Perancangan Buku Informasi Bergambar Owa Jawa Bagi Anak Anak

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN BUKU INFORMASI BERGAMBAR OWA JAWA BAGI ANAK-ANAK

DK 38315/Tugas Akhir

Semester II 2013-2014

Oleh :

Rahmat Hidayat

51910225

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

(3)

(4)

฀AFTAR RIWAYAT HI฀UP

฀aya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Rahmat Hidayat

Tempat, Tanggal Lahir : Cianjur, 10 Desember 1989

Alamat : Kp. Rarahan RT/RW 02/03 Ds. Cimacan, Kec. Cipanas, Kab. Cianjur Jawa Barat 43253 Jenis Kelamin : Laki – Laki

Agama : Islam

฀tatus Perkawinan : Belum Kawin

Telp/Hp : (0263) 516536/ 087720336675

Email : rahmat_cme10@yahoo.com


(5)

RIWAYAT PENDIDIKAN

฀ ฀D Negri Girimukti ( Cipanas ) ฀ ฀LTP Bina Utama ( Cipanas ) ฀ Madrasah Aliyah Negri Pacet

฀ Universitas Komputer Indonesia Bandung Fakultas Desain Jurusan Desain Komunikasi Visual 2010-2014.

KEAHLIAN

฀ Adode Photoshop ฀ Adode Ilustrator ฀ Adobe Indisgn


(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN……….. i

LEMBAR PERNYATAAN ORSINILITAS………ii

ABSTRAK……….. iii

ABSTRACT……….. iv

KATA PENGANTAR……….v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR GAMBAR……….. ix

DAFTAR TABEL………... xi

DAFTAR LAMPIRAN……….. xii

KOSAKATA/GLOSSARY……….xiii

BAB I PENDAHULUAN……….1

I.1 Latar Belakang Masalah……….1

I.2 Identifikasi Masalah………...3

I.3 Rumusan Masalah………..3

I.4 Batasan Masalah……… 3

I.5 Tujuan Perancangan……….. 3

I.6 Manfaat Perancangan……… 4

BAB II OWA JAWA SEBAGAI SATWA YANG DILINDUNGI……….5


(7)

II.2 Pengertian Monyet dan Kera……… 6

II.2.1 Pengertian Kera………. 6

II.2.2 Pengertian Monyet……… 7

II.3 Perbedaan Kera dan Monyet……… 8

II.4 Owa Jawa………... 8

II.4.1 Asal Owa Jawa……….. 8

II.4.2 Deskripsi Morfologi……… 10

II.4.3 Habitat Owa Jawa………... 11

II.4.4 Populasi Owa Jawa………. 12

II.4.5 Reproduksi Owa Jawa……… 12

II.4.6 Penyebaran Owa Jawa……… 13

II.4.7 Pakan/Makanan Owa Jawa………. 14

II.5 Aktivitas Harian Owa Jawa………16

II.5.1 Aktivitas Makan……….. 16

II.5.2 Istirahat………... 17

II.5.3 Aktivitas bergerak……….. 17

II.5.4 Aktivitas Sosial………... 19

II.6 Kriteria Hewan Dilindungi……… 20

II.7 Undang-Undang Yang Melindungi Owa Jawa………. 21

II.8 Anak……….. 21

II.9 Studi Lapangan………. 22


(8)

III.1 Target audiens……….. 24

III.2 Strategi Perancangan……… 25

III.2.1 Pendekatan Komunikasi (pendekatan Visual dan verbal)……. 26

III.2.2 Strategi Kreatif………... 28

III.2.3 Stategi Media……….. 29

III.2.4 Strategi Distribusi……….. 30

III.3 Konsep Visual………. 31

III.3.1 Format Desain……… 31

III.3.2 Tata Letak atau Layout………... 32

III.3.3 Tipografi………. 33

III.3.4 Ilustrasi……….. 34

III.3.5 Warna………. 36

BAB IV TEKNIK PRODUKSI MEDIA………... 39

IV.1 Media Cetak………. 39

IV.2 Proses Perancangan Buku……… 39

IV.3 Teknis Produksi……….. 40

IV.3.1 Media Utama………. 40

IV.3.2 Media Pendukung………. 39

DAFTAR PUSTAKA……… 48


(9)

฀AFTAR PUSTAKA Buku :

฀gung, E. (2013). ฀erancangan Media Informasi Buku Stiker Untuk Mengenali Bentuk-Bentuk Dasar pada Anak-anak usia 5-6 tahun. Bandung : Universitas Komputer Indonesia

Jao, ฀.฀. (2012). ฀eran Serta Masyarakat Dalam ฀engelolaan Habitat bagi ฀opulasi OwaJawa di Resort Bodogol Taman Nasional Gunung Gede ฀angrango. Bogor :Institut Pertanian Bogor

Kusrianto, ฀. (2009). ฀engantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: CV ฀ndi Offset

Mariana, E. (2013). ฀erancangan Iklan Cipaganti Travel (studi kasus :periklanan cipaganti travel). Bandung : UniversitasKomputer Indonesia

Rio, ฀. (Ed). (2010). Owa Jawa di Taman Nasional Gunung Gede ฀angrango, Jakarta : Conservations Internasional Indonesia.

Supriatna, J. (2006). Conservation programs for The Endangered Javan Gibbon, Jakarta : Primates Conservations.

Supriatna, J. &Wahyono, E.H. (2000).฀anduan lapangan primate Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Tim Penyusun Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga. Jakarta : Balai Pustaka

฀ebsite :

฀sudomo.2011 (2 Juni). ฀erbedaan Monyet dan Kera, (Para 1).Tersedia di : http://asudomo.wordpress.com/2011/06/02/monyet-kera/ [15 Desember 2013]


(10)

[CI Indonesia] Conservations Internasional Indonesia. Javan gibbon. Tersedia di: http://conservations.or.id/javangibbon [30 September 2013]

Hidayat, ฀. 2013 (17 Desember) ฀rimata adalah mamalia yang menjadi anggota ordo biologi primata, (Para 1) Tersedia di: http://id.scribd.com/doc/77346952/Primata-฀dalah-Mamalia-Yang-Menjadi-฀nggota-Ordo-Biologi-Primates [15 Desember 2013]

Haryanto.(2010). Karakteristik anak anak. Tersedia di: http://www.belajarpsikologi.com/karakter-anak-anak/ [23 april 2014] Jenny. 2012 (28 Januari). ฀engertian Anak Sebagai Mahluk Sosial, (Para 2-5).

Tersedia di: http://www.duniapsikologi.com/ [26 april 2014]

Kristianto, D. 2002. Layout Yang Baik. Tersedia di: http://faculty.petra.ac.id/dwikris/docs/desgrafisweb/layout_design/layout _baik.html

Sugiarto, P. D. 2012 (10 Mei). Jenis-jenis satwa langka dilindungi di Indonesia, (Para 1). http://tnrawku.wordpress.com/2012/05/10/jenis-jenis-satwa-langka-dilindungi-di-indonesia/#more-561 [12 Desember 2013]

Sketsaist. 2013 (16 Mei).Evolusi ฀rimata, (Para 1). Tersedia di: http://sketsaistjourney.wordpress.com/2013/05/16/evolusi-primata.html [12 Desember 2013]

Santoso, U. 2012. Arti Warna Dalam Kehidupan Sehari-hari. Tersedia di:

http://uripsantoso.wordpress.com/2011/10/21/arti-warna-dalam-kehidupan-sehari-hari/

Zaman, ฀. (6 November). Apakah Bedanya Keradan Monyet, (Para 1-3-5). Tersedia di: http://cognitiobrevis.blog.com/2010/11/16/apakah-bedanya-monyet-dan-kera/ [12 Desember 2013]


(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat dan atas segala limpahan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan tugas akhir ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Laporan Pengantar Tugas Akhir berjudul “Perancangan Buku Owa Jawa Bagi Anak-Anak” ini ditujukan sebagai salah satu syarat dalam mendapat gelar Strata 1 (S1) pada program studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Desain, Universitas Komputer Indonesia.

Dalam penyusunan laporan pengantar tugas akhir ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang ada pada penulis. Banyak rintangan, hambatan dan kesulitan-kesulitan yang harus dilalui dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.

Dengan keterbatasan ilmu yang penulis miliki, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini. Dan dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membimbing dan menyumbangkan pemikiran, doa serta bantuannya baik secara moral maupun materiil.

Bandung, 12 Agustus 2014

Penulis


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki 40 spesies primata dari 195 spesies jumlah primata yang ada di dunia (Supriatna dan Wahyono, 2000). Owa Jawa merupakan salah satu dari 21 jenis primata endemik yang dimiliki oleh Indonesia. Owa Jawa adalah satwa primata jenis kera satu-satunya kecil yang terdapat di pulau Jawa. Owa Jawa merupakan spesies primata arboreal dan berada pada kawasan hutan tropis mulai dari dataran rendah, hingga pegunungan dengan ketinggian 1400-1600 m dari permukaan laut. Wilayah penyebarannya meliputi Jawa Barat dan Jawa Tengah seperti di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang, Leuweng sancang, Gunung Slamet dan Pegunungan Dieng. Owa Jawa merupakan salah satu satwa penghuni hutan yang memiliki penting dalam kehidupan alam. Menurut (Supriatna dan Wahyono, 2000) Keberadaan Owa Jawa tidak hanya penghias alam saja, namun penting dalam regenerasi hutan tropis karena Owa Jawa merupakan satwa primata penyebar biji yang baik.

Owa Jawa adalah salah satu satwa primata yang dilindungi di Indonesia dan terancam punah keberadaanya. Owa Jawa adalah kelompok spesies primata yang status konsevasinya termasuk Endangered Spesies dalam daftar IUCN (2011) dan terdaftar dalam Apenddix I CITIES karena jumlah populasinya yang saat ini kurang dari 4000 individu (Supriatna dan Wahyono, 2004). Kerusakan habitat dan perburuan liar menjadi penyebab utama terancam punahnya satwa liar di Indonesia termasuk jenis Owa Jawa. Menurut Shaller (1993) dalam Anton et al. (2011) (Seperti yang dikutip oleh Aly Alfred Jao, 2012) Kondisi ini semakin diperburuk dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian satwa liar dan habitatnya.


(13)

Kurangnya informasi tentang Owa Jawa kepada masyarakat membuat masyarakat tidak tahu dan tidak mengenal pentingnya menjaga satwa liar termasuk populasi Owa Jawa di Indonesia. Hal ini akan menimbulkan ancaman kepunahan bagi satwa liar termasuk Owa Jawa. Salah satu ancaman bagi Owa Jawa adalah perburuan liar. Perburuan liar terhadap Owa Jawa adalah salah satu penyebab punahnya satwa ini. Perburuan liar merupakan aktivitas perburuan yang dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan yang menjadi habitat Owa Jawa. Perburuan liar Owa Jawa oleh masyarakat karena keadaan ekonomi serta kurangya pengetahuan masyarakat sekitar tentang satwa liar yang dilindungi, selain itu Owa Jawa memiliki nilai jual yang sangat tinggi. Perburuan terhadap Owa Jawa ini lebih kepada anak Owa Jawa.

Dengan populasinya yang sedikit yaitu yang tersisa di hutan Jawa Barat dan sebagian di Jawa Tengah adalah kurang dari 4000 individu. Maka dari itu Pemerintah menetapkan Undang-undang dan Peraturan Pemerintah untuk melindungi hewan jenis ini, seperti UU No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, PP No 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis jenis Tumbuhan dan Satwa, serta Kepres No 4 tahun 1993, tentang Flora Fauna Nasional yang menetapkan Owa Jawa sebagai hewan primata yang dilindungi.

Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa berpotensi sebagai penjaga kelestarian Owa Jawa karena anak-anak pemegang masa depan yang baik. Anak anak juga memiliki antusias yang tinggi terhadap sesuatu yang baru dan selalu memiliki rasa ingin tahu. Menurut Locke (dalam Gunarsa, 1986) seperti yang dikutip Jenny (2012) Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Maka dari itu informasi tentang Owa Jawa harus di tanamkan sejak dini supaya mengenal bahwa Owa Jawa adalah satwa yang dilindungi dan terancam punah sehingga pengetahuan yang dimiliki oleh anak-anak tentang Owa Jawa bisa membantu melestarikan Owa Jawa dari kepunahan untuk saat ini dan kedepannya.


(14)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah identifikasi masalah yang dapat disimpulkan yaitu :

1. Jumlah populasi Owa Jawa saat ini kurang dari 4000 individu di Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah

2. Terjadinya perburuan liar terhadap Owa Jawa sehingga terjadi penurunan populasi.

3. Terjadinya perusakan hutan yang menjadi habitat Owa Jawa di Jawa Barat dan Jawa Tengah

4. Kurangnya pengetahuan tentang Owa Jawa oleh masyarakat dan Masih sedikitnya media informasi pengetahuan tentang Owa Jawa untuk masyarakat khususnya anak-anak.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari data yang didapat, maka rumusan masalahnya yaitu bagaimana menginformasikan kepada anak-anak usia 6-9 tentang Owa Jawa sebagai satwa yang dilindungi di Indonesia ?

1.4 Batasan Masalah

Dalam perancangan ini penulis akan membatasi permasalahan bahwa informasi yang akan disampaikan adalah sekilas tentang kehidupan Owa Jawa serta Owa Jawa sebagai satwa yang dilindungi dan terancam punah keberadaannya. informasi ini ditujukan kepada anak-anak usia 6-9 tahun khususnya yang berada di pulau Jawa Barat yang meliputi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang dan Leuweng Sancang selama tahun 2014.


(15)

1.5 Tujuan Perancangan

Adapun tujuan perancangan ini adalah :

1. Owa Jawa bisa lebih dikenali oleh masyarakat terutama kepada anak-anak usia 6-9 tahun

2. Owa Jawa menjadi disukai oleh anak-anak sehingga dapat meningkatkan sikap kepedulian terhadap satwa liar yang dilindungi.

3. Membantu menjaga kelestarian Owa Jawa dari kepunahan untuk sekarang dan kedepannya.

1.6 Manfaat perancangan

Adapun manfaat perancangan ini yaitu :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat terutama anak-anak tentang Owa Jawa.

2. Membantu pemerintah dan lembaga terkait seperti pusat penyelamatan dan rehabilitasi Owa Jawa Yayasan Javan Gibbon Center PPKAB Bogor dalam upaya melestarikan Owa jawa yang terancam punah.


(16)

BAB II

OWA JAWA SEBAGAI SATWA PRIMATA YANG DILINDUNGI

2.1 Pengetian Satwa Primata

Menurut Jatna Supriatna dan Edy Hendras Wahyono (2000) Primata adalah anggota dari ordo biologi primata. Ordo atau bangsa adalah suatu tingkat atau takson antara kelas dan familia. Primata berasal dari kata latin yaitu primates, yang berarti “yang pertama”. Primata dibagi menjadi dua kelompok yaitu prosimian dan antropoid. Prosimian adalah kelompok primata sebelum kera sedangkan anthropoid adalah kelompok primata termasuk monyet dan kera. Kelompok prosimian, yang dianggap sebagai kelompok yang lebih primitif, terdiri dari lemur dan tarsius. Sementara antropoid dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yakni monyet, kera, dan hominid.

