 Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu No soal Indikator yang Dinilai Respon Terhadap SoalMasalah Skor Komulatif penyelesaian tetapi masih kurang lengkap. Ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui tetapi masih salah. 1-2 5 Mengidentifikasi kecukupan unsur dari suatu masalah Dapat mengidentifikasi unsur- unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian dan dapat mengidentifikasi kecukupan unsur unsur yang diperlukan dan menggunakan semua informasi yang ada. 5-6 Dapat mengidentifikasi unsur- unsur yang diketahui, ditanyakan untuk memperoleh bagian dari penyelesaian tetapi masih kurang lengkap. 3-4 Ada upaya untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang diketahui tetapi masih salah. 1-2 3 Memilih dan menerapkan strategi untuk menyelesaikan masalah matematika Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepatrelevan dengan solusi yang lengkap dan benar. 5-6 Ada penyelesaian dengan prosedur yang tepatrelevan dengan beberapa solusi terdapat kekeliruan. 3-4 Ada penyelesaian dengan prosedur yang kurang tepatrelevan. 1-2 Keterangan :  Bila tidak ada respon atau jawaban kosong setiap indikator yang dinilai diberi skor = 0.  Untuk perhitungan setiap indikator yang dinilai : o Skor = 2 bila semua benar, o Skor =1 bia terdapat beberapa yang salah o Skor = 0 bila semua salah Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sebelum tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis digunakan dilakukan uji coba dengan tujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah memenuhi persyaratan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. Soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis ini diujicobakan pada siswa kelas XII SMK ditempat penelitian yang telah menerima materi trigonometri. Untuk memperoleh soal tes yang baik maka soal tes tersebut harus dinilai validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran. Untuk mendapatkan validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran maka soal tersebut diujicobakan pada kelas lain di sekolah yang sama. Pengukuran validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal tes tersebut diuraikan berikut ini. 1 Validitas Butir Soal Menurut Arikunto 2003: 168, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Validitas instrumen diketahui dari hasil pemikiran dan hasil pengamatan. Dari hasil tersebut akan diperoleh validitas teoritik dan validitas empirik. a. Validitas Teoritik Validitas teoritik untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan teori dan aturan yang ada. Pertimbangan terhadap soal tes kemampuan kumunikasi dan pemecahan masalah matematis yang berkenaan dengan validitas isi dan validitas muka diberikan oleh ahli. Validitas isi suatu alat evaluasi artinya ketepatan alat tersebut ditinjau dari segimateri yang dievaluasikan Suherman, 2001: 131. Validitas isi dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Apakah soal pada instrumen penelitian sesuai atau tidak dengan indikator. Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Validitas muka dilakukan dengan melihat tampilan dari soal itu yaitu keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas pengertiannya dan tidak salah tafsir. Jadi suatu instrumen dikatakan memiliki validitas muka yang baik apabila instrumen tersebut mudah dipahami maksudnya sehingga testi tidak mengalami kesulitan ketika menjawab soal. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dilakukan validitas muka dan validitas isi instrumen oleh para ahli yang berkompeten. Uji coba validitas isi dan validitas muka untuk soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis dilakukan oleh 5 orang penimbang. Untuk mengukur validitas isi, pertimbangan didasarkan pada kesesuaian soal dengan materi ajar trigonometri SMK kelas XI, dan sesuai dengan tingkat kesulitan siswa kelas tersebut. Untuk mengukur validitas muka, pertimbangan didasarkan pada kejelasan soal tes dari segi bahasa dan redaksi. Setelah instrumen dinyatakan sudah memenuhi validitas isi dan validitas muka, kemudian secara terbatas diujicobakan kepada lima orang siswa di luar sampel penelitian yang telah menerima materi yang diteskan. Tujuan