Delilah Marpaung, 2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Wanita dan pria pada umumnya memiliki minat yang beragam ketika memasuki masa dewasa awal, seperti minat mengenai fisik, pakaian, perhiasan,
harta dan belief tentang penampilan dan gaya hidup. Berbagai hal dilakukan oleh pria dan wanita untuk memiliki kepuasan terhadap penampilan fisik mereka,
terlebih bagi wanita. Penampilan fisik yang dimaksud meliputi tinggi badan, berat badan dan raut wajah. Bagi para wanita, minat terhadap penampilan fisik akan
semakin kuat ketika tanda-tanda penuaan mulai muncul Mappiare, 1983. Jadi, semakin tua wanita maka akan semakin besar pula ia menaruh minat pada
penampilan. Masa dewasa awal adalah masa peralihan setelah masa remaja, yaitu
dimulai dari usia 20 tahun sampai usia 40 tahun. Pada masa ini akan terjadi perubahan dalam diri individu, yakni dari aspek fisik, kognitif dan peran sosial di
masyarakat Papalia, Old Feldman, 2008. Masa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, harapan-harapan
sosial baru, dan masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru, awalnya siswa menjadi mahasiswa, dari sekolah menjadi perguruan tinggi. Interaksi yang terjadi
di perguruan tinggi lebih luas dan orang-orang yang ditemui juga lebih beragam. Selain melanjutkan pendidikan, individu juga mulai berkarir, sebagian ada yang
berkarir sambil kuliah, sebagian lagi tidak melanjutkan kuliah dan hanya fokus berkarir. Disamping berkarir, pada masa ini individu mulai menjalin hubungan
serius dengan lawan jenis yang memiliki tujuan untuk hidup bersama. Berkarir dan
mulai menemukan
pasangan hidup
membuat wanita
memerhatikan penampilan mereka Santrock, 2002.
Penampilan merupakan hal yang penting, terlebih bagi wanita. Pakaian yang dipakai dan aksesoris yang digunakan oleh wanita semata-mata untuk
menunjang penampilan. Wanita selalu disibukkan dengan bagaimana cara membuat citra yang menarik mengenai diri mereka dalam lingkungan sosialnya,
salah satunya adalah dengan memiliki bentuk tubuh yang ideal. Bentuk tubuh
Delilah Marpaung, 2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
yang ramping merupakan suatu gambaran tubuh yang dianggap baikmenarik bagi para wanita.
Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal erat kaitannya dengan istilah body image citra tubuh. Body image merupakan evaluasi terhadap ukuran
tubuh, berat badan ataupun aspek-aspek lain dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik yang dipengaruhi oleh standar penilaian mengenai penampilan
menarik yang berlaku di mana orang tersebut berada Altabe dan Thompson, dalam Fristy, 2012.
Kondisi fisik yang dimiliki oleh individu berkaitan dengan bagaimana mereka melakukan evaluasi terhadap diri mereka. Individu yang memilki body
image yang positif akan memiliki penerimaan diri yang baik, yang ditandai
dengan adanya penilaian positif dan sikap positif terhadap diri sendiri, serta menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri Ridha, 2012.
