PENGARUH MODIFIKASI ALAT PEMBELAJARAN TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI : StudiEksperimen di SMP LaboratoriumPercontohan UPI.

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abduljabar, B. (2009). Manajemen Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Abduljabar, B. dan Kusumah, J. (2010). Modul Aplikasi Statistika dalam Penjas. Bandung: FPOK UPI

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Bahagia, Y. dan Mujianto, S. (2010). Fasilitas dan Perlengkapan Penjas. Bandung: FPOK UPI

Bahagia, Y. dan Suherman, A. (2000). Prinsip-Prinsip Pengembangan dan

ModifikasiCabang Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Djamarah, Syaiful. (2010). Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Samsudin. (2008). Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan

SMA/MA. Prenada Media Group

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta

Suherman, Adang. (2009). Revitalisasi Pengajaran dalam Penjas. Bandung: Bintang Warli Artika

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D.2 PGSD Penjaskes. Depdikbup Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Supandi. (1999). Manusia dan Olahraga. Bandung: ITB dan FPOK

Supartono. (2000). Sarana dan Prasarana Olahraga. Bandung: DEPDIKNAS Supartono. (2000). Media Pembelajaran. Bandung: DEPDIKNAS


(2)

Sumber Lain

Bahagia, Yoyo. (2012) dalam http://www.scribd.com/doc/88504332/ Pengembangan-Media-Pembelajaran-Penjas-Buku

Ika. (2009) dalam http://ikadam23.wordpress.com/2009/11/06/penerapan-teknologi-pembelajaran-dalam-penjas/

Izran. (2010) dalam http://rival.student.umm.ac.id/download-as-pdf/umm_blog_article_12.pdf

Soenardi. (1988) dalam http://sparta-sport.blogspot.com/2009/11/modifikasi-penjas.html

Soenardi. (1988) dalam http://sparta-sport.blogspot.com/2009/11/azaz-filsafat-penjas-dan-olahraga.html


(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pendidikan jasmani dan olahraga merupakan suatu hal yang wajib dilaksanakan oleh setiap sekolah, karena pendidikan jasmani bisa meningkatkan keterampilan gerak, keterampilan berfikir kritis dan keterampilan sosial siswa. Pendidikan jasmani dapat diartikan sebagai pendidikan yang dilaksanakan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Adapun menurut Abduljabar (2008:27) menjelaskan bahwa pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memiliki tujuan untuk mengembangkan penampilan manusia melalui media aktivitas jasmani yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan jasmani tidak hanya menjadi salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan saja, akan tetapi pendidikan jasmani juga mempunyai tujuan tersendiri yaitu mengembangkan aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap sosial), dan psikomotor (keterampilan gerak). Jadi dalam hal ini pendidikan jasmani mempunyai tujuan yang bersifat menyeluruh. Pembelajaran pendidikan jasmani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani saja, akan tetapi dalam pembelajaran siswa harus bisa berfikir untuk


(4)

melakukan tugas gerak yang diberikan guru serta bisa berprilaku jujur dan taat pada saat mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

Dalam pendidikan jasmani terdapat ruang lingkup yang harus diperhatikan oleh pelaksananya. Berikut ruang lingkup yang dikutip Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu (a) aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani dan bentuk postur tubuh, (b) aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat dan senam lantai, (c) aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ dan senam aerobik, (d) aktivitas air meliputi: permainan air, keterampilan bergerak di air, keselamatan air dan renang, (d) pendidikan luar sekolah meliputi: piknik/karya wisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah dan mendaki gunung, (e) permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor,dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya, (f) kesehatan meliputi: penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS.


(5)

Menurut Soenardi (1988:59) dalam http://sparta-sport-blogspot.com/2009/11/modifikasi-penjas.html tujuan pendidikan jasmani adalah memberi kesempatan kepada anak didik untuk belajar bagaimana bergerak secara terampil dan cekatan, memberi kesempatan kepada anak didik untuk memahami berbagai pengaruh dan akibat keterlibatan mereka dalam kegiatan jasmani yang menggembirakan, membantu anak didik untuk memadukan keterampilan baru yang dibutuhkan dengan pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya, dan meningkatkan kemampuan anak didik untuk menggunakan pengetahuan dan keterampilan mereka secara rasional.

Untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani maka seorang guru pendidikan jasmani harus terlebih dahulu mengetahui keadaan yang ada disekolah. Yang dimaksud dengan keadaan tersebut adalah keadaan fasilitas olahraga yang ada di sekolah serta harus mengetahui karakteristik peserta didik yang akan diajarnya. Selain itu juga tujuan pembelajaran pendidikan jasmani yang dirumuskan oleh guru dalam proses belajar mengajar harus sesuai dengan tujuan kurikulum. Pembelajaran pendidikan jasmani berbeda dengan pembelajaran lainnya yang bersifat teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih mengutamakan aktivitas fisik dalam bentuk permainan untuk mencapai tujuan pendidikan. Jadi dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani seorang guru akan membutuhkan sarana dan prasarana untuk digunakan pada setiap pembelajaran. Ketersedian sarana dan prasarana yang dimiliki akan


(6)

mempengaruhi partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan prasarana yang lengkap juga dapat mempermudah dan memperlancar aktivitas kegiatan pendidikan jasmani, sehingga siswa akan lebih banyak bergerak untuk melakukan tugas yang diberikan guru.

Media pembelajaran Briggs (1977) yang dikutip oleh Supartono (2000:6) adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video dan sebagainya. Alat tersebut bisa membantu guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran, karena setiap pembelajaran pendidikan jasmani tentu tidak selamanya dilaksanakan di luar kelas/lapangan, hal ini bisa saja terjadi karena kondisi lapangan yang tidak memungkinkan untuk dipakai atau bisa juga terjadi hujan ketika jam pelajaran berlangsung. Untuk menyampaikan materi di dalam kelas, misalkan akan menyampaikan materi rangkaian gerak lari gawang, guru bisa menggunakan media video, cara seperti ini bisa dilihat jelas oleh siswa dan bisa diulang beberapa kali, sehingga apabila siswa melakukan kesalahan pada saat memperaktikan gerakannya bisa dikoreksi.

Masalah umum yang sering dihadapi seorang guru pendidikan jasmani di sekolah adalah kurangnya sarana dan prasarana. Pengertian sarana menurut Bahagia yang di kutip dalam situs internet (www.scribid.com) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan atau dimanfaatkan di dalam pembelajaran pendidikan jasmani, sedangkan


(7)

prasarana adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah jalannya proses pembelajaran pendidikan jasmani. Untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani yang efektif seorang guru membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai agar pembelajaran bisa sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Akan tetapi keterbatasan alat diduga seringkali menghambat guru dalam melaksanakan pembelajaran dan pencapaian tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya, banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran tidak didukung oleh fasilitas, sehingga siswa seringkali menunggu giliran untuk menggunakan alat yang ada, ini tentu akan mengakibatkan pengalaman gerak siswa berkurang. Hal ini selaras dengan pengertian modifikasi yang dikemukakan oleh Lutan (1988) yang dikutip oleh Bahagia (2010:29):

Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar : siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi, dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

Dalam hal ini seorang guru dituntut harus melakukan modifikasi alat pembelajaran, ini dilakukan untuk menambah alat pembelajaran yang kurang, sehingga peserta didik mendapatkan kesempatan untuk menggunakan alat yang dibutuhkan pada saat pembelajaran berlangsung tanpa harus menunggu giliran. Dengan dilakukannya modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani maka peserta didik dapat berpartisipasi dengan baik dan diharapkan tujuan pendidikan jasmani yang telah


(8)

ditetapkan akan dengan mudah tercapai karena waktu belajar peserta didik meningkat. Sehingga peserta didik bisa melakukan tugas geraknya dengan baik.

Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) menurut Lutan dan Suherman (2000:45-46) adalah

Jumlah waktu aktif belajar merupakan ciri pembelajaran yang efektif. Perencanaan jumlah waktu aktif belajar akan terkait langsung dengan waktu yang diperlukan untuk aspek lain, misal: pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karena itu akan lebik baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masing-masing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar.

Berdasarkan uraian di atas Jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa sangat berperan penting dalam pencapaian tujuan pendidikan, sehingga seorang guru pendidikan jasmani sejatinya harus bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Oleh karena itu aktivitas siswa harus lebih banyak ditekankan untuk belajar, bukan untuk menunggu menggunakan alat.

Dari gambaran tersebut penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan kurangnya alat pembelajaran yang ada, penulis akan mencoba memodifikasi alat yang akan digunakan pada setiap pembelajaran, sehingga diharapkan bisa meningkatkan jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa.


(9)

B. Identifikasi Masalah

Berdasakan latar belakang mengenai permasalahan di atas, penulis akan mencoba mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Diduga kurangnya alat pembelajaran menyebabkan siswa banyak menunggu pada saat pembelajaran pendidikan jasmani berlangsung.

2. Diduga kurangnya jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa akan berdampak pada pencapaian tujuan pembelajaran pendidikan jasmani.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas adalah kurangnya alat dan fasilitas untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani, penulis akan mengemukakan masalah tentang modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa.

Untuk menjawab masalah tersebut, akan ditempuh dengan cara merumuskan masalah sebagai berikut :

“Sampai sejauh mana modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani dapat meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa?”


(10)

D. Tujuan Penelitan

Sesuai latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis uraikan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh tentang modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

E. Batasan Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak terlalu luas. Penulis hanya membatasi pada pokok bahasan yang berkaitan saja. Adapun pembatasan ruang lingkup dalam penelitian ini, batasan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Penelitian ini berisi tentang pengaruh modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani terhadap jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

2. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani.

3. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jumlah waktu aktif belajar (JWAB) siswa.


(11)

4. Populasi dan sampel yang akan diambil adalah siswa SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka yang diharapkan penulis melalui penelitian ini adalah bisa diambil manfaatnya tentang cara melakukan modifikasi alat pembelajaran pendidikan jasmani.

Adapun manfaat-manfaat dari penelitian ini yang penulis harapkan adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, bisa dijadikan bahan inspirasi bagi guru pendidikan jasmani dalam melakukan modifikasi alat pembelajaran.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk sekolah dalam meningkatkan jumlah peralatan yang ada.

3. Sebagai pengalaman dan masukan bagi penulis ketika menjadi guru pendidikan jasmani.


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Secara operasional, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh modifikasi alat pembelajaran terhadap jumlah waktu aktif belajar pendidikan jasmani di SMP Laboratium Percontohan UPI.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Waktu : Mulai dari bulan agustussampai dengan oktober 2012. Tempat : SMP laboratorium percontohan UPI

Jalan Senjayaguru Kampus Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 40154.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:2) “metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah unutk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Menurut Sugiyono (2012:72) bahwa “metode penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk


(13)

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Metode penelitian ini merupakan suatu percobaan yang diberikan untuk mencari hasil dari percobaan tersebut. Jadi dalam hal ini, pada metode penelitian eksperimen harus ada perlakuan (treatment) yang diberikan, perlakuan yang akan diberikan dalam penelitian ini adalah memberikan alat pembelajaran penjas yang telah dimodifikasi.

Sugiyono (2012:39) “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Maka berdasarkan penjelasan tersebut, yang terdapat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel independen atau bebas

Menurut sugiyono (2012:39) “varibel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah modifikasi alat pembelajaran.

2. Variabel dependen atau terikat

Menurut sugiyono (2012:39) “variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah waktu aktif belajar pendidikan jasmani.


(14)

D. Desain Penelitian

Sugiyono (2012:42) menjelaskan bahwa desain penelitian atau paradigma penelitian diartikan sebagai “pola pikir yang menunjukkan hubungan variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan”.

Desain yang akan digunakan pada penelitian ini adalah One-Group

Pretest-posttest Design. Dalam disain penelitian ini terdapat pretest (tes

awal), sebelum diberikan perlakuan. Dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1

Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest Design

Keteranagan: O1 : tes awal O2 : tes akhir

X : pembelajaran penjas menggunakan alat modifikasi

O

1

X O

2


(15)

Adapun prosedur penelitian yang akan peneliti tempuh dalam upaya pengambilan data, peneliti akan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

Gambar 3.2

Langkah-Langkah Prosedur Penelitian

Populasi

Sampel

Tes Awal

Tes Akhir Pembelajaran Penjas menggunakan Modifikasi Alat

Pengolahan Data

Kesimpulan Analisis Data


(16)

E. Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2012:117) adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Data merupakan salah satu hal yang terpenting yang tidak boleh diabaikan, karena itu untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini sumbernya harus jelas. Artinya sumber data harus diperoleh dari suatu kelompok yang menjadi objek penelitian. Kelompok tersebut lazim disebut populasi dan sampel. Populasi didalam penelitian ini yaitu SMP Laboratorium Percontohan UPI.

Sedangkan sampel merupakan seluruh anggota populasi. Sugiyono (2012:118) mengungkapkan bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan menggunakan teknik

simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut. Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII (Delapan) SMP Laboratorium Percontohan UPI. Karena populasinya lebih dari 100 orang maka peneliti mengambil 10-15% sampel dari keseluruhan populasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2006:134) yang mengemukakan bahwa:


(17)

Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.

Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII yang semuanya berjumlah 198 orang siswa. Menurut penjelasan di atas, maka penulis akan mengambil sampel 10% dari populasi yang ada. Jadi sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 20 orang siswa. Sampel sendiri diambil melalui teknik simple random sampling. Teknik ini sendiri bisa dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2012:82).

F. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2012:102) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.

Untuk mengetahui pengaruh dari modifikasi alat pembelajaran terhadap jumlah waktu aktif belajar penjas, penulis akan menggunakan instrumen penelitian penampilan mengajar. Instrumen observasi ini menggabungkan dua tujuan, yaitu untuk mengetahui pemanfaatan waktu aktif belajar gerak dan proporsi jumlah siswa dalam belajar gerak. Selain itu juga, dalam instrumen ini terdapat alokasi fokus dan siswa fokus. Untuk mengetahui jumlah waktu aktif belajar siswa penulis akan


(18)

menggunakan poin alokasi fokus. Menurut Suherman (2009:32) insrtumen penelitian ini sebelumnya pernah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga (Komnas Penjasor) pada tiga kota besar di Indonesia (Surabaya, jakarta, Padang) pada tahun 2007.

Data yang diambil dalam penelitian akan menggunakan lembar observasi. Langkah-langkah pelaksanaan observasi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hidupkan stopwatch sejak dari awal hingga akhir pembelajaran.

2. Berikan tanda cek (X) pada kolom stopwatch sesuai dengan berkurangnya waktu dalam stopwatch.

3. Berikan tanda cek (X) pada kolom alokasi fokus segera setelah guru menyuruh siswa melakukan aktivitas fisik fokus tujuan.

Kolom yang akan digunakan instrumen penelitian adalah berupa gambaran hitungan menit dari mulai menit pertama sampai dengan menit akhir. Jumlah menit yang berada dalam kolom ini disesuaikan dengan jam pelajaran penjas yang telah ditentukan oleh pihak kurikulum yang ada disekolah. Untuk mempermudah dalam melihat siapa yang aktif mengikuti pembelajaran pada setiap menitnya, maka penulis akan memberikan nomor dada yang disesuaikan dengan nomor absen yang ada pada absensi kelas. Sedangkan untuk menentukan berapa jumlah siswa yang terlibat aktif dalam pembelajaran maka harus menuliskan nomor urut siswa tersebut pada kolom jumlah siswa fokus.


(19)

G. Teknik analisis data

Agar penulis dapat membuktikan kebenaran hipotesis yang telah dibuat, maka data yang telah terkumpul dari hasil penelitan akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan statistik.

1. Mencari nilai rata-rata x =

Ʃ

xi

Keterangan: x = rata-rata suatu kelompok

Ʃ

xi = jumlah sampel suatu kelompok xi = nilai data

n = jumlah sampel

2. Mencari Simpangan Baku

S =

Keterangan: S = simpangan baku yang dicari

Ʃ

(x + x)2 = jumlah kuadrat nilai data dikurang

rata-rata

n = jumlah sampel

n

� −1


(20)

3. Menguji Normalitas

Tujuan menguji normalitas adalah untuk mengetahui apakah data dari hasil pengukuran tersebut terdistribusi normal atau tidak. Menguji normalitas data ini dengan menggunakan uji Liliefors. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Pengamatan X1, X2, .... Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, .... Zn dengan menggunakan rumus:

Zi =xi−x S

b. Untuk bilangan baku digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung F (Z1) = P (Z.Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, .... Zn

Ʃ

Z1. Jika proporsi ini dinyatakan S (Zi), maka:

S (Zi) = banyaknya Z1, Z2, .... Zn

Ʃ

Z1

d. Menghitung selisih F (Z1) – S (Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut (L0)

f. Kriteria adalah ditolak nol nahwa populasi berdistrisbusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi Ltabel dari daftar. Dalam hal ini ini hipotesis diterima.


(21)

4. Uji Homogenitas

Menguji homogenitas dua variabel adalah variansi dari tes awal dan tes akhir baik kelompok ekperimen maupun kelompok kontrol. Menguji homogenitas data setiap butir dengan rumus:

F=

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel dengan deraat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0.05. 5. Menguji t

Maksudnya untuk mengjui kesamaan dua rata-rata antara tes awal dan tes akhir. Untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini ditentukan oleh pengujian normalitas. Jika setelah diuji normalitas ternyata terdistribusi normal, baru kemudian dilakuakn uji t yaitu menguji kesamaan dua rata-rata dengan uji dua pihak.

Proses untuk uji t sebagai berikut:

a. Menghitung simpangan baku gabungan (S) dengan rumus: Sgab2 = (n - 1)S12 + (n - 1)S22

n1+n2-2

Keterangan: S = simpangan baku gabungan S12= varians pada tes awal Variansi terbesar


(22)

S22= varians pada tes akhir n1= jumlah siswa pada tes awal n2= jumlah siswa pada tes akhir

b. Mencari nilai t dengan rumus:

t =

Keterangan: t = distribusi t

S = simpangan baku

x1 = rata-rata skor pretest

x2 = rata-rata skor posttest

n1 = jumlah siswa pada tes awal

n2 = jumlah siswa pada tes akhir

c. Membandingkan nilai t hitung yang telah dicari dengan ttable dengan derajat kebebasan n1+n2-2 dan taraf nyata α=0,05

d. Uji t dengan kriteria pengujian adalah H0 diterima jika ttabel<tthitung<ttabel dengan kata lain jika nilai thitung berada diantara ttabel dan ttabel maka hipotesis nol. H0 diterima, artinya treatment

�� 1

1+ 1 n2


(23)

e. Sebaliknya jika nilai thitung tidak terletak diantara ttabel dan ttabel maka hipotesis nol tidak diterima, artinya treatment yang diberikan pengaruh yang berarti.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi temuan pada bab sebelumnya, dengan perolehan data pada tes awal 22,5% untuk managemen (M), 23,7% untuk instruksi (I), 37% untuk waktu aktif (A), dan 16,18% untuk lain-lain (W). Sedangkan pada saat melakukan tes akhir data yang diperoleh 11,25% untuk managemen (M), 8,75% untuk instruksi (I), 75% untuk waktu aktif (A), dan 5,12% untuk lain-lain (W).Perolehan data tersebut menunjukan bahwa adanya penurunan waktu dalam aspek managemen (M) dan instruksi (I) yang berpengaruh terhadap peningkatan pada aspek waktu aktif (A). Dari uraian tersebut dan hasil pengolahan data maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: "modifikasi alat pemebelajaran memberikan pengaruh yang signifikan terhadap jumlah waktu aktif belajar penjas siswa di SMP Laboratorium Percontohan UPI".

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang diperoleh telah dirumuskan baik berupa hasil penelitian, pembahasan hasilnya, maupun beberapa kesimpulan, maka ditarik beberapa saran sebagai berikut:


(25)

1. Dalam memodifikasi alat pembelajaran penjas, bentuk dan ukuran harus dibuat semirip mungkin dengan bentuk aslinya, sehingga dalam penggunaannya nanti siswa tidak terlalu banyak bertanya tentang penggunaan alat modifikasi dan guru tidak terlalu banyak menjelaskan bagaimana penggunaan alat modifikasi tersebut. Hal ini dapat membuang waktu belajar siswa berkurang.

2. Aspek keantusiasan siswa harus lebih diperhatikan, karena apabila penggunaan alat modifikasi membuat siswa tidak antusias akan percuma.


(26)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

PERNYATAAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BABIPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BABIIKERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS ... 10

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 10

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 12

3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13

B. Fasilitas dan Perlengkapan Penjas ... 14

1. Fasilitas Penjas ... 14

2. Perlengkapan Penjas ... 16

3. Pengembangan Sarana dan Prasarana di Sekolah ... 16


(27)

E. Jumlah Waktu Aktif Belajar... 29

F. Anggapan Dasar ... 33

G. Hipotesis ... 33

BABIII METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Tujuan Penelitian ... 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Metode Penelitian... 36

D. Desain Penelitian ... 38

E. Populasi dan Sampel ... 40

F. Instrumen Penelitian Data ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 48

B. Diskusi Penemuan ... 55

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... ... 59


(28)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 4.1 Data Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil Tes awal dan Tes Akhir ... 52 Tabel 4.2DataHasil Pengujian Normalitas (Liliefors) Tes Awal Dan Tes

Akhir ... 53 Tabel 4.3 Data Hasil Penghitungan Pengujian Homogenitas (kesamaan dua

variansi) Tes Awal dan Tes Akhir ... 53 Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Signifikan Du Rata-Rata (Uji Dua


(29)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gambar Time Analysis ... 31

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest ... 48

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Prosedur Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Diagram Tes Awal Pembelajaran ... 49


(30)

DAFTAR LAMPIRAN

A. Perlakuan (treatment)

B. Instrumen Penilaian Waktu Aktif Belajar Terhadap Penampilan Mengajar Penjas

C. Sampel Penelitian

D. Hasil Tes Awal Pembelajaran Penjas E. Hasil Tes Akhir Pembelajaran Penjas

F. Hasil Perghitungan Uji Normalitas Liliefors Tes Awal G. Hasil Perghitungan Uji Normalitas Liliefors Tes Akhir H. Hasil Perghitungan Uji Homogenitas

I. Hasil Penghitungan Uji Signifikan dan Pengujian Hipotesis J. Daftar Distribusi Z

K. Daftar Nilai Kritis L L. Daftar Distribusi F M. Daftar Nilai Distribusi t N. Program Pembelajaran

O. Alat Pembelajaran Modifikasi P. Foto Proses Pembelajaran Penjas Q. Surat Penelitian

R. Surat Keputusan (SK) Pengesahan Judul Dan Penunjukkan Dosen Pembimbing Skripsi


(1)

60

1. Dalam memodifikasi alat pembelajaran penjas, bentuk dan ukuran harus

dibuat semirip mungkin dengan bentuk aslinya, sehingga dalam penggunaannya nanti siswa tidak terlalu banyak bertanya tentang penggunaan alat modifikasi dan guru tidak terlalu banyak menjelaskan bagaimana penggunaan alat modifikasi tersebut. Hal ini dapat membuang waktu belajar siswa berkurang.

2. Aspek keantusiasan siswa harus lebih diperhatikan, karena apabila penggunaan alat modifikasi membuat siswa tidak antusias akan percuma.


(2)

Deny Herdiyana, 2012

Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

PERNYATAAN ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BABIPENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. IdentifikasiMasalah ... 7

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Batasan Penelitian ... 8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BABIIKERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS ... 10

A. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 10

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ... 10

2. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ... 12

3. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 13

B. Fasilitas dan Perlengkapan Penjas ... 14

1. Fasilitas Penjas ... 14

2. Perlengkapan Penjas ... 16

3. Pengembangan Sarana dan Prasarana di Sekolah ... 16

C. Media Pembelajaran ... 17


(3)

E. Jumlah Waktu Aktif Belajar... 29

F. Anggapan Dasar ... 33

G. Hipotesis ... 33

BABIII METODOLOGI PENELITIAN ... 36

A. Tujuan Penelitian ... 36

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 36

C. Metode Penelitian... 36

D. Desain Penelitian ... 38

E. Populasi dan Sampel ... 40

F. Instrumen Penelitian Data ... 41

G. Teknik Analisis Data ... 43

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA ... 48

A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 48

B. Diskusi Penemuan ... 55

BABV KESIMPULAN DAN SARAN ... 59

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran ... ... 59


(4)

Deny Herdiyana, 2012

Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman Tabel 4.1 Data Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku Hasil

Tes awal dan Tes Akhir ... 52 Tabel 4.2DataHasil Pengujian Normalitas (Liliefors) Tes Awal Dan Tes

Akhir ... 53 Tabel 4.3 Data Hasil Penghitungan Pengujian Homogenitas (kesamaan dua

variansi) Tes Awal dan Tes Akhir ... 53 Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan Uji Signifikan Du Rata-Rata (Uji Dua


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Gambar Time Analysis ... 31

Gambar 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest ... 48

Gambar 3.2 Langkah-Langkah Prosedur Penelitian ... 39

Gambar 4.1 Diagram Tes Awal Pembelajaran ... 49


(6)

Deny Herdiyana, 2012

Pengaruh Modifikasi Alat Pembelajaran Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Pendidikan Jasmani Di SMP Laboratorium Percontohan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

A. Perlakuan (treatment)

B. Instrumen Penilaian Waktu Aktif Belajar Terhadap Penampilan Mengajar Penjas

C. Sampel Penelitian

D. Hasil Tes Awal Pembelajaran Penjas

E. Hasil Tes Akhir Pembelajaran Penjas

F. Hasil Perghitungan Uji Normalitas Liliefors Tes Awal G. Hasil Perghitungan Uji Normalitas Liliefors Tes Akhir

H. Hasil Perghitungan Uji Homogenitas

I. Hasil Penghitungan Uji Signifikan dan Pengujian Hipotesis J. Daftar Distribusi Z

K. Daftar Nilai Kritis L L. Daftar Distribusi F M. Daftar Nilai Distribusi t

N. Program Pembelajaran

O. Alat Pembelajaran Modifikasi

P. Foto Proses Pembelajaran Penjas

Q. Surat Penelitian

R. Surat Keputusan (SK) Pengesahan Judul Dan Penunjukkan Dosen

Pembimbing Skripsi S. Surat Balasan Penelitian


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MODIFIKASI TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI.

0 3 30

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL.

3 9 41

PENGARUH PEMBELAJARAN PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA : Studi Deskriptif di SMP Negeri 15 Bandung.

0 2 41

Pengaruh Penerapan Sport Likes Games Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sumedang Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

0 1 40

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PERSONAL TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PENJAS.

2 9 30

PENGARUH PENGGUNAAN BOLA MODIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEPAKBOLA : Studi Eksperimen di SMA Nugraha Kota Bandung.

0 0 34

PENGARUH PENDEKATAN TAKTIS TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR (JWAB) SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN FUTSAL - repository UPI S JKR 0900242 Title

0 0 4

PENGARUH MODIFIKASI BOLA TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLA VOLI | Arifin | Jurnal Terapan Ilmu Keolahragaan 8009 16158 2 PB

0 0 5

PROFIL JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI DI SISWA SEKOLAH TARUNA WIYATA MANDIRI” - repository UPI S POR 1203234 Title

0 2 4

IMPLEMENTASI MODIFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLABASKET UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA - repository UPI S JKR 1205380 Title

0 0 3