dari uji coba terbatas ini adalah untuk mengetahui tingkat keterbacaan bahasa sekaligus memperoleh gambaran apakah butir-butir soal tersebut dapat dipahami dengan baik oleh siswa. b. Validitas Empirik Validitas empirik adalah validitas yang ditinjau dengan kriteria tertentu. Kriteria ini digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya koefisien validitas alat evaluasi yang dibuat melalui perhitungan korelasi produk momen dengan menggunakan angka kasar Arikunto, 2003: 72 yaitu: r xy ∑ ∑ ∑ √ ∑ –∑ } ∑ ∑ Keterangan : Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu r xy = Koefisien validitas X = Skor tiap butir soal Y = Skor total N = Jumlah subyek Tabel 3.5 Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas Kategori r xy Interpretasi 0,80 r xy ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 r xy ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r xy ≤ 0,60 Sedang 0,20 r xy ≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ r xy ≤ 0,20 Sangat rendah Sumber : Suherman Sukjaya, 1990 Setelah instrumen dinyatakan memenuhi validitas isi dan validitas muka, kemudian soal tes kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis tersebut dujicobakan secara empiris kepada 42 orang siswa kelas XII di tempat penelitian. Data hasil uji coba soal tes serta validitas butir soal selengkapnya ada pada Lampiran B. Perhitungan validitas butir soal menggunakan software Anates V.4 For Windows. Untuk validitas butir soal digunakan korelasi product moment dari Karl Pearson, yaitu korelasi setiap butir soal dengan skor total. Hasil validitas butir soal kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis disajikan pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7 berikut. Kriteria validitas butir soal tes kemampuan komunikasi matematis dan pemecahan masalah adalah sebagai berikut : Tabel 3.6 Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Komunikasi Matematis No No Soal Koefisien Korelasi r tabel pearson Kriteria Kategori 1 1 0,813 0,304 Valid Sangat tinggi 2 4 0,893 0,304 Valid Sangat tinggi 3 6 0,821 0,304 Valid Sangat tinggi Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7 Uji Validitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah No No Soal Koefisien Korelasi r tabel pearson Kriteria Kategori 1 2 0,928 0,304 Valid Sangat tinggi 2 3 0,946 0,304 Valid Sangat tinggi 3 5 0,894 0,304 Valid Sangat tinggi Keterangan : Jika r hitung ≥ r tabel, maka butir soal valid Jika r hitung  r tabel, maka butir soal tidak valid Hasil perhitungan validitas berdasarkan tabel 3.6 dan tabel 3.7 di atas menunjukkan bahwa ke enam soal berada pada kategori sangat tinggi. Dari hasil tersebut, soal kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian. 2 Reliabilitas butir soal Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subyek yang sama Arikunto, 2003: 90. Suatu alat evaluasi tes dan nontes disebut reliabel jika hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus yang digunakan untuk menghitung reliabilitas tes ini adalah rumus Alpha Suherman Sukjaya, 1990 [ ] ∑ Keterangan: r 11 = reliabilitas instrumen ∑σ i 2 = jumlah varians skor tiap –tiap item σ t 2 = varians total n = banyaknya soal Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.8. Klasifikasi Koefisien Reliabilitas Besarnya nilai r 11 Interpretasi 0,80 r ≤ 1,00 Sangat tinggi 0,60 r ≤ 0,80 Tinggi 0,40 r ≤ 0,60 Sedang 0,20 r ≤ 0,40 Rendah 0,00 ≤ r ≤ 0,20 Sangat rendah Sumber : Suherman Sukjaya, 1990 Untuk mengetahui instrumen yang digunakan reliabel atau tidak maka dilakukan pengujian reliabilitas dengan rumus alpha-croncbach dengan bantuan program Anates V.4 for Windows. Hasil perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran B. Berikut ini merupakan hasil ringkasan perhitungan reliabilitas Tabel 3.9 Uji Reliabilitas Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah dan Komunikasi Kemampuan Reliabilitas Interpretasi Komunikasi 0,83 Sangat Tinggi Pemecahan masalah 0,93 Sangat Tinggi Hasil perhitungan reliabilitas berdasarkan Tabel 3.9 di atas menunjukkan bahwa soal kemampuan komunikasi dan pemecahan masalah matematis berada pada kategori sangat tinggi, artinya soal memenuhi karakteristik yang memadai untuk digunakan dalam penelitian. 3 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendahZuhri,2007:42. Suatu soal dikatakan tidak baik apabila soal tersebut dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah, suatu soal juga dikatakan tidak baik apabila soal tersebut Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tidak dapat dijawab dengan benar oleh siswa yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan rendah. Dua kondisi tersebut mengindikasikan bahwa soal tersebut tidak mempunyai daya pembeda. Pengelompokan siswa didasarkan pada kemampuan matematika sebelumnya dan terdiri dari tiga kelompok, yakni kelompok tinggi, sedang dan rendah dengan perbandingan 30, 40 dan 30 Dahlan, 2004. Siswa yang termasuk ke dalam kelompok atas adalah siswa yang mendapat skor tinggi dalam penilaian, sedangkan siswa yang termasuk kelompok rendah adalah siswa yang mendapat skor rendah dalam penilaian. Rumus yang digunakan untuk menghitung daya pembeda soal uraian adalah sebagai berikut. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda adalah: Keterangan: DP = Daya pembeda = Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah = Jumlah skor ideal kelompok atas Menurut Suherman 2001: 161 klasifikasi interpretasi daya pembeda soal sebagai berikut: Tabel 3.10. Klasifikasi Daya Pembeda Kriteria Daya Pembeda Keterangan DP ≤ 0 Sangat Jelek 0 DP ≤ 0,20 Jelek 0,20 DP ≤ 0,40 Cukup 0,40 DP ≤ 0,70 Baik 0,70 DP ≤ 1,00 Sangat Baik Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.11 Uji Daya Pembeda Soal Tes Kemampuan Komunikasi No No Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 1 39,77 Cukup 2 4 37,50 Cukup 3 6 20,45 Cukup Tabel 3.12 Uji Daya Pembeda Soal Tes Pemecahan masalah No No Soal Daya Pembeda Interpretasi 1 2 38,64 Cukup 2 3 36,36 Cukup 3 5 27,27 Cukup Berdasarkan Tabel di atas, didapat daya pembeda dengan klasifikasi cukup Hal tersebut menunjukkan bahwa soal-soal tersebut sudah bisa membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. 4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal tes Arikunto, 2006: 207. Tingkat kesukaran pada masing-masing butir soal dihitung dengan menggunakan rumus: Keterangan: TK = Tingkat Kesukaran = Jumlah skor kelompok atas = Jumlah skor kelompok bawah Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu = Jumlah skor ideal kelompok atas = Jumlah skor ideal kelompok bawah Menurut Zuhri 2007: 45 klasifikasi tingkat kesukaran soal sebagai berikut: Tabel 3.13 Kriteria Tingkat Kesukaran Kriteria Indeks Kesukaran Kategori IK = 0,00 Sangat Sukar 0,00  IK  0,3 Sukar 0,3  IK ≤ 0,7 Sedang 0,7  IK ≤ 1,00 Mudah Sumber : Zuhri, 2007: 45 Tabel 3.14 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Komunikasi No No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 1 52,84 Sedang 2 4 32,39 Sedang 3 6 28,41 Sukar Tabel 3.15 Uji Tingkat Kesukaran Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah No No Soal Tingkat Kesukaran Interpretasi 1 2 32,95 Sedang 2 3 29,55 Sukar 3 5 27,27 Sukar Dari hasil uji coba instrumen di atas diperoleh 3 soal dengan kriteria sukar, yaitu soal nomor 3, 5 dan 6. Soal dengan kriteria tingkat kesukaran sedang, yaitu soal nomor 1, 2 dan 4. Ini berarti sebagian siswa kelompok atas maupun bawah Rohbaeni, 2015 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN FLASH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMK Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dapat menjawab benar butir-butir soal tersebut. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran B. Sedangkan hasil rekapitulasi hasil uji coba instrument adalah sebagai berikut : Tabel 3.16 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Komunikasi Nomor Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sedang 4 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sedang 6 SangatTinggi Sangat tinggi Cukup Sukar Tabel 3.17 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Soal Tes Kemampuan Pemecahan masalah Nomor Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 2 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sedang 3 Sangat tinggi Sangat tinggi Cukup Sukar 5 SangatTinggi Sangat tinggi Cukup Sukar

3. Bahan Ajar