Setiap individu memiliki body image yang berbeda-beda, ada yang positif dan ada yang negatif, tergantung penilaian yang mereka berikan terhadap dirinya
Cash, 2002. Ada beberapa hal yang memengaruhi terbentuknya body image, salah satunya adalah media Smolak Cash, 2011. Banyak sekali terdapat iklan
di media yang menggunakan model bertubuh ramping dan berwajah cantik untuk menawarkan produk-produk dagang. Disadari atau tidak, ini membentuk standar
kecantikan wanita. Para wanita menjadikan orang dalam iklan tersebut sebagai tolak ukur wanita cantik. Menurut Henggaryadi dan Fakhrurozi 2008, memiliki
bentuk fisik yang baik akan menimbulkan kepuasan dalam diri terhadap tubuhnya. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya maka
semakin positif harga diri yang dimiliki, karena body image yang positif meningkatkan nilai diri, kepercayaan diri serta mempertegas jati diri terhadap
dirinya sendiri maupun orang lain yang akan memengaruhi harga diri. Inilah mengapa wanita yang memiliki body image negatif cenderung melakukan upaya-
upaya untuk memperbaiki tampilan diri mereka. Body image
yang berkembang negatif mampu membahayakan diri karena individu akan berfokus pada kekurangan dirinya, hal ini disebut dengan gangguan
body dysmorphic . Penelitian tentang hal tersebut pernah dilakukan pada subjek
yang memiliki citra diri negatif. Body image pada subjek tersebut berkembang
Delilah Marpaung, 2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
negatif karena pada masa sekolah subjek mendapat perlakuan yang tidak baik dari teman-teman sekolahnya, kejadian ini membuat subjek menarik diri dan berpikir
bahwa dirinya jelek dan memiliki banyak kekurangan. Hal ini menyebabkan subjek menutupi kekurangan fisiknya dengan berbagai cara seperti memakai
sepatu tinggi, memakai baju bagus, bahkan sempat berpikir untuk melakukan operasi plastik. Selain itu, subjek menjadikan kakaknya sebagai perbandingan
karena subjek merasa kakaknya lebih cantik. Beberapa hal tersebut menyebabkan subjek menderita gangguan yang membuat subjek berfokus pada kekurangannya
dan tidak mendapat titik akhirkepuasan diri Fristy, 2012. Hasil survey yang dilakukan dr Kearney-Cooke bersama majalah Glamour
ialah 97 perempuan berpikir negatif tentang bentuk tubuh mereka. Studi tersebut dilakukan pada 300 perempuan dengan bentuk tubuh yang berbeda-beda.
Kemudian, 300 perempuan tersebut diminta untuk menuliskan hal-hal buruk tentang bentuk tubuhnya dan selanjutnya mengatakan perkataan tersebut setiap
hari kepada dirinya sendiri. Rata-rata, masing-masing perempuan memiliki 13 pikiran negatif terhadap tubuhnya. Artinya, satu pikiran negatif muncul setiap jam
ketika mereka tidak sedang tidur Mardiani, 2013. Berdasarkan survey dan penelitian tersebut, diketahui banyak wanita yang
berpikir negatif tentang tubuhnya karena penampilan fisik mereka yang kurang ideal,
penampilan fisik
merupakan bagian
yang paling
mudah terlihat
perbedaannya. Wanita mengubah diri agar pikiran negatif tentang tubuhnya dapat diminimalisasi. Keinginan untuk mengubah fisik demi mencapai tujuan tidak
tanggung-tanggung dilakukan wanita walaupun harus dengan melakukan operasi plastik. Gencarnya orang-orang untuk mendapatkan tubuh yang menarik juga
terlihat dari produk kecantikan dan obat diet yang laris terjual di pasaran Corbuzier, 2013. Banyak obat yang beredar di pasaran menjanjikan perubahan
dalam proses yang cepat sehingga menyebabkan banyak orang tergiur dan kurang selektif dalam memilih produk tersebut. Badan pengawas obat dan makanan
BPOM masih menemukan produk-produk kecantikan yang tidak memiliki izin edar karena tidak memiliki syarat-syarat tertentu. Beberapa produk kecantikan
tersebut mengandung
bahan berbahaya
tidak layak
pakai yang dapat
mengakibatkan penyakit yang serius Nad, 2013.
Delilah Marpaung, 2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Upaya yang paling sering dilakukan oleh wanita yang memiliki kelebihan berat badan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal adalah diet. Diet
merupakan cara mengatur pola makanminum yang dikonsumsi. Pola makan tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh
hanyalah makanan tertentu dengan jumlah tertentu yang bertujuan untuk mengurangi lemak tubuh, menurunkan berat badan, mengurangi penyakit yang
diderita dan alasan kesehatan Huteri, 2012. Diet sangat akrab di kalangan kaum wanita, karena memang sebagian besar wanita menginginkan tubuh ideal.