Gambar II.1 Monyet Gambar II.2 Owa Jawa Gambar II.3 Tarsius Gambar II.4 Lemur

Sumber : http://www.infografi.com/blog/wp-content/uploads/2012/DSC_3869.jpg [12 Desember 2013]

http://www.alamendah.files.wordpress.com/2010/04/owa-jawa.jpg [16 Desember 2013]

http://3.bp.blogspot.com/_N4DfydGmVgI/SeAZFk6CQvI/AAAAAAAAAFA/2013 /12/16/Bg-xROSeKg4/s400/tarsius+bancanus.jpg [12 Desember 2013]

Primata merupakan salah satu satwa penghuni hutan yang memiliki penting dalam kehidupan alam. Keberadaan primata tidak hanya penghias alam saja, namun penting dalam regenerasi hutan tropis. Sebagian besar hewan primata ini memakan buah-buahan dan biji-bijian sehingga mereka dikatakan penting dalam penyebaran biji-bijian. Menurut Jatna Supriatna dan Edy Hendras Wahyono (2000) dari sekitar 195 jenis primata yang ada, 40 jenis yang


(17)

ditemukan di Indonesia, dan 24 jenis diantaranya merupakan satwa endemik yang hidup di Indonesia.

1.2 Pengertian Kera dan Monyet 2.2.1 Pengertian Kera

Kera ( apes ) merupakan sub-keluarga Hominoidea yang juga dikenal sebagai kera besar, membentuk sebuah taksonomi dari primata. Menurut KBBI kamus besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2002) Kera adalah suku paling sempurna dari kelas binatang menyusui, bentuk tubuhnya mirip dengan manusia berbulu pada seluruh tubuhnya, memliki otak relatif besar dan lebih cerdas daripada hewan lain. kera dibagi menjadi 4 jenis diantaranya Simpanse, Gorilla, Orang Utan dan

Gibbon (kera kecil). Kera dikelompokan hanya saja pembagian kelompoknya berdasarkan ukuran besar kecil tubuhnya. seperti Gorila, simpanse dan orangutan disebut “kera besar” karena ukuran tubuh mereka yang besar, sedangkan Gibbon seringkali disebut sebagai “kera kecil” seperti Owa Jawa, Surili, Kukang Jawa dan Lutung Budeng. Ciri – ciri kera adalah memiliki lengan yang panjang untuk berayun dari ranting keranting lainnya. Ciri lainnya yaitu kera tidak berekor dan memiliki otak yang lebih besar

Gambar II..5 Simpanse Gambar II.6 Gorila

Sumber: http://www.fotohewan.infowp/content/uploads/2013/12/simpanse-pintar.jpg  [16 Desember 2013]

http://www.morniferblog.wordpress.com/el-gorila/uploads/2013/12/gorila.jpg [16 Desember 2013]


(18)

2.2.2 Pengertian Monyet

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) Monyet adalah kera yang berbulu berwarna keabu abuan dan berekor panjang, kulit mukanya tidak berbulu, begitu juga telapak tangan dan kakinya. Menurut Agung sudomo (2011) Monyet (monkey) adalah istilah dari anggota primata yang bukan prosomian ( kelompok primata sebelum kera ). Subkelompok monyet berisi lebih dari 200 spesies monyet yang berbeda, termasuk di antaranya adalah Baboon, Tamarin, Macaques, dan Capuchins. Monyet juga dibagi berdasarkan kelompok geografis dimana Monyet Dunia Lama hidup di Afrika dan Asia dan Monyet Dunia Baru hidup di Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Monyet Hidup di hutan tropis, umumnya monyet hidup di pepohonan yang tidak terlalu tinggi. Monyet terdiri dari berbagai macam bentuk dan ukuran. Ada monyet Pigmi Marmoset yang panjang tubuhnya hanya 15 cm, ada pula monyet Madril yang panjang tubuhnya 81 cm, tidak termasuk ekor. Ciri-ciri monyet adalah memiliki ekor, otak monyet relatif kecil, dalam berayun monyet menggunakan ekornya layaknya tangan kelima.

Gambar II.7 Monyet

Sumber : http://4.bp.bolgspot.com/-etica-qlR3yUbZ5r-


(19)

1.3 Perbedaan Kera dan Monyet

Walaupun sama-sama kedalam keluarga primata kera dan monyet memiliki perbedaan, monyet dan kera terpisah baik secara fisik maupun secara evolusi dengan faktor-faktor yang jelas antara keduanya. Meskipun kera dan monyet memiliki tampilan secara fisik yang sama tetapi tetap keduanya berbeda. Menurut Arus Zaman (2010) perbedaan monyet dan kera bisa dilihat secara fisik yaitu spesies kera hampir semua tidak memiliki ekor seperti monyet. Monyet lebih banyak hidup di pepohonan dan menggunakan ekor layaknya tangan kelima. Selain itu monyet tidak memiliki keahlian berayun dengan tangannya di dahan – dahan pohon. Adanya ekor membuat para monyet lebih cocok tinggal di puncak pepohonan tidak seperti kera yang menggunakan tangannya untuk berayun di dahan pohon. kecuali Gibbon (kera kecil).

Perbedaan terbesar di antara monyet dan kera diyakini terletak pada tingkat kecerdasan mereka. Monyet lebih mirip dengan promisian primitif dalam hal kapasitas dan kemampuan otak. Kera lebih mendekati kerabatnya yaitu manusia, mereka mampu mempelajari bentuk-bentuk bahasa isyarat, menggunakan peralatan, dan memperlihatkan adanya kemampuan memecahkan masalah. Diyakini bahwa kera, khususnya Simpanse, Gorila, dan Orang Utan, lebih banyak miripnya dengan manusia dibandingkan dengan monyet.

1.4 Owa Jawa

1.4.1 Asal

Owa Jawa dengan nama ilmiah Hylobates moloch merupakan jenis primata dari suku Hylobatidae, endemik Jawa. Spesies ini hidup secara eksklusif di Pulau Jawa (Indonesia) saja, Menurut Kappeler (1987) (seperti yang dikutip Anton Rio, 2010) Owa Jawa merupakan satu satunya jenis kera kecil (lesser apes) yang terdapat di pulau Jawa. Penyebaran primata tersebut terbatas pada hutan tropis yang relatif tidak


(20)

terganggu di hutan-hutan Jawa Barat dan beberapa hutan di Jawa Tengah. Menurut Jolly (1972) dan Haimoff (1983) seperti yang dikutip Conservations Internasional Indonesia (2000) klasifikasi Owa Jawa sebagai Berikut :

Klasifikasi Ilmiah Owa Jawa :

Filum : Chordata Anak Filum : Vertebrata

Kelas : Mamalia

Bangsa : Primata

Anak Bangsa : Anthropoidea Induk Suku : Hominoidea Suku : Hylobatidae Marga : Hylobates

Jenis : Hylobates moloch Audebert,1798

Gambar II.8 Owa Jawa


(21)

2.4.2 Depkrisi Morfologi

Menurut Supriatna dan Wahyono (2000) ciri ciri Owa Jawa memiliki tubuh yang ditutupi rambut berwarna kecokelatan sampai keperakan atau kelabu. Bagian atas kepalanya berwarna hitam. Bagian muka seluruhnya juga berwarna hitam dengan alis berwarna abu-abu yang menyerupai warna keseluruhan tubuh Beberapa individu memiliki dagu berwarna gelap. Warna rambut jantan dan betina berbeda, terutama dalam tingkatan umur. Umumnya anak yang baru lahir berwarna lebih cerah. Antara jantan dan betinanya memiliki rambut yang sedikit berbeda. Panjang tubuh berkisar antara 750 - 800 mm. Berat tubuh jantan antara 4-8 kg sedangkan betina antara 4-7 kg.

