Analisis Data HALAQAH SEBAGAI MODEL BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENGEMBANGKAN KEPRIBADIAN MUSLIM: Studi Etnografis pada Komunitas Jama’ah Tarbiyah di Kota Purwokerto.

Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tarbiyah di Indonesia. Semua rujukan tersebut biasanya selalu dikutip atau disebut oleh informan kunci saat diwawancarai oleh penulis. Di luar buku, penulis memanfaatkan pula foto-foto dokumentasi seputar aktivitas halaqah dan acaran lainnya, yang berhasil penulis dapatkan di lapangan. Penggunaan berbagai rujukan di atas untuk kepentingan pengumpulan data semata-mata didasarkan pada asumsi bahwa sebagai sebuah jamaah atau organisasi yang sedang berjuang untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah digariskannya, komunitas halaqah yang penulis teliti ini tentu saja memiliki berbagai kelemahan. Oleh karena itu, paradigma yang digunakan dalam penelitian ini bukan semata-mata bersifat das-sein senyatanya, artinya hanya menggunakan data yang benar-benar terjadi atau dapat dilihat dan dibuktikan di lapangan, tetapi juga bersifat das-sollen seharusnya, yaitu mencakup hal-hal yang mungkin belum terjadi atau dilihat dan dibuktikan sepenuhnya di lapangan. Sepanjang hal-hal yang bersifat ideal seharusnya ini mendapatkan afirmasi dari subyek dan dijadikan sebagai kerangka berfikir dan tujuan jama’ah, maka hal itu dapat dianggap valid sebagai data lapangan.