Keinginan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh bermula dari rasa tidak puas diri, misalnya seperti masalah berat badan yang berlebihan sehingga tidak
indah dilihat dalam hal berpakaian. Masalah fisik tersebut untuk sebagian wanita dianggap sebagai masalah besar, mereka bahkan ada yang sampai minder atau
tidak percaya diri. Dampaknya mereka mengonsumsi obat diet demi mendapatkan tubuh yang ideal. Ini dialami lebih banyak oleh wanita karena wanita memiliki
banyak cara untuk menarik perhatian dalam hal penampilan. Berat badan adalah masalah pria dan wanita. Namun jika dibandingkan dengan pria, wanita lebih
sering memandang dirinya memiliki berat badan yang berlebihan, ini karena keinginan wanita untuk tampil menarik lebih tinggi daripada pria Fallon, dalam
Santrock, 2002. Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan body image memperoleh
hasil bahwa terdapat perbedaan gambaran tubuh yang signifikan antara remaja yang berjenis kelamin laki-laki dan berjenis perempuan, namun tidak terdapat
perbedaan perilaku diet yang signifikan antara remaja yang memilki jenis kelamin berbeda tersebut Andea, 2010.
Di Indonesia sedang hangat diperbincangkan mengenai rencana Dedi Corbuzier seorang publik figur di indonesia untuk menciptakan Indonesia bebas
obesitas dengan penemuan terbarunya yaitu OCD Obsessive Corbuzier Diet. Dedi Corbuzier menjelaskan dalam bukunya mengenai bagaimana memiliki
bentuk tubuh yang ideal dengan cara sehat yaitu berpuasa tanpa menggunakan obat diet. Hal ini membuat wanita Indonesia yang memiliki bentuk tubuh yang
kurang ideal untuk mencoba cara diet ini. Dalam minggu pertama eBook
Delilah Marpaung, 2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI
Universitas Pendidikan Indonesia |
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Corbuzier sudah terunduh sebanyak 2 juta kopi dan dalam minggu itu juga jutaan orang mengalami perbaikan bentuk tubuh Corbuzier, 2013.
Menurut Kim dan Lennon dalam Andea 2010 diet OCD merupakan diet yang tidak sehat. Diet tidak sehat adalah upaya yang dilakukan untuk
mendapatkan tubuh yang ideal dengan cara yang tidak sehat dan akan membahayakan kesehatan. Diet jenis ini dilakukan dengan berpuasa tanpa niat
ibadah untuk penurunan berat badan, mengonsumsi obat diet yang akan menahan nafsu makan dan muntah dengan sengaja.
Penelitian lain yang dilakukan di salah satu fakultas di Universitas Indonesia mendapatkan hasil 30 responden melakukan diet penurunan berat
badan adalah untuk memiliki penampilan yang lebih menarik dan lebih cantik, 42 responden memiliki tujuan berdiet adalah untuk mencegah kenaikan berat
badan dan hanya 17 memiliki tujuan untuk lebih sehat Yosephin, 2012. Individu melakukan diet bertujuan untuk mengurangi perasaan negatif
terhadap diri mereka karena menurut Cash dan Pruzinsky 2002, individu dengan perasaan negatif tersebut akan menganggap dirinya tidak menarik,
melakukan usaha negatif untuk meningkatkan penampilan diri, merasa tidak puas terhadap tubuh yang dimiliki dan merasa cemas terhadap kegemukan. Semakin
negatif penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya maka perilaku diet yang dilakukan individu tersebut akan semakin tinggi.
Lain halnya dengan individu yang memiliki body image positif, individu yang memiliki body image positif akan
menganggap diri mereka menarik
, melakukan usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan diri tanpa
melakukan diet, merasa puas terhadap tubuh yang dimiliki, tidak merasa cemas terhadap kegemukan dan memiliki persepsi yang positif terhadap tubuh Cash dan
Pruzinsky, 2002, sehingga wanita dewasa awal dengan karakteristik tersebut akan memiliki perilaku diet yang rendah.
B. Rumusan Masalah