Gambar II.9 Owa Jawa


(22)

2.4.3 Habitat

Kappeler (1984) dalam Supriatna & Wahyono (2000) seperti yang dikutip Anton Rio (2010) Owa Jawa berada pada kawasan hutan hujan tropis mulai dari dataran rendah, pesisir, hingga pegunungan dengan tinggi 1400 – 1600 mdpl. Owa Jawa jarang ditemukan pada ketinggian lebih dari 1500 mdpl karena sumber pakan yang dibutuhkan jarang sekali ditemukan pada ketinggian tersebut, selain itu temperatur yang rendah dan banyaknya lumut yang menutupi pohon –pohon juga menyulitkan pergerakan berayun pada Owa Jawa. Tipe hutan habitat Owa Jawa yaitu tipe hutan yang ditutupi oleh tumbuhan tinggi, karena hidup mereka di pohon jarang sekali turun ke tanah oleh karena itu Owa Jawa sangat menyukai tipe hutan yang tinggi dan lebat.

Gambar II.10 Hutan hujan Tropis Sumber :

http://www.blogspot.com/-20BrlXktZOk/UHLGHFrFvPI/AAAAAAAAClw/2014/04/21/NAcmo5zjJH A/s1600/hutan+di+ind.jpg [ 04 April 2014]


(23)

2.4.4 Populasi Owa Jawa

Menurut menteri kehutanan Hasan (2014) Populasi Owa Jawa yang masih tersisa di hutan Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah adalah tidak lebih dari 4000 individu. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa populasi Owa Jawa yang masih tersisa di hutan Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah adalah kurang dari sekitar 2000-4000 individu (menurut Supriatna, 2001), 4000-4500 (Nijman, 2004), 2.600-5.304 (Djanubudiman, 2004) dalam ( Supriatna, 2006) (seperti yang dikutip oleh Aly Alfred Jao, 2012). Hal ini disebabkan oleh penduduk pulau Jawa jumlah kelahiran tingkat penduduknya sangat pesat sehingga kawasan hutan hujan tropis menyusut.

2.4.5 Reproduksi Owa Jawa

Menurut Tutlle, (1986) (seperti yang dikutip Anton Rio, 2010) Owa Jawa Merupakan Keluarga monogami tidak berganti-ganti pasangan. pada satu kelompok terdiri dari sepasang induk jantan dan betina serta beberapa individu anak. Masa hamil Owa jawa ini antara 197- 210 hari, Owa Jawa berkembang biak dengan jumlah 2-3 ekor anak, jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak yang lain berkisar antara 3-4 tahun. Menurut Burton (1995) (seperti yang dikutip Anton Rio, 2010) spesies ini bisa hidup sampai umur 30-35 tahun. Owa Jawa dikatakan dewasa pada umur 6 tahun keatas sedangkan betina antara 8 dan 10 tahun. Pertama kali betina mendapatkan menstruasi pada umur 8 tahun Carpenter, (1940) (seperti yang dikutip Anton Rio, 2010)


(24)

Gambar II.11 Keluarga Owa Jawa

Sumber : http://cdn.kling.com/merdeka.comi/w/photonews/2014/17/323/122/540x270/lucunya-039uci039-bayi-primata-owa-jawa-di-rehabilitasi-di-ciwidey-001-debby.jpg [04 April 2014]

2.4.6 Penyebaran Owa Jawa

Penyebaran Owa Jawa ini sangat terbatas hanya ditempatkan dikawasan hutan di pulau Jawa, yaitu Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah. Owa Jawa Menempati hutan hujan tropis dataran rendah sampai perbukitan hingga ketinggian 1500 meter dpl. Penyebaran Owa Jawa kawasan hutan di Jawa Barat meliputi di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang dan Leuweng Sancang sedangkan didaerah Jawa Tengah sekitar Gunung Slamet dan Pegunungan Dieng. Menurut Supriatna & Wahyono, (2000) seperti yang dikutip Aly Alfred Jao (2012) awalnya Owa Jawa terdapat di sebagian hutan-hutan di Jawa Barat, dan menempati habitat seluas 43.274 km2, akan tetapi sekarang ini keberadaannya semakin terdesak dan hanya tinggal di daerah yang dilindungi yang luasnya sekitar 600 km2, yaitu: Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Halimun,Gunung Gede Pangrango, Cagar Alam Gunung Simpang, Cagar Alam Leuweng Sancang, Kawasan Wisata Cisolok. Hal ini disebabkan oleh penduduk pulau jawa yang sangat pesat sehingga kawasan hutan hujan tropis menyusut drastis. Selain itu ancaman


(25)

perbuaruan untuk menjadikan Owa Jawa tersebut dijadikan peliharaan yang merupakan ancaman bagi keberadaannya di alam.

Gambar II.12 Peta Persebaran Owa Jawa

Sumber : 2.bp.blogspot.com/-2XpBzINWGs/UYMSRLvK7_I/AAAAAAAAAWc/LZQ-WcicIa0/s1600/peta+sebaran+owa+jawa.jpg [ diakses 04 April 2014]

2.4.7 Pakan / Makanan Owa Jawa

Umumnya Owa Jawa termasuk jenis satwa primata pemakan Buah-buahan, biji-bijian dan bunga. Menurut Anton Rio (2010) terdapat 97 jenis tanaman yang menjadi makanan Owa Jawa, Kebanyakan owa Jawa memakan buah-buahan, dibanding daun muda, biji-bijian dan bunga karena buah-buahan mengandung gula dan air sehingga mudah dicerna. Jenis pohon pakan yang menjadi makanan Owa Jawa seperti buah Ceri Hutan (Garcinia parvifolia), buah Muncang Cina ( Ostodes paniculata), buah Arben (Rubus molucanus) dan lain-lain.


(26)

Gambar II.13 Buah Ceri Hutan

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/_30IgJxY/SztTkkgcXI/AAAAAAAABLs/3AWtujXRCkk/s1600-h/28dec’09,kundong+ms.jpg [21 April 2014]

Gambar II.14 Buah Muncang Cina


(27)

2.5 Aktivitas Harian Owa Jawa 2.5.1 Aktivitas Makan

Menurut Rio (2010) Aktivitas makan dilakukan oleh Owa Jawa sekitar pukul 05.30 dan berlangsung sampai kira-kira pukul 10.00 pagi. Kemudian aktivitas makan menurun dan mulai meningkat lagi pada pukul 15.00 sampai dengan 5.30 sore. Menurut Kappeler (1984) (Seperti yang dikutip Rio, 2010) Cara makan dibagi menjadi dua kelompok,yaitu makan sambil melakukan pergerakan dan makan tanpa melakukan aktivitas lainnya. Kedua cara makan tersebut dilakukan secara bergantian dan kadang – kadang diselingi oleh aktivitas lainnya, khususnya aktivitas istirahat. Posisi makan yaitu duduk, berdiri dan bergelantungan. Owa Jawa menggunakan kedua tangannya untuk mengambil makanan. Biasanya Owa Jawa memeriksa makanannya terlebih dahulu dengan cara mencium - cium dan mencicipi makanannya sebelum dimasukkan kedalam mulut.

Gambar II.15 Aktivitas Makan Owa Jawa Sumber : Dokumentasi Pribadi [ 23 Mei 2014]


(28)

2.5.2 Istirahat

Menurut Rio (2010), Owa Jawa melakukan istirahat setelah kelompok tersebut melakukan suatu penjelajahan di dalam habitatnya. Masa istirahat mulai pada siang hari mulai pukul 11.00 sampai pukul 14.00. Posisi tubuh saat berisitrahat adalah duduk di cabang pohon sambil kedua tangannya berpegangan pada ranting pohon.

Gambar II.16 Aktivitas Istirahat Sumber : Dokumentasi Pribadi [ 23 Mei 2014 ]

2.5.3 Aktivitas Bergerak

Menurut Kartono (2002), (seperti yang dikutip Rio, 2010) pergerakan yang dilakukan oleh Owa Jawa terdiri dari : brakhiasi (berayun), berjalan, memanjat, melompat dan mamanjat melalui akar atau liana.

• Cara berayun Owa Jawa, cara ini digunakan karena tungkai depan yang lebih panjang dibandingkan dengan jenis primata lain. Dengan keadaan tajuk yang rapat Owa Jawa dapat dengan mudah melakukan perpindahan dari satu tajuk ke tajuk lainnya.


(29)

Gambar II.17 Gerakan berayun Owa Jawa Sumber : Dokumentasi Pribadi [ 23 Mei 2014 ]

• Cara melompat, cara ini dilakukan apabila jarak tajuk yang akan diseberangi cukup jauh atau berada dibawah posisinya. Owa Jawa melompat dengan kaki kemudian posisi tangan keatas untuk meraih ranting pohon.

Gambar II.18 Gerakan Melompat Owa Jawa Sumber : Dokumentasi Pribadi ( diakses 23 Mei 2014)

• Cara memanjat juga dilakukan oleh kedua individu tersebut, khususnya pada saat berpindah ke satu pohon yang kemudian menggunakan akar yang merambat untuk melakukan pemanjatan. Pemanjatan Owa Jawa dilakukan dengan kedua tangan dan kakinya. Kedua tangannya untuk menarik tubuhnya yang dibantu dengan kedua kakinya untuk memanjat.


(30)

• Cara berjalan dengan menggunakan kedua tungkai kaki belakangnya, cara yang sangat unik dan jarang dilakukan karena cara ini membutuhkan keseimbangan badan dan biasanya dilakukan apabila Owa jawa melalui batang pohon yang besar.

2.5.4 Aktivitas Sosial

Menurut Herawati (2003) (seperti yang dikutip Rio, 2010) Prilaku sosial pada Owa Jawa yaitu mengutui, bersuara dan bermain.

• Menurut Alexander, 1974; Freeland,1976 dalam Bennet, (1983), (seperti yang dikutip Rio, 2010) beberapa sebab terjadinya berkutu (grooming) dalam kelompok primata adalah memelihara satwa dari gangguan parasit dan kotoran juga untuk memelihara ketertarikan sosial antar individu dalam kelompok. Aktivitas membersihkan tubuh seperti berkutu-kutuan pada Owa Jawa dilakukan secara sendiri atau pun antar individu. dilakukan saat kelompok Owa Jawa sedang beristirahat pada dahan pohon ukuran besar.

• Bermain merupakan aktivitas yang dilakukan oleh dua individu remaja Owa Jawa. Dua individu tersebut biasanya bermain saling kejar kejaran dengan berayun dari ranting satu keranting lainnya.

• Bersuara merupakan aktivitas yang dilakukan individu betina dewasa dalam upaya untuk berkomunikasi dengan kelompok lainnya dan menunjukkan batas teritorinya (Tenaza 1976; Kappeler 1981; Mitani 1987 dalam Kartono 2002). Menurut Geissmann (2005: 2) (seperti yang dikutip Rio, 2010) prilaku bersuara pada Owa Jawa memiliki karakter khusus dibandingkan dengan anggota Hylobatidae lain, yaitu individu betina berperan lebih besar dalam penjagaan daerah jelajah. Hal tersebut ditunjukkan melalui alokasi penggunaan waktu bersuara


(31)

Owa Jawa betina yang lebih besar dibandingkan jantan. Khusus untuk suara panggilan pagi dilakukan oleh induk betina dewasa dan suara sebagai tanda bahaya seperti adanya manusia atau hewan lain yang memasuki daerahnya. Bersuara tanda bahaya di lakukan bersama-sama antara 2 individu Owa Jawa betina dan jantan dewasa.

2.6 Kriteria Hewan Yang Dilindungi

Menurut Sugiarto (2012) sistem klasifikasi perlindungan satwa sampai saat ini telah dikembangkan oleh banyak pihak, baik bersifat nasional maupun international. Untuk level internasional, daftar spesies dilindungi dikeluarkan oleh CITES dan IUCN. Masing-masing lembaga menggunakan kriteria-kriteria tertentu dalam melakukan klasifikasi. Terkadang perlindungan dilakukan pada level spesies saja, namun tak jarang juga mencakup keseluruhan spesies dalam sebuah family. Di negara Indonesia ini daftar spesies dilindungi telah dikeluarkan oleh Pemerintah RI sebagaimana tertuang dalam lampiran PP Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Menurut PP Nomor 7 tahun 1999, suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut :

1. Mempunyai populasi yang kecil

2. Adanya penurunan yang tajam pada jumlah individu di alam 3. Daerah penyebaran yang terbatas (endemik).

Karena ciri-ciri yang rentan tersebut maka satwa-satwa tersebut perlu diawetkan. Pengawetan jenis ini bertujuan untuk :

1. Menghindarkan jenis tumbuhan dan satwa dari bahaya kepunahan 2. Menjaga kemurnian genetik dan keanekaragaman jenis tumbuhan dan

satwa


(32)

Kondisi Habitat satwa primata endemik sangat kritis dan keberadaannya sangat menghawatirkan. Upaya konservasi hewan primata telah banyak dilakukan, tinggal bagaimana caranya supaya pengelolaan kawasan konservasi dapat mempertahankan habitat alami dan populasi satwa primata ini di habitat aslinya.

2.7 Undang – Undang yang melindungi Owa Jawa

Owa Jawa sudah dilindungi sejak tahun 1924 Kappeler, (2004) seperti yang dikutip Anton Rio (2010). Pemerintah RI melindungi Owa Jawa ini oleh Undang undang no.5 tahun 1990, SK Menteri Kehutanan No. 301/ kpts-II /1991 dan SK Menteri Kehutanan No 882/ kpts-II / 1992, dengan hukuman pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah), bagi mereka yang memburu atau memelihara tanpa ijin. Serta diperkuat oleh PP Nomor 7 tahun 1999 Tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa. Menurut PP Nomor 7 tahun 1999, suatu jenis tumbuhan dan satwa wajib ditetapkan dalam golongan yang dilindungi. Salah satunya adalah Satwa primata Owa Jawa.

2.8 Anak

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) anak anak adalah manusia yang masih kecil dalam sebuah keluarga. Menurut Locke (dalam Gunarsa, 1986) seperti yang dikutip Zenny (2012) Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi usia 0-1 tahun sampai dengan remaja 11-18 tahun. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat. Dalam proses perkembangannya anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial.


(33)

Menurut Tembong (2006) seperti yang dikutip Haryanto (2010) ada beberapa tolak ukur keberhasilan yang cukup penting dan mendasar dalam perkembangan anak yaitu :

1. Anak anak mampu menjalin kerja sama dan kesetiaan persahabatan yang positif dengan teman sebayanya.

2. Anak anak mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial atau

pertemanan baru.

3. Anak anak mampu mengidentifikasi peranan penting dirinya, baik didalam keluarga, sekolah maupun kalangan teman teman sebayanya.

Dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan dari lingkungan. Anak merupakan individu yang rentan karena perkembangan kompleks yang terjadi di setiap tahap masa kanak- kanak dan masa remaja. Lebih jauh, anak juga secara fisiologis lebih rentan dibandingkan orang dewasa, dan memiliki pengalaman yang terbatas, yang mempengaruhi pemahaman dan persepsi anak.

Gambar II.19 Anak


(34)

2.9 Studi Lapangan

Berdasarkan hasil wawancara dengan Elan Juandha sebagai pengelola yayasan Java Gibbon Center Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Pusat Pendidikan Konservasi Alam Bodogol Bogor pada tanggal 13 Desember 2013 diketahui bahwa Owa Jawa sangat bergantung pada hutan tropis. banyaknya kawasan hutan yang beralih fungsi lahan seperti penebangan hutan, pembukaan lahan untuk di jadikan tempat tinggal/ pemukiman masyarakat dan adanya kegiatan wisata. Hal ini sangat menggangu keberadaan Owa Jawa dan mengakibatkan penurunan populasi Owa Jawa.

Adapun ancaman Perburuan Liar terhadap anak Owa Jawa . Perburuan liar ini merupakan aktivitas perburuan liar yang dilakukan oleh masyarakat sekitar kawasan hutan. perburuan liar terhadap satwa ini tidak hanya Owa Jawa melainkan hewan seperti burung dan babi hutan. Perburuan Owa Jawa oleh masyarakat sekitar kawasan dilakukan karena pengaruh ekonomi masyarakat sekitar kawasan yang lemah. perburuan Owa Jawa ini dilakukan karena permintaan dari masyrakat dengan keadaan ekonomi menengah keatas untuk memeliharanya. perburuan Owa Jawa ini lebih kepada anak Owa Jawa.

Adapun upaya dari pihak yayasan Javan Gibbon Center Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk menjaga kelestarian flora dan fauna kepada masyarakat sekitar kawasan Gunung Gede Pangrango. Upaya yang dilakukan adalah melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan hutan dan mengenali beberapa satwa satwa liar yang dilindungi yang berada di sekitar kawasan kepada masyarakat. Adapun media informasi yang dibuat oleh pihak yang bersangkutan yaitu berupa buku akan tetapi informasi yang terdapat dalam buku tersebut tidak terlalu d fokuskan kepada kehidupan Owa Jawa melainkan semua vegetasi flora dan fauna yang terdapat di gunung gede pangrango.


(35)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 1.1Target Audiens

De

Jenis Kelam Agama Sekunder

Perancangan ini ditujukan kepada anak-anak karena anak merupakan individu yang rentan terhadap perubahan dan perkembangan. Salah satunya adalah proses Perkembangan secara kognitif. Perkembangan secara kognitif merupakan perubahan-perubahan anak dalam kemampuan mengingat, pola befikir dan cara individu memperoleh pengetahuan dari lingkungannya. Maka dari itu apabila Owa Jawa diinformasikan pada anak-anak maka anak akan mudah mengingat informasi tersebut karena pada dasarnya anak memiliki daya ingat yang kuat, sehingga informasi Owa Jawa dapat diingat sampai tua. Untuk meningkatkan pengetahuan anak peran orang tua sangat dibutuhkan sehingga target audiens dibagi menjadi 2 bagian yaitu target primer dan target sekunder.

A. mografis

• Primer

a) Usia : Anak anak 6-9 Tahun

b) in : Laki – Laki dan Perempuan

c) : Semua Agama

a) Usia : Telah menikah, mandiri dan mempunyai anak atau berkeluarga.

b) Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan c) Status Ekonomi : Menegah

d) Pekerjaan : Memiliki pekerjaan tetap


(36)

B. Psikografis • Primer

a) embaca, menggambar dan bermain.

b) Anak anak yang aktif, mem Anak anak yang suka m

iliki rasa ingin tahu yang tinggi dan senang dengan h

a) Orang tua yang an anaknya

Orang tua yang

Khususnya anak anak yang berada di kota-kota pulau Jawa Barat meliputi

ko njur, Bogor, Bandung, Garut dan Banten. Hal ini

dikarenakan persebaran Owa Jawa yang terdapat di Taman Nasional

1.2St

Strategi pe ang akan dilakukan dari beberapa pemecahan masalah

enta a informasi tentang Owa Jawa kepada

asyarakat. sebagai pemecahan masalah tersebut penulis merancang sebuah al yang baru.

• Sekunder

selalu memperhatik

b) bertanggung jawab terhadap anaknya

. C. Geografis

ta Sukabumi, Cia

Gunung Gede Pangrango, Taman Nasional Gunung Halimun, Taman Nasional Ujung Kulon, Cagar Alam Gunung Simpang dan Leuweng Sancang.

rategi Perancangan

rancangan y

t ng Owa Jawa adalah kurangny

m

informasi yang menarik berisikan informasi tentang Owa Jawa yang dibuat semenarik mungkin dan tidak membosankan saat di baca oleh pembaca .

Berdasarkan target audiens yang dituju Strategi perancangan informasi tentang Owa jawa ini berisikan informasi menarik seperti mengetahui aktivitas harian tentang Owa Jawa. Maka dari itu sesuai khalayak target audiens informasi ini akan dibuat tahapan-tahapan melalui pendekatan yang berbentuk visual dengan warna, gaya visual, tata letak dan huruf yang


(37)

disesuaikan dengan target audiens agar informasi ini dapat tersampaikan dengan baik dan diterima oleh masyarakat khusunya kepada anak-anak.

1.2.1 Pendekatan Komunikasi

an oleh penulis yaitu dengan cara sosial karena anak anak lebih peka terhadap

rangsangan-Pendekatan Visual

ng akan dibuat dalam konsep perancangan informasi tentang Owa Jawa ini adalah dengan menyajikan visual Pendekatan yang akan dilakuk

pendekatan

rangsangan yang berasal dari pengaruh lingkungan sosial seperti menjalin kerja sama dan kesetiaan persahabatan yang positif dengan teman sebayanya, mudah beradaptasi dengan lingkungan dan persahabatan baru dan anak anak selalu menceritakan pengalaman yang menarik kepada teman sebayanya. Adapun pendekatan yang dilakukan dengan pendekatan melalui Visual dan verbal, diantaranya :

Pendekatan Visual ya

penggabungan antara fotografi dan vektor. Penggunaan fotografi dimaksudkan agar target audiens mengetahui bentuk fisik asli Owa jawa secara nyata sedangkan penggunaan vektor dimaksudkan agar merangsang daya penglihatan menjadi fokus kepada objek dengan warna-warnanya yang solid dan kesederhanaan visual untuk dapat merangsang daya ingat anak, sehingga anak mudah mengingat dan memahami apa yang dilihat dalam isi buku tersebut dan informasi tentang Owa Jawa tersampaikan dengan baik. Kemudian menggunakan tata letak yang proposional sehingga nyaman saat dilihat dan menggunakan huruf-huruf yang mudah dibaca agar merangsang daya pikir anak saat membaca informasi tentang Owa Jawa.


(38)

Pendekatan Verbal

Bahasa yang digunakan dalam informasi tentang Owa Jawa ini menggunakan Bahasa Indonesia dengan penyampaian komunikasi

h di pahami oleh target audiens. Gaya ahasa yang digunakan yaitu gaya bahasa personifikasi karena

rmasi yang berisi ntang Owa Jawa adalah menginformasikan dan mengenalkan

ndungi kepada anak-anak. engan pengetahuan yang dimiliki anak anak tentang Owa Jawa

rmasi ini Berisikan tentang engenalan Owa Jawa dan aktivitas harian Owa Jawa seperti

bermain, berkutu, bersuara, istirahat dan erlindungan Owa Jawa. Isi konten dalam informasi yang

entang informasi cara Owa Jawa berayun, berjalan dan melompat.

a Makan. yang ringan agar muda

b

target audiens yang mengarah kepada anak anak.

Tujuan Perancangan Komunikasi

Tujuan komunikasi dari perancangan media info te

tentang Owa Jawa sebagai satwa dili D

diharapkan bisa meningkatkan kepedulian masyarakat khususnya anak-anak dapat ikut serta dalam melestarikan hutan dan melindungi satwa liar dari kepunahan.

Materi Pesan

Materi pesan dalam perancangan info p

bergerak, makan, p

disampaikan tentang Owa Jawa Yaitu :

• Asal Owa Jawa berisikan tentang pengenalan sekilas tentang Owa Jawa.