D. Analisis Data

Analisis yang dilakukan bersifat induktif, deskriptif, dan kualitatif. Prosesnya dilakukan baik sebelum di lapangan, selama di lapangan, ataupun setelah di lapangan. Sebelum terjun ke lapangan secara langsung, peneliti melakukan analisis terhadap Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu data hasil studi pendahuluan yang penulis dapatkan melalui wawancara awal terhadap beberapa orang teman yang dipandang mengetahui secara global tentang pandangan- pandangan dan tradisi halaqah yang ada dalam Jama’ah Tarbiyah. Data dari hasil studi pendahuluan ini dan ditambah dengan data sekunder yang penulis dapatkan dari penelitian sejenis, kemudian digunakan untuk menentukan fokus penelitian sementara. Awalnya, berdasarkan analisis sebelum di lapangan, penulis bermaksud memfokuskan penelitian ini pada persoalan pengembangan kepribadian muslim yang menjadi ciri khas dari kelompok halaqah, tetapi fokus ini kemudian berubah lebih luas, yaitu menjadi model bimbingan kelompok yang dipraktekkan dalam komunitas ini, dengan tetap menyertakan aspek pengembangan kepribadian yang ada di dalamnya. Selama di lapangan, penulis melakukan model analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman Sugiono, 2008: 337, yaitu reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data dilakukan mengingat bahwa jumlah data yang diperoleh di lapangan ternyata cukup berlimpah, sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Melakukan reduksi data berarti merangkum, memilih dan memfokuskan hal-hal yang pokok dan penting, mencari tema dan polanya, serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Setelah dilakukan reduksi, data kemudian disajikan dalam bentuk tabel, peta pikiran, atau peta konsep. Langkah selanjutnya yang penulis lakukan adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Akan tetapi, penarikan sebuah kesimpulan dalam penelitian ini sesungguhnya dibangun secara bertahap, yaitu dari kesimpulan Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu awal, pertengahan, dan baru kemudian sampai pada kesimpulan akhir. Kesimpulan awal adalah kesimpulan yang dibangun pada proses pengumpulan data pada tahapa awal, yang bersifat sementara, dan akan berubah jika tidak didukung dengan bukti- bukti yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan pertengahan dan akhir adalah kesimpulan yang ditarik pada tahap berikutnya atau tahap akhir dari proses pengumpulan data, yang dipandang lebih kredibel karena telah mendapatkan bukti-bukti yang kuat di lapangan. Kesimpulan akhir dapat memiliki kesamaan, berubah, atau berbeda sama sekali dengan kesimpulan awal, tergantung dari tingkat keterdukungan data yang ada selama di lapangan. E. Keabsahan Data dan Hasil Penelitian Secara internal, pengujian keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara triangulasi, perpanjangan pengamatan, meningkatkan ketekunan, member check, analisis kasus negatif, menggunakan data pendukung, dan ditambah dengan hasil diskusi dengan teman sejawat Sugiyono, 2008: 368. Dengan triangulasi, penulis berusaha selalu membandingkan dan melakukan pengecekan antara data yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan kajian terhadap beberapa dokumen buku yang dirujuk oleh para informan kunci atau responden. Dengan teknik ini pula, penulis berupaya menggali data dari beberapa sumber data, baik itu dari seorang murabbi, mutarabbi, maupun subyek yang berperan sebagai murabbi sakaligus mutarabbi. Untuk melakukan perpanjangan pengamatan, penulis Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu selalu bolak-balik ke lapangan, untuk melakukan observasi dan wawancara berkali- kali, baik dengan satu narasumber atau seting yang sama maupun yang berbeda. Selanjutnya, peneliti berupaya meningkatkan ketekunan dengan cara melakukan pengamatan secara lebih cermat, terus-menerus, dan berkesinambungan. Dengan cara ini, peneliti dapat memperoleh data yang relatif pasti dan dapat merekam berbagai peristiwa di lapangan secara sistematis. Sebagai contoh, saat melakukan pengamatan awal terhadap acara pertemuan pekanan dalam halaqah, peneliti memiliki kesan bahwa kegiatan ini adalah kegiatan pengajian biasa sebagaimana majlis- majlis ta’lim pada umumnya, tetapi setelah mencermati secara lebih mendalam, peneliti kemudian sampai pada sebuah kesimpulan bahwa halaqah bukanlah model pengajian kelompok biasa, melainkan sebuah model bimbingan kelompok yang di dalamnya terdapat aspek-apsek yang berkaitan dengan pola kepemimpinan, interaksi, dan dinamika kelompok yang menarik untuk dicari pola- polanya. Termasuk dalam upaya meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi atau penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan halaqah, tarbiyah atau pola-pola bimbingan dan konseling kelompok dalam berbagai komunitas. Salah satu upaya yang dilakukan oleh penulis dalam rangka memperoleh data yang valid dan absah adalah dengan melakukan member check, yaitu pengecekan data yang diperoleh kepada informan atau sumber data. Dengan langkah ini, penulis dapat Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang telah diberikan atau disepakati oleh informan. Sebagai contoh, dalam sebuah kesempatan, setelah sekian bulan penulis terlibat dalam wawancara dan observasi dalam sebuah kelompok halaqah dan menuliskan dalam catatan lapangan, maka penulis kemudian mendatangi murabbi dari kelompok itu untuk melakukan klarifikasi dan masukan atas data dan kesimpulan sementara yang berhasil penulis susun. Selain langkah-langkah di atas, dalam rangka mendapatkan data penelitian yang valid, penulis selalu memperhatikan kasus temuan data yang tidak sesuai, bertentangan, atau berbeda dengan data yang telah ditemukan sebelumnya. Di samping itu, peneliti juga selalu melengkapi data-data peneilitian dengan bukti rekaman, trankrip, catatan lapangan, dan foto-foto yang diperoleh di lapangan. Sebagai upaya terakhir, penulis kemudian melakukan diskusi dengan beberapa orang teman sejawat penulis baik secara langsung maupun secara tidak langsung untuk mendiskusikan berbagai temuan, analisis, dan kesimpulan yang ada dalam penelitian ini. Secara eksternal, agar hasil penelitian ini memiliki keabsahan untuk dapat diterapkan atau digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain transferability, di luar komunitas Jam’ah Tarbiyah, maka peneliti melakukan diskusi dan meminta masukan terhadap tiga orang akademisi, yaitu dua orang pakar bimbingan dan konseling Islami dan satu orang pakar pendidikan Islam. Hasil diskusi dan masukan Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu dari ketiga orang akademisi ini kemudian peneliti gunakan untuk memperbaiki dan melengkapi hasil penelitian, terutama terhadap rancangan halaqah sebagai model bimbingan kelompok untuk mengembangan kepribadian muslim yang bersifat hipotetik. 287 Muskinul Fuad, 2013 Halaqah Sebagai Model Bimbingan Kelompok Untuk Mengembangkan Kepribadian Muslim Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan