LAPORAN KASUS Reaksi Likenoid Oral yang Disebabkan oleh Obat Antihipertensi dan Perawatannya (Laporan Kasus)

BAB 3 LAPORAN KASUS

Seorang pasien, wanita, usia 57 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, pada tanggal 7 Oktober 2011, dirujuk dari RS. Pelabuhan Belawan ke RSGMP FKG-USU dengan keluhan luka di pipi kiri. Dari anamnesis diperoleh bahwa luka tersebut sudah berlangsung selama ± 1 tahun, dengan keluhan terasa sakit apabila mengonsumsi makanan yang pedas. Sejak timbulnya luka pasien baru satu kali berobat ke dokter umum, diberi obat berupa tablet sebanyak 2 macam dan obat kumur betadine. Pasien juga mengaku tidak mengalami stres atau tekanan psikologi, selain itu pasien juga menggunakan Lasegar. Pasien mengatakan bahwa telah menderita hipertensi sejak 1,5 tahun yang lalu. Oleh dokter, pasien diberi obat AB-vask dan Tensivask yang dikonsumsi secara bergantian. Pasien mengatakan sejak mulai mengonsumsi obat tersebut timbul luka pada pipinya. Pada pemeriksaan ekstra oral tidak dijumpai kelainan apapun. Pemeriksaan intra oral pada mukosa bukal sebelah kiri di sekitar regio 38, 37, 36, 35 terlihat daerah ulserasi, dangkal, ditutupi pseudomembran kekuningan, bentuk tidak teratur, ukuran ± 3x1 cm, berwarna merah dan dikelilingi striae putih gambar 7. Gigi 36 radiks, 16,48,47,37,38 karies. Terdapat kalkulus pada gigi 35, 34, 33, 32, 31. Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Lesi likenoid tipe ulseratif pada mukosa bukal sekitar regio 38, 37, 36, 35 kunjungan pertama Dari anamnesis dan pemeriksaan klinis ditegakkan diagnosa reaksi likenoid oral. Perawatan yang diberikan adalah Prednison dengan dosis awal selama satu minggu 30 mg, minggu berikutnya dikurangi menjadi 20 mg juga pemberian Tantum verde dan Amoropo plus. Pasien disarankan untuk konsultasi dengan dokter umum atau dokter spesialis Penyakit Dalam untuk mengganti obat antihipertensinya dengan golongan lain serta dianjurkan untuk mencabut radiks gigi 36. Pada kunjungan kedua tanggal 21 Oktober 2011 pasien datang dan mengatakan bahwa luka di pipi telah berkurang sakitnya serta merasakan rongga mulutnya sudah nyaman kembali seperti biasa. Pasien belum berkonsultasi dengan dokter yang merawatnya, namun pasien telah menghentikan pemakaian obat antihipertensi. Pada pemeriksaan intraoral terlihat ulserasi setentang gigi 38, 37, 36, 35 sudah tidak ada, tetapi masih terlihat warna merah, sedikit daerah keputih-putihan wickham striae, dan gambaran mukosa pipi belum normal gambar 8. Perawatan Universitas Sumatera Utara dilakukan dengan kortikosteroid topikal Kenalog orabase dan melanjutkan Amoropo plus. Gambar 8. Mukosa bukal setelah perawatankunjungan kedua Universitas Sumatera Utara

BAB 4 DISKUSI