Mery Irawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Suatu
Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi pada siswa Kelas XII IPS SMA PGII 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
No Ganjil Genap x.y
x
2
y
2
13 4
1 4
16 1
14 5
3 15
25 9
15 2
2 4
4 4
16 1
1 1
1 1
17 5
5 25
25 25
18 2
4 19
4 3
12 16
9 20
3 5
15 9
25 21
2 1
2 4
1 22
5 4
20 25
16 23
3 3
9 9
9 24
5 3
15 25
9 25
6 6
36 36
36 26
1 1
1 1
1 27
4 2
8 16
4 28
1 2
2 1
4 29
2 2
4 4
4 30
4 2
8 16
4 31
2 2
4 4
4 32
2 1
2 4
1 33
5 3
15 25
9 34
6 5
30 36
25
∑ 117
100 393
473 370
r
xy
0,669 r
11
0,802
Sumber : data diolah Berdasarkan tabel 3.4, didapat nilai reliabilitas instrumen penelitian
tersebut secara keseluruhan yaitu sebesar 0,802. Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan
pada tabel r diperoleh harga pada taraf
kepercayaan 95 untuk 34 responden yaitu sebesar 0,339. Karena r
hitung
r
tabel
maka soal yang diberikan kepada objek penelitian dinyatakan reliabel.
3.6.3 Uji tingkat kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
Mery Irawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Suatu
Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi pada siswa Kelas XII IPS SMA PGII 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memecahkannya. Sebaliknya, soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya Suharsimi 2009 : 207. Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal digunakan rumus sebagai berikut :
P = Arikunto 2009 : 208
Keterangan : P : Indeks kesukaran
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh siswa peserta tes
Untuk menghitung tingkat indeks kesukaran digunakan kriteria berikut ini:
Tabel 3.5 Interpretasi harga indeks kesukaran
P Interpretasi harga indeks kesukaran
0,01 – 0,30
0,31 – 0,70
0,71 – 1,00
Sukar Sedang
Mudah Arikunto 2009 : 210
Berdasarkan perhitungan yang disajikan dalam lampiran, maka dapat diketahui taraf kesukaran soal yang diajukan kepada responden. Berikut adalah
hasil taraf kesukaran dari setiap item soal:
Tabel 3.6 Indeks Kesukaran Soal
No soal P
Kriteria
1 0,529
Sedang 2
0,559 Sedang
3 0,706
Sedang
Mery Irawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Suatu
Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi pada siswa Kelas XII IPS SMA PGII 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sumber : data diolah
Berdasarkan tabel 3.6, maka dapat diketahui semua soal yang diberikan adalah bertaraf sedang, artinya tidak terlalu sulit dan terlalu mudah bagi siswa
untuk menjawabnya.
3.6.4 Uji Daya Pembeda
Uji Daya pembeda digunakan untuk menguji kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa pandai dengan siswa berkemampuan rendah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : D = PA
– PB = - Arikunto 2009 : 213
Keterangan : D : Daya Pembeda
JA : Banyaknya peserta kelompok atas JB : Banyaknya peserta kelompok bawah
BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
No soal P
Kriteria
4 0,471
Sedang 5
0,500 Sedang
6 0,676
Sedang 7
0,588 Sedang
8 0,382
Sedang 9
0,500 Sedang
10 0,471
Sedang 11
0,618 Sedang
12 0,382
Sedang
Mery Irawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Suatu
Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi pada siswa Kelas XII IPS SMA PGII 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
PA : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar PB : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Untuk menghitung tingkat indeks kesukaran digunakan kriteria berikut ini:
Tabel 3.7 Interpretasi daya pembeda
D Interpretasi daya pembeda
0,01 – 0,20
0,21 – 0,40
0,41 – 0,70
0,71 – 1,00
Negatif Jelek poor
Cukup satisfactory Baik good
Baik sekali excellent Semua tidak baik
Arikunto 2009 : 213 Dalam menghitung daya pembeda, siswa dibagi ke dalam dua kelompok,
yaitu kelompok pandai atau kelompok atas dan kelompok kurang pandai atau kelompok bawah. Penghitungan uji daya pembeda ini dapat dilihat dari lampiran
yang disajikan. Berikut adalah hasil perhitungan uji daya pembeda.
Tabel 3.8 Uji Daya Pembeda
No soal D
Kriteria
1 0,235
Cukup 2
0,529 Baik
3 0,235
Cukup 4
0,471 Baik
5 0,412
Baik 6
0,647 Baik
7 0,235
Cukup
8 0,294
Cukup 9
0,529 Baik
10 0,235
Cukup 11
0,529 Baik
12 0,176
Jelek Sumber : data diolah
Mery Irawan, 2013 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Terhadap Hasil Belajar Siswa Suatu
Eksperimen Mata Pelajaran Akuntansi pada siswa Kelas XII IPS SMA PGII 1 Bandung Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel 3.8, dapat diketahui bahwa jumlah soal yang memiliki kriteria jelek hanya 1, jumlah soal yang memiliki kriteria cukup ada 5, dan jumlah
soal yang memiliki kriteria baik ada 6, hal ini berarti bahwa soal yang diberikan dapat membedakan antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
3.7 Teknik dan Hasil Pengolahan Data