Latar Belakang Masalah. PENDAHULUAN

Dena Widyawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Berlajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani menurut Barrow dalam buku Abduljabar 2010:3 adalah: Pendidikan tentang dan melalui gerak insani, ketika tujuan kependidikan dicapai melalui media aktivitas otot-otot, termasuk: olahraga sport permainan, senam dan latihan exercise. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual- sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Ruang lingkup pendidikan jasmani meliputi aspek-aspek sebagai berikut : 1 Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi Dena Widyawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Berlajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya 2 Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3 Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya 4 Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya 5 Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya 6 Pendidikan luar kelas, meliputi: piknikkaryawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung 7 Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. Oleh sebab itu acuan penilaian pada mata pelajaran pendidikan jasmani begitu luas. Tujuan program pendidikan jasmani menurut Abduljabar 2009:92 adalah: menciptakan suatu lingkungan yang menstimulasi pengalaman gerak yang terpilih yang menghasilakan respon yang diinginkan dan berkontribusi optimal pada perkembangan potensi individu dalam semua fase kehidupan. Dalam proses pembelajaran di sekolah, pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang wajib diberikan secara formal. Pendidikan jasmani merupakan Dena Widyawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Berlajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu salah satu bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan yang diselenggarakan di setiap lembaga pendidikan. Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang dalam pelaksanaannya memakai aktivitas jasmani sebagai wahana atau pengalaman belajar dan melalui pengalaman tersebut anak tumbuh dan berkembang untuk mencapai tujuan pendidikan. Mengajar adalah perbuatan yang kompleks. Perbuatan yang kompleks dapat diterjemahkansebagai penggunaan sejumlah komponen secara integratif yang tergantung dalam perbuatan dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Didalam proses pembelajaran banyak model-model pembelajaran yang di implementasikan tetapi dalam penelitian ini peneliti akan mencoba dengan menggunakan model pembelajaran personal. Dalam kaitan dengan proses pembelajaran ada baiknya guru menggunakan suatu protipe dari suatu teori atau model. Disebut model karena hanya merupakan garis besar atau pokok-pokok yang memerlukan pengembangan yang sangat siruasional. Secara umum istilah “model’ diartikan sebagai pedoman atau acuan dalam melakukan suatu kegiatan. Fred Percipal t.t, dalam Hamalik dalam buku juliantine 2011:3 menyatakan bahwa : “Model is physical or conceptual representation of an object or system, incorporating certain spesific features of the original” Maksud dari pernyataan tersebut, model adalah suatu penyajian fisik atau konseptual dari suatu obyek atau sistem yang menkombinasikan menyatukan bagian-bagian khusus tertentu dari obyek aslinya. Model digunakan untuk dapat membantu memperjelas prosedur, hubungan, serta keadaan keseluruhan dari apa Dena Widyawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Berlajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu yang didesain. Menurut Joyce dan Weil dalam buku Jualintine 2011:5, ada beberapa kegunaan dari model antara lain: a. Memperjelas hubungan fungsional di antara berbagai komponen, unsur atau elemen sistem tertentu. b. Prosedur yang akan ditempuh dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan dapat diidentifikasikan secara tepat. c. Dengan adanya model maka berbagai kegitan yang dicangkupnya dapat dikendalikan. Model personal menurut julinatine 2011:142 menekankan pada pengembangan proses individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang lain dan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta mampu memproses informasi secara efektif. Menurut teori ini, guru harus berupaya menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik merasa bebas dalam mengajar mengembangkan diri baik emosional maupun intelektual. Implikasi teori ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut :  Bertingkah laku dan belajar adalah hasil dari pengamatan.  Tingkah laku yang ada dapat dilaksanakan sekarang learning to do. Dena Widyawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Berlajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu  Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap aktualisasi diri.  Sebagian besar tingkahlaku individu adalah hasil dari konsepsinya sendiri.  Mengajar adalah bukan hal yang penting, tapi belajar bagi peserta didik adalah sangat penting. Salah satu cara untuk mengetahui bagaimana siswa menghabiskan waktu dalam pelajaran pendidikan jasmani adalah dengan cara menganalisis waktu time analysis. Analisis waktu time analysis dalam proses mengajar atau sering pula disebut catatan lama waktu duration recording merupakan salah satu contoh teknik untuk melihat pemanfaatan waktu dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Adapun yang menjadi bagian dari pendidikan jasmani yaitu waktu aktif belajar yang menjadi dasar dalam pendidikan. Maksud dari waktu aktif belajar yaitu banyaknya waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan pendidikan. Hal tersebut sesuai dengan uraian yang diungkapkan oleh Adang Suherman 2009: 114 bahwa, “Jumlah waktu aktif belajar yaitu waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa lebih dari 50 untuk melakukan aktivitas bel ajar secara aktif”. Peserta didik pada zaman sekarang jumlah waktu aktif belajarnya sangat kurang, maka peneliti dengan model pembelajaran personal akan melakukan penelitian. Oleh karena itu, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatkan Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani”. Dena Widyawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Personal Terhadap Peningkatan Jumlah Waktu Aktif Berlajar Siswa Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Penelitian ini dilakukan guna mencari tahu pengaruh yang didapatkan dengan melalui pengimplementasikan model pembelajaran personal untuk meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani di SMP Labschool UPI.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan model Problem Based Learning pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan aktifitas belajar siswa di SDN Kramatjati 18 Pagi Kelas VI

1 7 115

PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MODIFIKASI TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI.

0 3 30

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DAN PERILAKU SOSIAL SISWA DI KELAS VIII SMPN 1 RANCAKALONG.

0 6 39

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL.

3 9 41

PERBANDINGAN ANTARA MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BOLAVOLI.

0 2 36

PENGARUH MODEL PEER TEACHING TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BOLA BASKET.

0 1 28

PERBANDINGAN MODEL PENDEKATAN TAKTIS DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLABASKET.

2 15 36

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLABASKET.

0 0 32

PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI : StudiEksperimen di SMP LaboratoriumPercontohan UPI.

4 16 30

PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA : Studi Eksperimen di SMA Nugraha Kota Bandung.

0 0 34