• Aktivitas Bergerak, berisikan t

• Aktivitas makan, berisikan tentang informasi kapan dan bagaimana Owa Jaw


(39)

• Aktivitas sosial, berisikan informasi tentang Owa Jawa mengutui dan bersuara.

• Perlindungan, berisikan tentang Owa Jawa adalah satwa yang dilindungi.

i 1.2.2 Strateg

Stra

menyaj rik yang dikemas dalam sebuah media

yang didalamnya berisikan informasi tentang Owa Jawa seperti

m ri-hari Owa Jawa di hutan seperti makan,

1.2.3

ingin dicapai.

edia ditambah media pendukung dan promosi.

Kreatif

tegi kreatif yang dilakukan oleh penulis adalah dengan cara ikan informasi yang mena

enceritakan aktivitas seha

istirahat, berjalan, berayun, melompat, bersuara dan perlindungan bagi Owa Jawa dalam bentuk visual yang sederhana namun menarik seperti penggabungan antara fotografi dan vektor dengan penyampaian komunikasi yang ringan. Hal ini dimaksudkan agar informasi ini dapat di tersampaikan dengan baik dan mudah di ingat oleh masyrakat khususnya target audiens. Dengan informasi tersebut diharapkan masyrakat khususnya anak-anak dapat mengetahui atau mengenali Owa Jawa.

Strategi Media

Media adalah sebuah alat untuk menyampaikan isi pesan kepada target audiens agar pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan yang

Media yang akan dibuat untuk menginformasikan dan mengenalkan satwa Owa Jawa dengan cara mengemas informasi singkat tentang Owa Jawa kedalam sebuah m


(40)

• Media Utama

Media yang dipilih untuk menyampaikan informasi Owa Jawa kepada target audiens adalah sebuah buku. Buku merupakan sebuah media k menyampaikan informasi. Dalam perancangan ini edia utama yang di gunakan adalah buku informasi bergambar yang

penambah untuk menarik perhatian target audiens dan sebagai media pengingat, media aksudkan hadiah dari setiap pembelian buku bar. Media pendukung di bagi menjadi 2 yaitu :

a)

dpublikasikan kepasaran agar dapat diketahui oleh masyarakat. Media promosi yaitu

-banner, dan flag chain.

b)

lembaran kecil kertas atau plastik yang ditempelkan dengan gambar k yang unik dan berfungsi sebagai pengingat.

gan kunci atau alat untu m

berisikan informasi tentang Owa Jawa.

Media Pendukung

Media pendukung merupakan media

penambah ini dim bergam

Media Promosi

Media promosi ini akan digunakan pada saat buku ini

berupa Poster, x

Gimmick

Stiker

dan bentu

• Gantun

Gantungan kunci merupakan media pendukung yang berfungsi sebagai pengingat untuk target audiens.


(41)

tasi buku.

• Pin

h satu media pendukung yang berfungsi sebagai

Buku bergambar ini akan didistribusikan di toko buku Gramedia yang berada di kota Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bandung, Garut dan Ujung kulon. Hal ini bertujuan agar masyarakat mengetahui dimana buku ini tersedia dan lebih terorganisir penempatannya. Untuk pengenalan/promosi

arut dan

Pembatas Buku

Pembatas buku digunakan untuk memba

Merupakan sala pengingat.

1.2.4 Strategi Distribusi

buku ini menggunakan poster, x-banner dan flag chain. Pemasangan poster dan x-banner akan di tempatkan di depan pintu masuk Gramedia, poster juga akan di tempatkan di sekolah sekolah dasar dan kebun binatang. Hal ini bertujuan agar buku ini dapat diketahui oleh target audiens dimana buku ini tersedia. Buku ini didistribusikan bersama dengan media pendukung gimmick seperti gantungan kunci, stiker, pin dan pembatas buku sebagai hadiah diberikan secara gratis. Hal ini bermaksud untuk menarik perhatian target audiens untuk membeli buku ini.

Berikut ini adalah tabel disrtibusi buku Owa Jawa di kota Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bandung, Garut dan Ujung Kulon :

Tabel III.1 Strategi Distribusi dikota Sukabumi, Cianjur, Bogor, Bandung, G


(42)

Tabel III.2 Media pendukung

1.3Konsep Visual

Dalam ng Owa Jawa, konsep visual yang di

tamp

adalah hutan sehingga visual yang di tampilkan berupa elemen-elemen an dengan alam. Hal ini bertujuan untuk enginformasikan kepada target audiens bahwa hutan merupakan

Gambar III.1 sungai Gambar III.2 hutan

umber :

http://2.bp.blogspot.com/- MNpjwlusMC0/UKZ_YwD0GqI/AAAAAAAAACs/tzOk6wago3o/s1600/hutan-pinus-b.jpg [ diakses 24 Agustus 2014 ]

http://3.bp.blogspot.com/_UohKClHcG8w/SjoMLbMR_PI/AAAAAAAAAAc/05Z0h

summer-wallpaper-22.jpg 2014 ]

Perancangan informasi tenta

ilkan adalah konsep natural. Hal ini dikarenakan habitat Owa Jawa

visual yang berhubung m

habitat kelangsungan hidup Owa Jawa yang perlu dijaga sehingga ancaman kepunahan bagi Owa Jawa bisa di cegah.

S


(43)

1.3

Des

dise barkan

sesuatu yang luas. Selain itu juga agar pembaca lebih leluasa dalam ku ini adalah 20 cm x 20 cm, dengan ukuran rsebut agar buku bergambar ini bisa dibawa kemana-mana dan

Gambar III.3 Format Desain

1.3.2 Tata Letak (Layout)

Dalam perancangan buku ini layout yang digunakan menampilkan kesan

natural, dengan penggunaan background yang solid kemudian

penambahan visual seperti daun yang m njadi frame setiap halaman agar

lebih terk gambar anak Owa Jawa yang diletakan

itengah sebagai titik fokus utama. Hal ini dimaksudkan agar menarik

.1 Format Desain

ain yang dibuat menggunakan format desain persegi yang suaikan dengan tema yaitu tentang alam yang menggam

membaca. Ukuran bu te

dipelajari di manapun dan kapanpun oleh anak anak.

e esan alami. Kemudian

d


(44)

1.3.3 Tip Pa jen mu dis jen dep mu ser me me

Gambar III. 4 Layout

ini jenis h

pografi

da perancanngan buku bbergambar uuruf yang ddigunakan aadalah nis huruf yyang memilliki kesan ceria, bermmain, lucu, tidak kakuu udah dibaca

sesuaikan d nis huruf A pan. Jenis h udah untuk rta dapat me enggunakan emiliki kesa a. Pemilihan dengan kara Adera Displ huruf terseb dibaca mem erangsang d n jenis huru an ceria, luc

n jenis huru akteristik an laySSi. Jen but dipilih k miliki kesan daya pikir a uf Kristen cu, bermain

uf yang me nak. Jenis nis huruf in karena huruf n yang sesua anak. Kemu ITC, jenis dan tidak k

emiliki kesa huruf yang ni digunaka f-hurufnya t ai dengan k udian untuk font ini di kaku serta m

an tersebut dan yang g dipakai aadalah an untuk saa

tebal tidak karakteristik k isi konten igunakan k mudah dibac mpul kaku, k anak buku karena ca.


(45)

1.3.4 Ilustrasi .3.4.1 Studi Ilustrasi

Ilustrasi yang ditampilkan dalam buku ini menggunakan penggabungan antara fotografi dan ilustrasi vektor. Ilustrasi vektor menampilkan visual-visual yang berhubungan dengan alam seperti daun ceri hutan, frame

K isual lainya sebagai pelengkap. Penggunaan ilustrasi

hutan dimaksudkan untuk memberikan kesan alam pada setiap halaman Sedangkan penggunaan vektor frame yang terbuat dari

3

ayu dan elemen v vektor daun ceri

kayu digunakan karena Owa Jawa tinggal di hutan dan sebagai penghias foto agar perhatian target audiens terfokus kepada foto Owa Jawa. Hal ini dimaksudkan agar membangkitkan kepedulian masyrakat khususnya target audiens terhadap hutan yang menjadi habitat Owa Jawa. kemudian penampilan kotak dialog dengan warna solid yang cerah yang berbeda


(46)

dengan bentuk tidak merata yaitu sebagai penjelas dari teks/tulisan selain itu agar target audiens tidak bosan saat membaca buku informasi ini. Seperti isi halaman aktivitas makan Owa Jawa menampilkan ilustrasi berupa buah-buahan seperti pisang dan buah ceri merupakan salah satu makanan Owa Jawa.

Gambar III. 5 Daun Buah Ceri

Gambar III. 6 Buah Ceri


(47)

Kayu

Gambar III. 9 Ilustrasi

Penggunaan fotografi dalam buku ini terdapat foto-foto Owa Jawa asli agar target audiens mengetahui bentuk fisik asli Owa Jawa secara nyata.

1.3.5 Warna

Warna yang di gunakan untuk buku ini adalah warna-warna yang

et udiens.

Gambar III.8

memiliki kesan alami, cerah, ceria, halus dan bermain sehingga nyaman dilihat dan tidak kaku yang disesuaikan dengan targ a


(48)

Penggunaan warna magenta digunakan karena Owa Jawa adalah satwa yang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelompoknya serta Owa Jawa adalah satwa monogami yaitu sekali seumur hidup dalam perkawinan. Warna hijau mengandung unsur alam sehingga arna hijau digunakan karena Owa Jawa hidup di alam. Warna

indah.

anaan, kesempurnaan dan kebersihan.

Hijau :

embaharuan, daya tahan, w

merah digunakan karena Owa Jawa adalah satwa yang agresif. Warna kuning melambangkan kebahagiaan dan keceriaan. Warna kuning digunakan disesuaikan dengan karakteristik target audiens yaitu anak-anak. Warna putih digunakan karena warna ini memberikan kesan yang bersih dan polos yang disesuaikan dengan konsep. Makna warna menurut Urip Santoso ( 2012 ) yaitu :

Magenta : Melambangkan kasih sayang dan cinta, persahabatan, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan

Merah : Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, agresi, nafsu, kehangatan, simbol dari api, pencapaian tujuan.

Putih : Melambangkan kedamaian, permohonan

maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederh

Melambangkan warna bumi, tanaman dan pohon, alami, sehat, keberuntungan, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, p


(49)

keseimbangan, ketergantungan dan

Kuning :

anan mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan.

persahabatan.

Melambangkan matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tek

Gambar III. 10 Warna


(50)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

1.1Media Cetak

Media yang dipilih adalah media buku sebagai media utama dalam Perancangan informasi tentang Owa Jawa. Selain itu disertai dengan media pendukung dan media Promosi. Dengan demikian tujuan dari pembuatan buku informasi tentang Owa Jawa ini adalah untuk memperkenalkan kepada masyrakat tentang Owa Jawa.

1.2Proses Perancangan Buku

Proses pembuatan buku bergambar tentang cerita Owa Jawa ini dimulai dengan pembuatan sketsa manual kemudian melalui tahap selanjutnya proses sketsa tersebut dilakukan tracing menggunakan software Adobe Ilustrator setelah itu dilakukan pewarnaan dengan software yang sama. Setelah pewarnaan dilakukan file tersebut di export ke dalam software Adobe Photoshop, untuk proses selanjutnya yaitu memasukan foto-foto Owa Jawa kemudian di edit terlebih dahulu agar seimbang dengan ilustrasi vektor yang ada dalam buku bergambar tersebut. Selanjutnya file yang sudah di editing siap untuk di cetak dengan printer.


(51)

1.3Teknis Produksi

Jenis Media yang akan diproduksi adalah sebagai berikut :


(52)

Gambar IV. 1 Tampilan Buku

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : Persegi

Ukuran : 20 x 20 cm

Material : Art Paper 106 gram Teknik Produksi : Cetak Offset


(53)

1.3.2 Media Pendukung a) Gimmick

Pin

Gambar IV. 2 Pin

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : Lingkaran

Ukuran : 4 x 4 cm

Material : Art Paper 140 gram Glosy Teknik Produksi : Cetak Offset


(54)

Gantungan Kunci

Gambar IV. 3 Gantungan Kunci

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : Lingkaran

Ukuran : 4 x 4 cm

Material : Art Paper 140 gram Glosy Teknik Produksi : Cetak Off


(55)

Stiker

Gambar IV. 4 Stiker

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/ bentuk : lingkaran

Ukuran : 8,5 x 8,5cm

Material : kertas stiker Teknik Produksi : Cetak Offset

Pembatas Buku

Gambar IV. 5 Pembatas buku


(56)

Format/Bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 16 x5,5 cm

Material : Art Paper 150 gram Teknik Produksi : Cetak Offset

b) Media Promosi

Poster

Poster ini di tempatkan di sekolah-sekolah dasar dan kebun binatang. Poster ini sebagai penunjang promosi.

Gambar IV. 6 Poster

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : persegi Panjang

Ukuran : 29,7 x 42 cm

Material : Art Paper 150 gram Teknik Produksi : Cetak Offtet


(57)

X-banner

X banner ini Ditempatkan di dekat display buku sebagai salah satu penunjang media promosi dan di depan pintu masuk toko buku.

Gambar IV. 7 X-Banner

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 60 x 160 cm

Material : Flexy Vinyl 140 gram Teknik Produksi : Cetak Offset


(58)

Flag chain

Flag chain diproduksi sebagai media promosi buku, dipasang di dekat display penjualan buku di dalam maupun di luar toko buku.

Gambar IV. 8 Flag Chain

Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 17,5 x 15 cm

Material : Art Paper 106 gram Teknik Produksi : Cetak Offset


(1)

1.3.2 Media Pendukung

a) Gimmick Pin

Gambar IV. 2 Pin Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : Lingkaran

Ukuran : 4 x 4 cm

Material : Art Paper 140 gram Glosy


(2)

Gantungan Kunci

Gambar IV. 3 Gantungan Kunci Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : Lingkaran

Ukuran : 4 x 4 cm

Material : Art Paper 140 gram Glosy


(3)

Stiker

Gambar IV. 4 Stiker Sumber : Dokumen Pribadi

Format/ bentuk : lingkaran

Ukuran : 8,5 x 8,5cm

Material : kertas stiker Teknik Produksi : Cetak Offset

Pembatas Buku

Gambar IV. 5 Pembatas buku Sumber : Dokumen Pribadi


(4)

Format/Bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 16 x5,5 cm

Material : Art Paper 150 gram

Teknik Produksi : Cetak Offset

b) Media Promosi

Poster

Poster ini di tempatkan di sekolah-sekolah dasar dan kebun binatang. Poster ini sebagai penunjang promosi.

Gambar IV. 6 Poster Sumber : Dokumen Pribadi

Format/Bentuk : persegi Panjang

Ukuran : 29,7 x 42 cm

Material : Art Paper 150 gram


(5)

X-banner

X banner ini Ditempatkan di dekat display buku sebagai salah satu penunjang media promosi dan di depan pintu masuk toko buku.

Gambar IV. 7 X-Banner Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 60 x 160 cm

Material : Flexy Vinyl 140 gram


(6)

Flag chain

Flag chain diproduksi sebagai media promosi buku, dipasang di dekat display penjualan buku di dalam maupun di luar toko buku.

Gambar IV. 8 Flag Chain Sumber : Dokumen Pribadi

Format/bentuk : Persegi panjang

Ukuran : 17,5 x 15 cm

Material : Art Paper 106 gram